Share

Chapter 7

Author: titiawy
last update Last Updated: 2022-12-22 02:38:24

Hari demi hari telah dilalui oleh Lisa. Hati dan pikirannya masih belum tenang bahkan hatinya merasa sesak mengingat apa yang dilakukan suaminya.

Rumah tangga yang biasa saja mendadak menjadi terasa hampa bahkan hampir hancur jika saja tidak menahan emosi yang bergejolak seketika.

Bagaimana tidak suami yang perhatian dan pengertian meski tidak romantis dan ekonomi yang terbilang cukup miris ternyata tidak memungkinkan suami berbuat buruk seperti itu.

Nyatanya Ari gelap mata dan melakukan perselingkuhan itu, hati perempuan mana yang tidak sakit karena itu.

Lisa menyibukkan dirinya dengan berjualan kerupuk keliling bersama Laras, sebenarnya Lisa tidak tega karena Laras masih kecil namun dia juga tidak mungkin meninggalkan Laras sendiri dikontrakan dia juga tidak bisa membayar pengasuh yang terbilang cukup mahal.

"Kerupuk..kerupuk...!!" begitulah cara Lisa memanggil pembeli sambil matanya menatap ke sekeliling, tangan kanan dia membawa keranjang penuh kerupuk dan tangan kiri memegang Laras, sesekali jika Laras cape dia akan menggendongnya.

Sejak perdebatannya dengan suaminya Ari waktu itu, dia memutuskan untuk mencari uang untuk jaga-jaga dirinya tapi beruntung tetangga kontrakannya menawarkan untuk berjualan kerupuk tak berfikir lama dia langsung menerimanya dengan sistem bagi hasil keuntungan kerupuk yang terjual.

Sejak itu juga Ari selalu pulang terlambat dengan alasan lembur dan ketika pulang kerumah wajahnya selalu murung dan terdapat raut kesedihan serta penyesalan.

Lisa tidak peduli dia berfikir terlambatnya pulang suaminya sudah dipastikan karena berduaan dengan perempuan tidak tau malu itu.

"Mbak Lisaa...!!"

Saat Lisa sedang berjualan dari arah samping ada seseorang yang memanggilnya ternyata dia adalah Ilham tetangga samping kontrakannya yang sedang beristirahat diwarung makan.

"Mbak Lisa kemari!" panggilnya lagi dengan melambaikan tangan.

Lisa segera berjalan menghampirinya yang ternyata dia tidak sendiri karena ada empat pria yang seumuran dengannya mungkin teman-teman nya yang sedang beristirahat juga.

"Eh bang Ilham, mau beli kerupuk!" tawar Lisa sudah yakin.

"Iya, kamu jualan kerupuk sa" ada nada sedih diraut wajah Ilham ketika melihat wanita yang sambil membawa anak yang masih kecil diajak berkeliling.

Hatinya merasa tidak terima dan itu mengingatkannya dengan anaknya yang masih kecil juga yang sekarang bersama mantan istrinya.

"Iya bang Ilham mau beli!" jawab Lisa dengan sedikit menunduk karena pandangan Ilham yang berbeda juga pandangan pria yang lain yang menatapnya terus.

"Iya saya beli semuanya." kata Ilham yang langsung membuat Lisa mendongak terkejut.

"Yang bener bang!" Lisa tampak tidak percaya.

"Iya bener."

teman-teman nya hanya menatap dan menggeleng tidak percaya sepertinya mereka menangkap sesuatu yang tidak biasa pada Ilham.

"Ham, emangnya kamu bisa menghabiskan kerupuk sebanyak itu?" tanya salah satu temannya yang tidak sabar.

"Kan ada kalian..!" jawabnya sambil tersenyum menatap temannya.

"Berapa semuanya Lis?" tanyanya pada Lisa yang bengong.

"Eh... iya Lisa hitung dulu."

"Sini anakmu biar aku yang gendong." tanpa menunggu persetujuan Lisa, Ilham langsung mengambil Laras yang berada disamping Lisa dan mendudukkannya dipangkuannya, anehnya Laras diam saja dia tidak memberontak biasanya dia tidak akan mau jika dipegang oleh orang lain.

"Siapa nama anakmu Lis?" tanya Ilham karena memang belum tau.

"Laras bang!" sambil membungkus Lisa menjawab.

"Anakmu cantik dan menggemaskan sepertinya ibunya." celotehnya asal yang mana membuat Laras tertawa sedangkan Lisa tertegun karena suaminya pun tidak pernah mengatakan hal itu.

