Share

Istri Figuran Tuan Muda
Istri Figuran Tuan Muda
Penulis: Cheesecake

Pernikahan Terburuk

Penulis: Cheesecake
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-21 01:33:32

"Kalian semua harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi hari ini!" Suara seorang wanita paruh baya terdengar lugas dengan wajah merah padam yang terlihat jelas pada kulit putihnya.

"M-maafkan anak kami, s-saya mohon maaf, Nyonya!" jawab Jimmy gugup.

"Kau pikir dengan meminta maaf semua ini akan selesai? Keluarga kalian benar-benar mencoreng nama baik keluarga Dinata! Lihat saja apa yang akan saya lakukan pada bisnis kalian!" ucap Catherine murka.

Jimmy dan Rieta terlihat pucat pasi menghadapi kemarahan pasangan Catherine dan Chandra Dinata. Perbuatan putri sulungnya yang kabur bersama pria lain saat hari pernikahannya membuat posisi keduanya berada diujung tanduk.

"Kami akan menarik seluruh saham yang kami tanam, saya sudah tidak peduli jika kalian akan jatuh miskin saat ini juga!" ancam Catherine kembali.

"J-jangan, Nyonya. Saya akan melakukan apapun untuk menebus kesalahan putri saya. Saya mohon!" pinta Jimmy berlutut.

"Saya bersedia menggantikan posisi Kak Chintya untuk menikah." Jelita yang sedari tadi duduk terdiam sambil memegang secarik kertas surat itu pun mulai membuka suara. Kedua mata orang tuanya seketika berbinar, berbeda dengan Catherine yang terlihat tak senang.

Catherine berjalan mendekati Jelita lalu mencengkram kedua pipi gadis itu dengan tangan kanannya."Kamu?"

"Ya, Saya! Bukankah Anda butuh menyelamatkan nama baik keluarga Anda?" Jelita berucap dengan ekspresi wajah datar, kedua matanya masih terlihat memerah dengan perasaan sesak di dalam hati.

"Hah, apa kamu sadar kamu siapa? Kamu hanya anak pungut dari panti asuhan! Beraninya mengajukan pernikahan dengan keluarga Dinata!" pekik Catherine sinis.

Jelita menghela napasnya dan kembali menatap lekat sepasang lensa mata biru wanita berdarah Inggris itu. Jelita menjawab dengan lugas, "Saya adalah seorang dokter muda, prestasi akademik saya pun bagus. Saya tidak akan pernah mencoreng nama baik keluarga Anda hanya karena latar belakang saya."

"Beraninya!" geram Catherine sambil mengangkat tangan kanannya untuk bersiap menampar Jelita. Namun tiba-tiba Chandra menepuk pundak sang istri dan berkata, "Benar apa katanya, kita sudah tak punya waktu. Lagipula dia tidak seburuk itu, bahkan bisa lebih baik daripada Mark harus menikahi wanita yang telah mengandung anak dari pria lain."

"Terserah!" ucap Catherine terpaksa.

Catherine berjalan keluar ruangan dan memanggil seseorang dari ambang pintu. "Hey kau! Rias dia dengan baik, jangan sampai wajah lusuhnya itu terlihat," pekiknya lalu segera meninggalkan ruangan ganti pengantin dan disusul oleh suaminya.

Jelita hanya terduduk diam, sorot matanya kosong kedepan. Pundaknya ditepuk oleh Jimmy dan Rieta, pasangan yang mengadopsinya sejak Jelita berusia 14 tahun.

"Bagus, Nak! Berkatmu perusahaan kita tidak jadi terancam gulung tikar," ucap Jimmy senang.

"Betul! Biarkan saja Adimas bersama Chintya, toh kamu sudah mendapatkan seorang pria idaman. Sekarang kamu akan menjadi menantu keluarga Dinata!" seru Rieta.

Jelita hanya diam sambil meremas surat yang masih ia genggam. Hatinya terasa sakit, tetapi hutang budi membuat dirinya terkekang dan tak mampu menunjukkan emosinya.

***

"Sudah siap?" tanya penghulu saat melihat Chandra mulai memasuki ruangan dilaksanakannya akad nikah.

"Ya!" Chandra menjawab lugas dan tak lama terlihat sosok pengantin wanita yang didampingi oleh kedua orang tuanya. Seluruh perhatian tamu tertuju pada wajah cantik pengantin wanita, begitu pula dengan Mark yang langsung menoleh ke arah orang tuanya.

Chandra meletakkan jari telunjuknya tepat di depan bibir, dan Mark pun kembali menghadap penghulu dengan raut wajahnya yang tenang.

