Beranda / Romansa / Istri Bookingan / Mission Completed

Share

Istri Bookingan
Istri Bookingan
Penulis: Mahessa Gandhi

Mission Completed

Penulis: Mahessa Gandhi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-20 21:30:16

{Benarkah pertemuan dan perpisahan hanya berjarak satu senti?}

"Cantik?" tanya Yava.

"Relatif," jawabnya singkat, namun pandangannya masih tertuju kearah wanita yang menari lincah di atas panggung itu.

"Lo kenal?" imbuhnya sambil meletakkan sisa rum di atas bar table.

"Mau tidur sama Dia mah, nggak perlu kenalan," pungkas Yava meremehkan.

"Trus?" desaknya masih dengan rasa penasaran yang mengganjal hati.

"Gampang..., tinggal booking aja. Bisa harian, mingguan, bulanan, atau tahunan, tapi Dia nggak mau ada ikatan," tutur Yava seolah tahu seluk beluk pelacur yang sedang dibahas malam itu.

"Ikatan, maksudnya?"

"Itulah istimewanya. Silakan cari tahu sendiri kenapa Dia nggak mau ada ikatan!"

"Satu lagi, Dia juga nggak mau ada yang ngontrak waktunya seumur hidup!" jelas Yava sebelum berjalan menuju pintu keluar, disusul dengan sahabatnya yang masih menyimpan sejuta pertanyaan itu.

***

Waktu itu malam pergantian tahun, pesta seakan tak pernah usai. Semua orang telah menikmati akhir tahun dengan gembira. Badai aphrodite berhamburan dimana-mana seiring dentuman musik yang menggema di seluruh ruangan yang hampir setiap sudut kepala dihinggapi libido tak terkendali.

Tak lama kemudian sebuah pertunjukan sexy dancing dimulai.

Mistha menjadi pemeran utama dalam pertunjukan itu, highills ungu yang terhentak-hentakan pada lantai panggung Brassery pun membuat jantung semua pria seolah meletup-letup. Ia menari lincah sekali menirukan gaya Beyonce mirip pada sebuah vidio clip single Love on Top.

Semua mata binal pun tertuju kearah dada Mistha yang hanya tersintal renda lingeri selutut itu.

"Barang baru?" tanya Hans pelanggan setia Lugitha.

Lugitha mengangguk tanda meng-iya'kan pertanyaan pria hidung belang satu itu.

"Berapa?" tanya Hans.

"Gratis, khusus buat lo!" jawab Lugitha sembari menatap sinis kearah Mistha.

Hans, tersenyum simpul. Mengarahkan gelas berisi brandy itu kearah Lugitha, tanda membuat persetujuan. Cheers!

Sementara di sisi lain, Vall Ankala menerima uluran sebotol absinth dari Mistha. Terlihat dari cara duduknya, pria itu nyaris seperti penguasa maha segalanya. Berada ditengah-tengah sekat pembatas sofa besar, tempat biasa orang-orang menumpahkan serotonin.

"Kerja bagus!" ucapnya sembari memicingkan sebelah matanya kearah Mistha.

Menurut Vall, Tak ada yang mampu digunakan untuk melunasi hutang keluarganya selain menjual harga diri Mistha. Di samping itu, Mistha merupakan prospek bagus untuk dijadikan sumber kekayaan yang akan mengisi pundi-pundi uang di dalam rekening tabungannya.

Keparat! Mistha mendengkus.

Lalu kembali mengitari sofa melingkar yang seketika menjadi lautan hidroksil mendidih itu, sebab ia dituntut untuk membuat semua pria yang bergumul di sana harus menghabiskan malam pergantian tahun kali ini dengan senggama. Tentu, karena terpaksa!

Bajingan! umpatnya lagi. Mistha mendecih melihat gelak tawa semua orang yang merasa tak berdosa.

Tak lama kemudian dari arah kerumunan sofa berasap pekat itu, seorang pria tergelempar di lantai dengan mulut penuh busa. Seketika suasana berubah tegang, tak ada gelas berputar, canda tawa menggelak, ataupun kepulan asap rokok yang melebihi tungku kompor kebakaran lagi, yang ada hanya jeritan misterius, dan keadaan yang butuh pertolongan serius.

Sementara Mistha sudah berada di tempat lain setelah melangkahi pria yang sepertinya sudah terbujur kaku di lantai itu. Menatap nyalang tanpa kasihan, menghisap rokok, menenggak sisa gin di tangan kirinya. Lalu kembali melangkah mantap menuju pintu keluar.

“Mistha!”

Langkahnya terjegal oleh panggilan seseorang dari arah belakang, Mistha menghentikan langkahnya tanpa menoleh.

Lalu menghampiri wanita yang tengah bersedekap di belakangnya.

"Datangi tempat ini," perintahnya sembari menyodorkan secarik kertas berisi alamat dan nomor kamar hotel yang harus Mistha datangi untuk melampiaskan nafsu bejatnya.

"Ah... wangi sekali tubuhmu, Sayang," Hans Mendesah di dekat telinga Mistha begitu tiba di kamar hotel yang telah dipesan Lughita.

