Share

Bab 10

Sabiya berusaha menelan salivanya usai mendengarkan dua pernyataan dari Shin, yaitu antara kencan atau tidur.

"Kumohon, pilih satu," pinta Shin dengan wajah melasnya. Tangan Shin sudah sedikit memberi ruang untuk tidak membungkam mulut istrinya itu.

"Awas!" Sabiya terus meronta agar Shin melepaskannya.

"Jawab dulu, baru aku lepaskan," kekeh Shin jahil.

"Heh, iya, iya!" Sabiya kesal dan harus memberikan pilihan. Tentu saja dia memilih, "Kencan aja!"

"Yakin?" tanya Shin masih dengan nada meledek.

"Apa, sih? Ya, daripada aku tidur sama Ikan A-Shin!" gerutu Sabiya yang masih merasa sulit bernapas karena Shin menahan tubuhnya.

Shin pun melepaskan Sabiya, mereka sudah duduk berdua di tepi ranjang.

"Aku Shin-man, bukan Ikan A-Shin."

"Serah!" kata Sabiya sambil membuang muka.

"Baiklah, karena kamu udah milih kencan, aku ingin mulai saat ini sampai selesai kencan, kamu harus tersenyum untukku," Shin menambah permintaannya lagi.

"Ha? Ga!" bantah Sabiya gugup, mana bisa dia tersenyum paksa.

"Oh,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status