Dijebak oleh Atasan dan rekannya sendiri, membuat Freya Anastasya terlibat sebuah skandal panas bersama dengan pria yang ia kenal. Tak hanya itu saja Freya juga harus kehilangan Kesucian dan karier cemerlangnya sebagai desainer. Cibiran dah hujatan semua orang membuatnya frustasi dan nyaris hampir mengakhiri hidupnya. Namun seorang pria yang tidur dengannya, tiba-tiba datang untuk menghentikan, bahkan ia juga menawarkan bantuan untuk membalaskan dendam. Akankah Freya menerima tawaran pria itu? Dan siapakah pria itu sebenarnya? Yuk simak, kisahnya. Cover by lanamedia
Lihat lebih banyak"Aahhh sakit.."
Terdengar suara desahan perempuan memenuhi ruangan sebuah kamar hotel besar dan mewah dalam suasana temaram."Ma-maaf Nona, aku tidak bisa menahan gejolak ini..." Pria itu mengeram sembari mengangkat kepala, dengan kedua pelupuk mata terpejam menahan rasa nikmat yang luar biasa.Pria itu menekan Freya dengan kencang, membuat nafasnya saling mengejar satu sama lain dengan pria misterius itu."Aaahhhh.." Suara desahan itu kembali lolos, kali ini diiringi wajah si wanita yang mendongak ke atas. Merasakan kenikmatan yang semakin menguasai tubuh dan pikirannya.Setelah melewati malam panjang yang penuh bintang, keduanya ambruk dan tak sadarkan diri.Freya yang masih diliputi kesadaran menatap wajah pria itu, pria yang begitu ia kenal. Lalu ia cukup tersentak ketika melihat sebuah kamera kecil ada di dekat daun pintu...Kamera...Namun, kegelapan segera memenuhi kesadarannya tersebut...Malam berganti pagi, cahaya matahari menyinari gordeng dan masuk ke dalam celah-celah jendela. Mata coklatnya mengerjap beberapa kali sebelum Freya benar-benar membuka kedua mata.Netra wanita cantik itu menatap langit-langit, dahinya mengerut saat menyadari kamar itu terlihat dan terasa sangat asing baginya. Dengan kesadaran yang belum pulih 100 persen, Freya perlahan bangun menggeser tubuh lalu bersandar. Seketika kedua bola matanya terbelalak, saat mendapati tubuh polosnya berada di bawah selimut yang sama dengan seorang pria."Aaakkkh, apa yang sudah terjadi..." Freya berteriak histeris seraya mengacak-ngacak rambutnya sangat Frustasi. Hingga membuat pria yang masih tertidur pulas di sampingnya pun terbangun."N-nona Freya, anda sudah bangun?" Tanya pria itu dengan nada terbata-bata. Darah Freya semakin mendidih ketika melihat jelas wajah orang yang sudah merenggut kesuciannya."Kau berani sekali melakukan hal ini padaku," Ucap Freya dalam tangisnya seraya memukul-mukul keras dada bidang kekar sang pria.Baru saja pria itu ingin menjelaskan, tapi Freya tidak menghiraukan. Meskipun kepalanya masih terasa pusing dan berat. Wanita berparas cantik itu pun berusaha keras untuk mengingat apa yang sebenarnya sudah terjadi semalam.Ia akhirnya mengingat dengan jelas bagaimana malam itu terjadi, Kathrine salah satu koleganya, menyodorkan segelas wine. Setelahnya, ingatannya kembali gelap.Sungguh Freya tidak mengerti, bagaimana bisa dirinya tiba-tiba saja bisa mabuk dan tidur bersama pria rendahan, yang hanya bekerja sebagai penyuplai kain di perusahaan tempatnya bekerja.Padahal semalam jelas-jelas ia merayakan pesta perusahaan bersama teman-temannya, karena hasil desainnya berhasil mencapai penjualan tertinggi di seluruh kota Berlin."Tidak, ini pasti ada yang tidak beres. Aku tidak mungkin mabuk hanya karena meminum