Home / Romansa / Istri Kecil CEO Dingin / Hari pertama menikah

Share

Hari pertama menikah

last update Last Updated: 2023-08-04 00:55:13

Bee bangun pagi sekali. Dia semalam kedinginan karena AC yang dingin dan tidur di atas lantai yang banyak beralaskan selimut tipis. Dia menatap sang suami yang terlelap nyaman di atas ranjang. Masih terngiang di kepalanya saat lelaki itu membentaknya berulang kali.

"Dia saja menolakku, apalagi orang tua ku," ujarnya tersenyum kecut.

"Sudahlah, sepertinya mulai sekarang aku harus menerima diriku yang menjadi seorang istri dan melupakan cita-citaku untuk kuliah."

Gadis cantik itu melipat selimut yang dia pakai dan menyimpannya di atas ranjang sang suami.

"Dia benar-benar tampan, tapi sayang tidak punya perasaan." Bee menghela nafas panjang.

Gadis itu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Bahkan jam tidurnya saja sudah diatur oleh sang suami dan tidak boleh bangun terlambat dari lelaki itu. Bee menatap pantulan dirinya di depan cermin. Air mata gadis tersebut leleh begitu saja ketika mengingat dirinya yang dalam sekejap mata menjadi istri dari pria yang tidak dia kenal.

"Kenapa kalian tega menjadikan aku alat penebus hutang?." Gadis itu terisak di kamar mandi. Namun, sesat kemudian dia menyeka air matanya.

"Hem, tidak. Aku tidak boleh sedih, aku harus semangat. Sekarang aku sudah menjadi istri dan aku harus melayani suamiku dengan baik," ucapnya menyemangati diri sendiri.

Setelah cukup lama gadis itu bermonolog sendiri di dalam kamar mandi. Dia beranjak keluar dan memakai pakaiannya.

Bee berjalan menuju dapur, dia akan menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya.

"Selamat pagi, Nona Muda," sapa Julio, asisten sekaligus kaki tangan Bastian.

"Selamat pagi, Kak," balas Bee dengan senyuman manisnya.

"Nona, Anda tidak perlu memanggil saya kakak. Panggil saja saya Julio," ucap Julio yang merasa tak enak hati saat Bee memanggilnya kakak.

"Ck, tidak sopan. Kau lebih tua dariku," sanggah Bee. "Kak, aku mau ke dapur menyiapkan sarapan untuk suamiku. Tetapi aku lupa makanan kesukaannya. Bisakah kau memberitahu ku, Kak?" Bee menampilkan wajah imutnya sehingga membuat Julio salah tingkah dan memalingkan wajahnya ke sembarangan arah.

"Lho, kenapa diam saja, Kak?" tanya Bee heran.

"Hem, tidak, Nona," kilah Julio yang tak mau ketahuan jika salah tingkah dengan wajah menggemaskan Nona Muda-nya tersebut.

Lalu Julio menyebutkan makanan kesukaan Tuan Muda-nya itu.

"Baiklah, Kak. Aku masak dulu." Gadis itu mengeluarkan beberapa sayuran di dalam kulkas. "Apa Tuan Suami sering sarapan pagi?" tanyanya sibuk memotong-motong sayuran.

"Maaf, Nona. Sebenarnya Tuan tidak pernah sarapan di rumah," sahut Julio apa adanya.

"Ck, bagaimana bisa dia tidak sarapan? Apa dia pikir tubuhnya robot yang tahan bila tidak makan?" cetus gadis itu.

"Apakah Anda takut Tuan sakit, Nona?" goda Julio terkekeh pelan.

"Iya tentu saja aku takut, Kak. Bagaimanapun dia suamiku. Kalau dia sakit, aku juga yang repot," ucapnya terus berceloteh.

Bee memasak menu makanan suaminya. Namun, dia sedikit heran suaminya itu tidak pernah sarapan pagi tetapi kenapa memintanya bangun pagi untuk menyiapkan sarapan?

"Kak, apakah suamiku itu memiliki keluarga?" tanya Bee penasaran. Dipernikahan mereka kemarin tidak tampak sama sekali wajah mertuanya.

