Share

Istri Jaminan Sang Laksamana
Istri Jaminan Sang Laksamana
Author: Kalendra

Bab 1. Pernikahan Rahasia

“Nona, biar aku saja yang membersihkannya ya,” ujar seorang pelayan paruh baya pada Kiran. Tangan lembutnya sedang membersihkan sebuah grand piano di ruang bersantai di sebuah rumah mewah. Ia adalah Kiran Kanishka, putri bungsu Yousef Kanishka yang cantik jelita. Kiran berpenampilan sangat sederhana jika di rumah. Tapi jangan memandangnya remeh, ia adalah salah satu Jaksa Muda Penuntut Umum yang baru berusia 24 tahun.

“Jangan Bibi, aku bisa melakukannya,” jawab Kiran terus mengelap grand piano itu dengan tersenyum.

“Tapi bukankah Nona bilang mau keluar hari ini?” Kiran menoleh pada Pelayan itu dan tersenyum menggelengkan kepalanya.

“Ayah akan pulang hari ini, jadi aku tidak boleh kemana-mana dulu. Nanti aku baru berangkat jika Ayah sudah pulang.” Kiran masih tersenyum cantik dan berhati-hati membersihkan piano tersebut sampai tuntas. Pelayan yang dipanggil Bibi itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Ibunda Kiran adalah warga negara Inggris. Tapi sayangnya ia tidak menikah dengan Yousef, melainkan hanya menjadi kekasih gelapnya saja. Lebih tepat disebut kekasih gelap karena Yousef memiliki banyak kekasih. Ia menikah dengan wanita India yang memberinya dua putra. Tapi di luar ia memiliki seorang putri dari salah satu simpanannya.

Putri kecil beserta ibunya yang hampir terlunta-lunta itu dibawa Kanishka ke salah satu rumahnya di Boston. Bukannya istri sah Kanishka tak mengetahuinya tapi ia melakukan hal lain untuk menyingkirkan para kekasih suaminya.

Kiran dan ibunya tak pernah diijinkan menginjakkan kaki mereka di mansion milik keluarga Kanishka yang mewah. Sehingga mereka hanya tinggal di salah satu rumah kecil yang dibeli Kanishka. Kiran sangat mensyukuri tidak perlu menjadi pengemis meski ibunya hanya menjadi simpanan sampai akhir hayatnya.

Sampai setelah ibunya meninggal, sang ayah membawa Kiran masuk ke dalam rumah mewahnya. Saat itu Kiran baru berusia 17 tahun, cantik, lugu dengan wajah separuh India-Inggris yang jelita.

Tapi ia tak diperlakukan baik disana. Istri pertama Ayahnya memperlakukannya seperti pembantu bahkan sampai ia meninggal, Kiran tak pernah diperlakukan selayaknya anggota keluarga. Dua pria yang menjadi Kakaknya juga sama. Hanya Ramdash, anak tertua yang tak ikut menyiksa Kiran. Sementara Rohan, tak pernah mau satu atap dengan Kiran.

Ketika Kiran masuk ke rumahnya, Rohan langsung pergi meninggalkan rumah. Dan Kiran hanya bisa menelan semua kepahitan untuk dirinya. Tapi dia anak yang pintar. Di balik sifatnya yang pendiam dan lembut, ia belajar dengan baik sampai menjadi Jaksa.

Tak lama, pintu ruangan tengah itu terbuka dan Fernando Lopez nampak masuk ke dalamnya. Ia tersenyum dan berjalan ke arah Kiran yang ikut memalingkan wajah ke belakang ingin tau siapa yang masuk.

“Apa kabar, Nona?” tanya Fernando dengan senyuman nakalnya seperti biasa. Kiran hanya tersenyum tipis dan menjawab seadanya.

“Baik Tuan Lopez. Terima kasih sudah bertanya,” jawab Kiran dengan sopan. Pelayan yang masih berada di ruangan itu bersama Kiran lantas memicingkan matanya menatap Fernando dengan pandangan tak suka.

“Ayahmu sudah pulang Nona. Dia ingin kamu menemuinya,” ujar Fernando lagi. Kiran lalu mengangguk mengerti dan berjalan melewati Fernando. Mata Fernando menyisiri tubuh Kiran yang memakai pakaian panjang sari khas India yang panjang dan menutupi tubuhnya.

Fernando mengikuti Kiran dari belakang sampai ia masuk ke ruang kerja ayahnya. Ia baru berhenti dan menutup pintu agar keduanya bisa bicara.

“Kemarilah, Nak!” ajak Yousef pada anak bungsunya itu. Kiran lalu mengikuti ayahnya duduk di sofa ruang kerja itu. Yousef tersenyum dan membelai rambut panjang dan indah milik Kiran dengan lembut.

“Aku pulang karena ingin memberitahukanmu sesuatu. Kamu akan menikah lusa. Jadi mulai malam ini kamu tidak boleh kemana-mana,” ujar Yousef dengan nada datar biasa. Kiran perlahan mengernyitkan keningnya tak mengerti.

“M-maksud Ayah?”

“Kamu akan menikah besok lusa. Apa kamu keberatan?” Yousef balik bertanya. Dia tau persis seperti apa Kiran. Ia takkan pernah menolak apapun yang diberikan padanya terutama dari Ayahnya.