segelas wine saja," gumam Freya dalam hati, mengingat dirinya mempunyai kemampuan minum yang cukup bagus, dan tidak mungkin baginya bisa kehilangan kesadaran diri begitu saja hanya karena satu gelas wine.Tanpa membuang waktu lagi, Freya beranjak dari atas ranjang berukuran king size itu dengan tubuh polos yang hanya di tutupi selimut putih, lalu memunguti pakaiannya yang masih berserakan di bawah lantai."Nona, maaf semalam aku..."Seketika langkah Freya terhenti, dan menatap nyalang ke arah sumber suara yang berada tepat dari belakang."Kau! dasar pria brengsek, aku tidak ingin mendengar sepatah kata pun lagi yang keluar dari mulutmu, semua ini anggap saja tidak pernah terjadi. Aku sangat membencimu dan kelak jangan pernah muncul lagi di depanku," umpat Freya dengan nada suara serak parau, Lalu ia pergi meninggalkan ruangan yang telah menjadi saksi bisu, di mana ia telah kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam dirinya.***Satu jam kemudian, Freya membersihkan diri dan berpenampilan rapih, ia mencoba untuk tetap tenang. Meskipun sebenarnya masih merasa jijik pada dirinya sendiri, setelah mengalami insiden semalam yang tidak pernah ia bayangkan."Hari ini ada meeting penting, aku tidak boleh terlambat," Tegas Freya dalam hati, lalu segera bergegas mengambil kunci dan melajukan mobil.Setelah sampai di Company Grup, Freya berjalan memasuki pintu masuk. Akan tetapi suasana di lobi kantor terasa sangat berbeda tidak seperti biasanya.Semua orang di sana hanya menatap nyalang dan berbisik, saat Freya berjalan menuju ke ruangan kerjanya."Aneh sekali, ada apa dengan mereka? biasanya mereka menyapaku dengan ramah, tapi hari ini kenapa mereka terlihat seperti membenciku." Beberapa pertanyaan muncul di dalam benak Freya."Lihat dia sudah datang, apa dia tidak malu ya? Lehernya itu menjijikan sekali banyak tanda merahnya," Cibir beberapa karyawan di sana."Ku dengar semalam dia menghilang, jadi benar ya ternyata dia tidur dengan pria liar." Timpal karyawan lainnya, sembari tertawa mengejek.Seketika langkah Freya terhenti, saat tak sengaja mendengar beberapa perkataan yang seolah-olah di tujukan pada dirinya. Sungguh ia tidak mengerti apa yang sebenarnya mereka bicarakan barusan.Karena baru saja kemarin malam, semua rekan-rekan kerja memuji prestasi dan keberhasilannya, tapi kali ini Freya merasakan sebaliknya. Bahkan ia juga ingin menghilangkan rasa penasaran dengan menghampiri ke empat wanita itu.Akan tetapi tuan Hellian Yutuo (CEO COmpany Grup) yang kebetulan baru datang lebih dulu memanggilnya."Freya! Kebetulan kau sudah datang, aku tidak menyangka ternyata kamu masih punya nyali untuk datang ke perusahaan, atas apa yang telah kamu lakukan," Hardik tuan Hellian.Freya menyergitkan dahi, sungguh ia tidak mengerti apa yang membuat bosnya, tiba-tiba saja marah-marah tidak jelas."T-tuan maaf sebenarnya apa maksud anda? saya sama sekali tidak mengerti." Freya memberanikan diri bertanya, dengan nada terbata-bata.Dengan darah yang masih mendidih, tuan Hellian pun meluapkan kekesalan dan kekecewaannya pada Freya."Kau masih berpura-pura tidak tahu? lihat apa ini, sungguh sangat memalukan sekali." Hellian melempar beberapa lembar foto ranjang Freya bersama karyawan prianya.Freya tersontak kaget, saat melihat foto dirinya tanpa busana dengan seorang pria, yang hanya di tutupi