Share

Rencana Aras 1

Author: PrinccesSha
last update Last Updated: 2025-11-16 12:40:44

Setengah jam berlalu..

Mobil yang di tumpangi Aras dan Stefani berhenti di dekat pintu masuk Pemakaman Golden hils.

Lewat kaca, Stefani membaca tiga kalimat yang terpampang besar, Pemakaman Golden Hils. Seketika wajahnya memucat.

Satu-satunya alasan dia pulang adalah, untuk mengunjungi neneknya yang sakit. Hanya karena nenek.

"Apa nenek ada di sini?" Tanya Stefani terengah-engah.

"Teresa yang ada di sini." Ujar Aras acuh tak acuh.

"Teresa? Teresa di makamkan di sini?"

Stefani menghela napas lega, untung bukan neneknya.

"Apa ini Remembrance Day? Atau All Saints Day? Kenapa kita di sini?' (Remembrance Day atau All Saints Day adalah hari untuk berkunjung ke makam keluarga, tentara dan orang-orang suci di negara eropa.)

"Aaaa... kamu masih memiliki perasaan untuk Teresa, aku tahu itu! Maksudku, apa lagi yang bisa menjelaskan kelahiran Archie kalau bukan itu?" Teriak Stefani kegirangan.

Aras sudah mengambil langkah panjang masuk kedalam pemakaman. Mendengar kalimat Stefani dia berhenti, dan menghela napas putus asa.

"Archie hanyalah kecelakaan dan bukan hasil dari cinta."

"Kalau begitu, kenapa Kakak tidak melakukan lebih banyak kecelakaan? Gen-mu sangat bagus, sepertinya sia-sia jika kamu jarang menggunakannya." Decak Stefani.

"Tidak setiap anak akan seberuntung Archie, karena tidak mewarisi gen ibunya."

Ketika membicarakan Archie, jejak kehangatan muncul di wajah Aras. Anak laki-lakinya-- Archie Yohan, tidak hanya mirip secara fisik dengan ayahnya, tapi juga mewarisi talenta ayahnya.

Saat berusia lima tahun, anak itu sudah menjadi peretas hebat.

"Ya, dia mewarisi semua sifat baikmu, tapi juga mewarisi semua sifat burukmu. Ibu bilang bahwa dia lebih nakal dan pendiam dari mu waktu kecil. Ibu sempat khawatir dia mengidap autisme." Cibir Stefani geli dengan kenarsisan Aras.

"Bagaimana jika kamu berhenti bicara?" Sentak Aras. Baginya Archie tidak memiliki masalah apapun.

Stefani menghela napas pasrah. "Apa kamu belum pernah bertemu anak-anak lain sebelumnya? Mereka menangis dan tertawa, seperti anak-anak pada umumnya."

Aras tiba-tiba teringat dengan gadis kecil yang menabraknya di pintu keluar bandara.

"Aku baru saja bertemu dengan seorang anak. Dia memang menggemaskan dan sangat lucu, tapi tidak ada yang istimewa pada dirinya. Lebih baik, Archie tidak perlu menjadi anak-anak seperti itu."

Mendengar Aras yang tetap kekeh dengan argumennya, Stefani memilih diam dan tidak melanjutkan perdebatan mereka.

"Berapa nomor makam Teresa?" Tanya Stefani.

"537."

"537?" Stefani terperangah. "Teresa benar-benar tidak beruntung. Bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan angka sial itu?"

Stefani tidak menyadarinya, tetapi Aras sudah terhenti. Sepertinya awan gelap menutupi wajah tampannya.

'537?'

'Sial?'

'Apa itu artinya... ini kebetulan atau di sengaja? Kalau ini adalah kebetulan, ini berarti wanita sialan itu memalsukan kematiannya. Apa dia sengaja melakukannya untuk mempermainkanku?'

Mereka sudah menemukan makam dengan nomor 537 dan membaca nama yang terpahat di atasnya, mereka benar-benar membeku.

Kali ini Aras yakin bahwa dia benar-benar telah di bodohi oleh Teresa.

Di batu nisan itu tertulis, nama 'Rose Severe'

"Rose?"

"Ya, Tuhan! Kak, ini adalah Rose!"

Aras menatap ke arah makam itu, dia tidak bisa membayangkan bagaimana makam Teresa berubah menjadi makam Rose.