Akad nikah pun berjalan dengan lancar, begitu pula dengan resepsi yang diadakan setelahnya. Seolah tak terjadi peristiwa apapun, semua tampak sempurna bak pernikahan impian walaupun bagi Jelita hanya sebuah kamuflase semata.

Brak!

"Apa yang terjadi sebenarnya?"

Pintu dibuka dengan kasar, mengangetkan keluarga kedua mempelai yang tengah beristirahat setelah pesta usai. Jelita bangkit dari tempatnya duduk dan memberikan selembar kertas yang telah terlihat kusut.

Mark Dinata, pria yang kini mengemban jabatan sebagai CEO Dinata Group sekaligus pewaris perusahaan retail dan provider itu menatap Jelita dengan dingin. 

"Bacalah," ucap Jelita tenang.

Mark segera meraih surat tersebut lalu membacanya, semakin lama ia baca maka rahangnya kian mengeras. "Siapa pria itu?"

Hening, tidak ada yang menjawab. Kedua orang tua Chintya terdiam dan terus menunduk.

"Kenapa diam?" Mark menatap Jelita dengan tajam, sebelum bertanya lagi, "Siapa dia?"

Jelita menghela napasnya dan berkata, "Dia, tunanganku."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nathan Ryuu
nah nah kaann. hm, dasar mokondo.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Figuran Tuan Muda    Lamaran

    "Zey." Jelita menyapa. Ia berjalan menghpiri Zeta yang masih memandang kosong lewat jendela kamarnya.Malam itu langit gelap ditaburi bintang yang elok bak hamparan permata. Namun, kecantikan malam tak lantas menghibur hati seorang gadis.Jelita menepuk pundak Zeya, berusaha untuk menjadi pelipur lara sahabatnya."Sudahlah, jangan diharapkan laki-laki itu. Aku yakin pilihan orang tuamu adalah yang terbaik!" ucap Jelita.Zeya menghela napasnya. Ia sudah berupaya untuk melepaskan cinta pertamanya yang tiba-tiba saja menghilangkan bak di telan bumi. Namun, semua tak semudah apa yang diucapkan, karena hatinya tak mampu untuk berkata dusta. Jelita membalik tubuh sahabatnya, perlahan ia mengusap air mata yang mulai menggenangi pelupuk mata Zeya. "Udah cantik kayak begini! Jangan nangis dong!" "Zeya aku yakin kamu pasti akan bahagia!" lanjutnya."Tapi, Ta. Sebenarnya kemana Nicky?" tanya Zeya tiba-tiba. "Bukannya apa-apa, sebenarnya aku juga khawatir."Jelita tersenyum dan menggenggam tang

  • Istri Figuran Tuan Muda    Kekhawatiran Jelita

    "Dokter Veshal!"Veshal menghentikan langkahnya, menoleh ke arah suara yang memanggilnya.Dengan langkah setengah berlari Zeya yang baru kembali bertugas usai cuti pun tersenyum dan menghampiri Veshal."Selamat malam, Dok! Dokter apa kabarnya? Dokter kembali ke sini lagi?" tanya Zeya kembali."Kabar baik," jawab Veshal, lensa matanya yang berwarna coklat menatap Zeya dengan seksama. "Saya memutuskan kembali, karena saat di India saya merasa jiwa dan hati saya masih tertinggal di sini."Sontak jawaban Veshal membuat Zeya mengulum bibir guna menahan senyumnya. Walaupun tak berkata terus terang, Zeya seolah memahami apa yang tersirat secara halus."Oh ya, Dokter Zeya kemana aja? Beberapa hari yang lalu Jelita panik mencari kamu?" tanya Veshal kembali.Zeya tersenyum walaupun jelas sekali perasaannya yang sesungguhnya lewat sirat mata. Gadis itu memainkan stetoskop yang ada di tangannya sebelum menjawab. "Istirahat aja, Dok. Terkadang kita butuh ketenangan dan waktu sendiri agar bisa ber

