Share

Rahasia Mengejutkan Ayna

Ruangan seketika hening. Mama dan Papa Weni saling bertatapan. Mereka tampak sedang mempertimbangkan perkataanku.

"Ini bukti kalau saya sedang ada tugas. Kalau Mama dan Papa tidak percaya."

Aku melirik Bang Wira yang sibuk memperhatikanku sejak tadi. Dari wajahnya, masih belum percaya.

Baiklah. Tidak masalah, aku maish punya banyak waktu.

"Papa, Rea kapan berangkat sekolahnya? Udah jam segitu."

Kami menoleh ke arah yang ditunjuk Rea.

"Rea berangkat sama Om, ya, hari ini. Papa lagi sibuk."

"Sama Om?" tanya Rea, matanya berbinar.

"Iya, ayo."

Bang Wira menggandeng tangan Rea. Mereka sudah keluar rumah.

Aku mengembuskan napas lega. Itu tandanya, Bang Wira sudah percaya denganku. Meskipun hanya sebatas menjaga Rea.

"Jangan lupa telepon Papa setiap hari. Rea juga tetap butuh kamu."

Apakah ini artinya, mereka sudah mempercayaiku?

"Pasti, Pa. Saya berangkat dulu."

Tanpa basa-basi, aku menyalami Mama dan Papa Weni. Mereka terlihat biasa saja sekarang.

"Makasih."

Eh? Aku berbalik. Menatap Weni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status