Share

Istri Baru Untuk Om Duda
Istri Baru Untuk Om Duda
Author: A mum to be

Bab 1

Author: A mum to be
last update Last Updated: 2025-11-05 22:59:45

“Apa? Aku harus nikah sama dia?!”

Alena hampir menjatuhkan ponselnya. Suara di seberang sana terlalu mengejutkan untuk dicerna begitu saja. Jalanan di sekitar Medan sore itu penuh kendaraan berlalu-lalang, tetapi seakan lenyap dari pandangannya. Yang tersisa hanya gemuruh di telinga, berdering bersama suara sang ibu yang menggelegar di ponsel.

“Kau dengar ‘kan? Udah diputuskan, Na. Aziz itu orang baik. Keluarga kita berhutang budi sama mereka!” Ibunya terdengar tegas, bahkan nyaris tak memberi ruang untuk perlawanan. Sore yang cerah mendadak berubah menjadi kelabu bagi Alena.

Perempuan berusia 21 tahun itu mengerjapkan mata, menatap sepatu flat yang dipakainya, seolah berharap jawaban muncul dari sana. “Tapi... Tapi, Mak. Aku masih kuliah. Gimana aku bisa nikah? Lagi pula, aku enggak kenal sama dia!” ucapnya dengan nada putus asa. Suara lalu lintas yang bising mendadak menjadi latar yang sunyi dibandingkan ketakutan yang mendera di hatinya.

Ibunya mendesah di seberang, seperti berusaha menyabarkan anak kecil yang keras kepala. “Kau ingat, Na. Kita ini bukan orang kaya. Kalau bukan karena keluarga Aziz, kau enggak bisa sekolah sampai sekarang. Ini cara terbaik buat kita semua.”

Alena mengusap wajahnya, merasakan keringat dingin mulai mengalir.

Om Aziz? Pria galak yang pernah kudengar dari bisik-bisik tetangga? Duda 38 tahun dengan dua anak remaja? Itu sama sekali enggak masuk akal!

Bagaimana mungkin hidupnya yang tenang di bangku kuliah tiba-tiba berbalik 180 derajat menjadi kisah pernikahan terpaksa dengan seorang duda?

“Mak... Om Aziz itu galak ‘kan? Aku pernah dengar orang ngomongin soal dia,” suara Alena mulai bergetar. Ketakutannya semakin terasa nyata.

Terdengar tawa kecil di ujung telepon, bukan tawa menyenangkan, tapi seperti ada kepahitan di baliknya. “Orang-orang itu suka gosip, kau juga tahu itu. Mereka selalu cari-cari kesalahan. Aziz galak? Mungkin dia tegas, tapi itu wajar untuk seorang yang memimpin banyak orang. Jangan terlalu percaya omongan orang.”

Alena mendesah panjang, mencoba menata pikirannya. “Tapi, Mak… Aku belum siap. Masih banyak yang pengen aku capai. Aku masih semester enam. Mau gimana masa depanku?”

“Na, dengerin mamak. Hidup ini enggak selalu berjalan seperti yang kita mau. Kau pikir kita ada di posisi buat milih sekarang?” Jawaban ibunya semakin menekan perasaan Alena. “Keluarga Aziz udah bantu kita bertahun-tahun. Dan Aziz… dia pria yang tampan, kaya, dan siap membangun rumah tangga lagi. Kau akan nyaman hidup bersamanya.”

“Mak, ini bukan cuma soal nyaman! Aku enggak cinta sama dia. Lagian, tampan dan kaya enggak jamin kebahagiaan. Aku enggak kenal dia sama sekali!” Alena mencoba bertahan. Suara di tenggorokannya mulai terdengar serak.

“Apa kau pikir cinta itu segalanya? Eggak semua pernikahan diawali cinta, Na. Kadang, cinta itu datang belakangan, setelah kau mengenalnya lebih jauh,” ujar ibunya, kali ini dengan nada yang lebih lembut, mencoba menyisipkan pengertian.

Alena terduduk di bangku taman kecil di dekat jalan, memandangi langit yang mulai memerah. Seolah seluruh beban dunia menimpa bahunya sekaligus. Pernikahan tanpa cinta? Bukan itu yang ia bayangkan. Tetapi di satu sisi, apa pilihan yang dia punya?

Di saat pikiran masih berkecamuk, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk, menambah kerumitan hari itu.

[Besok sore kalian harus ketemuan. Aziz mau bicara langsung.]

Alena terpaku menatap layar ponsel yang barusan ia genggam. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Besok? Secepat itu? Dadanya semakin sesak. Pertemuan langsung dengan Om Aziz? Pria yang selama ini hanya dia kenal sebagai sosok bayangan. Seorang pria yang ditakuti orang-orang, dengan dua anak yang kabarnya tidak mudah diatur. Bagaimana mungkin pertemuan ini bisa berakhir baik?

