Share

Bab 52

Author: A mum to be
last update Huling Na-update: 2025-08-09 16:23:16

“Kenapa kau ikut campur?!”

Suara Sean yang meninggi membuat Alya tersentak kaget. Matanya membulat, tubuhnya menegang. Dia menelan ludah, lalu perlahan menggeleng dengan tatapan ketakutan. Sean mendengus kesal, jemarinya mencengkeram ponsel lebih erat sebelum melangkah ke arah balkon. Baru setelah itu, dia kembali menyandarkan ponsel ke telinganya.

“Urusan kita sudah selesai. Jangan pernah hubungi aku lagi.”

“Aku butuh suntikan dana,” jawab suara di seberang, terdengar mendesak.

Sean menggeram, rahangnya mengeras. “Katakan apa maumu sebenarnya?”

Percakapan itu tak berlangsung lama. Hanya dua menit sebelum Sean akhirnya kembali ke dalam kamar. Matanya langsung tertuju pada sosok Alya yang sudah bergelung di balik selimut, punggungnya menghadap ke arah Sean. Rasa bersalah menyelip di dadanya. Dia tahu bentakannya tadi pasti membuat istrinya ketakutan.

Keesokan paginya, saat sarapan, Tuan Agusta melirik Sean penuh selidik. Ekspresi cucunya itu terlihat gelisah.

“Ada masalah dengan pekerj
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 44

    Sean berdiri di ambang pintu rumah, menghirup udara malam yang dingin sebelum akhirnya melangkah masuk. Ada sesuatu yang berbeda dari tempat ini—bukan karena perabotannya berubah, tapi karena perasaan yang menggantung di udara. Dia belum lama pergi, tapi entah kenapa rasanya seolah berbulan-bulan.Alya masih belum berkata apa-apa sejak menyebutkan nama Sean beberapa saat lalu, hanya mengamati suaminya itu dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan."Kenapa kau pulang secepat ini?" tanya Alya akhirnya, suaranya terdengar hati-hati.Sean berdeham pelan, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. "Aku ingin melihat keadaan Leon," balasnya, seperti sudah menyiapkan jawaban itu jauh-jauh hari.Alya menatapnya lebih lama, seolah mencari sesuatu dalam ekspresinya. "Dia ada di dalam kamar. Bersama kakek juga. Kau bisa men

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 43

    Setelah mendengar pengakuan Jerry, Sean terdiam cukup lama. Pikirannya kacau, emosinya bergejolak.Sean menatap Jerry dengan mata menyipit. "Kau serius?"Jerry hanya tersenyum tipis, tidak ada sedikit pun keraguan di wajahnya. "Aku tidak ingin berbohong padamu, Sean. Aku memang tertarik pada Alya."Sean mengeratkan rahangnya, menekan amarah yang hampir meluap. Namun, dia tahu ini bukan saat yang tepat untuk meledak. Dengan susah payah, dia menenangkan dirinya.Dia tidak pernah membayangkan bahwa Jerry—sahabatnya sendiri—akan mengungkapkan ketertarikannya pada Alya. Rasa panas menjalar di dadanya, entah itu karena marah, cemburu, atau kecewa pada dirinya sendiri karena selama ini dia membiarkan keadaan berkembang seperti ini tanpa berbuat apa-apa.“Lakukan sesukamu,” ujar Sean akhirnya, dengan nada yang lebih dingin dari sebelumnya. “Aku tidak peduli.”Jerry hanya mengangkat bahu. “Baiklah, kalau kau benar-benar tidak peduli.”Namun, nyatanya malah justru bertolak belakang. Sean menunj

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 52

    “Kenapa kau ikut campur?!”Suara Sean yang meninggi membuat Alya tersentak kaget. Matanya membulat, tubuhnya menegang. Dia menelan ludah, lalu perlahan menggeleng dengan tatapan ketakutan. Sean mendengus kesal, jemarinya mencengkeram ponsel lebih erat sebelum melangkah ke arah balkon. Baru setelah itu, dia kembali menyandarkan ponsel ke telinganya.“Urusan kita sudah selesai. Jangan pernah hubungi aku lagi.”“Aku butuh suntikan dana,” jawab suara di seberang, terdengar mendesak.Sean menggeram, rahangnya mengeras. “Katakan apa maumu sebenarnya?”Percakapan itu tak berlangsung lama. Hanya dua menit sebelum Sean akhirnya kembali ke dalam kamar. Matanya langsung tertuju pada sosok Alya yang sudah bergelung di balik selimut, punggungnya menghadap ke arah Sean. Rasa bersalah menyelip di dadanya. Dia tahu bentakannya tadi pasti membuat istrinya ketakutan.Keesokan paginya, saat sarapan, Tuan Agusta melirik Sean penuh selidik. Ekspresi cucunya itu terlihat gelisah.“Ada masalah dengan pekerj

