Share

Patah hati

"Masuk, Dwi!" teriak Bapak panjang lagi menyakitkan. Kukira di kebun tadi, beliau akan dengan mudah memberi restu untuk jalanku dengan Emir. Nyatanya ....

Bapak serius dengan ucapannya, trauma menikahkanku kembali. Jika pada ujungnya semua berakhir dengan sia-sia, Ya Allah apa mungkin takdirku harus seperti ini? Sendiri tanpa pasangan.

Aku menghela napas panjang. Teringat akan penolakan Bapak di depan Emir langsung, padahal aku ini janda. Harusnya bersyukur masih ada yang mau, bujang pula!

Bapak begitu sombong!

Sepanjang jalan tadi aku terus diseret menjauh dari Emir, di bawah tatapan banyak orang. Entah bagaimana penilaian mereka, apa Bapak nggak malu?

Apa kuterima saja tawaran Mas Rifal kemarin? Kembali padanya dengan status poligami, memang apa enaknya punya banyak uang, tapi, kalau harus membagi suami mana sudi!

Kututup kedua mata. Menangis sesenggukan, kudengar Bapak masih mengomel panjang. Bilang aku ini janda yang tak bisa menjaga marwah, wanita yang terus gagal. Dan dengan tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status