Share

Kekuatan?

Penulis: Shimuramari
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-24 14:13:54

"Pagi Ra!!"

"Heehh pagi juga Riri"

"Gimana? Apa sudah enakan?"

"Ntahlah, masih terasa"

"Kira-kira kenapa ya?"

"Kak Aldo juga bilang kalau auraku kemarin berbeda dari biasanya, panas seperti ada yang mendesak untuk keluar"

"Benarkah? Apa jangan-jangan ada hantu yang menempel pada tubuhmu?"

"Ntahlah"

"Tapi tak mungkin kalau memang hantu sih pasti keluar dengan sendirinya iyakan?"

"Iya..." Lirihnya seraya menunduk dan kembali berjalan ke arah kelas mereka.

Khairana selalu menjadi pusat perhatian disekolahnya, walau tidak sedang berbicara dengan Aldo tetap saja kelakuannya saat berbicara sendiri seakan membekas di mata juga pikiran orang-orang.

"Bosen gue liat dia disini, kapan dia bisa pindah dari sekolah ini"

"Tau tuh orang yang kurang konek kaya dia cocoknya emang sekolah di sekolah khusus kali ya haha"

"Masih mending ada yang mau temenan sama dia, mungkin tu temennya udah di hipnotis biar bisa bareng dia terus"

Semua cemooh dilemparkan pada Khairana yang sedang melewati kerumunan orang-orang disana, Riani yang mendengar semua itu semakin kesal dan emosinya memuncak.

Dia tak terima kalau temannya diperlakukan seperti ini, mereka hanya menggertak saja tanpa tau alasan dibalik semua ini.

"Woy!! Beraninya ngomongin dibelakang!! Sini lawan gue anjir!!" Bentak Riani membuat seluruh siswa-siswi yang ada disana bungkam seketika.

"Udah riri, biarkan saja mereka"

"Tapi ini udah keterlaluan Ra!"

"Iya Rara tau tapi udahlah biarin aja gak akan selesai juga kan"

"Huft.. oke oke aku diam, awas lo semua kalau kedenger sama gue ngomongin kaya gitu lagi soal Khairana, kelar hidup lo semua!" Ancaman Riani sangat membantu membuat mereka diam tak bersuara, karna memang Riani Ter cap sebagai salah-satu siswi yang terkenal akan kegalakkan juga ke judesan nya.

Saat masuk kelas seperti biasa Mutia menghadang mereka dan mulai mencemooh Khairana lagi soal keberadaan Aldo.

"Hey nak manja, dimana Aldo yang sering lo omongin itu? Gak dateng ya hari ini" ucapnya sembari celingak-celinguk mencari keberadaan Aldo yang sebenarnya tak bisa ia lihat.

"Heh diem aja lo kang rusuh, lo gak tau apa-apa jadi diem aja" sela Riani seraya maju menghampiri Mutia.

"Owh owh owh, Riani ya... Lo tau gak sih orang tua jaman dulu sering bilang kalau kau berteman dengan orang yang suka mabuk kau pun akan kena getahnya walau kau sebenarnya tidak ikut mabuk, mungkin ada benarnya ya"

"Apa maksud lo hah!?"

"Lo bergaul sama anak yang kurang se ons ini alias, gila jadi lo kebawa gila sama dia"

"Lo kalau ngomong dijaga ya!"

"Ups, apa gue salah ngomong? Emang faktanya begitu kan? Beritanya udah tersebar disini banyak yang mengakuinya juga"

"Fakta apa yang lo tau hah!? Coba lo rasain gimana rasanya jadi Rara hah!?"

"Oh iya, karna gue gak ditakdirkan menjadi dia ya gue gak tau gimana rasanya" celetuk Mutia tanpa merasa bersalah sekali pun membuat Riani naik pitam dan mencoba untuk memukulnya tapi Khairana menahan tangannya.

Sesaat Rianti melihat kearah Khairana yang tertunduk dengan aura yang sedikit, bukan bukan sedikit tapi sangat berbeda dari biasanya.

Khairana mendekat kearah Mutia yang masih tersenyum sinis kearah Riani dan Khairana, dengan masih dalam keadaan menunduk Khairana mendekat dan mulai menatap Mutia dengan tatapan yang tajam membuat Mutia sedikit merinding.

"A-apa-apaan tatapan itu, lo marah sama gue? Haha emang mau apa? Mukul gue? Silah--" tanpa pikir panjang Mutia terhempas kebelakang sampai membentur dinding membuat seisi kelas panik dan melirik kearah Khairana.

"Khairana!?" Riani kaget melihat temannya yang tiba-tiba bisa membuat orang lain terbang dan terhempas dengan keras seperti itu.

Khairana tidak menggubris panggilan Riani, dia berjalan kembali mendekati Mutia yang kini terlihat takut bahkan sangat takut, seisi kelas menjauh dan tidak ada yang bisa menyelamatkan Mutia dari Khairana yang sekarang.

