Call Me Ka
“Fatin kayaknya tahu sesuatu tentang Nevan Ai, aneh sih? Lagian kenapa dia sinis banget dan sering banget nyebut Marsya. Marsya … apa Marsya itu pacar Nevan juga ya?”
Daisha tidak tahan dengan rasa penasaran yang selama ini dia pendam, sebab sering kali Fatin mengucapkan Marsya dihadapan Aileen. Seolah menyatakan kalau Marsya itu punya pacar dan pacarnya selingkuh dengan Aileen.
Anehnya lagi saat ditanya selalu menyatakan nggak tahu dan itu bukan urusannya. Bahkan Daisha juga sering bertanya, tapi tetap tidak pernah mendapat jawaban apa-apa.
“Sebenarnya … gue sudah tahu siapa Marsya itu Nges. Dulu banget sebelum sama gue. Kak Nevan pernah cerita tentang Marsya. Dia pernah suka dengan Marsya tapi cintanya bertepuk sebelah tangan. Sayangnya bukan hanya sekali Kak Nevan ditolak Marsya, tapi sampai beberapa kali. Gue kira itu nggak mungkin, lagian siapa yang mau menolak kak Nevan. Tapi, saat
Call Me Ka“Nges, gue pulang dulu, tuh obatnya jangan lupa diminum!”Agam hari itu berkunjung ke posko KKN dan membawakan obat, sebab akhir-akhir ini kondisi Daisha sedang flu.“Wokke. Hati-hati Gam. Inget mata lo jangan nyeleweng, naik motor hadap depan!”“Jelaslah hadap depan, lo pikir gue Limbad bisa naik motor hadap belakang haaa?”Melihat sahabatnya dijenguk kekasihnya, membuat Aileen merasa tidak seberuntung Daisha. Dia yang selalu perhatian meski tidak diminta. Mungkin karena Agam dan Daisha sudah bersahabatan lama, jadi mereka pacaran pun malah jatuhnya ngakak dan selalu bikin suasana rame.Tidak terasa kurang tiga hari lagi KKN segera usai. Semua proker satu per satu juga sudah dijalankan. Sebelum masa KKN mereka usai dan sebelum mereka sibuk masing-masing dengan tugas akhir. Aileen mencoba memberanikan diri bertanya dengan Fatin tentang siap
Call me Ka“Gue sudah lupa, kapan terakhir kali gue bahagia kak? Gue merasa apa yang gue rasakan tidak pernah ada rasa bahagianya sama sekali.”Di bawah kerlap-kerlip bintang malam. Aileen menceritakan semuanya ke Deon, baru kali ini Aileen berani menceritakan semuanya ke kakaknya. Mulai dari Olivia hingga ke Marsya semuanya diceritakan dengan detail kepada Deon.Awalnya Deon sangat marah adiknya dijadikan bahan mainan seperti barang yang nggak punya harga. Namun, karena dijelaskan oleh Aileen untuk tidak menjadikan ini masalah besar, sebab Deon harus percaya dengannya. Bahwa Aileen bisa menyelesaikan masalahnya tanpa campur tangan dari Deon.“Kakak minta, lo jangan makan hati terus. Ingat ada ayah, ibu, dan kakak yang selama ini selalu ada untuk lo. Jangan selalu menomor satukan yang tidak pernah melihat lo dengan mata yang baik. Hati lo nggak pantas mendapatkan ini semua. Ai, lo itu adik manis, baik, dan
Call Me Ka“Do’akan ya gaes, supaya lancar ujian proposal gue! Gue nggak nyangka proposal penelitian gue diterima dan bisa ujian secepat ini.”Kata Aileen kepada Daisha, Ghina, dan Elina.“Selamat ya Ai, semangat lo pasti bisa!” Jawab Ghina.“Sukses Ai!” Jawab Elina.“Fokus Ai fokus, jangan kemana-mana pikiran lo! Bisa-bisa lo nanti ngeblank ditanya dosen penguji lo, kalau lo nggak fokus.” Pesan Daisha.Memang diantara mereka, proposal Aileen lebih dulu di ACC sehingga bisa segera ujian. Namun, untuk keempat temannya, Daisha, Ghina, Elina, Genta dan Brian masih terus berusaha memaksimalkan penelitian supaya segera dapat ACC dan diajukan ujian proposal untuk mendapatkan dosen pembimbing.Selain Daisha, kelima sahabat mereka juga sudah tahu apa yang terjadi dengan Aileen. Kadang mereka juga marah, namun itu privasi Aileen. Bagaimanapu
