Share

Bab 3 Presdir Grup Amore

Author: Panda
Mendengar ucapan itu, Meghan meremas gelas sampanye di tangannya dan matanya agak menyipit ketika berkata, "Monica, apa maksudmu dengan perkataan itu?"

"Memangnya apa lagi maksudnya, Kak? Aku hanya merasa ... Kakak sudah tidak punya hubungan lagi dengan Keluarga Lewis, tapi Kakak masih menggunakan nama Keluarga Lewis untuk hadir dalam acara ini. Apakah pantas seperti itu?"

Orang-orang yang hadir hari ini adalah tokoh-tokoh terkemuka di Kota Aberdale. Pernikahan dadakan antara Keluarga Lewis dan Keluarga Oswald tiga tahun lalu masih segar dalam ingatan mereka. Namun, mereka tidak pernah menyangka bahwa perceraian Meghan dan Danzel sama mendadaknya dengan saat mereka menikah.

Awalnya, para tamu masih merasa ragu-ragu terhadap hal ini. Namun, setelah mendengar ucapan Monica, mereka menjadi yakin dengan perceraian tersebut.

"Benar kata Monica. Padahal mereka sudah bercerai, tapi kenapa Meghan masih menggunakan nama Keluarga Lewis?"

"Jelas sekali, dia masih belum puas mengambil keuntungan selama tiga tahun ini. Lihat saja, bisnis Keluarga Oswald berkembang pesat dalam tiga tahun terakhir ...."

Suara bisikan di sekitarnya terdengar samar-samar, tetapi ekspresi Meghan tidak berubah sama sekali. Sebaliknya, Meghan malah merasa lucu melihat ekspresi sombong Monica.

Di tempat yang tidak jauh dari sana, Danzel berdiri dengan mengatupkan bibirnya dan menatap Meghan lekat-lekat. Danzel bukannya tidak mendengar suara gosip tamu lainnya, hanya saja dia merasa lebih tertarik dengan situasi saat ini.

Bagaimana wanita yang bisa mengelabuinya selama 3 tahun ini mengatasi situasi seperti sekarang?

"Ada apa, Kak? Memangnya aku salah bicara, ya?" Melihat keheningan Meghan, Monica mengira bahwa dia telah menyinggung kelemahan kakaknya dan merasa sangat bangga.

Monica kembali menambahkan dengan bersemangat, "Atau mungkin ... Kakak masih hanyut dalam kesedihan karena masalah perceraian ini dan ingin menggunakan nyawa untuk ...."

Melihat wajah Meghan yang cantik dan mengingat bahwa kakaknya ini pernah menjadi istri Danzel, kebencian dalam hati Monica langsung meledak pada saat ini.

Namun, sebelum Monica menyelesaikan ucapannya, detik berikutnya, segelas sampanye dingin disiramkan di wajahnya.

Ruangan pesta yang semula ramai tiba-tiba menjadi hening. Meghan bahkan bisa mendengar orang-orang di sekitarnya tersentak. Sungguh menyenangkan rasanya.

Di sisi lain, Danzel berdiri sambil memandangnya dengan sorot mata yang mendalam. Tidak ada yang bisa membaca apa yang ada di pikirannya saat ini.

Sementara itu, Monica berteriak dan meraih tisu dari tangan pelayan, lalu menyeka sampanye yang mengenai wajahnya dengan tergesa-gesa. Rambutnya yang sebelumnya rapi, kini telah berantakan karena basah.

"Meghan! Apa yang kamu lakukan? Kamu sudah gila!"

Monica tidak pernah membayangkan bahwa Meghan yang selalu bersifat patuh ini, akan membalasnya dengan cara menyiram sampanye ke wajahnya di acara pesta yang ramai ini.

"Dik, pikiran dan mulutmu sangat kotor. Kebetulan alkohol bisa menurunkan suhu dan mensterilkan kuman, bagus sekali, bukan?" ujar Meghan sambil tersenyum tipis.

Monica merasa kesal hingga sekujur tubuhnya bergetar. "Meghan, wanita jalang, berani-beraninya kamu ...."

Tangan Monica gemetar saat dia menunjuk ke arah Meghan dan berkata, "Sekuriti! Di mana sekuritinya?"

Sekuriti yang selama ini berada di sudut ruangan langsung berlari mendekat setelah mendengar suara tersebut. Pada saat bersamaan, tamu-tamu yang sebelumnya sedang asyik mengobrol juga mulai memperhatikan mereka.

Monica menjadi semakin marah saat melihat orang-orang di sekitarnya mengomentarinya, terutama karena Danzel juga hadir di acara ini. Monica telah menghabiskan banyak waktu untuk berdandan cantik, tetapi tak disangka Meghan si wanita jalang ini malah merusak semuanya.

