Share

Bab 6. Penyuka Sesama Jenis

Ceklek ...

Axel yang sedang bingung kenapa dirinya bisa baru bangun tidur langsung mengalihkan pandangannya ke arah suara pintu kamar mandi yang terbuka. Dia bisa melihat Emily yang keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian yang sudah rapi. Axel penasaran ke mana Emily akan pergi tetapi dia tidak menanyakannya pada Emily dan memilih untuk diam dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

BLAM!

Emily menoleh ke arah pintu kamar mandi yang sudah tertutup. Namun, dia langsung mengedikkan bahunya tidak peduli dan memilih melanjutkan menyisir rambutnya dan segera bersiap-siap karena sebentar lagi waktunya Tuan Del Piero sarapan.

Axel yang sudah selesai keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk di pinggangnya. Dia menatap Emily yang sudah siap dengan tatapan yang sulit diartikan. Setelah itu, dia berjalan ke arah tempat tidur, dia menggeram kesal ketika tidak melihat baju di atas tempat tidur. "Di mana bajuku?" tanya Axel dengan nada kesal.

Emily yang sedang merapikan berkas-berkasnya menoleh ke arah Axel. "Om bicara sama aku?" tanya Emily.

"Kalau bukan sama kamu, sama siapa lagi, HAH! Di sini itu hanya ada kita berdua." Axel dibuat tambah kesal.

"Ya kirain Om lagi bicara sama siapa gitu," sahut Emily dengan wajah yang membuat Axel semakin marah.

Axel mendengkus kesal. "Bisa-bisanya aku mempunyai istri seperti dia. Padahal aku minta sama Maxime untuk mencarikan gadis yang penurut!" gumam Axel di dalam hati. Sebenarnya Emily itu gadis yang penurut hanya saja entah kenapa setiap bersama Axel, dia menjadi seperti itu.

"Cepat siapkan baju untukku. Aku akan segera pergi ke kantor." Terdengar dengan jelas dari nada suara Axel dia suka mengatur dan tidak suka dibantah.

"Iya," jawab Emily yang langsung meninggalkan berkas-berkasnya dan menyiapkan baju untuk Axel.

"Ini bajunya, Om."

Emily berjalan ke arah Axel yang sedang berdiri menunggunya. Namun, di saat Emily sudah dekat dengan Axel untuk memberikan baju untuk Axel, tanpa sengaja Emily tersandung karpet bulu yang ada di kamar mereka. Hingga membuat tubuh Emily oleng.

Emily memejamkan matanya ketika tahu akan jatuh dan akan merasakan dingin dan kerasnya lantai kamarnya.

BRUKK!

Emily yang jatuh hanya diam ketika tidak merasakan lantai kamarnya. Yang dia rasakan adalah sesuatu yang hangat dan lembut. "Tunggu, aku kok nggak sakit ya? Dan lagi, sejak kapan lantai kamar jadi halus dan hangat seperti kulit bayi?" tanya Emily di dalam hati.

Emily membuka matanya dan dapat dia lihat jika di bawahnya saat ini bukanlah lantai kamar tetapi yang ada di bawahnya adalah tubuh Axel.

Gluk!

Emily menelan salivanya dengan susah ketika merasakan tangannya menyentuh dada bidang milik Axel. Dengan takut-takut Emily menaikkan pandangannya ke wajah Axel. Untuk sesaat pandangan mereka bertemu. Emily yang tadinya begitu takut tiba-tiba rasa takut di dirinya hilang dan berganti dengan rasa kagum pada pahatan wajah yang ada di depan wajahnya.

"Apa sudah puas memandangi wajahku?" tanya Axel dengan dingin. "Kalau sudah, cepat bangun! Aku sudah telat!"

Emily mengerjapkan matanya beberapa kali. Setelah itu, dia dengan segera bangun dari atas tubuh Axel dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Mana bajunya?" tanya Axel ketika sudah duduk.

"Ini." Emily menyerahkan satu setel baju yang dia ambil tadi kepada Axel.

"CK! Ini sudah kusut!" Axel segera bangun untuk mengambil baju sendiri, tetapi tanpa dia sadari jika tautan handuk yang dia pakai sudah terlepas dan membuat handuk itu merosot.

"Aaahh!" Emily berteriak sambil menutup wajahnya karena tanpa sengaja melihat hal yang tidak sepantasnya untuk dia lihat.

"Astaga mataku ternodai," pekik Emily.

Axel mendengkus, dia kemudian mengambil handuk dan dengan segera melilitkan handuk itu ke pinggangnya lagi. Setelah itu, dia pergi mengambil baju dan masuk ke dalam kamar mandi.