"Maaf, Nona. Saya tidak memiliki wewenang untuk menceritakan keluarga tuan. Jika Anda ingin tahu, mungkin Anda bisa bertanya langsung," jawab Julio membungkuk hormat karena takut jika Nona Muda-nya itu akan tersinggung.

Bee mengangguk paham lalu kembali melanjutkan masakannya dan dibantu oleh para pelayan.

.

.

Bee berjalan masuk ke dalam kamar suaminya. Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar ketika melihat Bastian masih terlelap dengan nyaman di atas kasur king size miliknya.

"Hem, apa aku bangunkan saja ya?" gumamnya. "Tapi bagaimana kalau nanti dia mengamuk?" Dia tampak berpikir ragu. "Kalau tidak dibangunkan dia bisa marah." Gadis itu menarik nafasnya dalam.

Dia berjalan pelan menghampiri ranjang suaminya karena takut jika singa jantan itu terbangun dan mengamuk lagi seperti semalam.

"Selamat pagi, Tuan Suami. Ayo, bangun sudah siang," bisik Bee tepat di telinga Bastian.

Sontak saja mata lelaki itu terbuka dan tatapannya langsung bertemu dengan gadis yang ada di atasnya.

"Heh maaf Tua_"

Saat Bee hendak turun dari ranjang lelaki itu malah menariknya hingga dia terjatuh di atas pelukan sang suami.

"T-tua-n, apa yang kau lak-ukan?" tanyanya gugup ketika lelaki itu memeluk tubuh kecilnya dengan agresif.

"Apa yang kau lakukan di atas ranjangku?" tanya lelaki itu dengan beritone suara tajamnya.

"Hem, itu an-u, Tuan...." lidah Bee terasa kelu saat melihat tatapan Bastian yang mampu membekukan indra penglihatannya.

"Anu apa?" Bastian menyingkirkan anak rambut gadis itu dan menyelipkan ke daun telinganya.

"Tuan, lepaskan aku!" Bee memberontak di atas perut laki-laki tersebut.

Bastian mengeratkan pelukannya. Wajah Bee sudah memerah menahan malu. Jantungnya berdebar-debar, apa karena ini pertama kalinya dia dekat dengan seorang pria?

"Aku suamimu, kau tidak perlu malu."

Tanpa permisi Bastian mengecup bibir ranum nan manis itu. Pupil mata Bee membulat sempurna saat merasakan bibir hangat Bastian menempel seraya melumat bibirnya dengan agresif. Gadis yang belum pernah berciuman itu berusaha memberontak dengan memukul-mukul dada sang suami. Tetapi Bastian malah semakin memperdalam ciuman mereka. Tangannya dia gunakan untuk menahan tengkuk Bee.

Bee pasrah dan menyerah karena tubuh kecilnya tak mampu melawan Bastian yang memiliki postur tubuh tinggi dan besar.

Merasakan gadis di atasnya diam saja. Hal tersebut tak di sia-siakan oleh Bastian dia mengigit bibir bawah gadis tersebut agar membuka mulutnya. Alhasil mulut Bee terbuka dan Bastian dengan mudah mengakses rongga mulut Bee. Bastian tersimpul ketika merasakan ciuman Bee yang sangat kaku, terlihat sekali jika gadis ini belum pernah berciuman.

Lelaki itu melepaskan penggutannya ketika merasa istrinya hampir kehabisan nafas. Dia setengah mendorong tubuh gadis itu agar turun dari atas tubuhnya.

"Tolong mandikan aku!" suruhnya.

Bee berjingkat kaget, "Memandikan Anda, Tuan?" ulang Bee memastikan.

"Apa kau tuli?" sindir Bastian menatap gadis itu tajam.

Bee menggeleng, "Saya tidak tuli, Tuan. Saya masih bisa mendengar," sahutnya dengan wajah polos.

"Kalau begitu mandikan aku!"

Wajah Bee merah merona, pikirannya sudah traveling dan berkelana kemana-mana. Membayangkan roti sobek suaminya lalu menoel-noelnya dengan gemas.

"Sampai kapan kau akan terus berdiri di situ?" sindir Bastian melipat kedua tangannya di dada.

"Ehh, iya, Tuan."

