Share

Bab 2 Skandal Yang Tersebar

Pernyataan tegas Hellian membuat Freya tercengang.

Rasanya ia seperti tersambar petir di pagi hari. Ketika tuan Hellian tiba-tiba saja memecat tanpa mendengarkan pembelaan dirinya terlebih dahulu.

"Dipecat?!" Freya menggeleng seraya menatap tuan Hellian dengan netra yang berkaca-kaca. Bahkan seluruh tubuhnya seketika terasa lemas, sampai kedua kakinya seakan-akan sudah tidak sanggup lagi menopang tubuhnya.

Melihat Kathrine yang baru saja datang, membuat Freya mempunyai secercah harapan, berharap Kathrine bisa membantu menjelaskan di hadapan semua orang.

"Kathrine kebetulan kamu datang, tolong bantu aku, jelaskan pada tuan jika semalam kita bersama dan aku sungguh tidak tahu bagaimana bisa aku tidur dengan seorang pria," Freya memohon, berharap jika Katrine mau membantunya.

Namun nihil, harapan Freya tidak sesuai dengan kenyataan. Katrine malah menyangkal semua pertanyaannya, bahkan wanita itu juga mengatakan bahwa dia tidak tahu apa-apa di depan tuan Hellian dan para karyawan di sana.

Freya semakin terpojok, sungguh ia tidak pernah menyangka jika Katrine bersikap tak acuh. Padahal jelas-jelas di pesta malam itu mereka lewat bersama.

"Kathrine kamu.." Freya kecewa dan menangis.

"Cukup, jangan membawa orang lain dalam masalahmu. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini, sebelum reputasi perusahaan ini hancur karena ulah mu, dan mulai sekarang kontrak kerja sama di antara kita telah berakhir!" Usir Hellian dengan nada tinggi.

Freya yang masih berdiri mematung hanya bisa menangis, kini perlahan ia berjalan mundur saat bos dan semua temannya tidak ada yang percaya, yang ada mereka semua malah mencibir dan memandang rendah dirinya.

Karena sudah tak tahan lagi, Freya memutar badan lalu berlari secepat mungkin keluar dari perusahaan dalam keadaan yang terhina.

Sementara di tempat lain, Dave Alexander tengah memijat keningnya.

Pria dengan tubuh sigap dan rahang yang tegas itu merupakan CEO dari Alexander Grup. Sebuah perusahaan Fashion dan mode Multinasional yang telah meraksasa dan tak tertandingi.

Suatu ketik, Dave Alexander tak sengaja datang pada pagelaran fashion privat milik Company Grup dan melihat Freya tengah mempresentasikan desain busana terbarunya.

Saat pertama kali melihat Freya dan hasil desainnya, Dave Alexander bertekad untuk merebut Freya dari company Grup. Beberapa kali Dave menyuruh bawahannya untuk "membajak" Freya, namun loyalitas Freya harus membuatnya turun tangan sendiri. "membajaknya." Sikap Freya yang begitu dingin terhadap laki-laki asing membuatnya kesulitan untuk mendekatinya.

Namun, di saat ini ruangannya. Ia tak habis pikir, misinya untuk membajak Freya yang merupakan designer fashion berbakat, hancur karena cinta satu malam ia lakukan dengannya.

"Hellian brengsek! wine sodorannya tidak aku minum!"

Pada malam itu, Freya dan Dave Alexander dijebak dalam satu kamar yang sama. Setelah meminum wine yang di taruh obat perangsang. Dave Alexander yang saat itu menyamar sebagai Damian si penjual kain terpaksa menerima ajakan Hellian untuk minum-minum di pesta tersebut.

Sebelumnya, selama beberapa tahun terakhir. Dave Alexander menyamar sebagai penyuplai kain di perusahaan milik Hellian untuk mengawasi perkembangan Freya. Sampai akhirnya peristiwa malam itu membuyarkan semua rencananya.

Karena tidak bisa mengendalikan tubuhnya, akibat reaksi obat perangsang itu, Freya dan Dave Alexander pun melakukannya dengan terpaksa.

Akibatnya, esok paginya Freya sadar telah melakukan kesalahan pun pergi dari kamar tersebut. Seraya menyumpahserapahi Dave tanpa tahu kejadian yang sebenarnya.

Dan sekarang ia mestui mencari keberadaan Freya yang tiba-tiba saja hilang keberadaannya itu.

"Sial! Aku harus memulainya lagi dari awal."

"Tuan Dave!" Tiba-tiba seorang laki-laki dengan badan tegap menghampiri Dave Alexander yang ada di ruangan kebesarannya.

Ia hanya menatap dingin pegawai yang baru datang itu.

