Share

Part 4 ~ Sekarang

“Pak, ini saya mau diculik ke mana?” tanya Rara sambil mengalihkan pandangan ke luar jendela. Kevin tidak menjawab, perasaan gadis itu makin tidak karuan.

Bagaimana kalau Pak Kevin akan minta ganti rugi dengan hal lain. Menjadi pembantu rumah tangga atau one night stand. Oh Tuhan, aku harus bagaimana. Tidak mungkin aku minta bantuan Ayah dan Ibu untuk bantu ganti rugi, sedankgan mereka menunggu bantuanku juga, batin Rara. 

“Ini kok belok ke restoran sih,” gumam Rara. Ini sebenarnya mau ke mana, kenapa malah ke restoran mewah. Rara menduga Kevin minta ditraktir makan siang. Tentu saja hal ini membuat Rara semakin takut, dia tidak akan sanggup bayar. Tadi pun Rara berniat cari makan siang yang harganya murah.

“Turun!” Kevin melepas seat belt-nya.

Rara bergeming, memikirkan adegan di film yang mana sang pria melepaskan seat belt sang wanita lalu … Stop Rara, kembali ke dunia nyata.

“Pak Saya nggak lapar, kita balik ke kantor aja bicara di sana,” pinta Rara bahkan sambil memohon.

“Aku bilang turun, kamu banyak cakap juga ya. Turun atau bayar ganti rugi, sekarang!”

Rasanya Rara ingin mengumpat karena teriakan Kevin. Dengan cepat gadis itu melepaskan seat belt lalu membuka pintu dan keluar dari mobil. Kalau dipikir, dosa apa sampai dia mendapatkan musibah bertubi-tubi. Harun selingkuh, duit habis dan nabrak mobil pula. Gadis itu mengekor langkah Pak Kevin dan sudah berdiri di depan pintu sebuah ruangan. Sepertinya private room.

“Ah, datang juga dia,” ujar seorang pria paruh baya yang agak mirip dengan Kevin sudah ada di dalam ruangan bersama seorang wanita. Wanita itu masih terlihat cantik di usianya, Rara pun terpukau dengan kecantikannya.

“Eh.” Rara terkejut karena Kevin merangkul bahunya.

“Mih, kenalkan ini Rara. Dia kekasihku,” tutur Kevin.

Rara terbelalak dan menoleh, tapi Kevin malah tersenyum dan meremas bahunya. Sepertinya ini kode agar dia ikut saja dengan apa yang dikatakan oleh Kevin. Mau tidak mau, Rara menyalami orang tua Kevin dan memperkenalkan diri.

“Duduklah!” titah Arka -- papi dari Kevin.

Kevin pun menarik kursi untuk Rara dan gadis itu duduk dengan pelan, seakan takut kalau ada bom yang siap meledak di atas kursi. Pasangan itu menatapnya, meski bukan tatapan tidak suka tetap saja membuat hati Rara ketar ketir tidak karuan. Apalagi saat ini dirinya sedang berbohong, berperan sebagai kekasih Kevin.

Kevin menjelaskan kalau hubungan mereka di kantor sebagai atasan dan bawahan, dan mengakui kalau hubungan mereka belum lama jadi dia belum berani mengenalkan Rara pada orangtuanya.

“Rara, apa yang buat kamu suka dengan putra Tante?”

“Ehm.” Rara menoleh ke samping dan Kevin tersenyum sambil menaik turunkan alisnya.

Rasanya Rara ingin mencakar wajah Kevin yang sok suci. Entah dia harus menjawab apa, karena mereka bukan pasangan sebenarnya. Lebih sulit dari sidang skripsi, karena jawabannya tidak dibahas dalam buku apapun. 

“Jawab saja, tidak usah malu-malu gitu,” sahut Kevin.

“Saya suka Pak Kevin, karena dia dewasa.” Akhirnya Rara membuka suara. 

“Jadi, kamu suka dengan pria yang lebih tua dari kamu?” tanya Tante Mihika -- mami Kevin.

