Share

Extra Part

"Mas, ayo."

Aku mengangguk, mengambil alih koper yang dibawa Weni. Kemudian mengunci pintu rumah.

"Kebiasaan, deh. Aku mau bawa kopernya gak boleh."

"Gak boleh, dong. Nanti kamu kecapekan."

"Udah kayak pengantin baru aja, nih."

Eh? Kami berdua kompak menoleh ke depan. Mbak Linda melipat tangannya di depan dada, tersenyum.

"Mbak. Apa kabar?" Weni langsung menyalami Mbak Linda.

Kami memang jarang bertemu dengan Mbak Linda dan Kak Anton. Ada banyak alasannya, salah satunya adalah pekerjaan aku dan Kak Anton.

Rencananya, aku dan Weni akan liburan sekarang.

Rea sudah di dalam mobil. Menunggu kami berangkat saja.

"Eh, mana Rea cantik?" tanya Mbak Linda sambil menoleh ke mobil.

"Di dalam mobil sama Putra, Mbak. Mana Kak Anton?" tanyaku sambil merangkul pinggang Weni.

Putra adalah bayiku dulu. Sekarang, dia sudah empat tahun.

Nah, selama empat tahun terakhir, aku memutuskan pindah ke rumah yang lebih luas. Dua tahun aku ditugaskan ke luar kota, mengajak Rea dan Putra.

Sekarang, sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status