Bee menyusul Bastian kearah kamar mandi. Beberapa kali gadis itu menelan salivanya susah payah. Ah, kalau memandikan bukankah nanti lelaki itu akan telanjang dada dan hanya memakai celana dalam saja?

"Aish, ini bisa menodai mata suciku," gumamnya pelan.

"Ayo, cepat mandikan aku!" desak Bastian setengah membentak.

Bee menurut lalu mengambil sabun dan menuangkannya ke dalam buth-up yang sudah di isi air oleh Bastian.

"Gosok punggungku dengan benar!"

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Dewi 1234
ceritanya lucu
goodnovel comment avatar
Try Coba
oii pak bos jgn php gitu... kasian anak orang, udah dibuang makin terbuang
goodnovel comment avatar
Dinara Sofia
ceritanya bagus, menarik. pengen baca sampe tamat ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Kecil CEO Dingin   Ekstra part

    Beberapa tahun kemudian....Bastian menatap kue ulang tahun yang bertulisan angka 26 di atasnya. Dia mengerutu kesal. Bagaimana tidak? Istrinya baru berusia 26 tahun. Sedangkan dia sudah berusia 42 tahun. Ahhh jauh sekali selisih usia mereka. Ingin rasanya Bastian mempermuda dirinya agar serasi dengan Bee. Bee semakin hari semakin cantik. Pesonanya membuat siapa saja yang melihatnya terkagum-kagum. Sedangkan Bastian semakin hari semakin tua, bagaimana dia tidak mengerutu kesal. Apalagi jika dibandingkan, mereka bagai kakak dan adik saja. Bukan pasangan suami istri."Dad, kenapa lama? Kapan kita beri Mommy surprise?" gerutu putra sulung Bee dan Bastian. "Tunggu sebentar, Son!" Bastian mengambil kaca. Dia menatap wajahnya di cermin."Masih tampan. Tidak berkeriput. Tapi kenapa serasa sangat tua dari istriku," protes Bastian dalam hati. "Son, coba lihat wajah Daddy. Apakah Daddy ini sangat tua?" tanya Bastian pada putranya yang baru berusia enam tahun itu."Daddy memang tua," sahut B

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 121. IKCD (Ending)

    Acara panjang itu cukup menguras waktu dan tenaga. Apalagi dengan tamu undangan yang mencapai ribuan orang. Tentu tamu dari Eric, Bastian, Bram dan Lucas bukanlah orang-orang biasa. Mereka penjabat serta pembisnis yang sudah lama mengenal keempat pengusaha ternama itu. Bastian menggendong tubuh istri kecilnya masuk ke dalam kamar. Sementara ketiga anak kembar mereka masih diurus oleh Dominic dan Milly yang ingin menghabiskan waktu bersama ketiga cucu kembarnya. "Hubby, apa aku berat?" Bee melingkarkan tangannya di leher sang suami. "Hem, tidak. Kau ringan!" sahut Bastian. Bee merebahkan kepalanya di dada bidang Bastian. Rasanya masih seperti mimpi bisa memeluk tubuh kekar suaminya itu. Setelah banyak kejadian yang mereka alami, kini keduanya bisa menikmati kebahagiaan yang telah lama hilang dari pandangan mata. Bastian meletakan tubuh kecil istrinya di atas ranjang. Jika dulu malam pertama mereka berbeda, maka malam ini akan dia membayar segala kesalahan yang ada di masa lalu.

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 120. IKCD

    Beberapa bulan kemudian. Keempat wanita cantik tengah menatap pantulan diri mereka di depan cermin. Mereka mengenakan gaun pengantin dengan warna dan model yang sama. Rambut mereka sengaja digerai indah dengan mahkota yang tertanam di atas kepala keempatnya. "Nak," panggil Santa. Santa menatap Bee dan Chaca dengan tatapan kagum. Kedua wanita muda yang masih bertahan mahasiswa ini adalah para menantu kesayangan yang membuat dirinya seperti memiliki anak perempuan. "Iya, Mom." Hari ini, Eric, Bastian, Lucas dan Bram akan melangsungkan pernikahan secara bersamaan. Eric dan Santa memutuskan untuk kembali bersama dan berusaha melupakan kejadian lampau yang pernah memisahkan mereka berdua. Eric dan Santa tak mau egois karena Bastian dan Bram meminta agar rujuk untuk mewujudkan impian keluarga bahagia. Sementara Bastian ingin membuat pesta pernikahan mewah agar semua dunia tahu bahwa Bee adalah istri kecilnya. Dia ingin menebus satu tahun yang lalu ketika menikahi Bee tanpa kehadiran k