"Coba katakan sekali lagi, apa yang kau katakan pada sahabatku?" Ucap Khairana sembari berjongkok menatap Mutia yang kini tengah mengeluarkan air mata juga menahan rasa sakit dipunggungnya akibat benturan keras.

"M-maaf... A-aku tak akan mengulanginya lagi" lirihnya dengan air mata yang semakin deras keluar dari pelupuk matanya.

Air mata palsu Mutia tak akan berpengaruh pada Khairana yang sudah dikuasai amarah itu, dia mengangkat Mutia keatas tanpa menyentuh kerah baju atau tubuh Mutia.

Tangannya dengan lihai mengangkat tubuh Mutia membuat seisi kelas ricuh kembali, Riani benar-benar dibuat takut oleh Khairana sedangkan dia tak bisa memanggil Aldo untuk masuk kedalam tubuh Khairana agar semua ini berakhir.

Dibukanya jendela kelas membuat Mutia bertambah panik, bukannya apa tapi kelas mereka terletak dilantai 2 yang jaraknya lumayan tinggi dari tanah dan cukup untuk membuat tulang siapapun patah saat jatuh dari sana.

"Sekali lagi, ulangi perkataan yang kau katakan pada sahabatku" dengan tatapan seakan ingin membunuh Mutia, Khairana terus menanyakan hal yang sama.

Sampai Mutia menjawabnya, Khairana takkan menurunkan Mutia dan mungkin dia akan dijatuhkan ke luar lewat jendela yang sengaja dia buka.

"Ku tanya sekali lagi, apa yang kau katakan pada sahabatku?"

"K-khairana!! Sudah cukup!! Ada apa denganmu? Sejak kapan kau seperti ini? Hentikan! Kau membuat semua orang takut khairana!" Tukas Riani

Khairana diam seketika dan melihat kearah Riani yang juga takut dengannya, dia mulai menurunkan Mutia tapi tak menghilangkan kesan tatapan khas nya pada Mutia.

Dilihatnya semua teman sekelasnya yang mundur berkumpul di ujung kelas menghindari perselisihan Mutia dan Khairana.

Mutia berlari kearah kerumunan siswa itu dan kembali menangis, semua mata tertuju pada Khairana yang kini menatap Riani dengan perasaan bersalah.

"Ra..."

"Maaf Riani" lirihnya kemudian dia berlari keluar kelas meninggalkan semuanya.

"Khairana!!!" Tak tinggal diam Riani menyusul Khairana yang lari keluar kelas.

Tanpa henti dan tanpa melihat kebelakang Khairana terus berlari tak peduli siapa yang dia tabrak didepannya dia tetap berlari sampai akhirnya keluar dari gerbang sekolah yang saat itu kebetulan sedang tidak dijaga satpam sekolah.

Begitu juga Riani yang mencoba untuk tidak kehilangan jejak Khairana, dia terus berlari mengikuti sahabatnya itu tak peduli para guru yang meneriakinya untuk tidak keluar dari kawasan sekolah saat ini yang terpenting bagi Riani adalah bisa menangkap Khairana.

Setelah sudah cukup jauh dan merasa kelelahan Khairana berhenti disebuah taman begitu juga Riani yang sedari tadi mengikuti dia dari belakang.

"Khairana!!"

"Hah.. hah.. hah... kenapa kau ikuti Rara, Riani?"

"Mana mungkin aku tinggalin kamu sendirian Ra! jangan lari-lari lagi please aku cape nih"

"Rara juga cape"

Keduanya duduk di bangku taman yang kosong, selama mengatur nafas Khairana menatap tangannya sendiri bagaimana bisa dia mengangkat juga menghempas orang dengan sekali gerakan tangan saja? apa yang terjadi padanya? sejak kapan kekuatan ini muncul? pikiran Khairana dipenuhi dengan pertanyaan yang dia sendiri tak bisa menjawabnya.

To be continue...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Impossible Love   Selamat Tinggal Khairana

    Kejadian yang menguras tenaga dan emosi itu pu berakhir, begitu juga dengan Khairana yang sudah mengorbankan dirinya hanya untuk menyelamatkan adik dari orang yang selama ini dia sukai.Rianti dan yang lainnya membawa jasad Khairana pulang kerumah untuk dikebumikan, ibunda Khairana menangis histeris saat melihat anak satu-satunya terbujur kaku. Rianti tidak bisa berkata apa-apa saat itu, ia hanya bisa terdiam sembari menahan rasa ingin menangis saat melihat ibunya Khairana menangis meraung-raung."Ada apa ini Rianti?! mengapa Khairana bisa sampai seperti ini?! apa yag terjadi?!" tanya ibu Khairana seraya menangis sesenggukkan."Maat tante... Riri gak bisa jaga Khairana dengan baik.. saat itu kami sedang berada di cafe dan mobil kami terparkir jauh dari cafe sehingga kami harus menyebrang jalan untuk sampai disana. Tapi saat kami hendak pulang, sebuah mobil melaju dengan sangat kencang dan menabrak Khairana... pelakunya k

