#Sembilan#
Chika, salah satu pegawai yang bekerja di bagian keuangan dengan hati gelisah dan takut kini berjalan menuju ruangan atasannya. Sangat jarang Pak Irawan memanggilnya, kecuali jika ada kesalahan. Biasanya Bayu, rekan satu profesinya yang merupakan manajer keuangan yang akan berhadapan dengan bosnya jika ada yang harus dibicarakan.
Chika mengetuk pintu. Pintu yang terbuka dari dalam membuat Chika kaget, karena mendapati seorang gadis cantik berkerudung berada dibalik pintu.
“Bu Chika, ya?” tanya Reyka dengan senyum ramah membuat Chika terpesona dengan kecantikannya. “Mari, masuk!” Reyka mempersilakan.
Chika melangkahkan kaki dengan ragu. Reyka kembali menutup pintu dan meminta Chika untuk duduk di sofa yang terletak di tengah ruang kerja ayahnya. Chika mengamati sekitar mencari keberadaan Irawan.
“Bu Chika bingung, ya, bisa dipanggil ke sini?” tanya Reyka saat mendapati sikap canggung Chika.
“Sejujurnya, iya. Sa
#Sepuluh#Reyka sedang bermalas-malasan di atas kasur sambil mendengarkan musik menggunakan earphone yang tersambung pada ponsel. Matanya dipejamkan demi menikmati musik dan menghayati lirik yang mengalun.Semalam, Reyka mendapat pesan dari Tante Dinda untuk datang ke sebuah butik untuk mencoba baju yang akan digunakan saat resepsi pernikahan ayahnya dan Tante Dinda. Entah tulus atau tidak ajakan tante Dinda tersebut, tetapi hal itu tak ditanggapi dengan serius oleh Reyka.Sebuah panggilan masuk ke dalam ponselnya. Reyka membuka mata dengan malas karena mengira panggilan yang masuk berasal dari Tante Dinda atau ayahnya, mengingat waktu untuk fitting telah tiba. Tetapi, saat Reyka melihat nama ibunya tertera pada layar, Reyka langsung mengangkat panggilan.“Assalamu alaikum, Bu,” sapa Reyka membuka percakapan yang langsung dibalas oleh ibunya.“Wa alaikum salam. Anak Ibu sedang sibuk?”&
#Sebelas#Reyka memfokuskan pandangan pada jalanan yang dilalui. Ingin sekali menikmati pemandangan, tetapi ini adalah salah satu kesempatan baginya untuk menyetir mobil ke luar kota. Pak Rahmat masih setia mengawasi dan memberikan arahan jika diperlukan.“Kalau capek, biar Bapak yang gantikan,” ujar Pak Rahmat menawarkan diri.“Ga usah, Pak. Sebentar lagi juga sampai,” jawab Reyka sambil melirik sebentar jalur peta yang terpampang pada layar ponsel.“Non, berapa lama nanti di sana?” tanya Pak Rahmat.“Mungkin tiga hari, Pak. Nanti Rey kabari kalau minta dijemput,” jawab Reyka.Mobil mulai memasuki jalanan kecil yang di sisi kanan kirinya berderet rumah penduduk. Dari petunjuk yang ada di layar ponsel, jarak rumah Tiara hanya berkisar 500 meter. Reyka benar-benar tak sabar untuk segera bertemu dengan ibunya.Reyka menghentikan kendaraan di depan rumah bercat hijau dan berpagar rendah, seperti ciri-ciri yang disebutkan Tiara. Rumah itu seperti kedatangan banyak tamu, terlihat dari bany
#Dua Belas#Kening Reyka berkerut melihat angka-angka yang dia tulis. Mengamati kembali kertas soal dan menemukan letak kesalahan pada catatannya. Reyka melanjutkan menghitung soal ujian matematika yang berisi 40 soal pilihan ganda.Hari ini merupakan hari terakhir ujian nasional setelah serangkaian ujian sekolah dengan berbagai mata pelajaran dilalui. Tinggal dua langkah menuju Korea yakni menunggu hasil ujian dan mendaftar di kampus yang sudah dipilihnya.Wajah Bianca dan teman-teman yang lain tak kalah kusut. Materi integral yang belum terlalu dipahami, keluar pada ujian kali ini.‘Kalau mentok, paling asal-asalan buletin huruf biar pola di kertas jawabannya bagus’ batin Reyka. Karena dalam kondisi seperti ini, sikap setia kawan tidak berlaku.Dua bulan sejak ujian nasional berakhir, teman-teman Reyka bergembira karena pengumuman masuk ke perguruan tinggi negeri sudah diumumkan. Keempat teman Reyka diterima di kampus yang menjadi dambaan mereka. Sedangkan Silmi, dia tidak lolos di