sebuah selimut saja."Tidak tuan, ini tidak seperti yang anda pikirkan saya .." Baru saja Freya ingin menjelaskan, tapi tuan Hellian malah memotong perkataannya."Cukup Freya, kau tidak usah berdalih. Liat jelas-jelas foto mesum ini dirimu kan? Semua karyawan di sini sudah tahu dan mereka melihatnya di komputer masing-masing, kau sudah membuatku malu dan aku tidak ingin reputasi perusahaan ku hancur hanya karena perbuatan nakal mu!"Freya melotot, melihat foto-foto tersebut. Bagaimana bisa foto-foto kejadian semalam tersebar begitu saja."Mulai sekarang kau bukan lagi desainer di perusahaan ini, dan saat ini juga kau di pecat!"Satu hari kemudian, Di sebuah gedung besar dan mewah terlihat dekorasi pernikahan yang sangat mewah, semua para pelayan tengah sibuk menyambut para tamu yang sudah berlalu lalang menghadiri pesta. Hari ini Luna sangat bahagia karena akhirnya rencana tinggal satu langkah lagi akan berhasil, selain akan menyandang status sebagai nyonya Dave, ia juga sudah tak sabar ingin segera mewujudkan keinginan ayahnya. "Akhirnya Dave mau menikah denganku, semua teman-temanku pasti sangat iri karena aku berhasil menaklukkan seorang CEO terkaya dan tertampan di seluruh kota," Racau Luna dalam hati sembari tersenyum miring. Saat masih duduk di meja rias. Kedua tenaga MUA pun memuji dirinya yang terlihat cantik. "Wah, nona Luna sangat cantik sekali dengan gaun pengantin ini," kata kedua MUA itu memuji Luna. "Heh, tentu saja aku sangat cantik. Dan lagi pula tidak ada wanita lain yang pantas menjadi istri Dave selain aku," Luna mengangkat wajah dengan penuh kesombongan diri. Kedua wanita itu seseka
Dave melepaskan tangan Luna, dengan emosi yang terus dia tahan. Mengingat wanita yang ada di depannya itu yang sangat licik dan penuh dengan sebuah obsesi. "Bagaimana gaun pengantinku ini? bagus tidak mas?" Luna melontarkan pertanyaan untuk yang kedua kalinya berharap Dave akan terpesona dengan kecantikan dirinya. "Hm, lumayan juga. Aku sangat lelah dan ingin beristirahat dulu," Dave sengaja menghindar. Tentu saja Luna terlihat sangat kecewa. "Tapi mas, kamu juga harus mencoba tuxedo juga aku ingin melihatnya," Pinta Luna penuh harap. Tapi Dave tidak menggubrisnya dan malah berjalan ke arah kamarnya yang berada di lantai atas. Luna mendengus kesal, saat melihat sikap Dave yang sama sekali belum berubah padahal mereka akan menikah beberapa jam lagi. "Sial! kenapa dia terus tidak memandangku? tapi aku tidak peduli. Yang jelas sebentar lagi aku akan menjadi nyonya Dave dan kekayaan keluarga Wijaya sebentar lagi bisa berada di dalam kendaliku," geram Luna dalam hati dengan penuh keya
Freya masih bergeming, memang semua perkataan Dave ada benarnya. Seharusnya dia senang saat semua perkataan pria yang ada di depannya itu memang ada benarnya. Tapi jauh dari lubuk hatinya. Wanita cantik itu seolah tidak rela saat membayangkan Dave bersama dengan wanita lain. "Besok aku akan menikah, jadi jika berkenan kamu boleh menghadiri pesta. Mengenai putra kita jangan khawatir Ansel tetaplah putraku dan ikutan darah tidak akan pernah bisa terpisahkan," ungkap Dave lalu ia pergi. Freya menggelengkan kepala, saat melihat Dave pergi begitu saja tanpa menoleh padanya lagi, ingin Freya memanggil dan mengatakan agar Dave tidak pergi, tapi entah kenapa bibirnya seah terkunci. "Kenapa! kenapa hatiku terasa sangat sakit, aku tidak bisa membayangkan dia bersanding dengan wanita lain," Freya menggerutu dalam hati. Dave dengan langkah yang berat, dia seolah tak tega saat melihat kesedihan yang terpancar di wajah wanita yang sangat dia cintai. Tapi demi meyakinkan sang ayah. Lelaki tampan