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 119. IKCD

    Tata terdiam saat mendengar penjelasan dari Lucas. Pantas saja selama ini kakaknya itu selalu tak mau membahas Lucas. "Apa Kakak masih mencintai Kak Tania?" tanya Tata. Tata akan melepaskan Lucas jika memang lelaki ini masih mencintai kakaknya. Dia tak mau menjadi penghalang untuk kebahagiaan sang kakak. Sebab dia tahu jika selama ini Tania berusaha bangkit dari semua perasaan bersalah. "Sayang." Lucas mengenggam tangan Tata. "Perasaanku pada Tania sudah hilang sejak malam panas kita. Kau adalah wanita yang sekarang memiliki sepenuh hatiku. Ini bukan gombalan, tetapi ini perasaan yang aku rasakan," ucapnya tersenyum lebar seraya menyatukan tangan mereka. Tata menatap bola mata Lucas berusaha mencari kebohongan melalui mata lelaki itu, tetapi yang dia temukan adalah ketulusan. "Tapi Kak Tania masih cinta sama Kakak," ucap Tata tersenyum kecut. Lucas terkekeh pelan. Dia tahu jika Tania masih mencintainya. Namun, perasaannya pada wanita itu memang sudah tak ada lagi sejak kita berp

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 118. IKCD

    Santa memeluk Bee dengan rasa bahagia penuh. Akhirnya setelah menunggu sekian lama dia bisa lagi melihat senyum manis wajah menantu cantiknya ini. "Mommy takut sekali melihatmu, Nak," ucapnya mengusap bahu wanita itu. "Mom." Bee melepaskan pelukannya pada Santa. "Apa kabarmu?" tanyanya tersenyum lembut. Wanita ini sudah seperti anak kandungnya sendiri. Sementara Milly dan Dominic hanya bisa saling memeluk satu sama lain. Mereka ingin sekali berhambur ke arah Bee lalu mengatakan jika rindu wanita itu. Akan tetapi, Bee masih marah dan tak mau bicara pada mereka, lantaran masa lalu yang sulit dijelaskan. "Mommy baik, Nak," jawab Santa sembari mengecup kening Bee dengan haru. Lalu Bee melirik ke arah kedua orang tua kandungnya. Ada rasa marah dan kecewa di hati wanita cantik itu, tetapi tak bisa dipungkiri bahwa ada rindu juga yang mengemban dalam dadanya. "Daddy, Mommy!" panggil Bee. Kedua orang itu terkejut ketika dipanggil oleh anak yang sudah lama mereka rindukan kehadirannya.

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 117. IKCD

    "Ini, Bas!" Lucas memberikan botol kecil pada Bastian. "Apa ini?" tanya Bastian bingung. "Obat penawar racun," jawab Lucas. "Cepat suntikan pada Bee!" suruhnya. Semua keluarga berkumpul di vila mewah Bastian kecuali Kenzo, sejak tadi lelaki itu tak jua muncul. Entah ke mana dia pergi? Dengan siapa dan sedang berbuat apa? Mata Bastian berkaca-kaca dia menatap kedua lelaki yang tenang tersenyum padanya. "Terima kasih, Lucas." Bastian memeluk sahabatnya. Sekian lama hidup dalam kemarahan dan kekecewaan, akhirnya dia bisa mengakhiri rasa marah dan dendam yang menghantam dadanya. "Sama-sama, Bas. Semoga kau dan Bee hidup bahagia selamanya. Jaga dia dengan baik," ucap Lucas melepaskan pelukan Lucas. "Pasti. Itu adalah tugas dan tanggungjawab ku," sahut Bastian. "Kak.""Bram." Bastian dan Bram saling memeluk erat. Kakak beradik yang pernah selisih paham karena sebuah kondisi dan keadaan, kini kembali saling memberi maaf. "Terima kasih, Bram," ucap Bastian. Tanpa malu pria itu menang

