Share

Konsekuensi Untuk Mama

"Kamu lebih percaya sama rekaman pembohong itu, Ndre? Kamu gak percaya sama aku?"

Mendengar itu, aku tertawa. Siapa yang mau percaya padanya, kalau dia saja pembohong?

Ah, aku paling tidak suka dengab orang pembohong.

"Kamu mau memilikiku, Ay?!" tanya pelan, tapi tegas.

"Ndre." Dia memasang wajah memohon.

"Gak capek dramanya, Ay? Gak puas kamu mau hancurin rumah tanggaku? Belum puas kamu, hah?!" Wajahku memerah, sejak tadi menahan marah.

Weni memegang tanganku. Saat aku menoleh, dia menggelengkan kepala.

"Kamu tidak akan mengotori tangan kamu sendiri, kan, Mas?" biskk Weni.

Ah, benar juga. Aku tidak akan pernah mengotori tanganku sendiri. Baiklah. Jaga sikap.

"Kamu tahu, Ay. Orang yang mengganggu hidupku tidak akan pernah tenang. Walaupun Mama yang mengusuli itu, tapi kamu berperan penting di sini."

"Lho, kok cuma aku? Harusnya Mama kamu juga ditangkap. Aku gak mau masuk penjara sendiri, Ndre."

Aku mengabaikan perkataan Ayna. Dia harus tahu, kalau aku marah bagaimana.

"Sini." A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status