Share

3. Tersadar

Author: Disi77
last update Last Updated: 2023-12-24 11:24:03

“Tanganku kenapa jadi kecil?”

Yuna terheran, ia lantas lantas mengangkat kedua tangannya. Ukurannya yang berbeda dari terakhir kali ia ingat, membuatnya semakin bingung. Kemudian wanita itu meraba wajahnya lalu turun menuju perut. Pipinya tirus dan juga perutnya tak menggelambir karena timbunan lemak.

“Tubuhku kurus?” Yuna terus bergumam seraya membawa tubuhnya bangkit dari pembaringan.

Benar, tubuhnya berubah menjadi kurus seperti sebelum ia menikah. Wajah wanita itu tampak linglung, otaknya dipaksa untuk mengingat mundur kejadian yang mungkin ia lewatkan sebelumnya.

Mungkinkah, setelah perseteruannya dengan Ryan dan Vina, ia tak sadarkan diri lalu menjalani operasi pengangkatan lemak?

“Itu tidak mungkin!” Yuna menjawab dugaannya sendiri.

Tentu saja tak akan mungkin dilakukan pengangkatan lemak di saat dirinya sedang kritis. Lalu, bagaimana bisa ia berubah kurus dalam waktu singkat?

Wanita itu tiba-tiba menoleh pada Vina yang berada di samping ranjang rawatnya.

“Yuna, kamu tidak apa-apa?” tanya Vina hati-hati dengan tatapan cemas.

“Apa yang terjadi? Kenapa kamu berada di sini ... mana Ryan?” Yuna mencecar curiga pada Vina.

Kedua bola mata Vina refleks membulat sempurna. Ia semakin menatap cemas dan bingung pada Yuna. Tampaknya ia pun sama bingungnya dengan Yuna.

“Ryan baru saja pulang. Aku memaksanya untuk pulang dulu dan menggantikannya menungguimu,” jelas Vina lembut, tetapi tatapan Yuna membuatnya cemas.

“Tunggu sebentar, aku panggilkan dokter! Sepertinya kamu syok karena baru saja sadar dari pingsan selama dua hari setelah pemakaman ayahmu,” ucap Vina seraya bergegas keluar dari ruangan tersebut dengan langkah terburu, juga wajah kesal.

“Pemakaman ayahku?” Yuna tersentak. Indera pendengarannya masih menangkap jelas ucapan Yuna, walaupun berkata dengan nada cepat. Wajah wanita itu semakin bertambah bingung. “Itu ‘kan lima tahun yang lalu?”

Indera penglihatan Yuna kembali mengedar pada bangsal tempatnya dirawat. Ada yang berbeda dengan ruangan tersebut, pikirnya. Tiba-tiba, fokus matanya langsung tertuju pada kalender dinding yang berada di samping pintu.

Masih dengan selang infus yang menempel di tangan, wanita itu langsung meraih kalender dinding di sana dan menatapnya sejelas mungkin.

“2019?” ucap Yuna terkejut, bahkan kedua bola matanya hampir terlepas dari tempatnya.

Wanita itu kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling bangsal rawat untuk memastikan rasa bingungnya. Kemudian ia bergegas menuju jendela dan membukanya lebar.

Bangunan di luar sana tampak seperti berbeda.

Kedua bola mata wanita itu langsung membulat sempurna saat menangkap di ujung jalan raya, terlihat sebuah baliho besar. “Pemilihan presiden 2019,” ucap Yuna membaca kalimat besar di sana.

Tiba-tiba wajahnya merona. Ia refleks menutup mulutnya, mencoba mengartikan semua penglihatannya. Otaknya terus mencerna, sebelum menyimpulkan praduganya.

Yuna lantas menatap kertas informasi pasien yang menempel pada papan depan ranjang. Fokusnya langsung tertuju pada tanggal yang tertera, hanya untuk memastikan dugaannya.

Masih belum puas, ia pun menyalakan televisi dan membuka saluran berita. Saat semua bukti yang dilihatnya mengarah pada satu kesimpulan, wanita itu terpaku dengan wajah kosong. “Aku kembali ke masa lalu?”