Rose Severe adalah seorang wanita muda yang berpendidikan tinggi dan berasal dari keluarga terhormat, sementara Teresa adalah pelacur dari pedesaan. Bagaimana dua orang yang berlawanan bisa berakhir berbagi batu nisan yang sama? pikir Aras tidak masuk akal.

"Jika, ini makam Rose. Lalu, dimana Teresa di makamkan?" Ucap Stefani heran.

Aras tersenyum miring, "Jadi, dia belum mati ya? Tenang saja, aku akan membuatnya segera mati." Cibir Aras penuh ancaman.

Kali ini dia akan memastikannya secara langsung.

Aras memandang ke sekitar pemakaman sesaat. Dia sedang mengingat sesuatu tapi ada keraguan di matanya. Setelah beberapa saat mereka akhirnya pergi dari sana.

"Temukan cara untuk membuat keluarga pasien Jennie memindahkannya ke Rumah sakit milik keluarga Yohan secepatnya!" Perintah Aras pada Grayson- Asistennya.

Di ujung telepon, Grayson tidak bisa berkata-kata. Jennie adalah Ibu kandung dari Teresa. Grayson ingat dengan jelas hari ketika mengetahui ibu dari Teresa sakit keras, Grayson meminta intruksi langsung dari Aras untuk membantu. Bosnya setuju, dan akan membayar semua perawatan asal dia tidak mendengar lagi tentang keluarga mendiang istrinya itu.

'Mengapa presiden mengubah pikirannya secepat ini?' Batin Grayson.

Aras menutup sambungan teleponnya, dan senyum tipis terbentang di bibirnya.

Melihat ekspresi Aras yang tidak menyenangkan, Stefani memilih berpaling. Dia tahu apa arti senyuman itu, artinya Teresa dalam masalah besar.

___

Teresa tiba di rumah ibunya, seharian mereka membereskan barang-barang sebelum beristirahat karena lelah. karena sementara mereka akan tinggal di sini, untuk menjaga Ibunya di rumah sakit.

Tapi, Teresa tiba- tiba mendapat panggilan dari rumah sakit saat membereskan bekas makan malam mereka. Katanya kondisi ibunya memburuk, dan secara tiba-tiba dia harus memindahkan ibunya ke spesialis nefrologi di Pusat Medis Zenith secepat mungkin.

Teresa terdiam, Pusat Medis Zenith adalah rumah sakit milik Aras.

pikirannya tiba-tiba kosong. Dia sudah berjanji tidak akan pernah menginjakkan kakinya di wilayah Aras lagi. Sayangnya, dia tidak pernah tahu kemana hidup akan membawanya pergi.

"Ada apa, Mami?" Tanya Alice penasaran.

"Tidak apa-apa. Mami besok harus mengunjungi Nenek, kondisinya tidak baik." Jawab Teresa dengan senyum lembut.

"Alice ikut! Alice rindu pada Nenek, Alice juga mau mendoakan Nenek supaya cepat sembuh." Seru Alice dengan pipi mengembung lucu.

Tapi Teresa menggeleng, "Rumah Sakit bukan tempat untuk---"

"Anak sekecil kami? Aku sampai hafal dengan ucapan Mami." Sambung Alice dengan bibir mengerucut.

Teresa terkekeh, mencubit pipi tembam Alice gemas. "Anak pintar! Ayo tidur! lihat, Arthur sudah mengorok dan bermimpi."

Keesokan paginya, Teresa sudah bersiap untuk datang ke rumah sakit. Dan sebagai tindakan pencegahannya, Teresa membuang penampilan wanitanya. Dia berdandan dan mengubah gayanya menjadi lebih nyentrik.

Teresa menyisir rambutnya menjadi gimbal dan merias wajahnya dengan riasan trend- menggunakan celak mata hitam dan lipstik merah tua. Selain itu, dia juga mengenakan kacamata hitam berbingkai bulat yang lucu.

"Astaga, Mami mau ke rumah sakit dengan penampilan ini?" Kaget Alice terperangah melihat penampilan aneh ibunya.

"Ini trend baru di sini, Sayang."

"Trend apa seperti ini, Mami lebih mirip berandalan jalanan." Timpal Arthur berdecak tidak suka.

"Ah, kalian tidak tahu gaya. sudah ya, Mami mau berangkat sekarang. Kalian jangan kemana-mana sampai Mami pulang!" Peringat Teresa sebelum berlalu dan naik ke taksi.