Call Me Ka“Aileen tadi kenapa Nges? Kok tbtb ngajak pulang? Mukanya serem banget lagi, marah apa gimana?”Agam super penasaran, sambil mengendarai motor dalam perjalanan pulang.Sebenarnya rencana awal belum waktunya pulang, namun Aileen mengajak paksa untuk pulang tanpa alasan apapun.“Entahlah ….”Jawab Daisha singkat.Hal ini membuat Agam semakin kebingungan, bahkan Aileen tidak menjelaskan kenapa.Hal itu terjadi setelah Aileen diam-diam mengecek Handphone Nevan yang ada dalam tas waktu Nevan sedang sholat.Aileen kali ini memang tidak bisa menahan rasa penasarannya dengan hp Nevan. Sebab Nevan anti banget meminjamkan hpnya kepada Aileen.“Lo tahukan dia kenapa?”Agam memastikan sekali lagi.“Sudahlah nanti kalau sudah sampai di rumah gue ceritain. Kejar mereka dulu!”Daisha menyuruh Agam lebih kencang mengendarai m
Call Me Ka“Ai, lo belum pulang kemana? Kakak lo nyariin ini.”Aileen membaca pesan dari Daisha, memang setelah pulang dari rumah Nevan, Aileen pergi ke café sambil menikmati senja.Mbok Jum pemilik café sempat menanyakan kenapa sendirian dan di mana Daisha yang biasa menemaninya. Iya, mbok Jum sudah hafal dengan mereka berdua saking seringnya nongkrong di sana, baik saat suntuk, mengerjakan tugas bahkan pekerjaan. Aileen hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dia ingin waktu sendiri.Mbok Jum mengerti dan membiarkan pelanggan tetapnya itu bersantai menikmati sinar senja.“Ai ada apa sih? Lo baca pesan gue. Tapi gue telfon nggak lo angkat. Kesambet apaan sih lo? Noh, kak Deon kebakaran jenggot dari pagi nggak ada kabar lo. Pulang juga kagak.”Lagi-lagi Aileen mengabaikan pesan Daisha. Dia tetap melihat suasana senja sambil menikmati taman bunga mini dan persawaha
Call Me Ka“Ai, bisa bantu kami sebentar di kelas F2 ya nanti jam setengah satu?” tanya ibu dosen muda menepuk pundak Aileen di perpus.“Ibu Yesi, baik bu bisa, akan saya usahakan dengan tepat waktu,” ujar Aileen.“Makasih ya Ai, ibu duluan.”Karena Aileen diminta tolong untuk sharing ilmu di klub olimpiade, akhirnya Daisha disuruh pulang duluan dan nanti Aileen akan dijemput kak Deon. Kebetulan tempat kerja kak Deon tidak terlalu jauh dengan kampus. Lagian rumah mereka juga lumayan dekat dari kampus.Daisha langsung pulang setelah mengurus proposal skripsi dan meminjam buku di perpus. Dia mengajak Agam untuk makan siang di warung tenda pinggir jalan, kebetulan tempat kerja Agam juga tidak terlalu jauh dari warung yang dimaksud.Agam datang dengan napas terengah-engah karena memang baru selesai kerja dan cuaca siang itu cukup membakar kepala. Awalnya s
Call Me Ka“Alhamdulillah, skripsi gue di ACC gaes.”Aileen jingkrak-jingkrak bahagia di depan Daisha, Iva, dan Ghina yang menunggu di lobi kampus.Memang akhir-akhir ini Aileen lebih fokus menyelesaikan skripsinya dan dia berusaha keras melupakan Nevan. Iya, meski sebenarnya dia masih terus mengharapkan Nevan menemuinya dan merajut kisah seperti dulu.Terlepas itu semua Aileen sadar, hati Nevan bukan hanya untuknya saja, ada banyak wanita yang berada di sampingnya. Aileen tidak pernah berhenti untuk berharap, tapi semakin dalam dia berharap semakin sakit juga dia rasakan.Semenjak itulah Aileen berusaha santai tentang hubungannya dengan Nevan. Dia fokus menyelesaikan skripsi sampai mendapatkan ACC dari dosen pembimbing. Ucapan selamat diperoleh Aileen dari sahabat dekatnya. Namun tidak dengan Nevan, dia tidak pernah menghubungi Aileen sama sekali meski hanya sekedar mengucapkan
Call Me Ka“Cublak Cublak suweng, suwenge teng gelenter ….”“Ngesss. Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.”Daisha yang sibuk menyapu teras sambil mengikuti adiknya yang sedang latihan menyanyi di dalam rumah kaget saat ada yang memanggilnya dan ternyata itu Agam.Siang itu tanpa memberi kabar Agam datang ke begitu saja ke rumah Daisha.“Ngapain lo kesini?”“Ya Allah, salam gue juga belum lo jawab kali. Udah pedes aja pertanyaannya.”“Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh … ngapain lo kesini?”“Udah tiga hari kenapa lo nggak ngabarin gue sih? Gue telfon nggak lo angkat, gue kirim pesan nggak lo bales. Heran.”“Sebentar!”Daisha berjalan menuju halaman depan dan tidak menyuruh Agam duduk dulu. Akhirnya Agam sendiri yang duduk di kursi teras dan minum air mineral