Share

Bab 67

Penulis: Rizu Key
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-08 14:21:01

"Oh. Terus kenapa kalau Pak Reno sakit?" Royal bertanya dengan nada tajam, alisnya terangkat penuh kecurigaan.

Zain terdiam sejenak sebelum menjawab, seolah memilih kata-kata yang paling tepat agar tidak memperkeruh suasana. "Dia... Katanya ingin bertemu dengan Nyonya," jawabnya hati-hati.

"Untuk apa dia ingin bertemu dengan istriku?" Royal bertanya dengan dahi mengernyit. Matanya pun memicing tajam seolah tengah berbicara dengan Zain secara langsung.

"Saya juga tidak tahu, Tuan. Tapi...." Zain terdengar ragu untuk melanjutkan.

"Ada apa lagi?" Nada Royal semakin menekan.

"Pak Reno bilang jika Nyonya tidak mau menemui beliau, maka Bu Nilam akan dalam bahaya," jelas Zain.

Hening. Beberapa detik yang cukup panjang tanpa suara. Tangan Royal mengepal, rahangnya mengeras menahan emosi. Reno masih saja menggunakan cara kotor demi ambisinya.

"Awasi dia. Jangan sampai dia berbuat berlebihan," tegas Royal dingin, memberikan perintahnya.

"Baik, Tuan."

"Dan untuk ibu mertuaku, bawa dia keluar sec
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Buta Kesayangan Bos Besar   Bab 84

    "Mas… bertahanlah. Kita hampir sampai di rumah..." ucap Jelita dengan suara gemetar antara takut dan kasihan."Sayang... Aku sudah tak tahan lagi...." gumam Royal sembari melepaskan pagutannya. Tangannya pun sudah turun, melepaskan ikat pinggangnya.Tom terus melajukan mobil dengan cepat namun tetap hati-hati. Ia harus bisa segera membawa kedua majikannya tiba di rumah. Bahkan pria paruh baya itu membantu menekan tombol AC agar suasana panas di belakangnya berkurang."Ahhhhh." Royal mendesah pelan saat pria itu kembali memeluk Jelita."Mas...." Jelita memanggil suaminya. Posisinya kini telentang di atas kursi penumpang. Sementara Royal sudah menindihnya."Aku tidak bisa menahannya lagi, Jelly... Bantulah aku...." bisik pria itu sembari menggigit lembut daun telinga kanan Jelita. Memberikan kesan basah di sana."Eummhhh. Tapi kita masih di jalan...." cicit wanita itu.Royal mengernyitkan dahinya. Dirinya sendiri sedang berusaha agar tetap berada dalam akal sehatnya. Apa lagi ada orang

  • Istri Buta Kesayangan Bos Besar   Bab 83

    Pria yang duduk di kursi balkon itu tetap membisu. Wajahnya masih tersembunyi di atas meja, seolah sedang menyembunyikan ekspresi. Namun sebenarnya, ia sedang mengatur napasnya, menunggu targetnya muncul atas perintah sang bos.Di dekat pintu, seorang pelayan berdiri tegak tanpa bicara. Matanya sesekali melirik ke arah pria di kursi itu, lalu ke arah seorang wanita yang baru saja memasuki ruangan. Sang pelayan menerima instruksi tegas sebelum pria itu duduk. Saat si pianis sempat menoleh seolah meminta arahan, pelayan itu hanya menggeleng pelan. Instruksi sudah jelas agar ia terus mainkan lagu agar tidak menimbulkan kecurigaan sang pelaku."Tuan Royal?"Suara wanita itu terdengar manja dan lembut. Jeni berjalan mendekat kemudian berdiri di samping meja, menatap tajam sosok yang duduk diam dengan tubuh membungkuk menyembunyikan wajah. Ia mendekat perlahan, senyum tipisnya mengembang, penuh keyakinan bahwa malam ini akan menjadi malam kemenangannya dalam menaklukkan sang Bos Besar.Namu