"Apa yang ingin kau bicarakan nyonya Margaretha?" tanya Dave menatap tajam pada ibu tiri Freya. Margaretha yang sedikit ragu pun mulai mengatakan permintaannya. Berharap Dave mau mengabulkan. "Tuan Dave, maafkan saya karena telah lancang, tapi saya hanya ingin memohon tolong cabut laporan anda untuk Melisa. Putri ibu hanya terhasut oleh Khatrine yang menyuruhnya untuk mencuri desain milik Freya, Tante mohon bagaimana pun juga kita pernah menjadi satu keluarga, jadi tolong bebaskan Melisa," Margaretha memohon dengan netra yang berkaca-kaca. Mengingat perlakuan ibu tirinya pada Freya, membuat Dave enggan untuk menanggapi permintaan wanita paruh baya itu "Hm, maaf tante. Melisa sudah berbuat yang melanggar hukum. Jadi mau tidak mau dia harus mempertanggung jawabkan semua perbuatannya. Dan bukankah Tante juga sudah memakan uang dari Khatrine," Sindir Dave, lalu ia pergi begitu saja meninggalkan nyonya Margaretha. Dan kembali berjalan menuju ke kamar Freya, yang berada tidak jauh dari
Freya merasa terharu, saat melihat jagoan kecilnya tampak begitu bahagia saat bersama dengan ayah kandungnya. Setelah sekian lama mereka tak bertemu. "Ayo! Dady, berikan bolanya pada Ansel, bial Ansel yang menendangnya," celoteh Ansel, yang tak henti-hentinya bermain dengan Dady kesayangannya. Rasa sesak di dada Freya semakin terasa, saat melihat kedua orang yang sangat berharga dalam hidupnya, tengah tertawa bahagia bersama. Membuat wanita cantik itu merasa bersalah. "Ansel sangat bahagia, sampai ia menahan rasa sakitnya setelah demam kemarin," Lirih Freya dalam hati. Seraya memegang dadanya dengan tangan kanan. Mengingat Dave yang tinggal beberapa jam lagi akan menikahi wanita lain, membuat Freya rasanya tidak sanggup untuk membayangkan pria yang dulu selalu menyayangi dan memanjakan diri akan di miliki oleh wanita lain untuk seumur hidupnya. "Tidak! ada apa denganmu Freya? bukankah selama ini kamu yang meminta cerai dari mas Dave. Tapi sekarang kenapa malah kamu sendiri juga y
Dave sangat terkejut, saat melihat satu pesan masuk dari Freya, waktu yang sangat ia cintai dan ia sayangi dengan sepenuhi hati melebihi dari apa pun. "Freya," Dave begitu antusias, dengan cepatnya ia meraih dan membuka sebuah pesan chat dari ponselnya dan...Kedua bola mata Dave membulat saat membaca sebuah pesan yang menohok dari Freya, yang membuat hatinya sedikit sedih. Walaupun dia tahu jika saat ini Freya dalam keadaan suasana hati yang sangat buruk dan sedang marah besar pada dirinya. "Tuan Dave, yang terhormat. Aku tahu anda saat ini pasti sedang sibuk mempersiapkan pernikahanmu dengan wanita pilihan keluargamu, tapi setidaknya kau sempat waktu untuk melihat putramu yang selalu menangis mencari dirimu," sindir Freya dalam pesannya. Bahkan Dave sangat terkejut, saat melihat foto Ansel yang sedang menangis meraung-raung memanggil namanya, membuat lelaki berparas tampan yang memiliki sejuta pesona itu pun tercengang dan merasa bersalah. "Anssel," Tanpa membuang waktu lagi, D
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen