Share

Bab 23

"Marissa? Astaga! Kenapa mereka tega sekali sama kamu?" Hendry yang merasa iba kepada Marissa akhirnya menolongnya untuk keluar dari semak. Dia memakaikan jas miliknya ke tubuh Marissa. Hatinya tiba-tiba merasa iba kepada wanita itu.

"Kenapa nasib kita sama kayak gini? Dibuang dan dicampakkan setelah melakukan kesalahan. Marissa, apakah ini tanda kalau aku akan bersama kamu?" monolog Hendry yang membopong Marissa menuju sebuah kursi yang ada di taman.

Dia menyenderkan tubuh Marissa dan memeluknya. Hendry berkali-kali mencoba untuk memeriksa. Apakah Marissa masih hidup ataukah sudah meninggal. Dia merasa lega karena nafas wanita itu masih ada walaupun masih tak beraturan.

***

Dari kejauhan terlihat Hamidah terus memperhatikan mereka. Ada air mata yang menetes di kelopak matanya. Cemburu? Entahlah! Hamidah merasa sudah mantap untuk menggugat sang suami yang secara terang-terangan lebih memilih wanita selingkuhan dia. "Bu, kita mau tetap disini? Apa kita mau jemput tuan? Ini sudah malam,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status