"Arthur, kenapa Mami jadi seperti itu?" Tanya Alice pada saudara kembarnya.

Arthur mengangkat bahunya. "Aku tidak tahu. Tapi, aku sering melihat ibu teman-temanku sedikit gila karena suaminya."

"Tapi, Mami tidak punya Suami."

"Benar juga."

Sementara itu, Teresa sudah tiba di Pusat Medis Zenith. Dia segera ke bagian administrasi untuk memberikan data ibunya dan bertemu dengan dokter yang akan menanganinya. Melihat penampilan Teresa yang aneh, bahkan dokter yang berjaga tidak berani menatap Teresa. Tapi, diam-diam dokter itu mengirimkan sebuah pesan ke seseorang.

Ting!

Pemberitahuan langsung muncul di ponsel milik Aras, dia mengambilnya dengan penuh semangat dan membaca pesan di layar dengan bibir yang tersenyum lebar, hingga berubah menjadi seringai jahat.

"Teresa, kamu bisa berlari.. tetapi kamu tidak bisa bersembunyi!"

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kecil, Tuan Aras!   Kekasih Kecilku 2

    Aras mengabaikan suara penyesalan Teresa, mendorong Teresa dengan kasar ke bawah meja. melepas dasi birunya dan mengikat tangannya ke kaki meja. kemudian mengambil kain lap dan memasukkannya ke dalam mulut Teresa. Yang bisa di lakukan Teresa hanyalah terus menyerang Aras dengan kedua kakinya yang tidak di ikat. Sayangnya semua itu sia-sia. Melihat Teresa tergeletak tak berdaya Aras merasakan kepuasaan sesaat. Dia mengeluarkan ponselnya dan sengaja menghubungi anak laki-lakinya. Teresa yang di bawah dengan rambut berantakan, pakaian sobek dan kaki yang di penuhi memar menatap Aras marah. Jeritanya yang tak terdengar sebenarnya adalah serangkaian kata-kata kotor yang di tunjukkan untuk Aras. Dia mengutuk bahwa Aras akan tertabrak mobil jika di jalan, dia akan di telan tsunami jika pergi ke laut dan mengalami tornado jika naik ke pesawat. "Ayah!" Teresa terdiam mendengar suara anak laki-laki dari ponsel Aras. Aras memandang teresa dengan jijik. Kemejanya menjadi longgar setel

  • Istri Kecil, Tuan Aras!   Kekasih Kecilku

    "Menggigit? Tentu saja, aku tidak sudi menempelkan anggota tubuhku pada sesuatu yang kotor seperti dirimu!" Kata Aras menaikkan alisnya, memandang Teresa arogan. "Teresa, jadi bagaimana kau akan membayar apa yang telah kau lakukan padaku lima tahun lalu?" Tanya Aras lagi sinis. Ingatan lima tahun kembali terbayang pada Teresa, dia menggunakan sedikit obat dan membuat Aras... "A.. aku akan menebusnya!" Teresa mencoba berkilah. "Bagaimana kalau aku membayarmu sepuluh kali lipat dan membuatmu tidur dengan sembarang laki-laki?" Aras mencengkram dagu Teresa. ada kilatan amarah dan kekesalan pada Aras. dia terlihat seperti singa yang haus, dan siap menerkam musuhnya kapan saja. "Apa yang kamu inginkan?" Tanya Teresa waspada. Aras mengabaikannya, tanganya bergerak ke arah leher Teresa dan menarik pakaian nyentrik Teresa dengan sekuat tenaga, hingga terdengar sobekan kain. "Teresa, apa kamu ingat bagaimana kamu memperlakukanku saat itu? Hari ini aku akan membalas dua kali lipat dari ap

  • Istri Kecil, Tuan Aras!   Perangkap

    Pusat Medis Zenith... Aras pergi ke ruang pemeriksaan. Ketika dia masuk salah satu petugas rumah sakit langsung menyambut dan memberikan laporan. "Tuan Aras, data pasien sudah di masukan ke dalam system kita dua puluh menit lalu. Kami telah melakukan sesuai perintah Anda dan meletakkan alat pengintai. Tapi, wanita itu tampak sangat berbeda dari foto yang anda berikan kepada kami." Lapornya sedikit ragu pada Aras. Petugas itu langsung memutar video dari kamera pengintai. Mata Aras terpaku pada monitor. Wanita yang muncul di monitor berpakaian ala model punk muncul di layar. Aras mengerutkan keningnya dan memperhatikan wanita berambut gimbal bibir di olesi lipstik merah tua dan ceruk mata seperti kucing. Aras meringis geli. "Perbesar!" Teriak Aras. Wajah Teresa di perbesar di layar dan menghasilkan gambar berdefinisi tinggi yang jelas menampakkan wajah Teresa. Dia masih terlihat sama... Aras menyipitkan matanya, meskipun Teresa berdandan nyeleneh, tapi tetap saja dia tidak bisa me

