Share

Imperfect love
Imperfect love
Penulis: Rindu u

Part 1

****

Terlihat seorang gadis remaja menggunakan seragam SMA merutukki mobilnya yang tidak bisa hidup, supirnya biasa mengurus mobilnya tidak mengecek keadaan mobilnya tadi pagi sebelum Dara berangkat.

"Non Dara nunggu aja sebentar biar nanti bapak yang cariin taxi untuk non" kata pak Amin (Nama supir).

Nama lengkap gadis itu ialah Dara Joana Alexa, yang biasa dipanggil Dara.

Dara mengangguk pelan ia berdiri di pinggir jalan.

Lima belas menit berlalu, tapi tidak ada taxi kosong yang lewat saat itu, Dara semakin frustasi

dengan keadaan seperti ini. Menyebalkan, mengapa nasib sial selalu terjadi kepadanya. Sampai mata tajamnya melihat seorang cowok membawa moge akan melewatinya.

"Tunggu" teriak Dara menghentikan agar cowok tersebut mengurangi kecepatan motornya dan berhenti.

Cowok itu membuka helmnya dan menatap Dara yang berdiri tepat didepan motornya dengan tatapan kesal.

"Bastian..!!" Dara menghelai nafas panjang, ia tak menyangka cowok di balik helm itu adalah Bastian.

Dara speechless saat cowok itu membuka helmnya, sekarang hanya satu yang ada di pikiran

Dara yaitu daripada dia terlambat kesekolah, tidak masalah ikut naik ke motor cowok itu.

"Gue boleh nebeng loh gak kesekolah?" tanya Dara. "Please kali ini aja, mobil gue mogok lo gak kasian sama gue?" mohon Dara.

"Gak. Bukan urusan gue. Bukannya loh punya pacar ya, harus nya di yang anter jemput loh kenapa gue." sewot Bastian.

"Jangan gitu dong, pleasea gue mohon banget sama loh." mohon Dara yang terus mendesak Bastian untuk naik ke motornya.

Dara menelan ludahnya dengan susah payah saat mendengar jawaban cowok itu.

"Gak. Sekali gak, tetap gak." ketus nya.

"Kali ini loh tolongin gue, ayo dong please..!! Ayo." rengek Dara.

"Tetap aja gak."

"Please" Dara mengeluarkan puppy eyesnya, siapapun yang melihat Dara sekarang pasti tidak ada yang berani menolak permintaannya.

"Ya udah naik, tapi kalo ada yang salah paham sama gue. Jangan salahin gue."

Dara tersenyum menang, walaupun nada suara Bastian itu terlihat sangat terpaksa. Tapi, Dara langsung naik ke atas motornya takut Bastian berubah pikiran lagi.

Bastian melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata membuat Dara mau tidak

mau memegang seragam Bastian itu dengan sangat erat karena takut jatuh. "Kalo bukan gue butuh, ogah banget gue mau naik motor loh." ungkap nya dalam hatinya.

Sekarang, mereka berdua sudah sampai di sekolahnya. Semua pasang mata yang berada di

parkiran melihat ke titik yang sama, Dara tak heran lagi semua menatap ke arahnya karena emang mereka adalah musuh bebuyutan di sekolah, setiap ketemu pasti berantem.

"Makasih ya lo baik banget" ucap Dara kepada Bastian yang menyelamatkannya hari ini. Bastian hanya menyimpan helmnya lalu

meninggalkan Dara.

Dara berjalan menuju ruang kelasnya, saat di perjalanan ia dihampiri oleh Bagas.

"Pagi..!!" ucap Bagas.

"Pagi..!!" balas Dara.

"Gimana sama mobil kamu, tadi aku di kasih tau sama Sarah kalo mobil kamu mogok ya?" tanya Bagas.

"Iya, makanya aku kesel banget."

"Maaf ya aku gak bisa jemput kamu, soalnya aku lagi ada urusan." tangannya merangkul tubuh Dara.

"Gak papa. Aku laper." rengek Dara.

"Kamu belum makan ya, ya udah sebagai permintaan maaf aku. Aku traktir kamu di kantin." gumam Bagas.

"Bener ya?"

"Iya."