Tak lama, pesan lain menyusul.

[Jangan terlambat ya, Na. Aziz enggak suka nunggu.]

Alena menggigit bibir bawahnya. Seluruh tubuhnya merinding. Seperti ada beban yang lebih besar menghampiri dan dia tak bisa menolaknya. Ini benar-benar nyata? Aku harus menikah dengan pria yang bahkan belum pernah aku temui?

Dia mengusap kening, merasakan aliran darah yang tiba-tiba berdenyut lebih kencang. Besok dia akan bertemu pria yang akan jadi suaminya. Suami yang tak pernah dia harapkan. Dan lebih buruk lagi, dia tak tahu seperti apa Aziz di balik semua cerita yang beredar.

Alena menatap jauh ke depan, tetapi pikirannya penuh dengan kekhawatiran. Apa yang akan dia katakan pada Aziz? Apa yang harus dia lakukan?

Besok, segalanya akan berubah. Alena tahu, tidak ada jalan untuk mundur. Dia hanya bisa berharap yang terbaik, meski hatinya bergetar penuh keraguan.

Malam saat Alena mencoba tidur, bayangan pertemuan esok hari terus menghantuinya. Kata-kata ibunya berputar di kepala. Tentang budi, tentang pilihan yang tak ada. Tetapi yang paling menghantui adalah satu pertanyaan yang tak kunjung hilang dari pikirannya: Kenapa Om Aziz mau nikah denganku?

Besok, jawaban itu akan datang. Namun, apakah Alena siap mendengarnya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Baru Untuk Om Duda   Bab 6

    Alena terjaga dari tidurnya, menatap ponsel di tangan dengan bingung. Pesan misterius yang baru saja ia terima menggetarkan hati. Kalimat yang singkat namun penuh ancaman itu membuatnya terdiam beberapa detik.Siapa yang bisa mengirim pesan seperti itu? Apakah itu dari seseorang di rumah ini? Atau mungkin dari luar? Hatinya bertanya-tanya. Namun, ia tidak punya banyak petunjuk. Nomor yang mengirim pesan itu adalah nomor tak dikenal, tanpa nama atau tanda-tanda lain. Tiba-tiba, ia merasa sendirian, terjebak dalam pernikahan yang penuh rahasia dan ketidakpastian.Alena mencoba menenangkan diri. Ia memutuskan untuk tidak membahas ini pada siapa pun dulu. Bahkan pada Aziz. Ia masih belum yakin siapa yang bisa dipercaya. Apakah mungkin salah satu dari anak-anak Aziz yang mengirim pesan ini? Tidak mungkin, pikirnya. Meski Sasya memang masih marah dan Zizi tampak canggung, rasanya pesan itu terlalu dingin dan mengancam untuk datang dari mereka."Mungkin ini cuma orang iseng," bisiknya pada d

  • Istri Baru Untuk Om Duda   Bab 5

    Pagi hari di rumah Aziz terasa seperti mimpi buruk bagi Alena. Setelah kejadian malam itu, saat ia menemukan Zizi menangis di lorong, Alena semakin yakin bahwa ada sesuatu yang disembunyikan di rumah ini. Namun, yang lebih mengganggu adalah perasaannya yang semakin tidak diterima. Zizi dan Sasya masih menjaga jarak, sementara Aziz tampak semakin sibuk dengan pekerjaannya dan mengabaikan masalah yang jelas ada di depan mata.Alena berusaha keras untuk tetap tegar. Setiap pagi ia mencoba memulai hari dengan senyuman, meski hatinya dipenuhi kekhawatiran. Ketika Aziz sudah berangkat ke kantor, Alena berusaha mendekati kedua anak tirinya."Sasya, Zizi... gimana kalau hari ini kita keluar bareng? Jalan-jalan ke mall atau makan es krim?" tanyanya ceria saat mereka sarapan.Namun, respon yang diterima membuatnya kembali terpukul."Enggak perlu," kata Sasya tanpa melihat Alena. "Aku ada tugas sekolah, dan Zizi juga."Zizi hanya menunduk, tidak berkata apa-apa, tetapi jelas terlihat bahwa ia me

