Share

Bab 3 Menikah Secara Diam-diam

"Menikah! Heh, kau ini sudah gila ya? aku mau menerima tawaranmu bukan berarti kau bisa sesuka hati  meminta apa pun padaku," Freya menolak dengan nada ketus.

Meskipun hanya mendapatkan respon buruk, tapi Damian mencoba untuk tetap tenang dan perlahan mulai menjelaskan niat baiknya.

"Nona Freya, saya tahu anda tidak mencintai saya. Tapi apa anda yakin tidak ingin melakukan langkah awal untuk memulihkan image baik pada diri nona lagi? dengan begitu aku yakin orang-orang itu tidak akan berani menghujat tentang kita." Jelas Damian berusaha meyakinkan wanita yang ada di depannya itu.

Freya terdiam, ia mulai mencerna semua perkataan Damian memang ada benarnya. Menyandang status seorang istri, setidaknya Freya berpikir jika martabatnya sebagai seorang wanita, perlahan akan mulai pulih kembali di mata semua orang.

"B-baiklah, aku mau menikah denganmu. Semua ini aku lakukan  demi memulihkan nama baikku. Tidak lebih dari itu, jadi kamu jangan pernah berpikir macam-macam." Freya terpaksa setuju, meskipun di dalam hati masih ragu.

Damian tersenyum, karena merasa sangat senang ketika Freya mau menerima lamarannya.

"Kalau begitu sekarang nona ikut aku," Damian meraih tangan mungil Freya, lalu membawanya ke suatu tempat.

Satu jam kemudian, setelah Damian dan Freya melangsungkan pernikahan secara sederhana di biro pencatatan sipil. Kini mereka keluar sembari menghela nafas lega.

"Akhirnya selesai juga, sungguh sangat menegangkan," Keluh Freya seraya menatap cincin yang melingkar di jari manis dan buku nikah yang ada di tangannya. 

Freya tidak menyangka, jika hari ini dirinya benar-benar telah resmi menikahi pria asing, yang belum pernah ia kenal sebelumnya.

Berbeda halnya dengan Damian yang terlihat bahagia, setelah dia resmi memperistri seorang Freya, wanita cantik yang sungguh berbakat di bidang fashion.

"Sekarang kita sudah resmi menjadi suami istri. Bagaimana kalau nona Freya tinggal di apartemenku saja," ucap Damian mengusulkan.

"Apa!" Freya terkejut. Keduanya saling menatap satu sama lain. Dengan suasana hening dan canggung menyelimuti mereka berdua.

Melihat keraguan di dalam diri Freya, membuat Damian tidak menyerah begitu saja.

"Kenapa? bukankah kita sudah menikah dan sah untuk tinggal bersama? Lagi pula semakin kita sering bersama, maka kita akan semakin mudah untuk menyusun sebuah rencana agar nama baik dan karier nona kembali lagi." Damian tidak bosan-bosan mengingatkan, karena ia tidak mau jika Freya sampai putus asa, apa lagi sampai mau mengakhiri hidupnya seperti tadi.

Freya yang sudah tidak punya pilihan lain lagi, di saat masa terpuruknya. Kini ia pun kembali menuruti semua apa yang di katakan oleh Damian.

"Terserah, yang penting aku hanya ingin kau membuktikan semua janjimu padaku, saat di jembatan tadi." Peringat Freya seraya memutar kedua mata malas.

"Tentu saja Nona, aku tidak akan pernah mengingkarinya." Balas Damian tersenyum.

****

Sesampainya di sebuah apartment bergaya eropa yang berukuran minimalis, membuat Freya yang berjalan di belakang Damian terkejut.

"Ayo masuklah. Aku harap nona Freya suka tinggal di sini," Damian menyambut hangat saat Freya melangkah masuk ke dalam tempat tinggalnya.

Melihat apartemen kecil yang rapih, membuat Freya tak habis pikir, jika seorang pria bisa menata ruangan dengan begitu epic.

"Jadi ini tempat tinggal mu? seleramu cukup bagus juga Damian. Walaupun kamu hanya seorang penyuplai kain." Freya dengan spontan mengutarakan pendapatnya. 

"Iya nona, maaf jika tempatnya tidak seluas rumah anda, sekarang duduklah. Apa sekarang nona mau saya bikinan minuman?" Tanya  Damian menawarkan diri.

Freya hanya mengangguk lalu ia duduk dan terdiam, sejenak mengingat apa yang telah menimpa dirinya saat ini. Rasanya seperti mimpi buruk yang tak pernah terbayangkan.

"Aku tidak mengerti, kenapa sekarang hidup ku harus seperti ini? kehilangan semuanya dalam sekejap mata." Lirih Freya dalam hati. Seraya mengambil remote televisi. Bayangan saat semua orang mengucilkan dirinya masih teringat jelas dalam ingatan.

Damian yang baru selesai membuatkan segelas  jus strawberry, kini pria itu menyajikannya di atas meja.

"Nona ini jus untuk anda, minumlah," ucap Damian dengan penuh kelembutan.

Freya yang tengah larut dalam pemikirannya sendiri pun tersontak, lalu ia menatap ke arah Damian. "Terima kasih," ungkapnya dengan nada suara lembut, yang hampir tak terdengar.

Melihat kesedihan yang masih tersirat jelas di wajah cantik Freya, membuat Damian merasa bersalah, lalu duduk dan memberanikan diri untuk bertanya.