Tak lama, wajah itu berubah menjadi girang. Jika ia kembali ke masa lalu, itu berarti ia mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki hidupnya yang lalu, kan? “Benar, aku akan mengubah nasibku!”

Namun, untuk bisa mengubah kesialannya menjadi keberuntungan, Yuna terlebih dahulu harus mengingat semua rangkaian kejadian. Kemudian, rangkaian kejadian di masa depan–di kehidupannya yang penuh dengan ketidakberuntungan, terlintas seperti putaran film.

2019 … itu berarti tahun di mana ia berusia 25 tahun, dan masih menjadi dokter spesialis rehabilitasi medik. Yuna terus mengingat kejadian di hari tersebut.

“Dan… aku belum menikah dengan Ryan,” ucap Yuna disusul senyuman lega.

Klek!

Suara pintu terbuka dan hampir membuat Yuna tersentak. Yuna yang tengah menatap jalanan itu langsung memutar tubuhnya menuju arah pintu. Tangannya refleks mengepal keras saat menangkap wajah Vina.

Wajah wanita itu tampak lugu dan menatapnya cemas. ‘Sayangnya itu adalah tatapan munafik,’ batin Yuna. Cepat-cepat, ia menoleh pada lelaki yang datang bersama Vina.

“Dokter Hendra!” panggil Yuna yang masih mengenali lelaki yang memakai jas putih tersebut.

“Sepertinya kamu sudah pulih, Yuna,” ucap dokter tersebut ramah, lalu memberikan senyuman santun.

Yuna pun membalas senyuman dokter tersebut. Kemudian dokter Hendra memintanya untuk kembali ke atas ranjang guna memastikan keadaan dirinya.

“Aku baik-baik saja ‘kan, Dok?” tanya Yuna langsung, setelah dokter Hendra selesai memeriksa seluruh tubuhnya.

“Iya, kamu memang baik-baik saja. Tapi, tetap jaga kesehatanmu! Apalagi kamu pingsan selama dua hari,” jawab dokter Hendra ramah, kemudian ia menepuk pundak Yuna lembut. “Aku turut berduka atas kehilangan ayahmu, Yuna. Aku harap kamu juga memperhatikan kesehatanmu! Ayahmu pasti akan sedih jika tahu kamu sampai seperti ini,” sambung dokter Hendra.

Yuna langsung tertegun. Ia lupa, jika saat ini dirinya tengah berduka dan hampir tak memiliki semangat hidup.

Air mata Yuna menetes tanpa diundang, merasa bersalah karena melupakan tentang ayahnya. Namun, cepat-cepat ia menghapus air mata itu lalu tersenyum pada dokter yang tak lain adalah seniornya. “Terima kasih, Dokter Hendra.”

“Nah, gitu dong, Yuna! Kamu juga jangan lupa, ada aku yang akan selalu ada untukmu,” ucap Vina dari balik tubuh dokter Hendra.

Kemudian wanita itu menghampirinya dan membelai lembut tangannya. Hampir saja Yuna memekik kesal, tetapi ia harus tenang. Saat ini, Vina belum menunjukkan kebusukannya.

“Dokter Hendra, aku boleh pulang ‘kan?” tanya Yuna mencoba mengalihkan perhatian Vina. “Aku bosan, ingin istirahat di rumah saja.”

“Tenang saja, Dokter Hendra! Aku akan menjaga dan memastikan Yuna menjaga kesehatannya,” seru Vina mendukung ucapan Yuna.

Yuna tersentak. Ingin rasanya ia menentang ucapan Vina dan mengatakan dirinya tak butuh perhatian darinya. Akan tetapi, tatapan dokter Hendra tampaknya lebih percaya dengan ucapan Vina.

Ya, Yuna tak boleh melupakan kejadian tersebut. Akan terlalu mencurigakan jika sikapnya tiba-tiba berubah.

Bukankah saat itu semua orang tahu kalau Yuna Azalea dan Vina sahabat dekat yang tak terpisahkan. Mau tak mau dia harus bisa menahan dirinya, lalu perlahan menjaga jarak dengan wanita itu dan juga Ryan.

‘Tunggu saja! Setelah ini aku akan membongkar kebusukan kalian berdua.’

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Gendut: Kesempatan Kedua Dengan CEO Lumpuh   200. Pernikahan Merubah Masa Depan

    Tak ada lagi halangan menuju hari pernikahan Jason dan Yuna. Semuanya terencana dengan baik. Vincent Wang dan ayahnya serta beberapa investor Hongkong bahkan menyempatkan diri untuk menghadiri pernikahan Jason dan Yuna. Persidangan kasus Arka, Elsa, Teguh—mantan suaminya Elsa dan Tamara, sudah mendekati akhir. Akan tetapi, sudah dipastikan mereka mendapatkan hukuman setimpal. Bukan itu saja, beberapa petugas yang dulu terlibat dan terbukti membantu mereka, sudah mendapatkan hukumannya. Damian, pengacaranya Jason dan Adam memastikan semuanya mendapatkan hukuman. Hingga malam di hari pernikahan tiba, Yuna kembali ke kediamannya dan berbincang bersama pamannya. Ia akan semakin merindukan Dimas, padahal selama ini Yuna jarang berada di rumah. Bahkan Yuna tak malu menggelayut manja pada pamannya yang sudah dianggapnya seperti pengganti ayahnya. “Apa kamu tidak malu terus menggelayut seperti anak kecil?” celetuk Dimas seraya melirik wajah Yuna yang bersandar di bahunya, tetapi ia tersenyu

  • Istri Gendut: Kesempatan Kedua Dengan CEO Lumpuh   199. Jason dan Adam

    “Ada apa, Adam? Ada masalah?” tanya Jason setelah berada di samping sahabatnya.Adam hanya tersenyum tipis, enggan menjawab. Kemudian ia memutar tubuhnya menatap gedung megah di sana, lalu mengedarkan pandangannya mencari seseorang. “Sudah selesai? Di mana dokter Yuna?” tanyanya seraya menatap pada Jason.“Yuna menunggu di kafe itu.” Jason menunjuk bangunan kafe di samping gedung.“Memangnya ada yang belum selesai dengan persiapan gedungnya?” tanya Adam dengan raut wajah bingung.Jason menghela napas berat. Ia tahu Adam hanya berusaha menghindari pertanyaan darinya. Ya, sahabatnya itu sedikit tertutup untuk masalah pribadi jika dirinya tak mendesak atau mencari tahu sendiri masalah yang sedang dihadapi Adam.“Ya, memang ada yang belum selesai ... kamu, Adam,” sahut Jason seraya berpindah duduk pada bangku di samping taman bunga, tepi mobilnya terparkir.“Aku? Memangnya ada apa denganku?” tunjuk Adam pada dirinya. Ia semakin memasang wajah bingung.Pria tampan itu tak segera menjawab.

  • Istri Gendut: Kesempatan Kedua Dengan CEO Lumpuh   198. Masa Depan Berubah

    Informasi yang diberikan Rina begitu mengejutkan. Racun arsenik itu berasal dari kelompoknya Teguh Gunawan–mantan suaminya Elsa. Bahkan informasi yang diberikan Rina di luar dugaan yang lainnya.Perawat cantik itu bahkan menemukan tempat persembunyian kelompok mafianya Teguh. Tak menyangga wanita yang terlihat lugu, ternyata memiliki kontribusi besar. Yuna bahkan bangga menjadi sahabat baiknya.Jason langsung bertindak cepat. Akan tetapi, ia memastikan pihak kepolisian yang menangani kasus tersebut benar-benar bersih. Tentu saja selama ini dirinya dan Adam dibantu Rocky menyelidiki para polisi yang bekerja untuk Elsa. Serta para mafia polisi yang tunduk pada kelompoknya Teguh sudah pasti tak bisa berkutik.Damian Alexander, pengacaranya Jason dengan senang hati mengurus semua mafia polisi tersebut. Apa lagi semua bukti yang Jason kumpulkan sangatlah kuat. Bukti tambahan ponselnya Vina, serta bukti penyelidikan Brian yang menunjukkan jelas jika kecelakaan Jason disengaja dan pelakunya