***

Axel langsung berangkat ke kantor tanpa sarapan dan berpamitan pada Emily yang saat ini sedang berada di kamar Tuan Del Piero. "Bagaimana, Nona Muda?" tanya Chrisa saat Emily sudah keluar dari dalam kamar Tuan Del Piero.

"Bagaimana apanya?" tanya Emily sambil menyerahkan nampan berisi piring dan gelas kosong pada salah satu maid yang bersama Chrisa.

"Bagaimana semalam? Apa rencana tadi malam berhasil dengan lancar?" tanya Chrisa berbisik.

Emily mendengkus kesal saat mengingat kejadian semalam. "Lancar apanya! Orang dia malah menghina aku! Dia bilang aku ini cuma anak kecil jadi jangan harap dia akan mudah tergoda sama tubuh aku."

Chrisa menghentikan langahnya, dia menarik nona mudanya dan menatap tubuh nona mudanya dengan seksama. "Tuan Muda Axel bilang seperti itu?" tanya Chrisa tidak percaya.

"Iya!" jawab Emily sambil melanjutkan langkahnya untuk kembali ke kamar, bersiap-siap untuk berangkat kuliah.

"Kok saya tidak percaya ya, Nona Muda. Masa Tuan Muda bilang seperti itu? Maaf sebelumnya, Nona Muda. Padahal menurut saya tubuh Nona Muda cukup seksi, tidak mungkin jika Tuan Muda Axel tidak tergoda." Chrisa menjeda kalimatnya sebentar. "Apa baju yang Nona Muda pakai semalam kurang seksi? Makanya Tuan Muda tidak tergoda."

Emily yang sudah kesal menjadi semakin kesal. "Kurang seksi apanya, coba liat ini!" Emily yang sudah masuk ke dalam kamar langsung mengambil baju yang semalam dia pakai dan memberikan baju itu pada Chrisa.

Chrisa menerima baju yang disodorkan oleh Nona Mudanya. "Kok bisa ya? Padahal bajunya sudah seksi banget," ucap Chrisa bingung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Nah itu dia! Aku rasa Om Axel memang punya kelainan deh. Masa aku udah pakai baju seperti itu dia nggak tergoda. Dia malah bilang kalau aku tidak menggoda. Apa aku harus nggak pakai baju sekalian, biar Om Axel tergoda."

"Diibaratkan Om Axel itu kucing, nah kucing dikasih ikan itu seharusnya langsung dimakan. Nah ini malah enggak, 'kan aneh."

"Pantas saja ada rumor kalau Om Axel itu penyuka sesama jenis. Atau jangan-jangan Om Axel itu memang penyuka sesama jenis dan punya hubungan spesial sama Kak Maxime ya?"

Chrisa hanya geleng-geleng kepala mendengar apa yang dikatakan nona mudanya itu. Dia tidak menyangka jika Nona Mudanya itu ternyata cukup cerewet juga padahal selama satu bulan ini dia menjadi pelayannya, nona mudanya itu tidak terlalu banyak bicara.

"Ekhem, Nona. Ngomong-ngomong Nona dapet baju ini dari mana?" tanya Chrisa penasaran mengalihkan pembicaraan.

"Dari Oppa. Kemarin Opa yang ngasih itu. Opa bilang, Om Axel pasti akan suka kalau aku pakai itu. Tapi nyatanya apa? Ternyata Om Axel sama sekali nggak suka."

Chrisa berpikir sejenak. "Nona, apa tidak sebaiknya Nona bilang ke Tuan Besar saja kalau Tuan Muda Axel bilang seperti itu pada Nona?" ucap Chrisa memberi usulan.

Emily langsung menoleh dan menatap Chrisa. "Kalau aku bilang sama Opa, yang ada nanti Opa malah jadi kepikiran. Aku nggak mau kalau ppa tahu dan jatuh sakit."

"Sudah sebaiknya untuk masalah ini biar aku aja yang pikirin. Kamu jangan bilang apa-apa ke Opa!" ucap Emily sambil menatap Chrisa.

Chrisa mengembuskan napas pelan. "Ya sudah kalau menurut Nona seperti itu. Terserah Nona Muda saja."

"Tapi maafkan saya Nona, jika saya yang akan mengambil tindakan," lanjut Chrisa di dalam hati.

Comments (8)
goodnovel comment avatar
Kurniawati Leob
seru...... gas trus
goodnovel comment avatar
Allyaalmahira
seru seru... gas bab selanjutnya
goodnovel comment avatar
Baby Yangfa
hahaha ngakak pas handuknya melorot
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status