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 41

    Tuan Agusta mengetuk lantai dengan tongkatnya, suaranya berat dan berwibawa saat melangkah masuk ke ruang makan. Tatapan tajamnya langsung mengarah ke Sean, yang masih berdiri dengan rahang mengeras, emosinya belum surut setelah membentak Alya."Sean! Apa yang kau lakukan?" suara Tuan Agusta bergema di ruangan, membuat Alya sedikit tersentak. "Sejak kapan kau belajar meninggikan suara terhadap istrimu?"Sean mengepalkan tangannya, berusaha menahan gejolak di dadanya. "Aku hanya—""Tidak ada alasan untuk berbicara kasar padanya!" potong Tuan Agusta tegas. "Kau harus ingat, cepat atau lambat pernikahan kalian akan diumumkan ke publik. Alya harus belajar menghadapi dunia luar sebagai istrimu. Kau pikir dengan membentaknya akan membuatnya lebih siap?"Alya menunduk, merasa tak nyaman dengan situasi ini. Sementara itu, Sean terdiam, giginya saling bergemeletuk, menahan keinginan untuk membalas. Tuan Agusta benar, tetapi ia enggan mengakuinya."Aku hanya ingin—""Jaga ucapanmu, Sean! Kau bo

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 40

    Jerry melirik Alya sekilas sebelum berbisik, "Tenang saja. Aku yang akan bicara pada Sean." Senyumnya meyakinkan, tetapi Alya tetap merasa gelisah. Perutnya terasa mual saat tatapan Sean yang tajam menghantamnya, seakan menyelidiki setiap inci keberadaannya di sana.Mereka akhirnya berhenti di depan Sean dan Catherine, dua sosok yang jelas tidak menyambut mereka dengan hangat. Suasana terasa kaku, seperti ada badai yang siap pecah kapan saja."Sejak kapan kalian—?""Bukan urusanmu, Cat," potong Jerry, suaranya dingin dan penuh ketidaksukaan. Sejak awal, ia memang tidak pernah bisa akur dengan Catherine.Namun, bukannya marah, Catherine justru tersenyum mengejek. Ia menegakkan tubuhnya yang sebelumnya bersandar santai di samping Sean."Kalian terlihat cocok," sindirnya, nadanya sarat dengan kepalsuan.Jerry menghela napas, mengerling malas ke arahnya. "Apa kau tuli? Aku malas berdebat denganmu."Catherine mengerucutkan bibir, pura-pura kecewa. Lalu, ia menatap Sean seolah mengharapkan

  • Ibu Susu Untuk Bayi Tuan Sean   Bab 39

    Alya yang sempat beradu pandang dengan Sean lekas memalingkan wajah, sementara pria itu membelalakkan mata karena tak menyangka jika sang istri juga menyatakan hal yang sama. Sungguh dia kesal bukan main karena tahu ditolak seperti tadi.‘Memang aku mau mengajaknya? Dasar perempuan aneh. Aku juga tak sudi. Berani-beraninya dia mengatakan itu!’ umpat Sean di dalam hatinya."Hei, ada apa dengan kalian?" tanya Tuan Agusta sembari memandangi mereka secara bergantian."A-aku harus mengurus Leon, Kek. Jadi ... tidak bisa. Lagipula Leon baru saja beradaptasi dengan gigi barunya," jawab Alya, suaranya terdengar sedikit gugup.Sean yang seolah mendukung ucapan Alya mengangguk cepat. "Acaranya jam delapan dan mungkin pulang larut malam. Alya tidak akan bisa ikut."Sebelum sang kakek kembali berbicara, Sean lekas memacu langkahnya ke dalam rumah, meninggalkan Alya dan Tuan Agusta yang masih terdiam di taman belakang. Alya menghela napas perlahan, merasa lega sekaligus aneh dengan situasi yang ba

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status