"Nona Freya di temukan! dan sekarang tengah mengarah ke jembatan yang melewati sungai yang sangat deras!"

"Apa!" Tiba-tiba saja wajah Dave terlihat sangat pucat.

***

Freya berlari secepat mungkin seraya menghapus air mata yang terus mengalir deras, tubuhnya seakan melayang dan berjalan tanpa arah tujuan. Hingga akhirnya ia sampai di sebuah jembatan besar.

"Kenapa tuhan? Kenapa hidupku dalam sekejap menjadi seperti ini? Tubuhku sudah tidak suci lagi dan sekarang karierku semuanya sudah hancur, sekarang hidupku sudah tidak berguna lagi. Lebih baik aku mati saja," Freya berdiri di ujung jembatan. Dan mencoba untuk melompat ke laut.

Tapi tiba-tiba saja seorang pria yang berpenampilan sederhana datang menghampirinya.

"Hentikan nona Freya! Jangan lakukan hal bodoh seperti ini, itu tidak akan menyelesaikan masalah, dan hanya akan merugikan dirimu saja. Aku mohon turunlah," Pinta seorang pria yang bernama Damian, ia mengulurkan tangannya dan berusaha membujuk Freya agar tidak melompat.

Freya terdiam, lalu ia melirik ke arah sumber suara, yang berada tepat di bawahnya.

"Kau, untuk apa kau datang ke sini? Tidak puas kah kamu sudah merenggut harga diriku? Sekarang bahkan karierku hancur dan itu semua gara-gara kamu. Bertemu denganmu adalah kesialan terbesar dalam hidupku, sekarang lebih baik kamu pergi jangan halangi aku," Teriak Freya dengan penuh kebencian.

Damian menghela nafas dalam-dalam, lalu ia berusaha menjelaskan jika dirinya semalam di beri segelas wine juga, bahkan ia di suruh untuk menyimpan sample di kamar hotel.

"Sungguh nona, aku minta maaf. Cepat turunlah. Jangan sampai anda membawa image buruk dan mati konyol hanya karena kesalahpahaman ini, tolong percayalah padaku, aku akan membantumu untuk meraih reputasi dan kariermu lagi," Damian berusaha membujuk, berharap jika Freya mau memikirkan perkataannya. 

"Heh, kau bilang ingin membantuku? Apa kau tidak bisa berkaca pada dirimu sendiri, kau hanyalah pegawai rendahan bagaimana mungkin kau punya kemampuan untuk mengembalikan hidup dan karierku seperti dulu lagi, jangan mimpi aku tidak percaya itu," Bentak Freya tersenyum getir, seraya menahan air mata.

Damian berusaha untuk tetap tenang, tanpa menghiraukan hinaan Freya.

"Kau salah nona Freya, di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Di atas langit masih ada langit dan di bawah tanah masih ada lapisan tanah paling dasar, sama halnya dengan kemampuan manusia, perusahaan tuan Hellian memang besar dan sangat berpengaruh di kota ini, tapi apa anda tidak berpikir bahwa ada perusahaan fashion lainnya yang lebih besar, bahkan produk mereka sampai masuk ke pasar dunia. Aku memang seorang penyuplai kain, tapi setidaknya aku bisa membantu desainmu untuk di tawarkan pada relasi kenalan pengusaha lainnya," ungkap Damian. Yang berusaha meyakinkan.

Freya terdiam, ia mulai mencerna semua perkataan Damian yang memang benar adanya. Di dunia ini memang tidak ada yang mustahil selama kita mau berusaha.

"Nona, ayo turunlah. Jangan berbuat bodoh. Cara balas dendam yang baik adalah menunjukkan kemampuanmu pada mereka."

Seketika hati Freya mulai luluh, lalu ia mencoba untuk meraih uluran tangan Damian. Dan tanpa membuang waktu lagi pria tampan berpenampilan sederhana itu pun segera menarik dan memeluk tubuh ideal Freya dengan sangat erat.

"Terima kasih nona, kau mau memikirkan perkataanku." Damian bernapas lega.

"Cukup, kau jangan macam-macam. Aku memang mau memikirkan tawaranmu. Tapi bukan berarti kau bisa sesuka hati menyentuhku, sekarang buktikan ucapanmu padaku." Freya mendorong dada bidang Damian.

Meskipun Freya berkata kasar dan sinis, Damian tetap berusaha untuk tenang dan sabar menghadapinya.

"Tentu saja nona, aku tidak akan mengingkari semua janjiku. Dan sebagai penebus kesalahanku. Mau kah nona Freya menikah denganku?" Pinta Damian dengan penuh ketulusan dan bersungguh-sungguh.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
narulita
ceritanya menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status