.
.
“Hei, aku bantu ya?”
Saat Laura menoleh, senyuman tampan Ethan muncul di hadapannya. Belum juga Laura menjawab, Ethan juga membantu Laura untuk memasukkan barang bawaannya ke dalam mobil.
“Te-terimakasih, Ethan.”
“Sama-sama, oh iya, aku berencana kuliah disini, bagaimana denganmu?” tanya Ethan.
“Eh? Ak-aku juga... hehe, akan kuliah disini saja kok, menemani suamiku” ucap Laura.
Senyuman Ethan luntur seketika, “suami?”
Laura mengangguk, “Iya, kak Noa itu suamiku, aku kan semalam bercerita padamu,” ucap Laura bingung. Semalam dia mengobrol banyak dengan Ethan, termasuk mengobrolkan Noa yang Laura tunggu-tunggu tapi tidak datang juga.
Ethan menggaruk tengkuknya dengan canggung, “hehe, aku pikir dia pacarmu saja, aku tidak berpikir kamu sudah menikah, paling tidak tunangan kan biasanya” ucap Ethan.
“Hehe, memang sangat langka
..Laura memeriksa rumahnya, mencari suaminya yang tidak terlihat dimanapun.Tidak ada Noa sama sekali.Sampai kemudian Laura menyerah dan pergi ke dapur, dia menemukan sticky note.Ternyata Noa pergi ke luar kota untuk urusan bisnis.“Kak Noa sesibuk itu rupanya...”Laura yang kecewa karena Noa tidak memberinya kabar, tidak melihat chatnya, juga tidak mengangkat ponselnya, malah ponsel Noa sedang aktif... akhirnya Laura memilih untuk tidur seharian itu.Bangun-bangun sudah jam enam sore, Laura pun merasa lapar.Ponsel Laura berdering, karena Laura pikir itu mungkin saja adalah Noa, jadi Laura segera mengangkatnya.Betapa kecewanya Laura melihat nama yang tertera adalah nama lain, yaitu nama Diana.“Iya, ada apa? Aku baru bangun nih” ucap Laura.[Ra, aku dan Ruby ingin menghibur Lira sekarang, kami mau ke cafe, kamu ikut?] tanya Diana.“Lho, Lira kenapa?”[Gak tau, Lira bilang dia akan menjelaskan saat di cafe nanti.]“Oke, kalo gitu aku kesana ya!”[Iya, kita tunggu ya?]Laura pun m
..“Laura!”Baru saja Laura keluar dari cafe dengan Lira, Ruby dan Diana, sosok Ethan dan Dave terlihat mengobrol di luar cafe sambil mengendarai motor. Bedanya Ethan dengan motor sport khas laki-laki, sedangkan Dave masih setia dengan motor maticnya.Laura dan teman-temannya pun mendekati mereka.“Kenapa kalian ada disini?” tanya Diana.“Aku menjemput Ruby lah! Bisa sekalian anterin Laura juga kalo mau, kamu sama Lira kan?” jawab Dave.Dianna mengangguk, “iya sih tapi yang bener aja situ nganterin Laura!”“Kalo Ethan disini ada apa?” tanya Laura.“Oh? Aku tadi nemuin temen deket sini terus ngliat Dave, jadi ya ngobrol bentar gitu” ucap Ethan.“Mending Laura bareng Ethan aja deh kayaknya, kasihan Dave kalo bonceng tiga kan” sahut Diana.Laura menggeleng kecil, “eh, gak perlu! Aku naik taxi aja.”“Gak apa-apa Ra, aku anterin, mumpung lagi gak sibuk nih” timpal Ethan.“Ta-tapi kan...”“Udah gak apa-apa, ayo!” Ethan menarik lengan Laura agar mendekat, lalu memberikan helm lain dari dala
. . Arga hanya berguling-guling di ranjangnya malam ini. Mau makan malam tidak enak, dia terlalu galau dan tidak ingin melakukan apapun. Namun, setelah dipikir-pikir lagi, tidak ada gunanya juga dia galau seperti ini, belum tentu juga Lira galau juga memikirkannya. “Haahhh,” Arga menghela nafas untuk yang entah keberapa kalinya, lalu memandangi langit-langit kamarnya yang masih sama seperti itu. Mau pergi ke rumah Noa, tapi takut disalahkan dan dipukuli Laura karena Arga memutuskan sahabatnya. Arga merasa serba salah. Akhirnya Arga pun bangkit, meraih jaket kulitnya, kemudian mengambil dompet, ponsel dan kunci motor sport. “Arga, kamu mau kemana?” tanya mamanya Arga. “Mau balapan, ma!” “Arga! Jangan main-main kamu nak!” “Aku akan memenangkannya dan memberikan uang hadiah pada mama!” teriak Arga, karena sudah berjalan jauh meninggalkan mamanya. “Haish, bocah itu tidak bisa dibilangi! Tapi tidak masalah... ada yang bisa menghentikannya.” Wanita itu mengeluarkan ponselnya, lal