Dalam sekali rengkuh, Mistha hampir tak mampu berkutik dari dekapan tubuh bidang pria binal yang ada di belakangnya saat ini.

Mistha membalikkan tubuhnya.

"Tunggu. Ada yang terlupakan, Pak!" Mistha menjeda birahi Hans yang mulai meranggas.

"Apa lagi Sayang?" goda Hans sembari tetap menggerayangi tubuh, serta menciumi wajah oriental Mistha tanpa jeda, tentu pria binal semacam Hans sudah tak tahan melihat isi dada yang ada di balik lingeri merahnya.

Mistha menunjuk kearah tas yang telah disiapkan sebelum mendatangi alamat yang diberikan Lugitha, kemudian Mistha memborgol tangan Hans, menutup matanya dengan kain silk, serta mengikat leher Hans dengan kumparan simpul gantung. Hans menyerah, saat Mistha mulai menumpukan kedua tangan yang siap diborgol itu di atas dadanya. Mistha menyeringai puas, saat melihat Hans mulai menciut, dengan posisi setengah duduk. Mistha terbahak sembari memainkan pecut cosplayer di leher Hans, lalu mendorong punggung Hans dengan menginjakan Hils merahnya.

"Lepaskan Aku, bajingan!" Hans naik pitam. Namun, upaya Hans untuk memberontak semakin membuat Mistha ingin segera menghabisi nyawanya.

"Mission Completed!" Mistha mendengkus, lalu meninggalkan kamar panas itu tanpa jejak.

Demi apapun, semua keparat itu harus mati! Satu per satu.

Tak lama kemudian, sebuah pesan singkat muncul di toggle notifikasinya.

Khatila: Gue ada clien buat lo.

Mistha: Gede nggak? Balas Mistha.

Khatila: Lo yang mau nyobain kok pakai nanya, lo kira semua clien udah pernah gue coba. Ejek Khatila

Mistha: Duitnya fuck! Bukan Anu-nya! Pungkas Mistha.

Khatila: Tebel, tenang aja!

Mistha: Lo udah tahu semua ketentuan-ketentuan dari gue, ‘kan?

Khatila: Valid! Gue kasih Short aja, soalnya banyak yang nunggu lo.

Mistha: Siapa namanya? tanya Mistha, namun Khatila tidak merespon pesan terakhir yang dikirim Mistha.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ken Munika
tanda bacanya benar-benar benar... ceritanya seru bgt...
goodnovel comment avatar
bunga Jelita
Keren Lanjutkan.. Bagus diksinya aku suka aku suka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Bookingan   Villa

    "Sayang, Aku berangkat dulu ya!" ucap Mistha sembari sibuk menata barang-barang yang akan dibawa. Kemudian Ghara menghampiri Mistha yang nampak cantik pagi itu. "Hati-hati, hubungi Aku secepatnya jika ada apa-apa!" balasnya. Mistha tersenyum, kemudian berjalan ke arah Ghara. Memeluk erat tubuh Ghara yang tengah mencium keningnya. Setelah memastikan Mistha pergi, akhirnya Ghara bersiap diri untuk menemui Dokter sesuai janjinya hari ini. Ia mengenakan celana jeans dan hoodie. Tidak berpakaian rapi seperti biasa yang dipakai setiap pagi untuk berangkat ke kantor. Saya izin hari ini, Pak Dewa! Jaga mereka, jangan sampai mereka bertindak konyol. ucapnya begitu telephonenya tersambung. Siap, Pak! balas Dewa kemudian mengakhiri percakapan melalui telephone yang dilakukan Ghara dalam perjalanan menemui Dokter sesuai janjinya. Sementara Ghara sudah tiba di lokasi. Ia masih menunggu Dokter itu disalah satu kedai kopi. Beberapa saat setelah kedatangannya, Dokter itu tak juga menampakkan b

  • Istri Bookingan   Diagnosa

    Mendengar ucapan Vall Anakala, Ghara mencebikkan bibirnya. Ia bahkan sudah tak peduli lagi dengan ancaman pria biadab yang berdiri penuh dengan kejumawaan dihadapannya saat ini. Apa pun yang terjadi, Ghara harus menangkap lintah darat licin yang selama ini selalu lolos dari tangannya. "Pikirkan matang-matang ucapanku sebelum Anda benar-benar menyesal, Pak Ghara!" ulang Vall Ankala meyakinkan Ghara. Alih-alih Ghara rela melepaskan lintah darat licin ini menyeberangi kepungan hilir dan pergi begitu saja. "Lakukan jika Anda bisa. Tapi, ingat! Saya memiliki satu senjata yang selama ini Anda simpan rapat-rapat Pak Vall Ankala," balas Ghara yakin. Ghara tentu berpikir, berkas yang kini ada di tangan Nathe Rose adalah satu-satunya pusaka Vall Ankala dan Erick Choii yang sebentar lagi akan ungkap terang-terangan di persidangan. "Silakan ikut Kami. Anda tentu tak punya pilihan lagi, siapa yang bisa menyelamatkanmu sekarang?" ucap Ghara sembari menatap semua anak buah Vall Ankala yang berha

