Sembilan bulan berlalu, perut Prisla semakin membesar dia sudah mulai merasakan sakit dan kontraksi diperutnya, keringat dingin membasahi tubuh Prisla yang sudah terlihat berisi. dia menyeret langkah kakinya keluar dari kamar.
Sekarang dia berada di negara Belanda, tempat yang dirasa Arjuna paling aman. Arjuna menyewakan sebuah apartemen dan seorang pengasuh untuk menemani Prisla, yaitu madam Kate.
"Aduuuuuh sakit nya." teriak Prisla sembari memberi kode dengan melambaikan tangannya pada madam Kate, asisten rumah tangga yang sudah disiapkan oleh Arjuna.
Sedangkan Arjuna kembali keindonesiaan, mengingat banyak pekerjaan, dan mengibur Mami Qanita yang selalu bersedih mengingat kondisi Putri satu-satunya nya yang harus dirawat dirumah sakit jiwa, Milka sekarang jiwa nya tergoncang hebat, sehingga harus menjalani terapi dan pengobatan khusus dari psikiater.
"Nona, Apa Anda sudah mulai merasakan sak
Di indoneia, Berta pagi ini berjalan sendiri, sambil memilih berbagai keperluan bulanan nya, semenjak berhenti bekerja, Berta lebih sering menghabiskan waktu mengajar anak-anak karete dan ilmu beladiri dirumah. tiba-tiba seorang menarik tangan nya, spontan membuat Berta berteriak kaget’ sambil memberikan ancang-ancang jurus kucing melawan anak tikus."Maaf Nona aku tidak bermaksud jahat, tapi bisa kita bicara sebentar" Ucap Arjuna ambil menunjuk sebuah kafe."Maaf apa Kita pernah bertemu sebelumnya" Berta menatap Arjuna lekat, merasa wajah Arjuna yang terlihat begitu familiar."Aku rasa pernah, apa kamu lupa jika pernah pergi menemani Prisla membesukku dirumah sakit, karena tertembak menolomh gadis itu" Ucap Arjuna.“Iya aku ingat, sekarang. Seorang pembinor yang membuat aku ikut terseret kemarahan bos Hardian.” Terang Berta.“Maafkan aku
" Kenapa kamu baik sekali pada kami.?” ujar Berta"Aku sudah menganggap kalian sebagai saudara perempuan ku, dan juga Prisla begini juga ulah kakak ku, Milka " ujar Arjuna.Berta tidak dapat mengendalikan perasaan harunya, dia membawa Revano dalam pelukannya sambil mengusap air mata begitu juga Prisla, antara terharu dan bahagia karena sudah ada Berta bersama nya. Cewek tomboi yang ahli beladiri.Tiba-tiba ponsel Arjuna bergetar, tanda panggilan masuk dari asisten rumah tangga yang menjaga Mami Qanita.“ Hallo ada apa bi?”“Nyonya Qanita, penyakit jantung nya kumat Tuan muda, sekarang sedang dirawat dan tidak sadar diri.”“Apa, baiklah saya akan segera kembali pulang sekarang.” Terang Hardian pamit pada Prisla dan Berta.“Mami ku sedang sakit, aku tidak bisa lama-lama. Aku balik dulu y
Universieteit Leiden, merupakan Universitas terbesar dan tertua di Belanda. juga kualitas pendidikan nya terbagus, sehingga diburu pelajar dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. universitas ini telah banyak mengeluarkan ilmuwan ternama.Arjuna telah mendaftar Prisla berkuliah disana. Satu bulan berlalu, Arjuna kembali mengunjungi Prisla, terlihat wajah pria itu sedikit muram dan tidak ceria seperti biasanya.“Mas Arjuna kami ikut berduka, atas kepergian Mami.” Ucap Prisla."Iya, terimakasih Prisla atas perhatian mu.” Terang Arjuna.Dikampus baru itu, Prisla dengan mudah mampu menyesuaikan dirinya. banyak orang yang berusaha mendekati Prisla, selain keramahan dan lemah lembut Prisla. mereka juga menyukai wajah Prisla yang sangat cantik.Prisla juga mulai menekuni bisnis Online, meskipun Arjuna memenuhi segala kebutuha
Aku harus bangkit dan kuat menerima Kenyataan ini, kasihan mama dan juga istriku Prisla. aku tidak ingin dia juga bersedih disurga melihku seperti ini, Sayang ku Cinta ku Maafkan mas. Mas janji akan berubah seperti dulu lagi." perlahan Hardian membuka matanya dan menyentuh tangan mama yang masih menangis memeluk tubuhnya."Mama maafkan Hardian, aku janji akan berubah seperti dulu lagi." ucap Hardian pelan.Tangis Merlin langsung terhenti, dan menatap anaknya lekat seakan-akan Merlin tidak percaya, perkataan yang terlontar dari mulut anaknya itu."Apa yang kamu katakan barusan nak,?""Ya ma, Hardian akan bangkit kembali demi mama dan Prisla. agar dia tenang menungguku disurga nanti." ucap Hardian terlihat seperti hidup kembali."Alhamdulillah, terimakasih ya Allah," mama Merlin menangis sejadi-jadinya saking bahagianya, dia pun sujud syukur disamping Hardian.
Senyum Prisla mengembang dengan perasaan bahagia, begitu melangkah kan kakinya keluar dari Bandara internasional Soekarno-Hatta. nampak dari kejauhan Arjuna telah melambaikan tangan nya, menyambut kedatangan kami ke Indonesia.Selama dalam perjalanan Revano kecil begitu menurut dan lebih banyak tidur. tidak seperti sebelum pesawat mereka mendarat Revano tidak henti-hentinya menangis. sampai Prisla kewalahan untuk memenangkan buah hati nya tersebut."Hallo keponakan om yang ganteng " ujar Arjuna melangkah mendekati Prisla , dan mengambil alih untuk mengendong Revano"Bagaimana tadi di Pesawat Revano rewel nggak ?? tanya Arjun kembali"Iya rewel nya, pas mau naik Pesawat aja, nyampe didalam langsung ketiduran. mungkin kecapean habis nangis " terang Berta membalas tatapan mesra Arjuna."Dan dia hanya mau, sama maminya doang " ujar madam Kate.Mereka memasuki mob
Farrel yang selalu memantau kaget mendengar kebebasan Milka, dia pun berniat muncul kembali memakai pakaian samaran dan langsung masuk kerumahnya Milka begitu mengetahui jika perempuan itu dirumah sendirian.Tok...tok.... Milka tanpa curiga membuka kan pintu, sat Melihat orang yang tidak dikenal dia berusaha untuk menutupi kembali, namun dia kalah tenaga dari Farrel yang jauh lebih kuat.Farrel menyeret Milka masuk kekamar, dan melepas penutup kepalanya.“Farrel?”Ucap Milka seolah-olah tidak percaya dengan penglihatannya, dia mundur, namun Farrel menyeret tubuh Milka menuju kamar dan mengunci nya.“Farrel, aku takut dan tolong lepaskan aku.” Milka mengatup kedua tangan sambil menangis.“Milka, aku tidak bisa lepas dari kamu, selama kamu dipenjara aku selalu memantau mu sayang. Aku telah jatuh cinta semenjak kita sering melakukan
“Aaaaaa.....tidak, mati aku ketiduran dihari pertama ini.” Teriak Prisla kelabakan.Prisla berteriak sambil melihat alarm yang terletak di atas nakas. sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, semalam Prisla lupa menyetel alarm nya. Madam Kate juga tidak membangunkan. karena dia tidak mengetahui kalau sekarang hari pertama bagi Prisla memasuki dunia kerja, atau magang di perusahaan Hardian suaminya. Prisla berlari masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya nya secara kilat.Penampilan Prisla terkesan dewasa dan Elegan. dengan menggunakan pakaian kantor, orang-orang yang mengenalnya pasti akan pangling. tak terkecuali madam Kate dan Berta, yang sedang menunggu nya sarapan. nampak Prisla tergesa-gesa menuruni tangga sambil menenteng sepatu nya. dan langsung memakai nya begitu sampai di lantai bawah."Ini sarapannya " ucap madam Kate menaruh roti dan segelas susu
Tasya tersenyum angkuh, dia memperhatikan wajah perempuan yang bernama Gisela yang masih mrpematung dihadapannya itu.“Jadi kamu yang bernama Gisella?” menatap intens.“Iya mbak,” jawab Prisla sedikit gugup.Tasya akhirnya berlalu dengan angkuh, mengabaikan uluran tangan Prisla, yang masih tercekat menatap kepergian nya."Itu tadi kan kak Tasya, sepupunya mas Hardian, tapi syukurlah ternyata dia juga tidak mengenaliku diriku yang sekarang. apa sekarang dia juga bekerja di kantor ini?” ucap Prisla sambil memperbaiki letak kacamatanya.“Ruangan pak Arya dibagikan mana ya?” gumam Prisla.Prisla pun kembali kemeja Resepsionis. dan menanyakan ruangan Arya yang akan menjadi atasan nya selama magang. dengan ramah resepsionis yang bernama Rani itu. menyuruh Prisla memasuki lantai sebelas, menuju Ruangan Sekretaris