Beranda / Rumah Tangga / Istri Figuran Tuan Muda / Kau Hanyalah Wanita Rendahan!

Share

Kau Hanyalah Wanita Rendahan!

Penulis: Cheesecake
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-21 01:34:54

"Entah apa yang dipikirkan bajingan itu. Bisa-bisanya dengan cari licik dia mengambil Chintya dan menukarnya dengan wanita sepertimu." Tatapan Mark terasa dingin, dia sama sekali tidak peduli akan perasaan wanita yang telah menjadi istrinya.

Pria itupun pergi begitu saja meninggalkan semua orang dengan amarah yang masih meluap di dalam hatinya, dan disusul dengan kedua orang tuanya.

"Jelita, kamu sudah melakukan yang terbaik. Tidak sia-sia kami membesarkanmu," ucap Jimmy bangga. "Lalu, ayah mohon. Tolong kamu jaga sikapmu di sana, walau sekalipun mereka bersikap buruk padamu. Semua demi kebaikan keluarga kita."

"Ya, terima kasih sudah membesarkan dan menyekolahkan saya sampai saat ini, Ayah tidak perlu khawatir akan diriku." Jelita tersenyum kecut lalu bangkit dari duduknya. Gadis itu melangkahkan kakinya keluar ruangan, dan bersiap untuk ikut pulang bersama keluarga barunya.

***

"Mom, kenapa saya harus satu kamar dengan dia?"

Baru saja Jelita menginjakkan kakinya di dalam kediaman keluarga Dinata, keributan pun kembali pecah. Jelita yang terjebak di antara perselisihan itu hanya diam dan mengamati tanpa berbicara apapun.

"Mark, kita harus manfaatkan dia! Biar dia tidak cuma menjadi benalu di rumah ini!" seru Catherine tidak mau kalah.

"Iya, tapi gak satu kamar juga!"

"Cukup, Mark! Agar dia bisa melayanimu dengan baik, kalian harus satu kamar! Lagi pula, kau hanya tinggal melihatnya sebagai pelayan ekslusif!"

"Percuma bicara dengan Mommy! Semuanya pun diputuskan tanpa sepengetahuanku!"

Brak!

Pintu kamar ditutup dengan keras oleh Mark. Catherine menghela napasnya seiring dengan keningnya yang terasa berdenyut.

"Kamu urus Mark!" seru Catherine lalu pergi meninggalkan Jelita sendiri dengan sebuah koper yang sedari tadi menjadi tumpuannya berdiri.

Jelita kembali memberanikan diri, lalu mengetuk pintu kamar beberapa kali. "Permisi, boleh saya masuk?"

Tok! Tok! Tok!

"Mark, boleh saya masuk?" tanyanya sekali lagi, tetapi tak ada jawaban apapun dari suaminya.

"Mark!"

Sunyi keadaan rumah yang terlihat megah itu. Jelita melihat jam dari layar ponselnya dan sudah lewat dari tengah malam. Mark yang tak kunjung membukakan pintunya membuat Jelita pasrah. Gadis itu duduk dilantai dan bersandar pada pintu hingga tertidur karena kelelahan.

Brak!

"M-Mark! Maaf saya ketiduran."

Jelita tersentak dan seketika terbangun saat pintu kamarnya terbuka. Terlihat Mark yang sudah mengenakan pakaian kerjanya, dan pria itu pun berlalu begitu saja tanpa menyapa.

Jelita hanya bisa menghela napasnya, seorang wanita paruh baya berjalan mendekatinya, menatapnya dengan sorot mata penuh iba.

"Nyonya Jelita, perkenalan saya Marni. Bisa panggil saja Bi Marni," ucapnya memperkenalkan diri. "Boleh saya bantu membawa dan merapihkan koper-kopernya?"

Jelita mengangguk dan tersenyum. Dia lega setidaknya ada 1 orang di dalam rumah itu yang mau berbicara dengan dirinya. "Mohon bantuannya ya, Bi Marni."

Sementara di ruang makan Mark hanya menikmati sarapannya tanpa berbicara sepatah katapun. Hanya dentingan alat makan yang beradu menjadi satu-satunya suara yang memecah kesunyian ruang itu.

"Selamat pagi, maaf saya terlambat." Jelita tersenyum sesaat dirinya sampai di ruang makan. Jelita mulai menarik sebuah kursi tetapi segera dihentikan oleh Catherine.

"Mau apa kamu?"

"Sarapan, Tante," jawab Jelita.

"Kamu, mau makan di sini?"

Catherine tertawa kecil lalu meletakkan garpu yang sedari tadi ia genggam. Wanita paruh baya itu kembali menatap Jelita, salah satu sudut bibirnya terangkat ke atas. "Heh, dengar ya! Meja makan ini hanya khusus keluarga Dinata. Kalau kamu mau makan bisa makan di dapur saja."

