Selesai acara pernikahan Topan sengaja membawa mentari ke hotel,l tujuannya agar ia bisa mendapat ketenangan agar bundanya tidak ikut campur dalam hal urusan ranjangnya, sebab Topan belum berniat melakukan malam pertama dengan Mentari.Tetapi setelah pernikahan dan mereka berada di hotel, ada sesuatu yang berubah dari Mentari . Wajahnya tidak lagi ceria seperti sebelum pernikahan. Seakan-akan ia sudah menyelesaikan tugas penting.“Aku ingin membuat kesepakatan,” ucap Topan, ia mengeluarkan kertas dari dalam tasnya.“Iya, katakan saja.” Mentari duduk tenang.“Setelah pernikahan tidak ada yang akan berubah. Kamu akan tetap sekolah dan jangan pernah mengatakan pada orang tentang pernikahan kita. Aku juga tidak akan menyentuh kamu, jangan mengharapkan itu dariku lagi,” ucap Topan.“Baiklah,” sahut Mentari menatap layar ponselnya dengan serius.“Kamu tidak akan mengurusi pribadiku dan aku juga demikian,” ucapnya lagi.“Baiklah.” Mentari tidak menghiraukan Topan, layar ponselnya jauh
Setelah mandi bersih, Mentari bersantai di kamarnya sembari memegang Ipad di tangannya dan mengerjakan tugas dari Mandala. Lalu menelepon seseorang.“Aku sudah mendapatkannya Bos, aku sudah mengirimnya pada Rehan,” ujar Mentari.“Kerja bagus Mentari. Klien kita sangat puas dengan kerjamu, saya sudah transfer bonus ke rekening kamu,” ujar Mandala sang Bos.“Baik Bos.”“Oh, hati-hatilah setiap bertindak,” ujar lelaki itu memperingatkan Mentari. Semntara Topan menunggu Mentari di hotel, ia tidak ingin kembali kerumah sendirian, kalau ia pulang sendiri dan Mentari pulang sendiri, takut orang tuanya curiga. Saat lelaki berwajah tampan itu sedang menunggu, ada panggilan masuk ke ponselnya.“Bunda?” Topan mengusap layar ponsel.“Halo Bun, ada apa?”“Kamu di mana Pan, Mentari sudah di rumah, kalian bertengkar? Dia pulang sendirian.”“Oh tadi ada urusan sebentar Bun, aku pulang.”Saat mendengar Mentari sudah di rumah Topan menendangkan kakinya ke udara dengan perasaan jengkel. Padahal i
Pagi harinyaDi sekolah Mentari, telah terjadi kehebohan, sebab malam sekelompok perampok memasuki sekolah membawa beberapa laptop dan computer sekolah dan paling gilanya mereka bisa membobol brankas sekolah dan membawa kabur berkas-berkas berharga milik sekolah. Mentari masih tidur di kamar, lalu Mandala menelepon.“Mentari, Apa itu kerjaan kamu?” Mandala menahan napas, ia tahu orang seperti keluarga Topan. Kalau sampai ketahuan orang yang mengusik keluarganya maka akan dihabisi.“Jangan khawatir Bos, tidak akan mempengaruhi kinerjaku.”“Mentari, kenapa tidak bilang padaku kalau kamu melakukannya.”“Bos, ini tidak ada hubungannya dengan organisasi kita. Ini antara aku dan mereka. Jangan khawatir aku bisa mengatasinya,” sahut gadis muda pemberani tersebut.“Bagaimana dengan lukamu. Apa parah?” Mandala memberi perhatinya sebagai seorang atasan.“Jangan khawatir Bos, itu hanya luka kecil bagiku, lebih dari itu sudah pernah aku alami,” ucap Mentari.Mentari Gumala usianya bole
Mentari bekerja dengan cepat, ia tidak ingin menunda-nunda balas dendamnya pada keluarga Topan sang suami. Saat Angkasa sibuk mengambil hati masyarakat dalam kampanye untuk pemilu nanti. Ternyata di sisi lain ada berita yang mengemparkan. Kasus lama di ungkap lagi ke permukaan. Terbongkarnya kasus korupsi empat tahun yang lalu yang dituduhkan ke Bapak Mentari Samudra Gumala, kasus itu kembali mencuat ke permukaan. Dalam berita kali ini; Samudra di tuduh melakukan pengelapan pada sekolah dan masuk penjara, tetapi sebenarnya, ia hanya di jadikan kambing hitam, pelakunya pihak sekolah. Semua bukti dipaparkan dan pelaku sebenarnya bukanlah Samudra Gumala, bukti itu ditujukan pada Sutomo kepala sekolah yang baru. Dalam satu situs berita lain. Pihak sekolah diminta meminta maaf pada Samudra Gumala, karena sudah menuduhnya mengelapkan dana sekolah dan meminta pihak sekolah menyelidiki kasus itu kembali. “Ini kan kasus lama kenapa bisa muncul lagi?” tanya para guru di sekolah. “A
