Share

17. Terlambat

Author: Hara Kiew
last update Huling Na-update: 2025-07-04 22:33:22

Usai kepergian Ardian dan Meira, Netta duduk termenung di tempatnya. Dulu, dulu sekali jika dikenang—Ardian adalah sosok yang perhatian. Ia begitu lembut, memperlakukannya seolah Netta adalah seorang tuan putri.

Kilas balik masa lalu itu terputar bagai kaset rusak di kepala Netta. Dulu, karena terbutakan oleh cinta Bagus yang semu, ia tak pernah bisa melihat seberapa tulusnya Ardian dalam mencintainya. Tapi sekarang, usai bercerai, Netta rasanya sudah bisa melihat dengan lebih terang dan jelas.

Seharusnya, sejak awal Netta tidak mengkhianati Ardian. Begitu seharusnya.

Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Semuanya sudah terlambat.

Kini, yang tersisa hanyalah penyesalan dan kenangan lama yang membuat Netta merutuki segalanya.

Tiga tahun silam adalah awal pertemuannya dengan Ardian. Pertemuan mereka agak klise, sebenarnya. Berawal dari ponsel yang tertukar. Dari situlah mereka berkenalan hingga akhirnya menjalin hubungan.

Wajah bersahaja dengan senyuman menawan. Si tampan yang punya
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Istri Barbar Direktur Sad Boy    48. Pelakor

    "Ini data pencatatan tahun kemarin yang Bapak minta."Ardian mengangguk. Meraih dokumen tersebut dan membacanya. "Ini udah---""Ardian!"Pemuda itu menoleh. Kontan memijat pelipisnya pelan ketika mengetahui siapa yang dengan tidak sopannya mengganggunya. Ia tatap Erna, sekretarisnya dengan helaan napas panjang. "Kamu boleh pergi. Laporan ini akan saya periksa terlebih dahulu," titahnya yang membuat wanita itu mengangguk. Setelahnya, ia pamit undur diri."Aku bawain makanan buat kamu." Sementara perempuan yang sudah mengacaukan fokus Ardian itu akhirnya mendekat. Di tangannya terdapat paper bag berisi makanan."Ini ada ayam kecap sama tumis kangkung. Kamu pasti suka," ujarnya seraya membuka isi kotak bekalnya. "Aku bawa ikan goreng ju---""Netta, stop!" Ardian dibuat kepalang kesal. Tatapannya pada perempuan itu semakin tajam saja. "Saya udah nikah. Tolong jaga jarak sama saya!""Tapi, aku masih sayang sama kamu, Ar." Perempuan itu mendekat. Mencoba mengelus rahang Ardian. "Aku juga ud

  • Istri Barbar Direktur Sad Boy    47. Pengakuan

    “Ada, Anna punya tanda lahir. Di lengan kiri.”Alda diam memikirkan kalimat Erlin. Setidaknya sebelum wanita itu kembali berujar, “Bunda juga masih nyimpan foto Anna. Kamu mau liat?” tawarnya yang langsung diangguki oleh Alda. “Ya udah, ikut bunda yuk!” Alda mengangguk lantas mengikuti langkah sang ibu mertua. Erlin membawa Alda ke sebuah ruangan di samping kamarnya dan sang suami. Seingat Alda, selama ia di rumah ini ruangan itu tidak pernah dimasuki oleh siapapun. “Ayo masuk!” Alda mengangguk. Ketika masuk, gadis itu mengedarkan pandangannya mengamati setiap sudut ruangan. Desain kamar ini terlihat indah dengan cat berwarna biru langit dipadukan dengan warna putih. Di dalamnya terdapat satu buah ranjang dan dua buah lemari berukuran sedang. Pada sudut kamar, Alda dapat melihat jajaran boneka yang tersusun sangat rapi. “Kamar ini dulunya adalah kamar yang sudah disiapkan untuk Anna.” Erlin mulai bercerita. Ia menatap menantunya yang masih sibuk mengamati beberapa foto ya

  • Istri Barbar Direktur Sad Boy    46. Tentang Anna

    “Tau apa lo soal kebahagiaan Alda?!” Napas Ardian memburu. Ia tatap Aksa dengan tatapan berkilat tajam. Aksa tersenyum remeh. “Perlu gue perjelas? Hidupnya sekarang semakin runyam setelah nikah sama lo.” Pemuda itu mendekat. Menepuk-nepuk pelan pundak Ardian. “Udahlah, serahin aja Alda sama gue. Gue masih mau kok meski dia udah jadi janda.” “BAJINGAN!!” Tanpa babibu, begitu saja Ardian melayangkan tinjunya ke wajah Aksa. “Dengar, sampai mati pun gue nggak akan serahin Alda sama manusia berwatak setan kayak lo!!” Aksa terkekeh. Ia usap ujung bibirnya yang mengeluarkan darah. “Fine kalau gitu. Gue akan rebut dia dari lo. Pake cara apapun itu.” BUGH! Sekali lagi Ardian melayangkan tinjunya. “Jangan berani sentuh istri gue! Atau lo rasain sendiri akibatnya!” ujarnya penuh peringatan. “Liat, lo ini pemarah. Alda akan hidup sengsara sama lo.” Geram, sekali lagi Ardian melayangkan tinjunya. Tak segan menendang pemuda yang berstatus sebagai kakaknya itu hingga tersungkur