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 116. IKCD

    "Argh!" Julio tersungkur sambil memegang kakinya yang tertembak. Tata dan Chaca membuka matanya. Keduanya terkejut karena melihat Julik yang tersungkur dengan darah mengalir dari bagian kakinya. "Cepat tangkap dia!" perintah Kenzo. "Baik, Tuan," sahut ketiga anak buah suruhan Kenzo yang mengangkat Julio berdiri. "Hai, Julio!" Kenzo menyunggingkan senyum liciknya. Bukannya takut Julio malah membuang ludahnya yang bercampur darah ke atas lantai. "Sekarang Anda tahu siapa saya, Tuan?" Julio membalas dengan senyuman mengejek. "Tidak hanya tahu, tetapi mengenal siapa kau sebenarnya, Julio. Kau tahu, aku tidak akan membiarkanmu bernapas dengan baik setelah menyakiti adikku," ucap Kenzo. Lucas dan Bram berhambur ke arah Tata dan Chaca. "Sayang." Tata memeluk sang kekasih sambil menangis ketakutan. "Jangan takut, sekarang sudah aman," ucap Lucas menenangkan. "Swetty." Bram mengangkat tubuh kecil Chaca. "Kakak," renggek Chaca. Wajah gadis itu sampai pucat karena ketakutan. Dia piki

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 115. IKCD

    Tata dan Chaca saling berpelukkan karena ketakutan melihat tatapan mata Julio yang seolah ingin menelan mereka hidup-hidup. "Ta, aku takut," renggek Chaca menangis hebat. "Ck, kau pikir aku berani?" ketus Tata yang juga sebenarnya takut. Julio berjalan ke arah dua wanita itu sambil membawa belatuk di tangannya. Wajahnya tampak merah penuh amarah, tangan mengepal dengan rahang yang mengeras menandakan bahwa dia benar-benar sedang marah. "Kalian mencari masalah dengan saya, Nona!" tekan Julio mengarahkan belatuk itu ke arah Tata dan Chaca. "Kak Julio, ampun, maaf," mohon Chaca. "Kami hanya menyelamatkan Bee," sahutnya beralasan. Julio menarik sudut bibirnya merasa terkecoh dengan ucapan gadis di depannya ini. "Kalian adalah target selanjutnya. Saya akan membuat kalian seperti nona Bee, atau bahkan lebih dari nona Bee karena sudah berani bermain-main dengan saya!" Pria itu berjalan menghampiri Tata dan Chaca yang sudah ketakutan dengan wajah pucat mereka. "Kak Julio, ka-u tidak i

  • Istri Kecil CEO Dingin   Bab 114. IKCD

    "Apakah mereka aman?" tanya Bram yang mulai tak tenang. "Kenapa mereka seperti panik?" Lucas menunjuk ke arah manson mewah itu. Dia juga panik dan takut terjadi sesuatu pada kekasih kecilnya. Kenzo memutar bola matanya malas. Kedua sahabatnya itu sudah dikasih tahu, masih saja tidak paham dan tenang. "Mungkin mereka sudah tertangkap!" sahut Kenzo asal. "Apa maksudmu?" tanya Bram dan Lucas bersamaan sambil menatap Kenzo tajam. Kenzo bergidik ngeri, niat hati bercanda kenapa malah membuat bulu berdiri? "Aku bercanda," sahut Kenzo memutar bola matanya malas. "Mereka sedang menjalankan misi." Bram kembali melihat ke arah mansion. Jika saja tadi tidak dicegah oleh Kenzo, sudah pasti pria itu akan keluar dari mobil dan berlari menemui kekasih kecilnya. "Hubungi anak buah agar segera menyusul ke sini!" perintah Kenzo. "Kau memerintahku?" Bram menatap tajam sahabatnya itu. "Bukan. Tapi menyuruh!" ketus Kenzo. "Cepat hubungi!" titahnya lagi. "Iya!" Bram mengotak-atik ponselnya dan m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status