  • Istri Buta Kesayangan Bos Besar   Bab 82

    "Jeni?" panggil Dion dengan kesal."Ah, Sayang. Kamu jangan marah. Aku juga nggak tahu kalau tenyata Kak Lita main bertiga dan melibatkan Tuan Royal...." sahut Jeni. Pandangan wanita itu terus tertuju pada kakaknya yang kini semakin menjauh."Sialan. Kamu sudah berjanji akan memberikan kakakmu yang buta itu padaku," geram Dion.Jeni berdecak sebal. "Dasar tidak pengertian. Kalau begitu sana berebut dengan pria tua itu," ujarnya.Dion memberikan tatapan tajam pada Jeni. "Awas saja. Malam ini aku akan menghukummu," angamnya sembari meremas bokong Jeni cukup kuat."Ah! Dasar mesum!" pekik Jeni pelan.Dion beranjak dari duduknya. Membuat Jeni bingung dan menahan tangannya."Kamu mau ke mana?" tanya wanita itu.Dion menatapnya sejenak sebelum mencium bibir Jeni dengan ganas."Ahhhh." Jeni mendesah pelan saat merasakan ciuman Dion. Lalu pria itu melepaskannya. "Aku mau pergi. Ada urusan sebentar. Kamu pulanglah sendiri," jawab Dion dengan senyuman."Baiklah...." Jeni mulai berencana mendek

  • Istri Buta Kesayangan Bos Besar   Bab 81

    "Aku tidak tahu siapa. Tapi mungkin ada yang mau menjatuhkan kita," ujar Jelita dengan sikap tenang.Royal sudah meneguk minumannya, menatap ke arah gelas yang seolah tak ada masalah itu. "Ternyata ada yang mau bermain-main denganku...." gumamnya dengan lidahnya terasa hangat, jantungnya berdetak lebih cepat."Ini bukan minuman biasa, Mas," Jelita berbisik cemas. "Ada sesuatu...." Wanita itu kembali mengendus aroma minumannya. Ia yakin memang ada sesuatu yang tidak beres di dalam minumannya.Royal memejamkan mata, merasakan gelombang panas mulai mengalir di nadinya. Ia menatap minumannya lagi, lalu beralih ke istrinya. "Kamu benar."Jelita mengernyitkan dahi. "Mas belum meminumnya, kan?" tanya wanita itu dengan perasaan cemas."Aku...." Royal menggantungkan jawabannya. Namun ia tak bisa membohongi istinya. "...sudah," lanjutnya dengan perasaan menyesal.Jelita membulatkan kedua matanya. "Astaga... Mas nggak papa?" tanya wanita itu.Royal menggengam tangan Jelita dengan erat. "Aku tida

  • Istri Buta Kesayangan Bos Besar   Bab 80

    "Ada apa, Sayang?" tanya seorang pria yang bersamanya."Ah. Nggak ada apa-apa. Aku mau ke toilet sebentar.""Baiklah, Jen. Aku akan menunggumu," sahut pasangan Jeni, Dion."Iya. Sebentar saja, kok," sahut Jeni sembari mengecup singkat pipi Dion dan menyambar tas tangannya.Wanita cantik yang mengenakan gaun selutut berwarna merah maroon, rambut diikat ekor kuda, serta tubuhnya yang tinggi semampai membuat penampilannya terlihat begitu sempurna. Namun ia menutupi wajahnya dengan sapu tangan karena menyadari keberadaan kamera pengawas di beberapa sudut restoran.Wanita itu tak lantas pergi ke kamar kecil. Ia memilih berjalan menuju ke tempat di mana Royal tadi datang. Dan benar saja, saat menoleh keluar, ia terpaku karena di balkon, sosok kakaknya duduk seorang diri. Menikmati langit malam dengan nuansa penuh romantis yang manis."Kak Lita...." bisiknya, menahan napas. Kedua tangannya tergenggam erat.Lalu pandangannya tertuju pada seorang pelayan yang mendorong troli. Pelayan wanita it

  • Istri Buta Kesayangan Bos Besar   Bab 79

    "Kita sebenarnya mau ke mana, Mas? Apakah ada jamuan makan malam dengan klien?" tanya Jelita."Bukan. Aku mau mengajakmu makan malam sekaligus kencan," jawab Royal sembari tersenyum lembut.Jelita ikut tersenyum dan segera memeluk suaminya. "Benarkah begitu?""Iya. Ayo kita berangkat sekarang. Tom sudah menunggu di bawah," ajak Royal yang kemudian menggendong tubuh ramping Jelita dan mereka turun menggunakan lift.Malam itu Royal sudah bersiap dengan setelan tuxedonya. Sementara Jelita juga sudah mengenakan gaun indah warna hitam dengan rok panjang berbelahan sampai ke lutut. Wajahnya pun dirias begitu cantik dengan bantuan Bi Jum.Mereka berdua segera menuju ke pusat kota, berhenti di depan sebuah restoran Italia bergaya klasik. Mungkin jika Jelita bisa melihat, wanita itu akan senang dan bisa menikmatinya. Namun Royal tak mempermasalahkan hal itu. Ia hanya ingin istinya menikmati makan malam romantis bersamanya.Bangunan bata merah dengan jendela lengkung besar dan balkon luas di la

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status