"Ini bang semuanya 150." kata Lisa menyodorkan bungkusannya.

Ilham merogoh dompetnya tanpa melepaskan Laras dan mengambil uang pas lalu merima bungkusan itu dan menyerahkan uangnya.

"Terimakasih bang!" ucap Lisa dengan tersenyum manis.

Ilham melihatnya tanpa berkedip terpesona dengan senyuman Lisa yang berhasil membuat darahnya berdesir segera dia tersadar mengingat status Lisa adalah seorang istri.

"Sama-sama"

"Laras sini nak, ayo kita pulang!" ucap Lisa merentangkan kedua tangannya kedepan dan Laras langsung menyambutnya dengan tersenyum senang.

"Terimakasih yah bang! kalau begitu saya pamit dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikum salam." jawab Ilham dan teman-temannya serempak.

Setelah kepergian Lisa barulah teman-temannya memberondong pertanyaan kepada Ilham.

"Ham dia siapa? pacar kamu?"

"Iya kok kamu mau borong semua dagannya padahal kamu kan ga butuh-butuh amat."

"Iya jangan-jangan kamu suka yah sama perempuan itu".

Pertanyaan demi pertanyaan membuat Ilham menghela nafasnya, kenapa teman-teman nya itu kepo sekali.

"Hei, kalian ingin tau sekali tentang perempuan itu." kata Ilham

"Iya lah Ham karena setelah kamu bercerai dengan istri pertamamu kamu kan jadi tidak pernah mengenal wanita makanya aku heran pas sikap kamu berbeda dari biasanya terhadap wanita." ungkap salah satunya yang bernama Andri yang dekat dengan Ilham.

"Dia namanya Laras, tetanggaku dan bersuami dan aku hanya kasihan melihat anaknya mangkanya aku borong semua dagangannya supaya mereka tidak berkeliling lagi. Mengerti!" jawab Ilham dengan tenang tapi tidak dengan hatinya, semuanya hanya mengangguk mendengar jawaban Ilham.

Sedangkan disisi lain ada sepasang mata yang tengah memperhatikan mereka dari sejak ada Lisa dan orang itu mengepalkan tangannya erat dengan segala perasaan yang berkecamuk.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 54

    "Jadi mau di ba_"."Ini saya bayar cash". Vijar langsung memberikan beberapa uang pecahan merah pada si pemilik kontrakan, mata si ibu langsung berbinar terang melihat uang itu."Ah.. terima kasih ini untuk waktu berapa bulan yah?". dia ambil uang itu dengan senyum lebar dan bertanya berapa lama Vijar akan tinggal karena Vijar memberikan uang lebih dari bayar satu kali sewa kontrakan.Vijar berfikir, "Mungkin tidak lama, tergantung orang yang saya temui mau di ajak pulang atau tidak". sambil melirik Laras yang langsung membuang muka karena sadar dia yang di maksud Vijar."Apakah kurang? kalau kurang akan saya tambahi". lanjutnya melihat ibu pemilik itu."Ah.. tidak tidak.. ini lebih dari cukup. Terima kasih semua fasilitas yang di butuhkan ada di dalam. Silahkan beristirahat, saya mau kembali dulu". Ibu itu kemudian melenggang pergi tak lupa wajahnya selalu berseri sambil terus menciumi aroma uang itu.Vijar masuk lebih dulu di susul Laras tanpa berfikiran ap

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 53

    Tak terasa sudah malam, waktunya makan malam dan makan malam kali ini berbeda karena keluarga dari ayah Laras yang biasanya jika malam makan masing-masing tapi kini mereka berkumpul bersama di satu ruangan dengan beralaskan tikar ada yang spesial malam ini selain kedatangan Laras dan Saga juga kedatangan tamu spesial Laras yang mengaku calon suami Laras yang tampannya luar biasa dengan tubuh tinggi dan tegap.Mereka makan pun dengan canggung dan tak sanggup menatap Vijar yang auranya sangat mendominasi sehingga mereka hanya bisa saling lirik dalam diam.Laras hanya bisa menghela nafas melihat suasana canggung dan tegang yang di akibatkan oleh Vijar meski pria itu tidak melakukan apa-apa sedang Vijar dan Saga mereka berdua hanya duduk anteng sambil melahap makanan yang ada sungguh sangat santai dan tak mempedulikan mereka yang tidak nyaman di sana."Kak Vijar cepat makannya, katanya mau lihat kontrakannya". seru Laras berusaha membuat keluarga itu merasa nyaman dengan car

