Share

161. Tak Bisa Tinggal Diam

Perasaan Panji masih merasa kecewa karena tidak dapat membawa Agnes pulang bersamanya. Saat ini ia tahu betul kalau istrinya itu pasti sangat membencinya meski ia tak melakukan hal yang dituduhkan.

“Maafkan aku, Agnes.”

Suara lirih keluar dari mulut Panji. Sejak tadi ia selalu saja meminta maaf pada Agnes walaupun istrinya itu sama sekali tidak mendengarnya.

Panji berjalan dengan langkah gontai menuju ke kamarnya. Tatapan matanya begitu sayu dan tidak bercahaya sama sekali. Jejak air mata pun masih membekas di pipinya.

“Rumah ini terasa sangat hampa,” dengus Panji sambil tersenyum getir.

Tentu saja Panji tak dapat membayangkan jika harus berpisah dengan Agnes. Mungkin saja ia akan menjadi gila karena tak dapat mendengar omelan wanita itu. Ya, meski Agnes adalah tipe wanita yang gampang tersulut emosi, Panji tetap sangat mencintai istrinya tersebut.

Ketika melihat ruang tengah, Panji jadi teringat sebuah kejadian. Saat itu Agnes mengomel kepadanya hanya karena ia salah membeli pas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status