Share

Tanggung jawab, aku hamil

Bima terkekeh, “Aku pergi dulu.” Ratih yang mengangguk, Bima ikut mengangguk juga dan beranjak. Semua masih abu-abu dan Bima seolah tertantang untuk menyingkap semuanya.

Ratih menghela napas. Dia tadi ingin ke kebun, melihat ada apa di sana, jadi setelah yakin Bima benar-benar pergi, Ratih pun berangkat ke kebun. Matahari sudah tinggi, yakin kalau pekerja kebun tengah istirahat saat ini. Saat tebakannya benar, Ratih pun bergabung, duduk dengan dua pekerja yang baru saja selesai makan siang itu.

“Ndoro Ratih, kapan datang?” tanya pekerja yang lebih tua.

“Kemarin.” dusta Ratih, “Panen apa sekarang, Lek?” tanyanya meski tadi di rumah ibu sudah bercerita.

“Jagung, Ndoro. Tapi ini jagung manis, bibitnya cukup mahal, ibu yang beli di pasar, ibu memang lebih banyak paham dari pada kita.” Pekerja tua itu terkekeh.

“Kapan dibawa ke pengepul?” tanya Ratih.

“Ini panen terakhir, besok pagi kita ke sana, baru lusa sisanya dibawa ke pasar.” Jawab pekerja muda.

“Bagaimana dengan dokarnya? Apa ibu ju
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status