Share

Obrolan Rukun-Rukun

Aku melongo, masa iya bunga cantik begini dibilang makanan kambing, ambyar emang istriku ini.

"Ini bunga Neng, bukan makanan kambing, ampun dah." Aku mendekatkan bouqet bunga itu, cepat Asmi pencet hidungnya.

"Ih Neng mah gak suka A, bau nya bikin mual, o." Asmi mau muntah.

Lah, tepok jidat lagi akhirnya.

"Ngapain Aa susah-susah bawain Neng bunga beginian? Mubazir, di sini gak ada kambing," katanya lagi.

"Ini buat Neng, siapa bilang buat kambing sih? Buat dipajang aja nantinya."

"Sayang A, meningan kasih kambing kayak Neng lagi di desa."

Aku diam. "Ya udah Aa kasih ke orang lain aja deh."

"Eh tunggu." Asmi senyum-senyum.

"Sejak dulu juga Neng mah emang gak suka bunga A, tapi ... kalau udah terlanjur beli ya udah taruh aja di atas nakas, soalnya utun gak suka baunya."

Aku mengelus pipi istri bara-baraku sambil menaruh bunga itu di atas nakas.

"Jadi kalau Neng gak suka bunga, terus suka nya apa dong?" Aku bertanya lagi.

"Bunga sih, tapi bukan jenis bunga begituan."

Keningku mengernyit,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status