  • Istri Figuran Tuan Muda    Datang Tak dijemput Pulang Tak diantar

    "Apa, apa maksudnya?"Mark gugup, dan terlihat jelas dari raut wajahnya. Sikapnya pun tentu semakin membuat Jelita curiga.Seketika Jelita sadar jika mereka tengah menjadi tontonan beberapa karyawan. Ia pun segera berdiri dan menatap suaminya. "Lebih baik kita bicara di ruangan kamu!"Jelita berjalan mendahului Mark, berusaha menahan semua rasa yang tersembunyi dalam hatinya. Setelah memastikan Mark masuk ke dalam ruang kerjanya pun Jelita segera membanting pintu, menghadang sang suami yang kini tersudut di antara tembok dan lengan istrinya."Apa ada yang kamu mau katakan padaku?" tanya Jelita tiba-tiba.Wajah pria itu pun semakin gugup, bahkan terus berupaya untuk menghindari kontak mata dengan istrinya. Sikapnya semakin menambah kecurigaan Jelita jika foto yang ia dapatkan buka. Sekedar editan belaka."Mark, jangan coba-coba menutupi sesuatu padaku. Aku tau kamu baru saja bertemu Chintya, kan?!"Deg!Tepat mengenai sasaran. Mark tidak dapat berkelit, ditambah saat Jelita mengeluarka

  • Istri Figuran Tuan Muda    Jujur Saja!

    "Cheers!"Kedua wanita bersulang, seolah merayakan rencana awal mereka yang menuai kesuksesan.Chintya tersenyum sumringah, begitu pula dengan Bella yang merasa puas hati."Ini baru permulaan," ucap Bella.Sebelah alis gadis itu terangkat, dengan senyuman miring yang tersungging pada bibirnya.Kebenciannya terhadap Jelita sungguh membuatnya buta, dan menutup hati nuraninya. "Tenang saja, Kak. Aku akan selalu mendukung Kakak!""Oh, thank you so much, Baby! Aku tau kamu adalah anak cerdas yang manis," puji Chintya sambil tertawa."Aku ingin wanita panti asuhan itu segera angkat kaki dari rumah! Keberadaanya benar-benar membawa kesialan."Senyuman Chintya semakin meninggi. Rasa benci Bella kepada Jelita kian membuatnya merasa puas dan bahagia. Ia pun kembali melihat layar ponselnya yang menampilkan beberapa foto yang pasti akan membuat salah paham siapapun yang melihat tanpa mengetahui kebenarannya."Untuk kamu shopping!" ucap Chintya setelah mentransfer sejumlah uang untuk Bella.Seketi

  • Istri Figuran Tuan Muda    Menjauhlah!

    "Zeya, aku harus cari Zeya!" ucap Jelita panik.Jelita segera bangkit lalu sedikit meminum panas miliknya dengan gestur yang terburu-buru. "Maaf, Dok. Saya harus cari Zeya! Nanti kita ngobrol lagi ya.""Terima kasih untuk oleh-olehnya, saya sangat suka!" lanjutnya kembali dan segera pergi tanpa memberikan kesempatan Veshal untuk berbicara.Veshal menggelengkan kepalanya sambil terkekeh dengan tingkah laku Jelita yang sama sekali tidak berubah. Matanya terus menatap sosok Jelita yang semakin jauh hingga akhirnya menghilang dari pandangannya.Sementara itu Jelita berjalan cepat menuju IGD, karena seharusnya hari ini adalah waktunya Zeya untuk jaga pagi.Jelita membuka pintu yang terbuat dari kaca, lalu mengedarkan pandangannya mencari sosok sang sahabat."Ada apa, Dok?" tanya salah satu perawat yang berada di IGD."Dokter Zeya mana ya? Bukannya hari ini ia jaga pagi?" Jelita pun kembali bertanya dengan kepala yang masih menoleh ke kanan dan ke kiri."Tadi kami dapat kabar kalau Dokter Z

  • Istri Figuran Tuan Muda    Yang Kembali Datang

    "Honey! Lihat mereka semua sudah berbuat tidak sopan padaku!"Tanpa sedikitpun rasa malu, Chintya berlari ke arah Mark dan menggandeng lengan kekar dari mantan tunangannya. Nada suaranya terdengar manja saat berbicara pada Mark, seperti saat ia dulu masih menjadi kekasih pria itu.Mark segera menarik tangannya dengan kasar, menatap Chintya penuh dengan kebencian yang telah mendarah daging. "Menjijikan!"Mark merogoh kantong jas dan mengambil sebuah sapu tangan dan sebotol hand sanitizer spray. Ia pun segera menyemprotkannya ke tangan yang terkena sentuhan Chintya lalu mengelapnya dengan sapu tangan dan membuangnya ke lantai."Lain kali langsung lapor polisi saya kalau dia datang kesini lagi!" seru Mark pada semua penjaga keamanan yang berada di sana."Mark kok kamu begitu sih?! Tolong dengarkan penjelasan aku dulu, ini semua salah paham! Aku selama ini dijebak!" pekik Chintya.Chintya berusaha mengejar Mark dan meraih tangannya,tetapi ia segera dihadang oleh 2 orang security yang seo

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status