  • Istri Kecil, Tuan Aras!   Rencana Aras 1

    Setengah jam berlalu.. Mobil yang di tumpangi Aras dan Stefani berhenti di dekat pintu masuk Pemakaman Golden hils. Lewat kaca, Stefani membaca tiga kalimat yang terpampang besar, Pemakaman Golden Hils. Seketika wajahnya memucat. Satu-satunya alasan dia pulang adalah, untuk mengunjungi neneknya yang sakit. Hanya karena nenek. "Apa nenek ada di sini?" Tanya Stefani terengah-engah. "Teresa yang ada di sini." Ujar Aras acuh tak acuh. "Teresa? Teresa di makamkan di sini?" Stefani menghela napas lega, untung bukan neneknya. "Apa ini Remembrance Day? Atau All Saints Day? Kenapa kita di sini?' (Remembrance Day atau All Saints Day adalah hari untuk berkunjung ke makam keluarga, tentara dan orang-orang suci di negara eropa.) "Aaaa... kamu masih memiliki perasaan untuk Teresa, aku tahu itu! Maksudku, apa lagi yang bisa menjelaskan kelahiran Archie kalau bukan itu?" Teriak Stefani kegirangan. Aras sudah mengambil langkah panjang masuk kedalam pemakaman. Mendengar kalimat Stefani di

  • Istri Kecil, Tuan Aras!   Pertemuan pertama?

    "Permisi."Aras berbicara ketika Teresa sedang memanggil taksi. suaranya yang berat dan lembut, seolah-olah bisa meledakkan hati Teresa.Teresa agak panik kemudian menggeret kopernya menyingkir, karena sadar mereka bertiga ternyata menghalangi jalan Aras. Mereka berdiri di depan sebuah mobil Rolls Royce dengan logo Emily milik pria itu. "Kau pasti dalam kesulitan sehingga harus membalut diri mu seperti itu. Tapi kenapa kau memaksa anak-anak mu untuk memakai kacamata hitam? Bukankah itu akan membahayakan mereka? Apa kau tidak khawatir mereka akan jatuh karena tersandung?" Sinis wanita yang bersama Aras.Teresa merasa mual. 'Aku tidak harus berpakaian seperti ini, kalau tidak untuk menghindari kotoran seperti kalian.' umpat Teresa dalam hati.Namun, kata-kata itu justru membuat Alice marah. Dalam kamusnya Maminya selalu benar.Siapapun yang berbicara buruk tentang Maminya, akan mengubah Alice dari seorang anak malaikat menjadi iblis kecil.Bruk!Alice langsung menabrakan dirinya ke wan

  • Istri Kecil, Tuan Aras!   Tiga Bayi

    satu tahun kemudian...Teresa sudah melahirkan tiga bayi lucu di rumah sewaannya. Dia terpana melihat bayi-bayi imutnya di tempat tidurnya, dua laki-laki dan satu perempuan. Satu tahun ke belakang, pencarian akan dirinya tidak pernah di hentikan.Pria bergengsi tinggi dan bermartabat seperti Aras Yohan tidak akan pernah melepaskan dendamnya setelah di permainkan untuk pertama kali dalam hidupnya. Apalagi yang melakukannya adalah Teresa orang yang selama in begitu patuh padanya.Bisa di pastikan, jika Teresa di tangkap olehnya itu akan menjadi akhir dari segalanya. Teresa ragu balas dendam pria itu akan berakhir bahkan jika ia melemparkan Teresa ke laut dan memberinya makan pada hiu-hiu kelaparan.Apalagi sekarang dia memiliki tiga bayi yang harus dia jaga dan mustahil baginya untuk bersembunyi.Teresa berpikir untuk waktu yang lama dan berubah pikiran. Dia bersedia untuk menahan rasa sakit karena berpisah dengan salah satu cintanya agar bisa menjalani sisa hidupnya dengan damai. "M

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status