Home / Romansa / Istri Kecil Om Dingin / Bab 7. Teman Ranjang

Share

Bab 7. Teman Ranjang

Author: Saraswati_5
last update Huling Na-update: 2023-10-24 21:52:52

Emily berjalan cukup cepat ke ruang tengah bersama Chrisa. Saat ini dia sudah hampir telat untuk pergi ke kampus. Ini semua gara-gara Chrisa yang terus saja bertanya ini itu kepada dirinya tadi. Seharusnya Emily tidak susah bercerita pada Chrisa, tetapi jika bukan pada dia lalu pada siapa Emily bercerita? Karena saat ini Emily tidak memiliki siapa-siapa.

"Wah ... wah ... wah ... lihat Nona Muda kita, semakin hari semakin cantik saja."

Emily yang sedang berjalan terkejut dengan kehadiran seorang pria cukup tampan, tinggi, dan bersetelan kantor sedang berdiri menghadang langkahnya dan menatap Emily dengan tatapan mesumnya. Dengan refleks Emily langsung mundur beberapa langkah menghindari pria itu.

"Maaf, Tuan Muda Alfa. Sebaiknya Anda menyingkir, Nona Muda harus segera pergi ke kampus karena dia sudah telat," ucap Chrisa pada pria itu yang tidak lain adalah Alfa.

"Siapa kamu, berani-bedaninya mengatur saya? Ingat! Kamu itu cuma pembantu di sini! Jadi jangan syok!" ucap Alfa sambil menunjuk wajah Chrisa dengan jari telunjuknya.

Chrisa menatap Alfa. "Saya memang pembantu di sini! Tapi saya di sini sudah dipercaya oleh Tuan Besar untuk menjaga Nona Muda."

"Cih! Gitu aja belagu," cibir Alfa.

Setelah itu, Alfa beralih ke Emily yang saat ini berharak lima langkah darinya. Sudut bibir Alfa tertarik ke belakang ketika menatap ketakutan di wajah Emily. Ya, bagaimana Emily tidak takut sebelum dia menikah dengan Axel, dia mendapat pelecehan dari Marcel dan hal itu berhasil membuat Emily takut, jika ada seorang pria yang menatap dia dengan tatapan mesum kepadanya.

Sementara Alfa sendiri ada rasa puas di hatinya ketika melihat Emily yang ketakutan. Dan hal itu, membuat Alfa semakin suka untuk menggoda Emily, apalagi jika dia sampai mendapatkan tubuh Emily pasti itu akan semakin menyenangkan.

Alfa berjalan mendekat ke arah Emily. "Baiklah Cantik, bagaimana malammu bersama Axel? Apa dia memuaskanmu?" tanya Alfa dengan seringaian di bibinya.

Emily hanya diam dan hal itu membuat Alfa semakin melebarkan senyumannya. "Pasti Axel sama sekali tidak menyentuhmu bukan?"

"Dengar Emily, Axel itu memiliki kelainan. Daripada kamu menjadi istri Axel lebih baik kamu menjadi teman ranjangku saja. Akan aku pastikan kamu merasa puas menjadi teman ranjangku."

"Jaga bicara Anda, Tuan Muda Alfa! Saya bisa saja melaporkan Anda pada Tuan Besar, jika Anda keterlaluan," ucap Chrisa memperingati Alfa.

Alfa menatap Chrisa tajam. "Sebaiknya kamu jangan ikut campur. Saya sedang bicara dengan Emily bukan dengan kamu!" ucap Alfa. Setelah itu, dia mengalihkan pandangannya pada Emily. Dia menatap Emily dengan seringaian di bibirnya.

Emily terlihat ketakutan ketika melihat seringaian Alfa. Alfa saat ini seperti seekor singa yang sedang menatap mangsanya. Bahkan, saking takutnya tangan Emily mulai bergetar saat Alfa mulai mengangkat tangannya, berniat menyentuh tubuh Emily.

Chrisa yang melihat nona mudanya ketakutan hendak menghentikan Alfa. Namun, tindakan Chrisa terhenti ketika terdengar suara berat yang berhasil menghentikan pergerakan tangan Alfa.

"Hentikan, Tuan Muda Alfa. Apa Anda sudah tidak menyayangi hidup Anda? Hingga mengganggu bahkan hendak menyentuh istri dari Tuan Muda Axel?"

Tiga pasang mata menoleh saat mendengar suara berat itu. Emily dapat bernapas lega ketika dapat melihat sosok laki-laki yang satu bulan lalu menjemput Emily dari rumah tantenya dan membawa dia ke mansion ini.

"Selamat pagi, Nona Muda Emily," sapa laki-laki itu dengan senyum di bibirnya.

Emily membalas senyum laki-laki yang saat ini sudah berada di hadapannya. "Selamat pagi, Kak Maxime."

"Apa Nona mau berangkat ke kampus?" tanya Maxime.

"Iya, Kak."

"Kalau begitu, mari saya antar Nona ke kampus," tutur Maxime.