  • Istri Barbar Direktur Sad Boy    45. Iradhia Annalisca

    Sore itu, langit berwarna jingga pudar. Di taman belakang rumah mewah tiga lantai itu, dua pria dewasa berdiri dan saling tatap dalam diam yang menegangkan. Mereka adalah Ardian dan Aksa.“Langsung to the point!” Ardian memandang Aksa lurus. Sungguh tak minat sekali berbicara dengan kakaknya itu. Jika bukan karena sang bunda yang meminta ia dan Alda datang ke rumah ini, ia pasti tidak akan datang selagi Aksa ada di sana.“Lepaskan Alda!” pinta Aksa. Ia menatap Ardian tak kalah dingin.Ardian berdecih, tingkah kakaknya ini sangatlah memalukan. Dulu, segalanya sudah ia relakan. Ia selalu mengalah dari Aksa. Namun, semakin ke sini tingkah kakaknya itu semakin kelewatan.“Alda bukan barang yang bisa dimiliki, ditukar, dan diminta seenak jidat!!”Di depan Ardian, Aksa tersenyum meremehkan. Netranya menatap pemuda itu tak bersahabat.“Dia nggak pantas sama lo!”Ardian tersenyum miring. “Terus, lo kira lo yang lebih pantas?” tanyanya sarkas. “Hanya orang bodoh yang akan bilang kalo Alda pant

  • Istri Barbar Direktur Sad Boy    44. Misteri Hilangnya Clarissa

    “Sudah ada informasi mengenai adik kamu?” Perempuan yang sedang duduk di sofa itu lantas berbalik. Sang mama yang barusan menanyainya. Diana Ariska lebih tepatnya.“Belum ada info sama sekali, Ma.” Diana yang sudah duduk di samping putrinya lantas menghela. Sudah sekian tahun ia mencari putrinya yang hilang. Namun hingga kini tak kunjung ditemukan.Clarissa Ayudia, ia menghilang usai Diana mengajaknya berkunjung ke rumah sang nenek. Saat itu, di tengah perjalanan pulang ke rumah, beberapa orang datang menghadang mobil mereka dan mengambil Clarissa yang masih berusia satu bulan.“Ada apa, Pak?” tanya Diana saat pak Roni--supir pribadi keluarganya-- tiba-tiba menghentikan mobil secara mendadak.“Ada beberapa orang yang mencegat perjalanan kita, Nyonya.”Belum sempat Diana menyahut, seseorang tiba-tiba mengetuk kaca mobil dengan brutal. “BUKA KACA MOBILNYA!!”“Jangan turun, Pak. Bahaya!” cegah Diana kala pak Roni ingin turun. “Biar saya telpon--”Terlambat, ponsel Diana yang sebelumnya

  • Istri Barbar Direktur Sad Boy    43. Gusar

    "Tante Elya ngomong apa aja tadi?" Ardian menghampiri Alda yang sudah sibuk dengan ponselnya. Seolah tak pernah terjadi apa-apa, ucapan Elya padanya dianggap angin lalu."Kepo deh." Gadis itu berbalik. Terkikik geli ketika Ardian memasang wajah masam."Tapi, dia nggak ngapa-ngapain kamu, kan?" Di detik yang sama, raut Ardian berubah khawatir."Nggak kok. Jangan khawatir berlebihan gitu deh. Aku nggak apa-apa."Ardian menghela. Kini beralih mendekati istrinya dan duduk di sisi gadis itu. "Alda, mungkin setelah ini akan ada banyak penolakan dari keluarga saya untuk kamu. Beberapa dari mereka hanya memandang seseorang dari segi harta. Mereka juga suka blak-blakan dan nggak bisa menjaga perasaan orang lain." Ardian menjeda."Saya harap, sikap buruk dan penolakan itu nggak akan membuat kamu mencari-cari alasan untuk bisa segera lepas dari saya."Alda tertawa. "Sepertinya, Kakak terlalu takut aku tinggalkan, ya?""Saya serius!"Kontan gadis itu menutup mulutnya dengan tangan. Tatapan Ardi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status