Share

Kamu Lebih Hangat, Aruna

Beberapa minggu telah berlalu. Terlihat Yuksel di ruang kerja sibuk mendengarkan percakapan yang direkam secara diam-diam.

Yuksel berusaha mengenali suara-suara yang bicara. Mereka membicarakan masalah penjualan organ dan penculikan. Namun, Yuksel tidak berhasil mengenali suara mereka.

Yuksel menarik napas. "Kenapa tidak ada bukti rekaman video?"

Tangan Yuksel melepaskan earphone dan berhenti mendengarkan rekaman suara.

Pintu ruang kerja diketuk sebentar dan terlihat Aruna memasuki ruangan dengan secangkir teh di tangan. Bibir Yuksel langsung mengulas senyum dan menutup laptop.

"Kemarilah, Aruna!" pinta Yuksel dengan tangan menepuk pangkuan sendiri.

"Aku datang hanya untuk memberikan teh saja, Mas."

Mata Yuksel menatap lekat secangkir teh yang sudah diletakkan oleh Aruna. Namun, melihat istri yang berdiam diri di depan meja kerja membuat Yuksel tersenyum.

Lantas, dia berdiri dari duduk dan menghampiri Aruna yang menyerahkan permen jahe.

"Makanlah ini Mas, supaya t
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status