  • Istri Gendut: Kesempatan Kedua Dengan CEO Lumpuh   197. Bukti Terkumpul

    “E–elsa? Papa yakin?” tanya Jason terbata dengan tatapan tak percaya.Brian mengangguk lemah dalam posisi tidurnya. Jason terdiam syok, hingga tubuhnya tampak mematung. Bahkan ia tampak seperti orang linglung menatap wajah papanya.Bukan karena Jason tak percaya pelakunya adalah Elsa, tetapi ia mencemaskan keadaan Brian. Justru karena ia memperkirakan pelakunya adalah Elsa ataupun Arka. Jujur saja ia ingin mencecar papanya, tetapi Yuna sudah menarik kedua bahunya menjauh dari tubuh Brian.“Cukup, Jason! Kita masih punya banyak waktu.” Yuna memberi nasehat.Tepat saat Jason mengangguk pasrah, pintu ruangan tersebut ada yang mengetuk. Tak lama langsung terbuka. Dokter Rudi datang dengan Rina, sahabat baiknya Yuna sekaligus satu-satunya perawat yang mengetahui keadaan Brian.“Kita beri ruang agar Dokter Rudi memeriksa keadaan papamu!” ucap Yuna seraya membawa tubuh Jason menjauh dari ranjang brankar Brian.Dokter cantik itu lantas mengangguk pada dokter Rudi, isyarat agar dia segera meme

  • Istri Gendut: Kesempatan Kedua Dengan CEO Lumpuh   196. Jalan Terbuka Jelas

    “Mungkin saya punya informasi yang membantu untuk Tuan Jason.” Rocky berkata setelah memastikan fokus mereka selesai dengan informasi tentang Vina. Sontak saja, Jason, Yuna dan Adam menoleh padanya. Ketiganya menunggu penjelasannya dengan wajah sigap. Rocky mengeluarkan beberapa lembar foto dari saku dalam jasnya, lalu menjajarkan di atas meja yang menjadi pembatas mereka. “Sebenarnya tadi itu aku dan anak buahku sedang meninjau tempat Tuan Jason kecelakaan setelah menemukan beberapa bukti, lalu Tuan memberitahu kalau Adam sedang dalam bahaya di jalur tersebut ... itulah sebabnya kami datang lebih cepat,” jelas Rocky terdengar melegakan. Adam tersenyum lega. Semua ini memang bukan kebetulan, tetapi hal tersebut berkat kesigapan Jason. Rocky lantas melanjutkan penjelasannya. “Saya berhasil menemukan keberadaan keluarga dari supir truk yang menjadi tersangka penabrakan Tuan Jason. Lalu beberapa bukti jika kecelakaan tersebut sudah direkayasa,” jelas Rocky seraya menunjuk beberapa fo

  • Istri Gendut: Kesempatan Kedua Dengan CEO Lumpuh   195. Berkumpul Menyusun Rencana

    Adam pantas untuk merasa tenang dan tak perlu panik. Bantuan dari Rocky—anak buahnya Jason datang lebih cepat. Tentu saja Adam tahu kehadiran mereka dari cara mereka memberi sinyal. Dua mobil dari belakang langsung menyalip kendaraan yang sedari tadi diduga orang yang hendak mencelakainya serta menggiringnya menuju arah jalan tempat Jason kecelakaan. Sementara dua mobil lainnya mengamankan kendaraan yang mengikuti Adam.Kini dua mobil itu mengawalnya hingga Adam memilih kembali ke rumah sakit. Jason langsung menyambutnya dan memeluk sebentar lalu ia berpindah pada anak buahnya yang berada di belakang Adam. “Terima kasih, kalian memang selalu bisa diandalkan,” ucapnya pada mereka.“Sama-sama, Tuan Jason. Ini adalah tugas kami,” sahut lelaki yang berada di paling kiri. Jumlah mereka enam orang dan semuanya berpakaian formal.“Ah, Tuan. Saya baru saja menerima pesan dari anak buahku yang kutugaskan mencari keberadaan—“ ucap lelaki tadi terhenti. Jason menempelkan jari telunjuknya di dep