"Apa yang sedang anda pikirkan nona Freya?" Damian bertanya lagi, karena sangat penasaran.

Freya menghela nafas berat, lalu ia mulai menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh lelaki yang sudah resmi menjadi suaminya.

"Aku masih tidak mengerti, bagaimana bisa kita tidur dalam satu ranjang yang sama tadi malam? padahal Katharine bilang akan mengantarkan ku pulang," jawab Freya dengan nada lirih, yang masih berusaha keras mengingat.

Damian meraih tangan Freya, lalu ia meminta maaf dan menyesali perbuatannya.

"Nona Freya, maaf. Semalam saya tidak bermaksud berbuat sampai sejauh itu, tapi yang aku ingat setelah menerima segelas wine dari tuan Hellian, tiba-tiba kepala saya terasa berat dan pusing. Dan sampai-sampai tubuh pun terasa sangat panas. Lalu setelah itu tuan meminta agar saya mengantarkan sample kain dan memberikan sebuah cardlock hotel, dan di saat itu aku sangat tergoda ketika melihat nona Freya sedang berbaring di atas ranjang, bahkan saya juga tidak kuasa menolak anda yang meminta di..." Damian rasanya tidak sanggup meneruskan perkataannya.

Freya hanya terdiam sedih, lalu ia mulai berpikir setelah mendengar penjelasan dari Damian. Yang sama persis ia rasakan di malam itu.

"Aneh sekali, kamu juga merasakan hal yang sama denganku setelah minum wine itu, mana mungkin ini semua hanya sebuah kebetulan. Tunggu, jangan-jangan ini semua sudah rencanakan?" Gumam Freya sembari meraih segelas jus.

Baru saja Freya menebak, tiba-tiba saja stasiun televisi menyiarkan sebuah berita penting tentang perusahaan multinasional Fashion yang bernama Company Grup, bahkan mereka mewawancarai Hellian dan juga Kathrine secara langsung.

"Tuan, sebagai pimpinan bagaimana perasaan anda setelah menduduki rating penjualan tertinggi tahun ini? aku dengar yang merancang desain dress luar biasa ini adalah nona Kathrine?" Tanya seorang wartawan.

"Tentu saja ini adalah sebuah pencapaian yang sangat luar biasa, dan ini semua berkat Khatrine yang begitu berbakat dan kami berharap penjualan selanjutnya akan mencapai go internasional." Jawab Hellian dengan nada santai, sembari  menatap dan menggenggam tangan wanita yang ada di sampingnya dengan sangat erat. 

Tak tanggung-tanggung wartawan juga sengaja melontarkan sebuah pertanyaan yang cukup menarik, untuk semua orang.

"Tuan satu pertanyaan lagi, aku dengar anda dan nona Khatrine adalah pasangan kekasih apa itu benar?"

Hellian dan Kathrine saling menatap, wajah mereka di layar kaca terlihat begitu senang dan bahagia, terutama Katherine yang terlihat tersipu malu dan memerah, lalu bersandar manja di bahu Hellian.

"Sungguh kalian pasangan yang sangat luar biasa, dan sangat serasi. Yang satu hebat dalam berbisnis dan yang satu lagi mempunyai bakat di bidang desain, kami sangat mengapresiasi kalian," ungkap beberapa wartawan yang tak henti-hentinya menyanjung mereka berdua.

Seketika gelas yang ada di tangan Freya terjatuh, dan pecah berserakan ke bawah lantai.

BRAAK!

"Hm, pasangan licik. Ternyata ini tujuan mereka untuk menyingkirkan aku dari perusahaan? Bisa-bisanya Hellian mengatas namakan dress rancanganku dengan nama Katrine, ini sudah sangat keterlaluan!" Geram Freya tersenyum getir, seraya mengepalkan kedua tangan serta  menatap wajah Hellian dan Kathrine dengan netra yang berkaca-kaca.

Damian yang tak tega melihat Freya menahan kemarahan dan kekecewaan pada kedua orang itu, kini ia menghampiri lalu kembali menawarkan niat baiknya.

"Nona, tenanglah. Aku tahu anda tidak terima atas sikap ketidakadilan tuan Hellian. Tapi aku mempunyai beberapa Kline di perusahaan besar, bagaimana jika aku membantumu untuk membalaskan perbuatan mereka?" Damian bertanya dan menawarkan diri dengan penuh keyakinan.

Freya menatap nyalang pada Damian, rasanya apa yang di tawarkan oleh pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu sungguh sangat mustahil.

"Membalaskan perbuatan mereka saat ini? Damian kamu jangan naif dengan cara apa kau akan membantuku? rasanya itu tidak mungkin pengaruh Hellian begitu kuat dan besar, tidak mudah untuk menjatuhkan dirinya, dan mengakui jika itu adalah desain dress rancanganku," Freya merasa pesimis.

"Apa anda lupa nona Freya? meskipun aku hanya seorang penyuplai kain. Tapi kenalan Kline ku banyak, dan dari salah satu dari mereka memiliki power yang lebih kuat dari pada Hellian, dan aku yakin mereka akan bersedia untuk membantumu," ucap Damian dengan penuh keyakinan, seraya memancarkan senyum kecil yang penuh arti.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Asiyah Nur
Wah... Seru seruu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status