“T-tapi kenapa buru-bur? Maksudku, apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Kiran dengan nada lembutnya yang tak berubah.

“Tidak ada. Aku sudah menyetujui pernikahanmu dengan seorang pria. Kalian akan bertemu saat pernikahan nanti.” Kiran masih terdiam dan tengah mencerna satu persatu apa yang sedang dikatakan Ayahnya.

“Kamu mau menurut pada Ayah kan?” Yousef menambahkan dan tak memberi Kiran pilihan lagi.

“Kita akan melewatkan beberapa ritual karena pernikahannya akan dilakukan besok lusa, besok malam kamu hanya akan menjalani Mehndi saja. Setelah itu kamu akan menjalani ritual pernikahannya keesokan harinya,” tambah Yousef menjelaskan. Kiran hanya bisa diam dan menurut meski ia tak tau siapa pria yang akan dinikahkan dengannya.

“Siapa pria itu, Ayah?” Kiran akhirnya bertanya setelah diam beberapa saat.

“Seorang pejabat tinggi militer US. Dia seorang Admiral.” Kiran menundukkan wajahnya dan tak menjawab.

“Malam ini semua perlengkapan untuk pernikahanmu akan dipasang. Setelah itu kamu akan ikut dia tinggal di rumahnya.” Yousef hanya tersenyum tipis dan membelai lagi rambut anaknya. Kiran tak menolak karena ia tak berani membantah Ayahnya.

Kiran dibesarkan dalam adat India yang kental meski Ibunya orang Inggris. Tapi ia selalu menjalani norma-norma seperti wanita India kebanyakan. Tak ingin membantah, Kiran pun hanya bisa mengangguk.

“Tapi Kiran, pernikahanmu tak boleh diketahui oleh siapapun. Jadi tidak ada yang boleh tau jika kamu sudah menikah, ini demi karirmu,” tambah Yousef lagi membohongi Kiran. Kiran pun mengangguk lagi.

Malamnya Kiran dipakaikan Mehendi satu malam sebelum pernikahannya besok sore. Ia akan memakai Henna atau pacar yaitu sejenis tumbuhan yang diolah untuk membuat tato sementara yang menghiasi kulit tangan dan kaki sang calon pengantin.

Keesokan harinya pernikahan tanpa perkenalan itu pun dilakukan. Pengantin prianya adalah Admiral Shawn Miller yang mengikat perjanjian dengan Yousef Kanishka, ayah Kiran. Sayangnya, Shawn mengira jika pernikahannya hanyalah soal menandatangani perjanjian saja.

Shawn sempat tertegun melihat sebuah rumah kecil berbentuk kubus yang akan menjadi tempatnya menikah didirikan di tengah-tengah ruangan besar.

“Ini adalah pernikahan dua minggu, bukan untuk selamanya!” ujar Shawn berbalik dan menggeram marah pada Yousef yang berdiri tak jauh darinya.

“Lalu kenapa? ini kan hanya ritual apa salahnya?” balas Yousef dengan santai. Shawn menggelengkan kepalanya.

“Ini proses pernikahan yang sebenarnya!” protes Shawn lalu menunjuk ke arah pelaminan.

“Ini adalah pernikahan dengan adat Hindu. Dan yang kamu nikahi adalah wanita India, Admiral. Jangan lupa itu!” sahut Yousef separuh berbisik.

Shawn mendengus kesal dan menoleh pada Blue Handerson, ajudannya yang ikut mendampingi. Blue mendekat lalu berbisik pada Shawn agar dia lebih tenang.

“Ini hanya ritual, Admiral. Jangan cemas aku akan menjagamu!” bisik Blue meyakinkan. Shawn menarik napas panjang sekaligus kesal dan terpaksa melakukan pernikahan itu untuk memenuhi perjanjian dari jaminan yang telah disetujuinya.

Shawn lalu dibawa ke altar pernikahannya masuk ke dalam rumah kubus itu lalu dipakaikan topi. Setelah itu Shawn menuju panggung kecil yang dikenal dengan mandap, di mana akan disambut oleh keluarga pengantin wanita dalam ritual mala var. Karena itu adalah pernikahan yang rahasia maka tak ada iring-iringan pengantin. Pengantin Shawn dibawa dari dalam dengan kerudung yang menutupi seluruh kepalanya.

Pengantin wanita itu juga dibawa ke panggung tersebut namun Shawn tak bisa melihat wajahnya sama sekali. Shawn lalu diminta untuk memberikan karangan bunga yang akan dipakaikan di leher. Begitu pula dengan pengantin wanita kemudian memakaikan karangan bunga itu. Sementara imam terus melantunkan lagu-lagu pujian keagamaan. Setelah itu keduanya bertukaran bunga yang merupakan Var atau Jai Mala-Mala yang menandakan penerimaan mereka terhadap satu sama lain sebagai suami istri.

Shawn hanya ikut saja saat ia diikatkan selendang pada pengantin wanita dan mengitari api suci sebanyak tujuh kali. Setelah ritual itu selesai maka sahlah pernikahan tersebut di mata agama. Oleh karena Shawn beragama Katolik, ia juga menandatangani surat-surat pernikahan dengan wanita yang tak ia kenal.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status