Share

Istri kedua

Part 5.

"Apa yang kamu lakukan? Sudah aku bilang jangan sentuh aku!" Mata Yogi menyala, amarahnya memecahkan heningnya malam.

"Aku hanya ingin memelukmu, Mas, aku rindu sama kamu, dua minggu kamu di luar kota, apakah tidak ada setitik rindu di hatimu untukku, Mas?" Silvi menangis terduduk di lantai.

Dia tertunduk dan memeluk kedua lututnya.

"Sudahlah, jangan cengeng lebih baik aku pindah saja," Yogi meninggalkan singgasana cinta mereka dan pindah ke ruang tamu memilih tidur di sofa.

"Apa salahku, Mas? Kenapa kamu tidak mau menyentuhku? Bahkan aku memelukmu pun seolah-olah kamu jijik padaku, apa salahku, Mas? Sebuah pelukan saja sudah cukup bagiku. Hanya pelukan." rajuk Silvi.

Keluh kesahnya tak di dengar oleh Yogi.

Dalam isak tangisnya dia mengembalikan Viyo yang sudah tertidur lelap ke atas tempat tidur miliknya. Hal ini terjadi berulang-ulang pada dirinya selama 3 tahun.

Banyak pertanyaan yang tak kunjung terjawab dalam benaknya, hingga Silvi mulai mengalah, ia merasa lelah.

Malam ini Silvi tak bisa tidur, dia bangkit dan menuju dapur untuk mengambil minum.

Terlihat Yogi pun sepertinya tidak bisa tidur dan hanya memainkan ponselnya. Silvi berpikir jika diajak bicara saja dia marah mungkin Silvi bisa menyampaikan keluh kesahnya melalui pesan.

Silvi meraih ponselnya dan membuka pesan. Ia memberanikan diri mengirim pesan pada Yogi, meski Yogi satu atap dengannya kini. Silvi sudah siap dengan segala konsekuensi yang akan terjadi.

[Jika aku tidak memuaskanmu, jika kau tak lagi menginginkanku, aku ridho seandainya aku harus dimadu, Mas. Carilah wanita lain, aku ikhlas.] pesan Silvi dengan deraian air mata.

Silvi menyerah tetapi dia tidak ingin menjadi janda dia harus merelakan suaminya dan berbagi cintanya dengan wanita lain. Setidaknya dengan begitu ada Syurga yang ia harapkan tersembunyi di balik deritanya. Meski sakit rasanya, ini lebih baik daripada dia merasa dirinya sebagai istri bayangan yang tak pernah disentuh dan diberi nafkah biologis untuk selamanya.

[Jangan melantur, pikirkanlah Viyo. Ada sebuah penyakit yang sedang aku obati jadi bersabarlah!] balasan dari Yogi.

Alangkah bahagianya Silvi mendapatkan pesan dari Yogi itu, pesan Yogi setidaknya menjadi satu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menggelayut dibenaknya.

[ Terima kasih Mas, aku merasa lega. Kalau boleh tahu penyakit apa yang sedang kau obati saat ini? Sudah berapa lama kamu menderita penyakit itu, Mas?] pesan Silvi.

Yogi tak menjawab, pesannya hanya di baca.

“Mungkin Mas Yogi sudah tidur,” pikir Silvi.

Silvi belum mengantuk, airmatanya mulai reda, ia membuka ponsel Androidnya, sudah lama sejak ia menikah dengan Yogi dia tidak pernah menggunakan media sosial, ia menutup diri karena dia merasa takut rumah tangganya akan terganggu. Tangan lentiknya mendownload kembali aplikasi F******k dan membuka akun miliknya, terlihat ada beberapa yang aktif termasuk F******k Yogi suaminya.

Bukan bermaksud untuk mengorek masalah pribadi Yogi tetapi Silvi jadi penasaran dan ingin memantau saja siapa tahu ada yang aneh di dalam F******k Yogi. Ternyata betul, ada satu status yang membuatnya mengerutkan dahi.

“Istri kedua?” ucap Silvi lirih. Kemudian Silvi melihat kolom komentar banyak yang berkomentar.

[Bapak masih muda, tampan dan sukses, istri bapak pasti cantik.] kata komentar.

[kenapa emangnya? Kamu mau jadi isteri keduaku? ha ha ha. ] balas Yogi.

Deg…

Perasaan Silvi menjadi tak karuan. Meski bibirnya berkata ikhlas namun hatinya masih belum siap untuk dimadu.

Tangannya tak kuasa menahan penasaran, Silvi membalas komentar itu.

[Satu aja dulu, jika sudah merasa adil antara nafkah lahir dan nafkah batin barulah berpikir untuk mencari istri kedua.] balas Silvi.

Send...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status