"Tapi saya juga ...,"ucap Jelita yang seketika dipotong oleh Catherine. "Kau ini hanya dibolehkan makan disini saat ada tamu. Lebih baik kau berkaca, kamu hanyalah istri pengganti yang sama sekali tidak pantas untuk masuk kedalam keluarga kami."

Kedua tangan Jelita mengepal, gadis itu mengigit bibir bagian bawah dengan gemetar. Perkataan Catherine telah melukai harga dirinya. Tak pernah ia merasa serendah ini walaupun dulu kerap kali Chintya merundung dirinya.

"Baiklah, saya minta maaf telah mengganggu." Jelita memilih pergi. Tanpa memakan apapun ia segera mengambil perlengkapan kerjanya dan pergi dari rumah yang tak menerima kehadirannya.

"Catherine, ucapanmu keterlaluan!" seru Chandra yang sudah tidak tahan dengan ucapan istrinya.

"Kalau tidak diingatkan, dia akan lupa akan posisinya di rumah ini! Sayang, kau tidak ada niat untuk menjadikan wanita itu menantu kita selamanya, kan?"

Perdebatan kedua orang tuanya membuat napsu makan Mark hilang. Mark menyudahi sarapannya. Pria itu meletakkan alat makannya di atas piring lalu bangkit. "Saya berangkat dulu."

Segera ia mengambil tas miliknya dan melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.

Langkah kakinya sejenak terhenti saat dirinya melihat Jelita tengah berdiri di ambang pintu seakan tengah menunggu sesuatu. Jelita yang melihat suaminya pun berjalan mendekat lalu mengulurkan tangannya ke arah Mark, ia bermaksud untuk mencium tangan suaminya.

Mark yang hanya terdiam membuat suasananya menjadi canggung. Jelita menarik kembali tangannya, dan berkata, "Aku pamit pergi kerja dulu, mungkin pulangnya agak malam."

Wajah Mark mendekati telinga Jelita lalu berbisik, "Lain kali tidak perlu melakukan hal yang sia-sia, karena aku tak pernah sedikitpun menganggapmu istriku, mengerti!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Figuran Tuan Muda    Lamaran

    "Zey." Jelita menyapa. Ia berjalan menghpiri Zeta yang masih memandang kosong lewat jendela kamarnya.Malam itu langit gelap ditaburi bintang yang elok bak hamparan permata. Namun, kecantikan malam tak lantas menghibur hati seorang gadis.Jelita menepuk pundak Zeya, berusaha untuk menjadi pelipur lara sahabatnya."Sudahlah, jangan diharapkan laki-laki itu. Aku yakin pilihan orang tuamu adalah yang terbaik!" ucap Jelita.Zeya menghela napasnya. Ia sudah berupaya untuk melepaskan cinta pertamanya yang tiba-tiba saja menghilangkan bak di telan bumi. Namun, semua tak semudah apa yang diucapkan, karena hatinya tak mampu untuk berkata dusta. Jelita membalik tubuh sahabatnya, perlahan ia mengusap air mata yang mulai menggenangi pelupuk mata Zeya. "Udah cantik kayak begini! Jangan nangis dong!" "Zeya aku yakin kamu pasti akan bahagia!" lanjutnya."Tapi, Ta. Sebenarnya kemana Nicky?" tanya Zeya tiba-tiba. "Bukannya apa-apa, sebenarnya aku juga khawatir."Jelita tersenyum dan menggenggam tang

  • Istri Figuran Tuan Muda    Kekhawatiran Jelita

    "Dokter Veshal!"Veshal menghentikan langkahnya, menoleh ke arah suara yang memanggilnya.Dengan langkah setengah berlari Zeya yang baru kembali bertugas usai cuti pun tersenyum dan menghampiri Veshal."Selamat malam, Dok! Dokter apa kabarnya? Dokter kembali ke sini lagi?" tanya Zeya kembali."Kabar baik," jawab Veshal, lensa matanya yang berwarna coklat menatap Zeya dengan seksama. "Saya memutuskan kembali, karena saat di India saya merasa jiwa dan hati saya masih tertinggal di sini."Sontak jawaban Veshal membuat Zeya mengulum bibir guna menahan senyumnya. Walaupun tak berkata terus terang, Zeya seolah memahami apa yang tersirat secara halus."Oh ya, Dokter Zeya kemana aja? Beberapa hari yang lalu Jelita panik mencari kamu?" tanya Veshal kembali.Zeya tersenyum walaupun jelas sekali perasaannya yang sesungguhnya lewat sirat mata. Gadis itu memainkan stetoskop yang ada di tangannya sebelum menjawab. "Istirahat aja, Dok. Terkadang kita butuh ketenangan dan waktu sendiri agar bisa ber

