Share

30. Menjemput Ica

Kamal sudah rapi sejak pukul tiga Subuh. Semalaman ia juga tak dapat tidur nyenyak karena membayangkan akan bertemu dengan Ica pagi ini. Ada enam baju yang bolak-balik ia bongkar pasang pakai ke badannya. Termasuk celana jeans warna hitam, celana bahan, atau celana jeans biru, berukuran selutut. Lelaki itu benar-benar tak kuasa menahan debar di dadanya, menanti beberapa jam lagi saat perjumpaan.

"Mal, lu berisik banget sih? Kenapa gak tidur aja? Sakit kepala gue, lu daritadi gak beres-beres ganti baju. Tidur, Mal! Ini baru jam tiga. Lu berangkat ke bandara masih jam enam. Lu nyiksa gue kalau gini namanya," omel Bu Rani dengan mata terpejam.

"Takut kesiangan, Bu. Nanti malah pesawatnya gak jadi turun kalau Kamal kagak ada di sana." Bu Rani yang tadinya benar-benar mengantuk, menjadi terbelakak mendengar ucapan anaknya. Wanita paruh baya itu duduk dengan tiba-tiba dan memandang wajah Kamal dengan kesal.

"Kaga ada hubungannya pesawat turun sama lu. Turun mah, turun aja! Emangnya lu siapa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status