Emily menatap Maxime yang saat ini sedang memegang sebuah berkas di tangannya. "Tidak susah, Kak. Aku bisa pergi sama Kak Chrisa kok."

"Lagi pula, Kak Maxime pasti kembali karena disuruh Om Axel untuk ambil berkas 'kan? Lebih baik Kakak anterin berkas itu saja ke Om Axel, takutnya nanti dia marah," ucap Emily menebak apa yang dilakukan Maxime dan tebakannya memang benar adanya.

Tadi setelah sampai di kantor, Axel menanyakan berkas yang akan digunakan untuk meeting dengan klien dari Singapura tetapi Maxime malah membawa berkas yang salah karena itu dia harus kembali ke mansion untuk mengambil berkas yang benar.

"Tuan Muda Axel bisa menunggu, Nona. Mari, saya antar," tutur Maxime sambil mempersilakan Emily untuk jalan terlebih dulu meninggalkan Alfa yang sedang mengepalkan telapak tangannya karena kesal.

***

Suasana hati Axel sedang tidak baik-baik saja. Mau baik bagaimana? Dia menyuruh Maxime untuk mengambil berkas di rumah, tetapi sampai sekarang dia tidak kunjung kembali. Padahal pertemuan dengan klien dari Singapura tinggal tiga puluh menit lagi.

"Sedang apa dia, kenapa dia lama sekali!" geram Axel sambil mengepalkan tangannya.

Ceklek ....

Pintu ruangan Axel terbuka dan menampilkan Maxime yang masuk dengan berkas di tangannya. "Dari mana saja kamu?" tanya Axel dengan suara tegasnya.

"Maaf Tuan Muda, saya habis mengantar Nona Muda ke kampus."

"Siapa yang menyuruh kamu mengantar dia?"

Maxime langsung menundukkan kepalanya pada Axel. "Maaf, Tuan Muda. Tidak ada yang menyuruh saya. Saya melakukan itu semua atas dasar keinginan saya saja, Tuan Muda," jawab Maxime.

Axel menatap Maxime dengan tatapan datar. Setelah itu, dia tersenyum miring. "Apa kamu menyukai dia?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (5)
goodnovel comment avatar
Kurniawati Leob
kasian juga si maxsime
goodnovel comment avatar
Baby Yangfa
untung ada Maxime
goodnovel comment avatar
MAF_0808
eh mulai cemburu ya si axel
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 144. Terima Kasih

    Bab 144. Terima Kasih—oOo—Emily merasa seperti sedang berada di dalam mimpi saat melihat Raihan berdiri di tengah-tengah pesta yang diadakan oleh Axel. Pria itu tampak begitu tampan dengan jas yang dipakainya, menunjukkan postur tubuh yang atletis.Selama lima tahun ini, Raihan telah menjadi teman yang setia bagi Emily, selalu ada di sisinya baik dalam suka maupun duka. Walaupun sering kali Emily menolak perasaan Raihan karena Emily hanya menganggap Raihan sebagai seorang sahabat, tetapi pria itu tidak marah dan pergi meninggalkannya. Emily teringat saat mereka berdua merawat Devan, anaknya bersama Axel. Ketika dia sedih dan hampir putus asa karena menduga Axel berselingkuh dengan Chelsea. Raihan selalu ada untuk menghiburnya dan mendukungnya, membuatnya merasa tidak sendirian. "Raihan ...," gumam Emily pelan, tak mampu menyembunyikan perasaan terharu dan takjubnya. Emily menatap Raihan dengan mata yang mulai berkaca-kaca.Perlahan, Emily turun dari panggung dan berjalan menuju Rai

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 143. Emily Valerie, Istri Saya.

    Bab 143. Emily Valerie, Istri Saya. —oOo—Emily menatap gedung megah di depannya, tempat acara pesta yang akan mereka datangi bersama Axel. Hatinya tiba-tiba tidak karuan, dia merasa akan ada sesuatu yang terjadi di dalam pesta tersebut. Namun, dia juga tidak tahu apa itu. "Ayo," ajak Axel sambil tersenyum. Dia mengulurkan tangannya untuk digandeng oleh Emily. Emily menghela napas. Dia kemudian melingkarkan tangannya di lengan kiri Axel, sementara tangan kanan Axel, dia gunakan untuk menggendong DevanSedangkan Devan yang berada di gendongan Axel terlihat begitu bahagia bisa diajak Axel ke acara ini.Begitu memasuki gedung, seketika semua mata tertuju pada Axel yang tampil gagah bersama Emily dan Devan. Para tamu yang hadir, terutama para wanita, tidak bisa menahan rasa penasaran mereka. Mereka saling bertanya-tanya di antara bisikan, "Siapa gerangan wanita bercadar yang bersama Axel? Dan siapa anak kecil yang digendongnya?" tanya salah satu tamu undangan. "Entahlah, aku juga baru p