  • Istri Figuran Tuan Muda    Datang Tak dijemput Pulang Tak diantar

    "Apa, apa maksudnya?"Mark gugup, dan terlihat jelas dari raut wajahnya. Sikapnya pun tentu semakin membuat Jelita curiga.Seketika Jelita sadar jika mereka tengah menjadi tontonan beberapa karyawan. Ia pun segera berdiri dan menatap suaminya. "Lebih baik kita bicara di ruangan kamu!"Jelita berjalan mendahului Mark, berusaha menahan semua rasa yang tersembunyi dalam hatinya. Setelah memastikan Mark masuk ke dalam ruang kerjanya pun Jelita segera membanting pintu, menghadang sang suami yang kini tersudut di antara tembok dan lengan istrinya."Apa ada yang kamu mau katakan padaku?" tanya Jelita tiba-tiba.Wajah pria itu pun semakin gugup, bahkan terus berupaya untuk menghindari kontak mata dengan istrinya. Sikapnya semakin menambah kecurigaan Jelita jika foto yang ia dapatkan buka. Sekedar editan belaka."Mark, jangan coba-coba menutupi sesuatu padaku. Aku tau kamu baru saja bertemu Chintya, kan?!"Deg!Tepat mengenai sasaran. Mark tidak dapat berkelit, ditambah saat Jelita mengeluarka

  • Istri Figuran Tuan Muda    Jujur Saja!

    "Cheers!"Kedua wanita bersulang, seolah merayakan rencana awal mereka yang menuai kesuksesan.Chintya tersenyum sumringah, begitu pula dengan Bella yang merasa puas hati."Ini baru permulaan," ucap Bella.Sebelah alis gadis itu terangkat, dengan senyuman miring yang tersungging pada bibirnya.Kebenciannya terhadap Jelita sungguh membuatnya buta, dan menutup hati nuraninya. "Tenang saja, Kak. Aku akan selalu mendukung Kakak!""Oh, thank you so much, Baby! Aku tau kamu adalah anak cerdas yang manis," puji Chintya sambil tertawa."Aku ingin wanita panti asuhan itu segera angkat kaki dari rumah! Keberadaanya benar-benar membawa kesialan."Senyuman Chintya semakin meninggi. Rasa benci Bella kepada Jelita kian membuatnya merasa puas dan bahagia. Ia pun kembali melihat layar ponselnya yang menampilkan beberapa foto yang pasti akan membuat salah paham siapapun yang melihat tanpa mengetahui kebenarannya."Untuk kamu shopping!" ucap Chintya setelah mentransfer sejumlah uang untuk Bella.Seketi

  • Istri Figuran Tuan Muda    Menjauhlah!

    "Zeya, aku harus cari Zeya!" ucap Jelita panik.Jelita segera bangkit lalu sedikit meminum panas miliknya dengan gestur yang terburu-buru. "Maaf, Dok. Saya harus cari Zeya! Nanti kita ngobrol lagi ya.""Terima kasih untuk oleh-olehnya, saya sangat suka!" lanjutnya kembali dan segera pergi tanpa memberikan kesempatan Veshal untuk berbicara.Veshal menggelengkan kepalanya sambil terkekeh dengan tingkah laku Jelita yang sama sekali tidak berubah. Matanya terus menatap sosok Jelita yang semakin jauh hingga akhirnya menghilang dari pandangannya.Sementara itu Jelita berjalan cepat menuju IGD, karena seharusnya hari ini adalah waktunya Zeya untuk jaga pagi.Jelita membuka pintu yang terbuat dari kaca, lalu mengedarkan pandangannya mencari sosok sang sahabat."Ada apa, Dok?" tanya salah satu perawat yang berada di IGD."Dokter Zeya mana ya? Bukannya hari ini ia jaga pagi?" Jelita pun kembali bertanya dengan kepala yang masih menoleh ke kanan dan ke kiri."Tadi kami dapat kabar kalau Dokter Z

  • Istri Figuran Tuan Muda    Yang Kembali Datang

    "Honey! Lihat mereka semua sudah berbuat tidak sopan padaku!"Tanpa sedikitpun rasa malu, Chintya berlari ke arah Mark dan menggandeng lengan kekar dari mantan tunangannya. Nada suaranya terdengar manja saat berbicara pada Mark, seperti saat ia dulu masih menjadi kekasih pria itu.Mark segera menarik tangannya dengan kasar, menatap Chintya penuh dengan kebencian yang telah mendarah daging. "Menjijikan!"Mark merogoh kantong jas dan mengambil sebuah sapu tangan dan sebotol hand sanitizer spray. Ia pun segera menyemprotkannya ke tangan yang terkena sentuhan Chintya lalu mengelapnya dengan sapu tangan dan membuangnya ke lantai."Lain kali langsung lapor polisi saya kalau dia datang kesini lagi!" seru Mark pada semua penjaga keamanan yang berada di sana."Mark kok kamu begitu sih?! Tolong dengarkan penjelasan aku dulu, ini semua salah paham! Aku selama ini dijebak!" pekik Chintya.Chintya berusaha mengejar Mark dan meraih tangannya,tetapi ia segera dihadang oleh 2 orang security yang seo

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status