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 52

    Setelah kepergian semua orang yang berada di rumah itu termasuk Saga kini hanya tinggal Laras dan Vijar yang saling diam. Laras diam karena dia gugup sedang Vijar diam karena sedang menatapnya lekat sambil menahan diri untuk tidak menyerang Laras akibat kerinduan."Em.. kak apa kabar? kenapa kakak bisa sampai disini?". tanya Laras memberanikan diri karena sedari tadi tidak bisa menahan rasa penasarannya.Vijar yang mendapat pertanyaan itu sontak bergerak lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Laras hingga mau tak mau Laras memundurkan wajah."Aku tidak menyangka untuk mendapatkanmu aku harus bertentangan dengan ayahku, tapi tidak mengapa aku senang melakukannya. Untuk pertanyaanmu kenapa aku bisa sampai disini, tentu saja aku bisa. Aku Vijar Dipta Mahendra bisa melakukan apa saja yang aku inginkan termasuk dirimu". ucap Vijar santai dengan akhir kalimat yang terdengar mengerikan di telinga Laras karena di iringi dengan seringainya."Lalu apa kakak sudah tau kenapa aku

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 51

    Laras berjalan gugup dengan mata yang bergerak awas, di sekitarnya banyak pasang mata yang memandang ke arah mereka lebih tepatnya sih memandang ke arah lelaki tinggi dan tampan yang berjalan di sisinya mungkin mereka terpesona sekaligus penasaran siapakah pria ini semua orang juga bisa menebak bahwa dia orang kaya dan apa hubungannya dengan Laras dan Saga kakak beradik yang baru saja menginjakkan kaki disini.Saga di sampingnya hanya diam saja dengan tatapan yang tanpa ekspresi, Saga juga tampan kehadirannya membuat para gadis remaja kalang kabut di tambah kedatangan pria lain yang lebih dewasa datang memasuki kampung mereka semakin gegerlah para kaum hawa di sana.Di sisi lain Martin yang baru pulang bekerja merasa heran dengan kelakuan para ibu-ibu dan juga keadaan di sekitarnya. Kenapa ramai begini? tapi kebanyakan di dominasi oleh kaum hawa. Martin pun jadi penasaran ada apa ini? dia pun membelah kerumunan dan mencoba bertanya."Eh, Bu ada apa ini ramai-ramai?". tan

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 50

    Pria itu yang ternyata Vijar masih bersandar di samping mobilnya dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, dia sengaja pergi sendiri meninggalkan Rendi dengan semua tanggung jawabnya termasuk menangani Della yang pasti marah karena telah di tinggal diam-diam. Vijar juga sengaja mematikan ponselnya agar tidak ada yang mengganggunya karena dia ingin segera bertemu dengan gadisnya.Vijarpun mendapat alamat ini dari Rendi yang telah berusaha mencarinya, sebenarnya dirinya juga bisa namun dia terlalu malas jadilah akhirnya dia hanya terima matengnya saja.Vijar juga tidak mempedulikan tatapan mata para ibu-ibu juga gadis yang berlalu lalang apalagi ada yang sengaja caper terhadapnya itu semua sudah biasa dia alami namun dia merasa risih saja karena di sini mereka sangat terang-terangan tidak seperti di kota yang hanya dalam diam seperti sekarang ini ada ibu-ibu genit yang mendekatinya."Mas, cari siapa?". tanyanya dengan wajah genit."Saya cari calon istri say

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 49

    Kini dua kakak beradik itu sudah ada di rumah Rasti kakak sepupunya dari ibu, rumahnya tidak besar tidak juga kecil namun sangat nyaman dan sejuk karena di sepanjang rumahnya terdapat banyak sekali tanaman hias maupun pohon-pohon kecil yang tidak berbuah sepertinya kakak sepupunya ini sangat menyukai jenis tanaman langka yang hanya untuk pajangan namun Laras senang melihatnya karena dia juga menyukai tanaman namun bedanya dia menyukai tanaman yang membuahkan hasil jadi dia berencana jika memiliki rumah sendiri ingin mempunyai lahan luas untuk perkebunan."Rumah kak Rasti sejuk banget yah!". ucap Laras fokus memandangi semua koleksi tanaman milik kakak sepupunya."Mamah emang suka begini kak, kadang aku riweh karena sempit aku jadi nggak bisa naruh barang aku" itu Selin yang menyahut, ya anak usia 8 tahun itu sudah berkenalan sewaktu di mobil tadi dan karena Selin anaknya yang mempunyai sifat cerewet dan humble jadi dia sangat akrab dalam sekejap."Selin, barang kamu saja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status