  • Istri Gendut: Kesempatan Kedua Dengan CEO Lumpuh   194. Selamatkan Adam

    “Apa?” Jason terkejut dengan ucapan Adam dari balik telepon. Wajah pria tampan itu langsung berubah pucat dan cemas, serta panik. Ia bahkan refleks berdiri dan mengacak rambut belakangnya, frutasi. Yuna yang berada di sampingnya pun ikut bangkit merasakan kecemasan Jason. “Apa yang terjadi, Jason?” tanya Yuna panik. Jason hanya memberi isyarat untuk tenang dengan mengangkat tangan kanannya. Ia lantas fokus pada ponselnya. “Dengarkan aku, Adam! Tetap tenang dan jangan putuskan sambungan teleponnya! Terus beri laporan padaku kondisi terkinimu, mengerti!” perintahnya. “Baik, Jason. Tolong bantu aku secepatnya,” sahut Adam terdengar panik. “Tentu, aku pasti akan membantumu dan tak akan tinggal diam,” balas Jason cepat. “Aku akan meminta Rocky untuk mengirimkan anak buahnya dan secepatnya menjemputmu,” pungkasnya menenangkan. Terdengar jelas suara Adam mengatur napasnya dari balik telepon. Tentu saja, Jason dapat merasakan bagaimana cemasnya Adam, dirinya sudah pernah mengalami hal te

  • Istri Gendut: Kesempatan Kedua Dengan CEO Lumpuh   193. Adam Cemas

    “Sepertinya habis batre. Aku selalu lupa charger ponsel dan biasanya diisi daya jika sedang dalam perjalanan di mobil,” ucap Adam diakhiri senyuman canggung.“Bisa tolong buka laci dasbor di hadapanmu? Aku menyimpan alat pengisi dayanya di sana.” Adam menunjuk laci di hadapan Tamara.Wajah wanita cantik itu yang semula tegang kini tampak terlihat lega. Ia bahkan segera menuruti permintaan Adam, mengeluarkan alat mengisi daya ponselnya. “Berikan ponselmu padaku! Biarkan aku yang memasangkannya,” ujarnya.Adam mengangguk dan memberikan ponselnya pada Tamara. Wanita itu tampak cekatan dan memang sudah terbiasa melakukannya. Tanpa disadari Adam masih meliriknya curiga.Tentu saja yang dilakukan Adam tadi hanyalah pura-pura. Ia bukanlah pria bodoh seperti yang dikatakan Jason. Adam lebih mengandalkan intuisi dan nalurinya dalam berbisnis.Ya, pria tampan itu memiliki pemikiran yang sama dengan Jason. Tak ada sesuatu hal di dunia ini yang kebetulan, pemikiran mereka. Mungkin karena mereka s

  • Istri Gendut: Kesempatan Kedua Dengan CEO Lumpuh   193. Adam dan Tamara

    “Aku akan mencoba menghubungi Adam. Saat ini dia sedang bersama dengan Tamara “ Jason berkata dengan tatapan cemas seraya menggulir beberapa kali layar ponselnya.Yuna hanya mengangguk. Wajahnya pun tak kalah cemas dengan lelakinya. Ia lantas menoleh ke arah ujung lorong tempat pria mencurigakan tadi menghilang.Tampaknya mereka lebih waspada atau sadar jika keberadaannya sudah diketahui. Yuna lantas menatap Jason yang tiba-tiba tersentak dengan kedua bola mata melotot. “Ada apa, Jason?” tanya Yuna langsung.“Adam menolak panggilanku,” sahut Jason langsung. “Akan kucoba lagi,” ujarnya seraya mengulang panggilan teleponnya.“Mungkin Adam tak sengaja menggeser ke tolak.” Yuna mencoba menenangkan.Jason mengangguk. Namun, ia kembali tersentak. Ponsel Adam tak bisa dihubungi. Pria tampan itu masih penasaran dan mencobanya sekali lagi.“Adam mematikan ponselnya,” tebak Jason disusul helaan napas berat. “Sepertinya Tamara sedang bersamanya,” tambahnya seraya memijat ujung alisnya.“Bagaiman

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status