#Tiga Belas#Pandangan Reyka terfokus pada laptop di hadapannya. Jantungnya berdebar menanti pengumuman diterima atau tidaknya dia di universitas. Berbagai persyaratan seperti mengisi formulir, membayar biaya pendaftaran, melengkapi berbagai dokumen yang diperlukan dan wawancara secara online telah Reyka lakukan.Dalam hati, Reyka meyakini jika dia bisa lolos. Namun, kekhawatiran akan kegagalan masih membayanginya. Reyka berharap, apa yang diperjuangkannya membuahkan hasil yang manis.Jemari Reyka dengan lincah bergerak di atas papan tombol laptop, memasukkan nama dan sandi pada kolom yang terlihat di layar. Pengumuman itu akan dikirimkan melalui surat elektronik hari ini. Tidak ada pemberitahuan pukul berapa hasilnya keluar, tetapi Reyka yang penasaran mencoba mengeceknya terlebih dulu.Di antara beberapa pesan yang masuk, Reyka menelitinya satu per satu. Satu nama yang dia tunggu, terpampang di layar. Reyka tanpa ragu mengeklik pesan terse
#Empat Belas#Tiara menggenggam erat jemari Reyka yang duduk di sampingnya. Berbagai rasa berkecamuk dalam batin Tiara. Bahagia, sedih juga rasa takut kehilangan yang mendalam. Bahagia karena Tiara turut mengantar Reyka untuk meraih cita-cita, sedih karena jarak di antara mereka semakin jauh terbentang dan takut karena dalam waktu yang cukup lama tak bisa bertemu dengan Reyka secara langsung.Mobil yang dikendarai Pak Rahmat melaju dengan lancar karena jam padat kendaraan sudah berakhir. Om Rudi duduk di depan, di samping kemudi. Diana dan Tante Belinda turut mengantar hingga bandara, mereka duduk di bangku belakang.“Di Korea nanti, ingat untuk selalu mengabari Ibu, ya, Nak,” pinta Tiara. Reyka mengangguk.Reyka mengira kepergiannya hanya akan diiringi tawa dan rasa bahagia. Tetapi pada kenyataannya, rasa haru lebih mendominasi. Siang tadi, Reyka pun sudah bertemu dengan kelima teman-teman yang selalu menemani saat masih sekolah
#Lima Belas#Pesawat baru saja mendarat dengan selamat di bandara Incheon. Reyka terpukau dengan kemegahannya. Dari sekian banyak tayangan yang Reyka lihat, bandara Incheon ini merupakan salah satu tempat yang sering didatangi para pencari berita saat para artis negeri ginseng tersebut melakukan perjalanan ke luar negeri.Reyka membuntuti Om Rudi sambil sesekali mengabadikan beberapa momen menggunakan kamera ponsel. Reyka memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik mungkin karena keinginan Reyka untuk membuat konten akan dia mulai dari bandara ini.Reyka mengejar langkah kaki pamannya karena tertinggal beberapa meter. Beberapa kali Om Rudi melihat layar ponsel lalu memasukkannya kembali dalam saku jas. Rupanya dia mengecek nama hotel yang akan digunakan sebagai tempat menginap selama dua hari ke depan.Om Rudi memesan taksi dan meminta supir mengantarkan ke hotel. Reyka tanpa banyak bertanya mengikuti apa yang pamannya perintahkan.Reyka
#Enam Belas#Pukul sepuluh pagi, rekan Om Rudi datang menjemput. Om Rudi bertegur sapa dan memperkenalkan Reyka sekilas pada rekan pamannya tersebut. Hari ini mereka akan mengantar Reyka ke asrama.Perjalanan dari hotel menuju asrama menghabiskan waktu kurang lebih satu jam perjalanan. Jaraknya cukup jauh tetapi kendaraan melaju di atas kecepatan 60km/jam sehingga mempersingkat waktu tempuh.Reyka mengamati sekeliling saat turun dari mobil. Gedung asrama sudah tampak oleh mata. Kompleks kampus ini begitu luas dan tenang. Pepohonan berwarna hijau menjulang tinggi memberikan keteduhan di tengah hari yang terik karena Korea sedang berada di musim panas.“Rey, gedung ini adalah gedung asramamu,” tunjuk Om Rudi pada bangunan bercat cokelat terang. “Dan itu, gedung kuliahmu.” Om Rudi menunjuk gedung berwarna putih yang terlihat puncaknya tetapi tak terlihat dasarnya.“Wah, Om, lumayan jauh jalannya,” kelu
#Tujuh Belas#Ruang kamar yang sempit menjadikan Reyka dan Riska harus bergantian saat menunaikan salat. Mereka merapikan kursi belajar hingga tersedia tempat yang cukup untuk menggelar sajadah.Reyka bersyukur, Om Rudi memang memilihkan teman sekamar yang satu frekuensi dengannya. Untuk bisa berbagi ruangan dengan orang yang baru beberapa hari dikenal tentu bukan hal yang mudah tetapi Riska adalah orang yang ramah dan baik sehingga memudahkan Reyka dalam beradaptasi.Riska memiliki selisih usia satu tahun di atas Reyka. Namun Riska meminta Reyka memanggil namanya saja agar mereka lebih akrab. Riska yang sudah lebih senior dari Reyka dalam menempati asrama dan berada di Korea, mengajarkan beberapa hal dalam tiga hari ini.Riska mengajak Reyka berbelanja bahan makanan sederhana dan mudah di masak di mini market yang dekat dengan kampus. Riska pun mengajarkan Reyka memasak, menyiapkan makanan dan juga mencuci pakaian.Memasak dan menyia