..“Aduh, gimana ini kak?” Vicky kali ini sungguhan menangis saat Arga mulai ikut balapan dengan pria menyebalkan yang memprovokasi.Apalagi setelah mendengar jika pria menyebalkan itu adalah Roni, preman yang sudah sering memenangkan balapan liar. Sementara Arga saja jarang ikut balapan, dulu pernah ikut dan juara, tapi hanya sekali itu saja.“Jangan khawatir, jika preman itu berani menyentuhmu, akan ku patahkan lengannya” ucap Yonjun.Vicky sangat beruntung karena memiliki kakak sepupu yang garang dan kuat macam Yonjun. Tapi, tak bisa dipungkiri, Vicky merasa terharu karena Arga mau membelanya, Vicky pikir, Arga tidak akan peduli dengannya.Beberapa jam telah berlalu, Vicky menunggu dengan cemas sampai airmatanya mengering, tanpa dia sadari, dia ketiduran.Saat terbangun, Vicky sudah berada di sebuah kamar yang dia tahu itu bukan kamarnya. Dia sangat ketakutan, bagaimana jika Arga kalah, lalu dia dibawa oleh Roni? Bagaimana jika Yonjun dipukuli oleh anak Buah Roni?Bagaimana ini?“
..BRUKLaura mengedip beberapa kali, dia bingung kenapa pagi-pagi Noa sudah bertingkah aneh.Pertama, Laura saat itu baru bangun dari tidurnya, dia pun mencuci muka sebelum berkutat di dapur untuk membuat sarapan. Semalam Noa sepertinya ngambek, jadi dia tidak tidur bersama Laura.Laura berpikir mungkin itu karena Noa kelalahn, jadi Laura membiarkannya saja.Tapi pagi ini, setelah Noa selesai mandi dan hanya mengenakan handuk di pinggangnya saja, dia malah mendatangi Laura, lalu mendorong Laura ke ranjang.“Kak Noa? Kenapa?” tanya Laura.“Kamu tanya kenapa? Bukankah kamu semalam terlihat senang bersama dengan pria itu? Kamu bahkan tidak peka jika aku cemburu sama sekali, kamu hanya terus tidur tanpa berpikir jika aku sangat kesal dan ingin kamu hibur, kamu –”“Maaf, aku tidak tahu...”“Jangan menatapku dengan tatapan polos begitu! Aku jadi tidak tega memarahimu sep
..Vicky tidak menyangka jika saat dia kembali bangun di pagi hari, masih ada Arga yang tidur di sampingnya. Vicky berbaring menyamping, menatap Arga yang masih tidur nyenyak, bathrobe yang dia kenakan sudah tidak rapi, memperlihatkan tubuh atas Arga yang cukup bagus. Otot perut Arga terbentuk dengan indah.Wajah yang masih tidur itu terlihat begitu damai, Vicky tidak bosan menatapnya.Terlihat kelopak mata Arga perlahan terbuka.Kedua pasang mata mereka bertemu, lalu Arga tersenyum kecil.Arga menguap sebentar lalu mengusak matanya, baru kemudian berbaring menyamping menatap Vicky yang juga masih menatapnya.“Selamat pagi,” suara serak dan berat khas baru bangun tidur terdengar di telinga Vicky, membuat gadis itu terkekeh kecil, Vicky sangat menyukai suara berat itu.Senyuman tidak bisa Vicky hilangkan dari wajahnya, dia sangat bahagia.Arga tidur dengannya! Berada di sampingnya dan tidak meninggalkannya. Walaupun Arga mungkin terpaksa melakukannya – tidak! tidak mungkin terpaksa! K
..“Hmm, ini enak sekali!”Laura tersenyum melihat suaminya lahap memakan masakannya, berupa mie goreng campur kubis.“Oh iya, kemarin kan aku pergi menemui Lira, ternyata dia sudah putus dengan Arga” ucap Laura.Noa buru-buru menelan makanannya lalu menatap Laura bingung, “sungguh? Kalau aku bertemu dengan Vicky saat –”“Apa?” hampir saja Laura berteriak kencang, tapi untungnya dia dapat menahan dirinya sendiri.“Aku sedang menemui Ferdi, temanku sekaligus sepupu jauh Vicky, maaf baru mengatakannya sekarang. aku tidak ingin menyembunyikan apapun darimu, Laura. Sebenarnya aku datang ke perkemahan, namun aku yang bodoh ini cemburu saat melihatmu tertawa bersama pria lain, yitu Ethan, aku sangat cemburu. Jadi aku memilih menemui Ferdi di club malam, aku hanya mengobrol dengannya lalu bertemu Vicky, kemudian aku mengantarnya pulang, sebagai mantan gurunya, aku hanya ingin menja
..“Turunlah, kakakku dan Laura akan datang kemari, seperti permintaanmu, memangnya kenapa kamu mau mereka datang?”Arga membantu Vicky turun dari motor, kemudian melepaskan helm dari kepala Vicky, hal sederhana yang membuat Vicky makin berdebar-debar dan sulit melupakan Arga.Jika dia tidak mencintai Vicky, seharusnya tidak membuat Vicky semakin gila dan menyukainya.Arga memang jahat, tapi Vicky tidak komplain.“Aku ingin memiliki hubungan baik dengan kakakmu, terutama Laura karena aku sering berbuat jahat padanya” ucap Vicky.Arga mengangguk lalu mengusap kepala Vicky dengan lembut, “kamu anak yang baik, jangan berbuat bodoh seperti itu lagi ya?”Vicky mengangguk, “Oh iya, kamu yakin Laura tidak mengajak teman-temannya?” tanya Vicky.Arga menggeleng, “tentu tidak, untuk apa juga? Udah, ayo kita masuk.”Arga menarik tangan Vicky dengan lembut, mengajaknya pergi ke tempat pembelian tiket masuk.“Kita tunggu kakak di dalam saja, ayo!”Taman mawar adalah wista baru di pinggir kota yan