Share

Bathup Penuh Busa

Author: vitaloka sari
last update Last Updated: 2023-05-24 15:36:11

Carla baik menjaga Ozora layaknya seorang anak kandungnya sendiri. Ketika hanya mereka berdua bermain di taman, Carla hanya diam sambil memperhatikan dari jarak jauh.

Mereka berdua tidak menyadari kalau Rava sudah kembali sambil membawa martabak manis kesukaan Ozora.

"Aku pulang," ucap Rava.

Carla terperanjat ia berbalik melihat tubuh kekar itu sudah berdiri di belakangnya.

"Kapan kau pulang? Di mana mobilmu?" Sederet pertanyaan Carla membuat Rava tersenyum tipis.

"Luar, aku tidak mau mengganggu Ozora bermain lagian anak itu sudah tidak mau menyambutku karena dia sudah lebih menyayangi ibunya," ucapnya lembut.

Carla mengerutkan dahinya bingung mau mengatakan apa lagi, ia lebih memilih memperhatikan Ozora dari jarak jauh bersama dengan pengasuhnya.

"Akan ku panggil Ozora!" serunya.

"Tidak perlu, sebagai gantinya boleh kamu bantu aku?" Carla melihat manik mata Rava sejenak.

"Ya," angguknya cepat.

Pengasuh melihat kepergian kedua majikannya langsung ambil peran penting menjaga Ozora agar tidak merengek.

Kamar utama Carla menyiapkan air mandi Rava, ia teringat kepada Victor dahulu ketika habis pulang kerja.

Carla mengusap air matanya tiba-tiba lolos begitu saja mengingat mantan suami bodohnya itu. 

Rava masuk ke dalam hanya menggunakan handuk bawah saja tiba-tiba Carla berbalik terkejut wajahnya kena tubruk ke tubuh kekar Rava.

"Aduh sakit?!" pekiknya.

"Kau tidak apa-apa, Carla?" tanya Rava panik sambil memeriksa Claire wajah polos itu.

Carla termangu tidak mengindahkan ucapan Rava karena kedua bola matanya telah menangkap sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat.

"Besar sekali?!" teriaknya kencang lalu berhambur keluar Bahkan pintu kena tutup kencang.

"Apa maksudnya yang besar?" gumam Rava masih belum menyadari kalau handuk yang dikenakannya telah melorot ke lantai.

Carla turun kebawah terburu-buru sampai tidak menyadari Ozora baru kembali terlihat panik melihat langkah kakinya tidak sama menuruni anak tangga.

"Stop ibu?! Nanti jatuh?" teriaknya.

"Oh sayang, ibu minta maaf," ucap Carla sambil mengatur pernapasannya yang naik turun.

"Ibu kenapa turun seperti itu? Jatuh nanti bagaimana?" Ozora terlihat hampir menangis karena tadi sempat khawatir terhadap Carla.

"Maaf, ibu tidak akan mengulanginya lagi sayang." Carla membawa Ozora masuk ke dalam pelukannya coba tenangkan.

"Kenapa ibu tidak ada di taman? Ozora cari ternyata sudah di rumah?" tanya Ozora sela pelukan Carla.

"Ibu tadi bantu ayah di atas." Kedua bola mata coklat itu berkedip-kedip berulang kali sampai Carla gemas melihatnya.

"Ayah sudah pulang?" tanyanya lagi sambil menatap Carla berbinar.

"Ayah sedang mandi." Ozora kembali cemberut karena Rava tidak memeluknya ketika pulang.

"Ayah sudah tidak sayang Ozora," rengeknya lalu melipat kedua tangannya hingga wajahnya dia buang ke samping dengan bibir yang manyun.

"Sayang, ayah tadi memiliki alasan langsung mandi," rayu Carla berusaha tetap tenang hadapi anak kecil ini yang bukan darah dagingnya sendiri.

"Ozora marah," celetuknya.

"Ya ampun anak ini sungguh keterlaluan sekali manjanya, kalau seperti ini setiap hari aku malah makin gemas," kekeh Carla Amaris.

Tidak lama kemudian Rava turun menggunakan pakaian sederhana dipadukan celana pendek. Tangan kanannya tidak lupa membawa martabak manis.