“Iya tante. Dari pada yang muda, kadang labil dan baperan. Lebih baik yang matang, karena lebih menantang.”

Arka terkekeh. “Dia seperti kamu, suka dengan yang lebih tua,” ujar Arka dan dibalas cibiran oleh istrinya.

Pelayan datang menanyakan pesanan, semua menyebutkan pilihan makanan mereka termasuk Rara yang memesan sama dengan pesanan Kevin.

“Apa lagi? Masa kamu suka Kevin hanya karena dia dewasa?”

“Karena … tampan,” ujar Rara malu-malu.

“Kalau itu dunia sudah tahu, aku memang tampan,” seru Kevin sambil menepuk dadanya.

“Yang pasti aku mencintai Pak Kevin tanpa syarat, murni karena perasaan. Bukan karena siapa dia dan ada apanya.” Pernyataan Rara barusan, sukses membuat orangtua Kevin tersenyum dan sepertinya mereka menyukai gadis itu.

“Kevin, Mami suka dengan Rara. Kalian serius ‘kan? Baiknya segera menikah saja deh.” 

Ucapan Mihika membuat Rara yang sedang meneguk air putih pun tersedak. Menikah? Maksudnya dirinya dan Kevin? Alamak, apalagi ini. Wajah Rara langsung panik mendengar permintaan tante Mihika. Kevin menyadari hal itu lalu menggenggam tangan Rara yang ada di atas meja.

“Sabar Mih, segalanya harus dibicarakan dan dipersiapkan. Aku pernah gagal, jadi harus berhati-hati,” ujar Kevin sambil meremas lebih kencang. “Bukankah begitu sayang?” tanyanya sambil menaik turunkan alisnya.

“I-iya.”

Obrolan masih berlanjut, sampai akhirnya Tante Mihika pamit ke toilet dan Om Arka menerima telepon dan menjawab dengan menjauh dari meja di mana mereka berada.

“Pak ….”

“Sstt, cukup setuju dengan apa yang aku katakan. Urusan nanti, biar aku yang urus,” ujar Kevin lirih.

“Tapi Pak, saya nggak mau berbohong. Membohongi orang tua Pak Kevin, seperti membohongi orang tua saya sendiri.”

“Kalau kamu mengatakan yang sebenarnya tentang hubungan kita, bayar ganti rugi mobil saya sekarang.”

Mendengar ancaman Kevin, Rara hanya bisa menghela nafas dan berharap bisa menghilang dari sana tanpa harus pamit pada orangtua Kevin. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, dia berharap tidak berlanjut dengan kebohongan berikutnya dan khawatir kalau kebohongan ini akhirnya terbongkar.

“Bersikaplah seolah kita memang saling cinta. Kamu pernah pacaran ‘kan?”

Rara malas menjawab Kevin dan berusaha untuk tersenyum karena Om Arka sudah kembali duduk dan tante Mihika juga sudah datang lagi.

“Rara, Tante tidak mau ada yang ditutupi atau disembunyikan,” ujar Mihika membuat jantung Rara mendadak berdetak lebih cepat. Mungkinkah Tante Mihika bisa menebak kalau dirinya dan Kevin hanya berpura-pura.

“Kamu tahu ‘kan masa lalu Kevin?”

“Mih, please. Jangan buka kartu dong,” ujar Kevin.

“Memang ada apa dengan masa lalu Pak Kevin?” tanya Rara menatap bergantian Kevin dan tante Mihika.

“Sepertinya kalian harus bicara dari hati ke hati, kalau memang mau serius. Jangan ada hal yang ditutupi sebelum hubungan lebih jauh,” seru Mihika lagi.

Akhirnya Rara menatap Kevin dan benaknya bertanya-tanya apa sebenarnya rahasia masa lalu pria itu. Meskipun dia tidak peduli karena bukan urusannya, siapa tahu bermanfaat di kemudian hari.

“Pak Kevin, ceritakan masa lalu Bapak. Sekarang!" 

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status