  • Istri Baru Untuk Om Duda   Bab 4

    Hari-hari setelah pernikahan Alena terasa semakin berat. Hubungan dengan Sasya dan Zizi tak kunjung membaik, bahkan cenderung semakin memburuk. Setiap kali mereka berada di ruangan yang sama, suasana menjadi tegang. Kedua anak itu jelas tidak mau menerima Alena sebagai bagian dari hidup mereka. Di mata mereka, ia hanyalah orang asing yang tiba-tiba muncul dan merebut tempat ibu mereka.Pagi itu, Alena mencoba untuk lebih berusaha. Ia bangun lebih awal dan memutuskan untuk membuat sarapan. Meski tahu kemampuan memasak yang dimiliki sangat terbatas, tetapi setidaknya ini bisa menjadi upaya kecil untuk mendekatkan diri."Aku bisa, aku pasti bisa," gumamnya pada diri sendiri sambil membuka buku resep yang baru ia unduh dari internet. Pandangannya terhenti pada menu sederhana—omelet sayur dan roti panggang. "Enggak terlalu sulit ‘kan?"Dengan semangat, Alena mulai memotong sayuran dan menyiapkan bahan-bahan lainnya. Namun, kenyataan segera menghantam. Telur yang ia kocok terlalu encer, dan

  • Istri Baru Untuk Om Duda   Bab 3

    Pagi itu terasa aneh bagi Alena. Setiap detik berlalu seperti sebuah mimpi, sebuah kenyataan yang tidak pernah ia bayangkan akan terjadi secepat ini.Sebentar lagi, ia akan menjadi istri seorang pria yang baru dikenal kemarin—Aziz, duda dengan dua anak yang berumur hampir sebaya dengannya."Ini benar-benar akan terjadi..." gumam Alena, meremas-remas ujung kerudungnya dengan gugup.Aziz duduk di seberang ruangan, wajahnya tanpa ekspresi. Tampak tenang, namun ada sesuatu di matanya yang sulit diartikan oleh Alena.Di sisi lain, Alena merasa hatinya terus berdenyut dengan cepat. Pernikahan ini bukan tentang cinta. Semua hanya tentang hutang budi yang harus dibayar."Kau siap?" tanya Aziz dengan nada datar."Apa aku punya pilihan?" Alena membalas tanpa menatapnya.Aziz menghela napas panjang. "Tidak ada."Alena tahu itu benar. Keluarga Aziz telah membantu keluarganya saat mereka jatuh miskin setelah ayahnya meninggal. Kini, tanggung jawab itu menjadi beban di pundak. Aziz menuntutnya untu

  • Istri Baru Untuk Om Duda   Bab 2

    Alena duduk di sudut kafe yang agak sepi, jaraknya cukup jauh dari keramaian yang biasa memenuhi tempat itu. Matanya menatap kosong pada segelas kopi yang mulai dingin di hadapan. Tangan pun tak bisa berhenti menggenggam ujung kerudung, memainkan kain tersebut seolah itu adalah satu-satunya cara yang bisa mengalihkan kegugupan. Pikirannya berlarian tak menentu, antara kebingungan, cemas, dan... sedikit rasa penyesalan.Kenapa aku mau datang?Jantungnya berdebar tak karuan, semakin keras setiap detik, karena dia tahu pertemuan ini akan mengubah seluruh hidupnya. Pertemuan dengan orang yang tak pernah dia bayangkan akan menjadi suaminya—Aziz.Aziz, pria berumur 38 tahun yang selama ini hanya dia dengar dari cerita orang-orang di kampungnya. Seorang pria yang dianggap dermawan, tetapi juga terkenal karena sifat tegas dan otoriter. Dan kini, dia berada di ambang menjadi istri pria itu.Om Aziz...Pintu kafe terbuka dengan suara halus, namun detik itu Alena tahu siapa yang datang. Seolah u

  • Istri Baru Untuk Om Duda   Bab 1

    “Apa? Aku harus nikah sama dia?!”Alena hampir menjatuhkan ponselnya. Suara di seberang sana terlalu mengejutkan untuk dicerna begitu saja. Jalanan di sekitar Medan sore itu penuh kendaraan berlalu-lalang, tetapi seakan lenyap dari pandangannya. Yang tersisa hanya gemuruh di telinga, berdering bersama suara sang ibu yang menggelegar di ponsel.“Kau dengar ‘kan? Udah diputuskan, Na. Aziz itu orang baik. Keluarga kita berhutang budi sama mereka!” Ibunya terdengar tegas, bahkan nyaris tak memberi ruang untuk perlawanan. Sore yang cerah mendadak berubah menjadi kelabu bagi Alena.Perempuan berusia 21 tahun itu mengerjapkan mata, menatap sepatu flat yang dipakainya, seolah berharap jawaban muncul dari sana. “Tapi... Tapi, Mak. Aku masih kuliah. Gimana aku bisa nikah? Lagi pula, aku enggak kenal sama dia!” ucapnya dengan nada putus asa. Suara lalu lintas yang bising mendadak menjadi latar yang sunyi dibandingkan ketakutan yang mendera di hatinya.Ibunya mendesah di seberang, seperti berusah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status