Rava langsung duduk sebelah Ozora masih tetap posisinya seperti itu tidak mau menatap kedua orang tuanya.

"Ozora, ayah membawa sesuatu kepadamu sayang," bisik Rava.

"Ozora lagi tidak mau bicara," balasnya.

Carla melotot melihat sikap Ozora namun berbeda dengan Rava tetap merayu putri kecilnya itu.

"Ayah membeli martabak manis, ibu mau?" tawar Rava kepada Carla.

"Aku?" tunjuk Carla pada dirinya.

"Bantu aku," bisik Rava.

"Baik, terima kasih ayah martabaknya enak," ucap Carla berpura-pura padahal ia ingin menjerit dengan drama ini.

Perlahan Ozora melirik dia tergoda dengan aroma martabak manis yang dibawa Rava.

"Tahan Ozora, ayah sengaja melakukan ini," ucapnya dalam hati.

"Yakin Ozora tidak mau makan martabak manis, ayah lho yang belikan dari kakek simpang empat." Ozora berbalik dia tahu soal kakek simpang empat rumahnya itu.

"Ayah pasti mengantri di sana lima jam?" sentak Ozora.

"Astaga bocah ini hampir saja jantungku mau copot," jerit Carla dalam hati.

"Ya, demi martabak manis kesukaan malaikat kecilku ini." Rava memencet hidung mancung Ozora hingga memerah.

"Ayah manis sekali," ucap Ozora layaknya seperti orang dewasa.

"Apa-apaan mereka ini? Ozora bahkan sudah melupakan dia masih baby?!" pekik Carla sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak dan ayah itu sungguh menggemaskan.

Rava melirik kepada Carla terlihat kepanasan karena tingkah laku Ozora yang menggemaskan. Pria itu tersenyum tipis merasa sudah memiliki keluarga yang lengkap karena kehadiran Carla ditengah-tengah mereka berdua. 

Carla tidak sengaja melihat wajah dan tangan mungil itu belepotan karena coklat martabak manis itu.

"Ozora, makannya pelan-pelan sayang." Carla lalu mengusap menggunakan jari-jarinya yang lentik.

"Kamu juga kotor." Rava mengambil tissue lalu meraih tangan Carla hati-hati dan penuh kelembutan.

Carla tertegun ia tidak bisa menarik kembali tangannya karena Ozora bahagia melihat mereka berdua seperti ini.

"Pegang terus tangan ibu, ayah," soraknya girang.

"Ibu sepertinya tidak mau sayang, mau bantu ayah tidak?" goda Rava.

"Peluk ibu saja ayah!" Carla melotot mendengar celoteh Ozora.

Tubuhnya bergetar tidak mau dipeluk pria asing yang bukan suaminya sendiri. Ya, sampai saat ini Carla belum bisa mengakui Rava suaminya walaupun sudah dikenalnya kepada keluarga besarnya. 

Semenjak pasca kejadian itu Carla banyak diam namun tatapannya kosong bahkan pikirannya tidak tahu ke mana.

"Sayang, lain kali saja ya. Ibu belum mandi nanti ayah mual," alasan Carla.

Rava hendak tertawa terbahak-bahak mendengar alasan Carla namun, dia pria pengertian tidak mau ambil kesempatan dalam kesempitan.

"Ozora mau mandi dengan ibu tidak?" tawar Rava agar Carla terbiasa kepada Ozora.

"Apa yang kau katakan, Rava?" tanya Carla penuh penekanan.

"Mau tidak?" tanya Rava lagi tidak peduli terhadap pertanyaan Carla.

"Mau ayah kebetulan Ozora sudah kotor karena habis main tanah di luar." Carla lemas mendengar jawaban Ozora, ia hembuskan nafas kuat ke samping.

Mau tidak mau ia harus kembali menuruti keinginan Ozora lalu mereka meninggalkan Rava di sana sendirian sambil menikmati sisa martabak manis.

"Pelan-pelan namun pasti kalian akan kusatukan Carla, Ozora," ucap Rava lalu dia juga naik ke atas.

Dalam kamar mandi Ozora tertawa lepas karena Carla menggelitik tubuhnya penuh dengan busa.