Begitu mengingat bahwa Danzel akan melihat penampilannya yang menyedihkan ini, Monica tidak bisa menahan diri lagi. Dia kembali berteriak, "Sekuriti!"

Melihat sikapnya ini, Meghan mengangkat alisnya. Tak disangka, setelah beberapa tahun tidak bertemu, Monica masih saja sebodoh ini.

"Nona Monica, apa ada masalah?" tanya sekuriti dengan buru-buru. Tatapannya penuh dengan rasa hormat sambil sesekali melirik ke arah Meghan.

"Begini cara kerja kalian? Kalian membiarkan orang asing masuk dengan seenaknya? Usir dia!"

"Nona, silakan keluar," ucap sekuriti itu kepada Meghan. Wajahnya terlihat acuh tak acuh.

Sementara itu, Meghan hanya tertawa sinis.

"Meghan, kuberi kamu kesempatan sekali lagi. Asalkan kamu mau berlutut untuk memohon padaku, aku tidak akan mengusirmu," ujar Monica sambil mendongakkan kepalanya dengan angkuh. Tatapannya seakan-akan menganggap Meghan adalah sampah yang tidak berguna.

"Kamu yakin?" tanya Meghan.

"Nona, silakan ikut kami keluar!" desak sekuriti itu karena takut akan menimbulkan kekacauan lebih lanjut.

Para tamu di sekitarnya juga mulai berjalan mendekat dan berkomentar, "Siapa kedua orang ini?"

"Yang satunya itu Nona Keluarga Oswald, yang satu lagi aku nggak pernah melihatnya! Kenapa ada orang lain yang bisa masuk ke acara pesta ini sembarangan? Jangan-jangan dia penyusup?"

"Penyelenggara pesta ini nggak bisa diandalkan. Kalau berada di ruangan yang sama dengan orang-orang rendahan seperti ini, gaunku jadi bau! Sekuriti, cepat usir dia!"

"Lihatlah, Kak. Semua orang menyuruhmu keluar ...," ucap Monica dengan bangga. Dia sedang menantikan Meghan untuk memohon padanya.

"Oh, ya?" Meghan tersenyum sinis, lalu memandang Monica dengan tatapan tajam yang tidak pernah ditunjukkannya sebelumnya.

Detik berikutnya, lampu sorot di atas panggung ruangan pesta tiba-tiba menyala. Cahaya lampu menyinari Meghan, membuatnya terlihat bagaikan seorang dewi yang turun dari kahyangan.

"Kita persilakan wakil utama dari acara pesta kami, Presdir dari Grup Amore, Meghan Oswald! Nona Meghan, silakan naik ke panggung!"

Apa? Presdir dari Grup Amore adalah Meghan?

Monica membelalakkan matanya. Seketika, tatapan bangganya tadi langsung sirna, digantikan dengan wajahnya yang pucat pasi.

"Adikku tersayang, kejutan ini belum berakhir." Dengan suara lembut, Meghan mengucapkan kata-kata ini di samping telinga Monica. Raut wajahnya berubah menjadi ganas dan tegas.

Di bawah tatapan semua orang, Meghan naik ke atas panggung. Setelah mengambil mikrofon, Meghan melihat ke sekeliling dan menemukan orang yang ikut mengusirnya tadi. Wajah orang itu telah pucat pasi sekarang.

Kemudian, Meghan berkata dengan lembut, "Saya sangat senang bisa menyambut Anda semua di acara pesta ini. Maaf telah membuat hadirin sekalian lama menunggu."

"Tadi ada beberapa orang yang mengatakan bahwa udaranya menjadi tercemar gara-gara berdiri berdampingan dengan Presdir Grup Amore. Di sini, saya juga tidak ingin membuat kalian tersiksa. Jadi, mohon bantuan sekuriti untuk mengantarkan beberapa tamu tadi keluar."

"Mengenai Nona Monica ...."

"Meghan, awas saja kalau kamu berani!" Wajah Monica penuh dengan kemarahan.

"Silakan antarkan Nona Monica keluar."

Monica ditarik oleh beberapa sekuriti di sana untuk keluar dari lokasi pesta dan tidak ada seorang pun yang mempertanyakan keputusan itu. Di tengah keheningan, teriakan Monica terdengar sangat jelas.

"Meghan, kau akan menyesal nanti!"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel   Bab 338 Pesta Ulang Tahun

    Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat

  • Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel   Bab 337 Mempublikasi

    Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se

  • Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel   Bab 336 Tinggal Seatap

    Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema

  • Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel   Bab 335 Tempat Rahasia

    Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan

  • Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel   Bab 334 Harus Menemukannya

    Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da

  • Identitas Rahasia Istri Tuan Danzel   Bab 333 Pulang Secepat Mungkin

    "Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status