Bab 58

Sean sempat terdiam beberapa detik setelah pria itu bertanya tentang Alya. Tatapan matanya tajam, seolah menimbang-nimbang jawaban yang tepat.

"Dia…"

Sean kembali mengucapkan kata yang sama. Alya menoleh ke arahnya, sedikit tegang. Apa Sean akan mengakuinya?

Namun, alih-alih menjawab jujur, Sean justru berkata dengan nada dingin, "Dia bukan siapa-siapa yang perlu kau tahu."

Pria itu menyipitkan matanya, ekspresinya seolah menilai sesuatu. "Oh? Bukan siapa-siapa?"

Alya merasakan firasat buruk. Kenapa pria ini terdengar seperti tidak percaya?

Sean menarik napas, bersandar ke kursinya dengan sikap santai yang dibuat-buat. "Aku tidak suka ditanyai hal-hal pribadi oleh orang yang bahkan tidak aku kenal dengan baik. Jadi, kenapa kau tertarik pada hubunganku dengan Alya?"

Pria itu tidak langsung menjawab. Ia justru menatap Alya dengan lebih tajam, seolah sedang mengingat sesuatu. "Alya, ya?"

Senyumnya tipis, hampir seperti mengejek. "Aku merasa pernah melihatmu sebelumnya."

Jantung Alya menc