"Ibu, hentikan! Ozora mengaku kalah," tawanya.

"Nah anak ibu pinter, sekarang jawab pertanyaan ibu lagi dua kali lima berapa?" tanya Carla lagi.

"Dua puluh ibu," jawabnya cepat.

"Sepuluh sayang, kau harus ibu hukum lagi." Carla kembali melakukan itu sampai mereka berdua tidak menyadari Rava tertegun balik pintu yang terbuka sedikit.

Rava melihat semuanya jelas bahkan dia tidak munafik ingin bergabung ke sana bermain bersama dalam bathtub penuh busa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Dijual Mantan Membeli   Balas Dendam

    "Kali ini akan kupastikan pembalasan dendamku ini terjadi kepada mereka berdua," batin Carla.Carla diam-diam menelepon seseorang agar rencananya berhasil dan tidak gagal kali ini ia akan memberikan pelajaran kepada Victor dan Julia."Kami akan urus semua keperluan Nona," ucap seseorang luar sana."Jangan ada tahu kalau tidak rencana ini akan gagal!" peringat Carla."Baik Nona." Obrolan mereka selesai karena Carla mendengar suara Ozora memanggil namanya."Ibu di mana?" panggil Ozora sambil mengusap kedua bola matanya."Ibu di sini sayang," sahut Carla.Ozora memeluk Carla sifat manjanya keluar begitu saja mereka berdua tidak sadar Rava memperhatikan dari pintu kamar.Pandangan Rava dingin karena baru dapatkan kabar Carla habis menghubungi seseorang. Rava tidak tinggal diam memberikan ponsel kepada Carla dengan cuma-cuma padahal dia sudah sadap agar tahu apa yang dilakukan wanita yang sudah ditolongnya itu."Apa yang ingin kau rencanakan Carla sampai tidak mau memberitahukan kepadaku?"

  • Istri Dijual Mantan Membeli   Pemandangan Indah

    Hati Carla sakit mendengar yang dikatakan Rava barusan padahal ia sama sekali tidak ada hubungan apapun kepada keluarga ini."Perasaan apa ini?" batin Carla.Mobil Rava sudah meninggalkan kediamannya membawa Ozora jalan-jalan agar suasana putri kecilnya itu baik."Kita mau ke mana jadinya ayah?" tanya Ozora."Ozora pengennya mau ke mana?" tanya balik Rava."Miki Holy ayah," balas Ozora cepat."Kita ke sana." Rava tidak masalah waktunya banyak terbuang padahal pekerjaan kantor menumpuk.Setibanya mereka disambut oleh manajer karena mendapat informasi dari bawahannya Rava datang."Selamat datang tuan, nona muda," sapanya."Kembali bekerja jangan hiraukan kami!" perintah Rava."Baik tuan," ucapnya sambil mundur.Ozora bermain bersama dengan anak seusianya sedangkan Rava mengabadikan momen itu agar Carla melihatnya.Postingan Rava mengagetkan Eritha saat ini dia juga berada di Miki Holy lalu dengan langkah cepat wanita muda itu menuju tempat ayah dan anak itu."Rava!" panggil Eritha. Rava

  • Istri Dijual Mantan Membeli   Memberikan Kesempatan

    "Rava bisa kita bicara sebentar?" Rava langsung mengangguk cepat daripada menolak kebohongannya akan terbongkar. "Ya," angguknya. "Sebentar ayah dan ibu bicara boleh?" tanya Carla kepada Ozora. "Jangan lama Bu." Carla memeluknya sebentar lalu menuju ke kamar. Rava sudah dilanda keringat yang berlebihan pikirannya tidak tenang akan hal ini. "Mau bicara apa?" ucap Rava memberanikan diri. "Katakanlah yang sejujurnya Rava?" desak Carla. "Soal apa?" Rava berpura-pura tidak tahu. "Sudahlah lupakan, aku malas berdebat denganmu." Rava menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Apa yang dia katakan barusan?" gumamnya. Rava mengikuti Carla dari belakang tetap menjaga jarak karena hal tadi membuatnya masih bertanya-tanya. Ozora dan Carla bermain di lantai, Rava diam sambil memikirkan cara agar keluarga ini secepatnya utuh. "Ayah kenapa di sana duduk? Ayo sini mendekatlah!" panggil Ozora. "Aku datang," ucap Rava cepat. Carla terkejut Rava ada di belakang bukan di depannya atau sebelah Ozo