  • Istri Bookingan   Target Terdeteksi

    "Tolong..., tolong selamatkan Kami!"Lamat-lamat Ghara mendengar suara beberapa orang yang merintih kesakitan, berharap seseorang datang menyelamatkan dirinya.Demi untuk memastikan asal suara itu, Ghara pun melepas Morse yang menjadi alat komunikasi dengan team Jack'o Justice. Lalu ia menerobos lorong panjang, sebuah jalan setapak menuju tempat pengeboran tambang silika."Tolong selamatkan Kami, Pak! Tempat ini akan segera meledak," ucap seorang pria begitu ia melihat kehadiran Ghara.Ghara terkejut mendengar ucapan pria itu, benarkah yang ia katakan? Batin Ghara.Saat Ghara memakai morse kambali dan berniat untuk menjalin komunikasi dengan team yang berada di luar tempat penambangan, rupanya morse itu sudah tidak berfingsi seolah tidak dapat menerima sinyal suara lagi, sehingga ucapannya pun tak ada yang mendengar.Begitu Forge mulai bergetar, perlahan-lahan tempat pengeboran itu pun akhirnya terguncang membuat tubuhnya hampir terperosok kejurang, Ghara sedikit lagi nyaris tumbang.

  • Istri Bookingan   Pertempuran dimulai

    "Aku terjebak dalam permainan mereka! Aku akan membantu Kalian untuk membuka kode akses itu, tapi ada satu hal yang harus Kalian tepati!" "Katakan! Jika itu mendukung proses investigasi Kami dan Anda tidak terbukti bersalah, maka Kami akan melindungi Anda, Kami menjamin Anda kembali ke Amstelveen dengan selamat Bu Carrolyn." "Rahasiakan identiasku dan jangan pernah beri tahu mereka bahwa Aku membantu Kalian!" "Hanya itu saja?" "Segera bebaskan Aku, begitu pintu itu terbuka!" katanya. "Permintaan Anda Saya setujui untuk sementara ini, namun Anda harus melalui proses evaluasi terlebih dahulu. Jangan khawatir, seperti apa yang Saya katakan diawal. Kami akan segera membebaskan Anda begitu Anda tidak terbukti bersalah, bagaimana setuju?" Carrolyn menganggukkan kepala, tanda bahwa dia menyetujui kesepakatan itu. Pun ia yang merasa terjebak dalam situasi ini, berharap segera di bebaskan dan segera menghirup napas lega begitu para belut-belut licin yang bersembunyi di bawah tanah itu te

  • Istri Bookingan   Kode Akses

    Setelah mendapatkan kesaksian dari Louis, akhirnya Ghara pun kembali mengerahkan team Jack'o Justice untuk bergerak lebih cepat. Berkat satu nama kota yang sudah dikantongi team pun akhirnya bergerak menuju Amstelveen, bekerjasama dengan anggota inteligent setempat. Tidak butuh waktu lama bagi inteligent profesional yang berpencar mengepung pergerakan Carrolyn disebuah bar ternama malam itu. Saksi tersangka berhasil Kami tangkap, Pak! Kami akan segera kembali sesuai jadwal penerbangan international esok hari. Laporan selesai! ucap salah satu anggota Jack'o Justice yang diutus Ghara untuk berangkat menjemput Carrolyn kala itu. Laksanakan! Siap. Laksanakan, Pak Komandan! jawabnya kemudian menutup telephone roaming yang tersambung antar Negara itu. Amstelveen menjadi satu-satunya tempat persembunyian Carrolyn, ia berada di kota bagian Nord Holland itu memang tidak semata-mata melarikan diri dari sesuatu yang telah disembunyikan selama ini. Melainkan, Carrolyn memang warga Negara Asin

  • Istri Bookingan   Terungkapnya Saksi Kunci

    "Ada apa, Sayang?" tanya Mistha.Ghara tersentak, seketika mengusap air mata yang tumpah ruah tak tertahankan. Kemudian, ia menunjukkan iPad itu ke arah Mistha. Begitu Mistha lihat gambar yang tersimpan di galery pad drawing, ia pun turut terkejut. Benarkah Adzan yang menggambar ilustrasi ini? Batin Mistha."Ini bisa menjadi bukti, Louis tidak akan bisa mengelak lagi!" ucap Ghara."Tenang, Sayang. Istirahatlah terlebih dahulu, jangan terlalu memikirkan apa pun. Tidak mudah bagimu untuk menerima situasi ini, Aku paham. Tapi kesehatanmu lebih penting, Kita bahas nanti jika kondisimu sudah baikan," sahutnya memperhatikan Ghara yang terlihat lelah.Sepertinya apa yang dikatakan Mistha benar! Ghara butuh istirahat untuk mengembalikan kondisi dan konsentrasinya untuk mengurus kasus-kasus yang datang bertubi-tubi. Sehingga malam itu, Ghara mencoba memejamkan mata. Mengosokan pikirannya tentang apa pun, termasuk pikiran tentang kematian Adzan yang begitu membuatnya terpukul.***"Pagi Sayang!

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status