Kini mereka sudah berada di kantin, Dara duduk menunggu Bagas yang sedang memesan makanan. Tiba-tiba Sarah menghampiri Dara. Mereka duduk di depan Dara."Gimana mobil loh udah bener belum?" tanya Sarah.

"Belum, tapi udah dibawa ke bengkel sama supir gue."

"Dar, Bagas mana? Bukannya tadi loh sama dia ya." ucap Sarah

Bagas baru saja datang membawa sepiring nasi goreng dan teh anget di taruh di depan Dara. Kemudian ia duduk di samping Dara.

"Buat siapa nih?" tanya Sarah.

"Ya buat gue lah." sewot Bagas.

***

Gerry salah satu sahabat Bastian sekaligus teman sebangkunya.

Menyambutnya dengan semangat dari meja mereka, karena Bastian belum pernah terlambat sebelumnya.

"Luh kemana aja Bastian, tumben luh baru dateng. Luh hampir aja telat." ujar Gerry.

Bastian menghembuskan nafas lega. " ya Ger, tadi di jalan ada masalah." tanggapnya sambil memandangi satu kursi kosong di depan mereka. "Danu mana, belum dateng juga tuh anak?"

Gerry menggeleng pelan. "Belom."

Bastian mengeluarkan ponsel nya dari saku. Ia mengirim sebuah pesan singkat kepada Danu.

Ia memandang ke arah kaca kelasnya, terlihat seorang Dara yang sedang melewati kelasnya.

Dara tidak hanya sendiri tapi juga di temani oleh kedua sahabatnya sekaligus pacarnya.

Bu Intan masuk ke kelas. "Selamat pagi." ucap bu Intan Dingin.

"Pagi juga bu" jawab serempak, kemudian suasana kelas menjadi senyap lagi.

"Buka halaman 50" perintah bu Intan sambil menuliskan beberapa rumus di papan tulisan.

Setelah bahasan-bahasan yang mungkin menurut sebagian siswa membosankan.

Bel istirahat berbunyi.

"Kita cabut yuk, bosen gua disini mulu. Bisa pecah otak gue pagi-pagi udah dikasih makan rumus." Bastian bangkit dari tempat duduknya, ia melangkah mundur dan menggoda cewek-cewek yang masih di dalam kelas.

"Okey..!" Gerry bangkit, ia menarik tangan Bastian. "Udah Ah, godain cewek mulu luh." langkah Gerry terhenti, membuat Bastian juga ikut terhenti.

"Apalagi sih?" Bastian menatap Gerry tajam.

"Danu gimana, emang dia gak masuk sekolah ya?" tanya Gerry.

"Gak, tadi dia udah ngirim pesan singkat sama gua. Udah yuk cabut..!" Bastian menarik kerah baju Gerry paksa.

Di perjalanan menuju kantin Dara sedang membawa buku berjalan dari arah berlawanan menabrak tubuh Bastian, buku itu berserakan di lantai.

Bastian jongkok, ia membantu membereskan buku-buku Dara. "Sorry gue gak sengaj-." ia mendongga kepala ke atas, "loh?" ucap Bastian melongo. Kemudiam ia berdiri dan menyodorkan buku itu kepada Dara.

"Yaampun kenapa sih hidup gue sial banget sih, tadi pagi gue ketemu loh mulu. Bikin bosen aja." gumam Bastian melengos.

"Eh enak aja loh, loh pikir gue apaan. Emang nya gue mau apa ketemu sama cowok rese kayak loh." ketusnya, ia langsung merampas buku dari tangan Bastian dan pergi.

"Astaga tuh cewek nyebelin banget. Jaman sekarang masih ada ya cewek jutek, judes kayak gitu." Bastian mendesis ia tak menyangka masih ada cewek yang jutek dan galak seperti Dara.

"Haha..! Nama juga cewek bro. Mungkin lagi PMS kali, makanya galak." Gerry terkekeh, ia puas meledek sahabatnya itu.

Bastian kini berada di atap sekolah bersama dengan teman-temannya yang lain, dia malas masuk kekelas apalagi belajar.

Selalu seperti itu, baginya pembelajaran kali ini mengganggu sistem kerja otaknya yang masih

ingin kebebasan.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status