Jika dendam sudah menguasai hati, maka akan menumbuhkan rasa sakit. Rasa sakit itulah yang terus bertumbuh di hati Mentari Gumala, hingga nekat membodol sekolah dan meretas laptop bapak mertuanya. Ia tahu itu sangat berbahaya tetap saja ia melakukannya. Kini tindakannya sudah diketahui Topan dan meminta penjelasan dari istri kecilnya. Setelah mengumpulkan kekuatan dan keberanianya lalu ia mengetuk pintu kamar Topan. Tok- Tok! Sebenarnya Topan sudah mendengar suara ketukan di pintu kamar, tetapi, lelaki bertubuh tinggi itu memilih diam mengacuhkan suara ketukan. ‘Berusahalah demi keras lagi anak kecil, karena mulai malam ini kamu akan di bawah pengawasanku’ ucap Topan dalam hati. Mentari belum menyerah, tetapi terlihat jelas ada ketegangan di wajahnya, ia makin panik saat ketukannya tidak mendapat sahutan dari yang empunya kamar. Hatinya semakin kecut, saat beberapa asisten rumah tangga bondar-bandir turun naik, seakan-akan menertawakannya. Tok- tok
Malam itu, saat Topan meminta haknya sebagai suami, Mentari menolak dengan banyak alasan. Mentari yang sudah bertekat akan menghancurkan keluarga suaminya, mencari cara agar lolos untuk melakukan kewajibannya sebagai istri. ‘Aku tidak akan sudi tidur dengan lelaki yang sudah menghancurkan hidup keluargaku’ Mentari membatin, ia bahkan beralasan datang bulan untuk menghindari tanggung jawabnya sebagai istri. “Aku tidak bisa,” ucap Mentari. “Kenapa tidak bisa?” “Masalahnya aku datang tamu bulanan.” Mentari beralasan. “Kamu mencari alasan?” “Tidak, aku tidak bohong,” ucapnya mencoba menyakinkan Topan. “Baiklah, aku akan menunggumu, sekarang tidurlah,” ujar Topan. ‘Baik Mentari, malam ini kamu bisa lolos tapi ingatlah, kamu tidak akan bisa mempermainkan hidupku dan menghancurkan keluargaku. Umurmu masih terlalu mudah untuk melakukan hal- hal berbahaya seperti itu’ ucap Topan dalam hati. Saat hati di selimuti dendam dan sakit hati, tidak ada artinya sebuah ikatan, Mentari
Saat To[an pulang ke rumah lagi-lagi Mentari tidak ada, ia jarang di rumah , alasannya menjenguk orang tuanya. Topan mengusap dada menahan amarang melihat kelakuan istri kecilnya. “Baiklah Topan, kamu yang dewasa di sini, jadi, harus mengalah, sabar, sabar,” ucapnya sembari meninju tangannya ke udara. Perusahaan yang baru ia rintis, hancur sekertika karena ulah Mentar. Bukan hanya dirinya yang di ganggu Mentari, sekolah milik keluarganya kini mendapat gunjangan lagi. Karena desakan banyak pihak, akhirnya pihak sekolah setuju, kasus Samudra diproses kembali, Mentari secara diam-diam sudah menyewa seorang pengacara. Ia membayar pembuat berita untuk mengodok berita lama kembali memuatnya mencuat ke permukaan. Tidak berapa lama, akhirnya tersangka utamanya di temukan, dia adalah adek lelaki dari ibu mertuanya. Sutomo kepala sekolah yang menjabat saat itu. Keluarga Mentari kaget saat nama Sutomo muncul dipersidangan, Mentari sudah mempersiapkan semua bukti dan memberikan pada pe
Topan dan Mentari sebelumnya sudah sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka. Topan ingin Mentari lulus sekolah terlebih dulu baru akan diberi tahu pada teman-temannya. Kalau seperti ini Topan takut akan diledek teman-temannya karena menikahi bocah SMA “Ayah, bukankah kita sudah sepakat untuk tidak melakukanya? Soalnya teman-temanku dan guru belum ada yang tahu,” ujar Mentari. “Iya Ayah saya juga tidak setuju.” Topan juga menolak, “Bukankah nanti pihak sekolah akan mendapat teguran karena menikahkan anak yang masih pelajar?” tanya Mentari. “Usia kamu sudah cukup menikah Mentari, nanti saya katakan kalau kamu masih tetap sekolah.” Mutiara ikut turun tetapi wajahnya terlihat sedih dan matanya sembab . Pasti sudah ditekan suaminya, wanita itu di hadapkan dua pilihan antara membela adeknya atau suaminya. Jika ia ikut mengumumkan pernikahan Mentari dan Topan, itu artinya ia membela suami dan semua kesalahan akan ditanggung adiknya . Setelah mereka sepakat, Topan dan keluar