Share

36. Hari yang Paling Bahagia

“Bram …?”

Kudengar seseorang memanggil dengan hati-hati.

Saat perlahan mataku membuka, kutemukan tubuhku terbaring dalam ruangan berdinding putih bersih.

Sepi.

“Fajrin,” panggilku lemah, saat melihat seseorang berdiri di dekatku.

“Alhamdulillaah, ente udah siuman.” Fajrin terlihat begitu lega. “Tadi ada orang nelepon ane. Mungkin dia liat nomor ane di hape ente. Dia yang bawa ente ke rumah sakit ini, Sob, tapi mereka nggak tau asal-muasal ente bisa kayak gini. ”

Aku mengangguk-angguk sambil mencoba bergerak, meraba kepalaku yang berat, pusing dan berdenyut-denyut sakit. Tanganku menyentuh perban basah di kepala, juga di beberapa bagian tubuhku yang lain.

“Siapa yang ngelakuin ini, Sob?" Fajrin menggeram penuh emosi.

“Sudahlah, aku nggak apa-apa. Ini cuma salah paham,”

“Nggak! Ane nggak bisa tinggal diam lihat sobat ane babak belur kayak gini.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status