  • Istri Dijual Mantan Membeli   Mulut Ozora Bocor

    Victor terbelalak melihat foto Carla jelas berada di hotel Serafin namun tidak dengan Rava."Berita ini bohong kau jangan mempercayainya Julia," ucap Victor tegas."Apa?! Berita ini hari di mana-mana bagaimana mungkin aku tidak mempercayainya?" sentak Julia."Baiklah, aku akan menyelidiki keberadaan Carla untuk sementara kau lebih baik pulang ke rumah tunggu aku di sana." Julia Kefira langsung keluar tanpa mengatakan apapun wajahnya terlihat marah.Victor menarik nafas kuat lebih baik dia bersandiwara di hadapan Julia agar tidak memperburuk masalah."Dengan siapa Carla malam itu?" gumam Victor.Berita munculnya Carla menghebohkan dunia media sosial sampai mengguncang perusahaan grup Walt yang lagi naik daun."Siapa yang berani mengambil foto Carla?" dengus Rava lalu pria dingin itu merobek koran tersebut."Tuan, saya memiliki informasi yang menyebarkan foto nona Carla." Sekretaris Rava masuk tergesa-gesa karena dia harus lembur cari tahu dalang dibalik kejadian ini."Siapa? Siapa oran

  • Istri Dijual Mantan Membeli   Makan Malam

    "Baiklah, kita langsung saja." Mobil kembali melaju dengan cepat agar tidak terlambat untuk makan malam.Carla semakin gugup hingga akhirnya mereka berdua tiba sebuah gedung pencakar langit."Bukankah ini gedung grup Serafin?" batin Carla."Ayo, kau mau terus di sini?" ajak Rava."Ya," balas Carla cepat.Kedatangan mereka berdua cukup membuat semua orang terkejut apalagi kehadiran Carla ditengah-tengah semua pengunjung."Tenanglah jangan gugup," bisik Rava."Kita sedang apa di sini?" tanya Carla heran."Ikut saja nanti kau juga akan tahu." Mereka berdua masuk ke dalam lift menuju lantai dua puluh.Carla terpukau melihat pemandangan dari atas benar-benar indah, ia sampai melupakan Rava dari tadi menunggu karena bukan disini tempatnya."Indah sekali," ucapnya berbinar."Kau suka?" Akhir Rava mendekati Carla masih kagum melihat ke luar."Sangat, jujur aku belum pernah melihat pemandangan seindah ini," ucapnya."Aku bisa membawamu tiap hari ke sini." Jantung Carla berdetak kencang sadar t

  • Istri Dijual Mantan Membeli   Mengajak Keluar

    Rava semakin gelisah mengenai ketenangan keluarga kecilnya apalagi masalah terus menerus terjadi."Satupun petunjuk kenapa tidak ada?" sesalnya."Tuan, sepertinya saya mendapatkan petunjuk." Sekretaris Rava tiba-tiba masuk ke dalam ruang kerja sambil membawa map kecil."Apa itu?" tanya Rava begitu penasaran apa yang di bawah anak buahnya itu."Tentang pulau tuan." Rava melihat ada beberapa foto yang membuatnya terkejut."Bukankah ini adalah mobil Eritha?" tanya Rava heran."Ya tuan, nona Eritha sepertinya sudah lama berhenti di sana lalu menuju ke jalan raya di mana anda mengalami kecelakaan," tunjuknya."Kau memiliki bukti kamera pengawas?" tanya Rava sambil menahan amarah."Hanya jalan menuju rumah pulau tuan." Rava serius melihat gerak-gerik mobil Eritha walaupun hanya sepotong."Sedang apa Eritha di sana?" gumam Rava sambil memperhatikan semua pergerakan Eritha.Rava kembali memutar kedua bola matanya menangkap sosok asing menuju ke arah Eritha."Siapa dia?" tanya Rava dingin."Sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status