  • Impossible Love   Selamatkan Aldi

    "Itu dia disana!!" Rianti menunjuk kearah Aldi yang sedang melakukan sebuah ritual.Cahaya yang dihasilkannya sangat terang hingga membuat mata mereka silau, Khairana sekilas dapat melihat bagaimana jiwa Aldi yang asli mencoba untuk melawan arwah jahat itu."Kita harus segera menyelamatkan kak Aldi! Berikan semua kristal kalian padaku, cepat!" Titah Khairana dan mereka semua menurut terkecuali Rianti yang ragu untuk memberikan kristalnya pada Khairana.Seakan tau apa yang dipikirkan oleh Rianti, Khairana mencoba untuk meyakinkannya kalau semua akan baik-baik saja."Tenanglah, semua akan baik-baik saja" bisik Khairana dengan lembut membuat Rianti justru merasa sesak karena mungkin ini adalah yang terakhir kalinya ia mendengar suara lembut Khairana.&n

  • Impossible Love   Kebenaran

    "Sentuh dia, Rianti!" Teriak Khairana dan Rianti langsung menyentuh lengan Aldi.Seketika itu juga Rianti dibawa ke masa lalu dari ingatan Aldi, terlihat suasana masa itu masih terbilang cukup kuno dan Rianti merasa heran kenapa Aldi bisa hidup lebih dulu dari pada Aldo bahkan pada zaman dimana mereka belum dilahirkan."Apa ini, ingatan arwah jahat itu atau ingatan Aldi? Tidak mungkin jika ini ingatan Aldi, dia saudara kembar Aldo dan mungkin kedua orang tuanya belum menikah" ucap Rianti heran lalu ia melihat seseorang yang mirip sekali dengan Aldi tapi lebih tinggi dan terlihat lebih berwibawa.Pria itu tersenyum ramah pada seorang pedagang tua yang menjual beberapa sayuran, sepertinya ia sedang membeli bahan makanan batin Rianti."Te

  • Impossible Love   Ruang Rahasia

    "Berapa jam lagi sekolah bubar?" Tanya Sunny yang merasa bosan menunggu di mobil berharap bisa langsung beraksi tanpa harus menunggu sekolah bubar."Sebentar lagi, jam 13:45 bell sekolah akan berbunyi dan seluruh siswa akan dipulangkan. Bersabarlah, Sunny" jawab Aldo yang juga merasa tidak sabar ingin segera masuk dan menyelamatkan Khairana."Waktu cepatlah berlalu, aku mohon. Bertahanlah sebentar lagi, Rianti" batin Ethan yang sudah merasa gelisah.Mereka bertiga sama gelisahnya berharap Khairana dan Rianti baik-baik saja sampai mereka datang menyelamatkan keduanya.Sudah pukul 13:40, hanya tinggal beberapa menit lagi bell pulang akan segera berbunyi."Sedikit lagi" gumam Aldo seraya melirik kearah jam tangan yang selalu ia pakai.Setelah menunggu 5 menit akhirnya bell pulang pun berbunyi, mereka

  • Impossible Love   Menghilang

    "Bagaimana keadaan di sekolah? Apa ada sesuatu yang mencurigakan darinya?" Tanya Sunny seraya memegang ponselnya di telinga kanannya."Tidak, sejauh ini masih normal" jawab Rianti yang memakai earphone wireless agar tidak selalu memegang ponsel ke telinganya."Baguslah, jika dia keluar beritahu aku" ucap Sunny seraya menutup telponnya sepihak.Khairana dan Rianti tetap mengikuti pembelajaran seperti biasa agar Aldi yang sedang mereka mata-matai tidak curiga dengan tingkah laku mereka begitu juga Aldo yang sudah jelas cuek jadi tidak perlu terlalu khawatir soal tingkahnya.Berjam-jam berlalu, hari ini tidak ada mata pelajaran olahraga di kelas Khairana, hal ini menyulitkan mereka untuk mengawasi Aldi karna salah tindakan saja bisa-bisa Aldi akan curiga."Kita harus berpencar, jangan terlihat mencolok" ucap Khairana yang dibalas anggukan oleh Rianti dan Aldo.&

  • Impossible Love   Janji?

    "Maaf Riri, aku rahasiakan karna tidak ingin kau menangis sebelum aku benar-benar pergi, itu semakin membuatku ragu untuk melakukan semua pengorbanan ini" ucap Khairana seraya tertunduk dan memainkan kuku jarinya."Sudah jelas bukan?! Aku jelas lebih tidak rela lagi jika kau harus diambil oleh arwah jahat itu!" Bentak Rianti dengan suara yang masih sesenggukan karna menangis.Khairana hanya bisa terdiam, jauh didalam hatinya pun ia ragu untuk melakukan semua ini karna jika ia lakukan maka dirinya tidak akan bisa bersama Aldo lagi."Kau sudah menceritakannya ya? Aku mendengar suara Rianti yang berteriak" sahut Iriana seraya berjalan mendekati mereka berdua."Ini gelangmu""Terima kasih mami ana" Khairana senang mendapatkan gelangnya kembali dan dengan segera ia memakainya lagi."Ini me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status