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 142. Kembali Ke Mansion

    Bab 142. Kembali Ke Mansion—oOo—Sudah dua hari Emily dan Axel berada di villa. Mereka semua menikmati kebersamaan mereka. Seperti saat ini, Emily dan Chrisa tengah menatap Devan yang tengah membakar ikan yang mereka pancing bersama Axel dan Maxime. Kebetulan kesehatan Tuan Del Piero sudah lebih baik, jadi mereka bisa di villa hingga beberapa hari. Senyum terpancar di bibir Emily kala melihat Devan yang terlihat bahagia bersama Axel. Devan terlihat sangat menikmati kebersamaannya dengan Papanya. "Mama!" Devan melambaikan tangannya pada Emily. Emily tersenyum lalu membalas lambaian tangan putranya. "Devan terlihat sangat bahagia ya?" ucap Chrisa yang terus menatap ke arah Devan. "Iya.""Setelah ini rencana kamu apa? Apa kamu dan Devan akan kembali ke Singapura?" tanya Chrisa menoleh dan menatap Emily. Emily mengembuskan napas berat. "Aku juga tidak tahu, Kak."Chrisa yang melihat Emily mengembuskan napas mengusap baju Emily. "Aku tahu lima tahun lalu kamu kecewa dengan Tuan Muda.

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 141. Bikin Anak

    Bab 141. Bikin Anak—oOo—"Bagaimana?" tanya Axel pada bodyguard yang membukakan pintu mobil untuknya. "Semuanya aman, Tuan Muda.""Bagus." Axel kemudian memberi kode pada bodyguard itu untuk pergi dari sana. Sementara Emily yang melihat Axel dengan bodyguard tadi menautkan alisnya dan betanya di dalam hati. "Apa yang Om Axel bicarakan pada bodyguard tadi? Kenapa bisik-bisik," gumam Emily pelan. Axel berbalik, menatap Emily. Dengan segera Axel bejalan mendekat ke arah istri kecilnya. "Ayo," ajak Axel sambil menggandeng tangan Annisa. "Tadi Om bicara apa sama dia?" Emily memberanikan diri untuk bertanya. Ya, lebih baik dia bertanya bukan? Daripada dia penasaran. "Bukan hal penting, sebaiknya sekarang kita ke sana.""Jika itu bukan hal penting, kenapa Mas bicara dengan dia. Bukannya bisa bicara sama Kak Maxime saja, ya?" Emily tidak mau kalah. Axel mengembuskan napa panjang. "Karena itu—""MAMA!!" Axel bernapas lega saat mendengar teriakan Devan. Karena teriakan itu, dia tidak per

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 140. Menyusul Devan

    Bab 140. Menyusul Devan —oOo— "Jadi gimana?" tanya Axel sambil menatap istri kecilnya. "Om denger sendiri tadi," jawab Emily membuat Axel memicingkan matanya. "Kamu bilang apa tadi?" Emily menutup mulutnya, menyadari akan kesalahannya tadi. Dia kemudian langsung mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya ke atas dan membentuk dua jarinya itu menyerupai huruf 'v'. "Maaf, Mas." Axel mendengkus. Ingin marah, tetapi dia tidak tega dan pada akhirnya membuat Axel memalingkan wajahnya ke arah lain. "Jadi sekarang kita mau makan di mana?" tanya Axel. "Terserah Mas aja, aku udah nggak berselera," ucap Emily sedih, pasalnya dia tidak bisa makan siang bersama Devan. Bukan karena Devan tidak ingin makan siang bersama dia, tetapi Emily yang tidak tega jika harus membuat Devan menunggu sekitar dua jam agar mereka bisa makan bersama, mengingat saat ini Devan berada di Villa yang berada di Puncak Bogor. Alhasil Emily menyuruh Devan untuk makan siang bersama Chrissa dan Maxime saja. Axel m

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 139. Kegilaan Axel

    Bab 139. Kegilaan Axel —oOo— Emily menatap Axel yang kini tengah mengemudikan mobilnya. Dia menatap Axel tidak percaya, tidak percaya dengan apa yang telah Axel lakukan. Dia mengingat kejadian beberapa saat yang lalu, di mana dia tengah menatap Marcel yang berada di taman. "Kenapa Om lakukan itu sama Kak Marcel?" tanya Emily saat sudah duduk di dalam mobil. Axel berbalik, memposisikan dirinya untuk berhadapan dengan Emily. Detik selanjutnya dia menatap manik mata Emily dengan lekat. "Karena ...." "Karena apa?" "Karena dia sudah berani ingin menyentuh sesuatu yang sudah menjadi milikku." Emily mengerutkan dahinya, dia merasa tidak paham dengan apa yang baru saja Axel katakan. Maksudnya apa coba? Menyentuh sesuatu yang sudah menjadi miliknya? "Maksud, Om, apa?" Axel menyentuh pipi Emily yang terhalang niqab dan mengusap lembut pipi istri kecilnya. "Dia sudah berani menyentuh kamu satu hari sebelum kamu ke mansion." Emily melebarkan kedua matanya, dia tidak menyangka jika Axel

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status