Share

Istri Bookingan
Istri Bookingan
Author: Mahessa Gandhi

Mission Completed

{Benarkah pertemuan dan perpisahan hanya berjarak satu senti?}

"Cantik?" tanya Yava.

"Relatif," jawabnya singkat, namun pandangannya masih tertuju kearah wanita yang menari lincah di atas panggung itu.

"Lo kenal?" imbuhnya sambil meletakkan sisa rum di atas bar table.

"Mau tidur sama Dia mah, nggak perlu kenalan," pungkas Yava meremehkan.

"Trus?" desaknya masih dengan rasa penasaran yang mengganjal hati.

"Gampang..., tinggal booking aja. Bisa harian, mingguan, bulanan, atau tahunan, tapi Dia nggak mau ada ikatan," tutur Yava seolah tahu seluk beluk pelacur yang sedang dibahas malam itu.

"Ikatan, maksudnya?"

"Itulah istimewanya. Silakan cari tahu sendiri kenapa Dia nggak mau ada ikatan!"

"Satu lagi, Dia juga nggak mau ada yang ngontrak waktunya seumur hidup!" jelas Yava sebelum berjalan menuju pintu keluar, disusul dengan sahabatnya yang masih menyimpan sejuta pertanyaan itu.

***

Waktu itu malam pergantian tahun, pesta seakan tak pernah usai. Semua orang telah menikmati akhir tahun dengan gembira. Badai aphrodite berhamburan dimana-mana seiring dentuman musik yang menggema di seluruh ruangan yang hampir setiap sudut kepala dihinggapi libido tak terkendali.

Tak lama kemudian sebuah pertunjukan sexy dancing dimulai.

Mistha menjadi pemeran utama dalam pertunjukan itu, highills ungu yang terhentak-hentakan pada lantai panggung Brassery pun membuat jantung semua pria seolah meletup-letup. Ia menari lincah sekali menirukan gaya Beyonce mirip pada sebuah vidio clip single Love on Top.

Semua mata binal pun tertuju kearah dada Mistha yang hanya tersintal renda lingeri selutut itu.

"Barang baru?" tanya Hans pelanggan setia Lugitha.

Lugitha mengangguk tanda meng-iya'kan pertanyaan pria hidung belang satu itu.

"Berapa?" tanya Hans.

"Gratis, khusus buat lo!" jawab Lugitha sembari menatap sinis kearah Mistha.

Hans, tersenyum simpul. Mengarahkan gelas berisi brandy itu kearah Lugitha, tanda membuat persetujuan. Cheers!

Sementara di sisi lain, Vall Ankala menerima uluran sebotol absinth dari Mistha. Terlihat dari cara duduknya, pria itu nyaris seperti penguasa maha segalanya. Berada ditengah-tengah sekat pembatas sofa besar, tempat biasa orang-orang menumpahkan serotonin.

"Kerja bagus!" ucapnya sembari memicingkan sebelah matanya kearah Mistha.

Menurut Vall, Tak ada yang mampu digunakan untuk melunasi hutang keluarganya selain menjual harga diri Mistha. Di samping itu, Mistha merupakan prospek bagus untuk dijadikan sumber kekayaan yang akan mengisi pundi-pundi uang di dalam rekening tabungannya.

Keparat! Mistha mendengkus.

Lalu kembali mengitari sofa melingkar yang seketika menjadi lautan hidroksil mendidih itu, sebab ia dituntut untuk membuat semua pria yang bergumul di sana harus menghabiskan malam pergantian tahun kali ini dengan senggama. Tentu, karena terpaksa!

Bajingan! umpatnya lagi. Mistha mendecih melihat gelak tawa semua orang yang merasa tak berdosa.

Tak lama kemudian dari arah kerumunan sofa berasap pekat itu, seorang pria tergelempar di lantai dengan mulut penuh busa. Seketika suasana berubah tegang, tak ada gelas berputar, canda tawa menggelak, ataupun kepulan asap rokok yang melebihi tungku kompor kebakaran lagi, yang ada hanya jeritan misterius, dan keadaan yang butuh pertolongan serius.

Sementara Mistha sudah berada di tempat lain setelah melangkahi pria yang sepertinya sudah terbujur kaku di lantai itu. Menatap nyalang tanpa kasihan, menghisap rokok, menenggak sisa gin di tangan kirinya. Lalu kembali melangkah mantap menuju pintu keluar.

“Mistha!”

Langkahnya terjegal oleh panggilan seseorang dari arah belakang, Mistha menghentikan langkahnya tanpa menoleh.

Lalu menghampiri wanita yang tengah bersedekap di belakangnya.

"Datangi tempat ini," perintahnya sembari menyodorkan secarik kertas berisi alamat dan nomor kamar hotel yang harus Mistha datangi untuk melampiaskan nafsu bejatnya.

"Ah... wangi sekali tubuhmu, Sayang," Hans Mendesah di dekat telinga Mistha begitu tiba di kamar hotel yang telah dipesan Lughita.

Dalam sekali rengkuh, Mistha hampir tak mampu berkutik dari dekapan tubuh bidang pria binal yang ada di belakangnya saat ini.

Mistha membalikkan tubuhnya.

"Tunggu. Ada yang terlupakan, Pak!" Mistha menjeda birahi Hans yang mulai meranggas.

"Apa lagi Sayang?" goda Hans sembari tetap menggerayangi tubuh, serta menciumi wajah oriental Mistha tanpa jeda, tentu pria binal semacam Hans sudah tak tahan melihat isi dada yang ada di balik lingeri merahnya.

Mistha menunjuk kearah tas yang telah disiapkan sebelum mendatangi alamat yang diberikan Lugitha, kemudian Mistha memborgol tangan Hans, menutup matanya dengan kain silk, serta mengikat leher Hans dengan kumparan simpul gantung. Hans menyerah, saat Mistha mulai menumpukan kedua tangan yang siap diborgol itu di atas dadanya. Mistha menyeringai puas, saat melihat Hans mulai menciut, dengan posisi setengah duduk. Mistha terbahak sembari memainkan pecut cosplayer di leher Hans, lalu mendorong punggung Hans dengan menginjakan Hils merahnya.

"Lepaskan Aku, bajingan!" Hans naik pitam. Namun, upaya Hans untuk memberontak semakin membuat Mistha ingin segera menghabisi nyawanya.

"Mission Completed!" Mistha mendengkus, lalu meninggalkan kamar panas itu tanpa jejak.

Demi apapun, semua keparat itu harus mati! Satu per satu.

Tak lama kemudian, sebuah pesan singkat muncul di toggle notifikasinya.

Khatila: Gue ada clien buat lo.

Mistha: Gede nggak? Balas Mistha.

Khatila: Lo yang mau nyobain kok pakai nanya, lo kira semua clien udah pernah gue coba. Ejek Khatila

Mistha: Duitnya fuck! Bukan Anu-nya! Pungkas Mistha.

Khatila: Tebel, tenang aja!

Mistha: Lo udah tahu semua ketentuan-ketentuan dari gue, ‘kan?

Khatila: Valid! Gue kasih Short aja, soalnya banyak yang nunggu lo.

Mistha: Siapa namanya? tanya Mistha, namun Khatila tidak merespon pesan terakhir yang dikirim Mistha.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ken Munika
tanda bacanya benar-benar benar... ceritanya seru bgt...
goodnovel comment avatar
bunga Jelita
Keren Lanjutkan.. Bagus diksinya aku suka aku suka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status