Share

Perangkap

Author: PrinccesSha
last update Last Updated: 2025-11-16 12:49:05

Pusat Medis Zenith...

Aras pergi ke ruang pemeriksaan. Ketika dia masuk salah satu petugas rumah sakit langsung menyambut dan memberikan laporan.

"Tuan Aras, data pasien sudah di masukan ke dalam system kita dua puluh menit lalu. Kami telah melakukan sesuai perintah Anda dan meletakkan alat pengintai. Tapi, wanita itu tampak sangat berbeda dari foto yang anda berikan kepada kami." Lapornya sedikit ragu pada Aras.

Petugas itu langsung memutar video dari kamera pengintai.

Mata Aras terpaku pada monitor. Wanita yang muncul di monitor berpakaian ala model punk muncul di layar. Aras mengerutkan keningnya dan memperhatikan wanita berambut gimbal bibir di olesi lipstik merah tua dan ceruk mata seperti kucing. Aras meringis geli.

"Perbesar!" Teriak Aras.

Wajah Teresa di perbesar di layar dan menghasilkan gambar berdefinisi tinggi yang jelas menampakkan wajah Teresa. Dia masih terlihat sama... Aras menyipitkan matanya, meskipun Teresa berdandan nyeleneh, tapi tetap saja dia tidak bisa menipu mata Aras yang telah hidup bersama dalam waktu yang lama.

Aras tidak bisa membayangkan bagaimana Teresa bisa tetap bersembunyi ketika seluruh dunia mencarinya, tetapi langkahnya yang memalsukan kematiannya diakui sangatlah pintar. Aras merasakan pukulan besar pada harga dirinya.

"Grayson, tangkap dia dan ikat dia." Perintah Aras, bibirnya menyeringai jahat.

"Baik, Tuan." Jawab Grayson sebelum meninggalkan ruangan.

___

Sementara itu, Teresa masih duduk di bangku lorong rumah sakit dengan cemas sambil menunggu hasil analisi dokter.

Dia benar-benar di buat bingung oleh petugas yang melayani pendaftaran ibu nya. Awalnya, ada masalah dengan indikator ibunya. Tapi kemudian, tiba-tiba ada teralu banyak pasien di Pusat Medis Zenith dan tidak ada ruang rawat cadangan, untuk ibunya. Dia terpaksa menunggu di luar, agar Ibunya dapat segera di tangani.

Teresa mengamati jam di dinding dengan gelisah. Sudah hampir satu jam dia menunggu, namun belum ada kabar mengenai kondisi ibu nya bisa di terima di sini atau tidak. Lorong rumah sakit yang ramai terasa semakin menyesakkan. Perasaan tidak nyaman mulai merayapi hati nya. Ada yang aneh.

Benar saja, tiba-tiba beberapa pria mengenakan kacamata dan berpakaian jas hitam mendekatinya. Para pria itu muncul dari koridor semakin mendekati dirinya.

"Nona, bisakah kau ikut dengan kami?" Grayson melepaskan kacamatanya dan tersenyum sopan.

Deg!

Teresa terhenyak, Dia baru sadar bahwa dia telah masuk ke dalam perangkap yang Aras siapkan dengan sukarela.

"Siapa kalian? Dan kenapa aku harus pergi dengan kalian?" Jawab Teresa mencoba bersikap santai dan tidak terpengaruh.

"Nona, jangan membuat kami memaksa mu. Orang-orang kami cenderung kasar, satu kecelakaan kecil dan kami mungkin mematahkan salah satu anggota tubuhmu secara tidak sengaja." Sahut Grayson sedikit lantang.

Itu adalah ancaman yang cukup serius.

Teresa menelan ludahnya gugup. Teresa tentu tahu para pengawal Aras sama kasarnya dengan Tuan mereka. Karena itu, dia memilih untuk menyerah daripada bertahan dan mengikuti Grayson meninggalkan koridor rumah sakit.

Mereka tiba di ruang tunggu milik Presiden. Teresa ragu-ragu untuk masuk, sementara Grayson yang tidak sabar memilih mendorong Teresa dan membanting pintu setelah dia masuk. Teresa terlempar beberapa langkah ke depan dan berhenti tepat di hadapan Aras Yohan.

Aras duduk di atas sofa berkulit hitam dengan setelan hitam juga. Menatap Teresa dengan tajam.

"Bersihkan wajahmu di wastafel sebelah sana." Perintah Aras pada Teresa.

Wajah angkuh Aras yang tak tertahankan memicu kemarahan pada diri Teresa. Namun, sekuat tenaga dia menahannya.

"Tuan, kau sangat tidak masuk akal dan tidak sopan." Teresa memilih untuk berpura-pura bodoh.

Aras mendekati teresa. "Maafkan aku, tapi mungkin aku tidak bisa melihat kecantikanmu yang tertutup ini."

"Ada banyak jenis bunga yang cantik, begitupun manusia. Tidak salah jika kau berpikiran sempit. Tapi aku benar-benar tidak mengenal Anda, Tuan." Balas Teresa menahan amarahnya.

"Baiklah, kalau kau tidak mau mencuci wajah mu. Aku akan menyuruh orang-orangku untuk melakukannya." Aras berkata dengan lembut, tapi suaranya Terasa menusuk ke dalam tulang belakang Teresa.

"Tidak perlu!" Teresa berdiri dengan canggung. "Aku akan melakukannya sendiri."

Teresa berjalan menuju wastafel, membuka keran air dan mencipratkan air ke wajahnya. kemudian mengelap wajahnya dan kembali ke arah Aras.

"Selesai."

Aras melirik wajah yang di rias Teresa dan merengut.

'Kenapa masih terlihat sama?' Aras beranjak bangun dan mendekat ke Teresa.

"Apa ini riasan tahan air?" tanya Aras heran. Bahkan setelah menyentuh riasan mencolok di wajah Teresa dan sedikit mengusapnya dengan kasar, jari Aras sama sekali tidak ternoda.

"Aku akan memberimu waktu 3 menit dari sekarang untuk membersihkan riasan di wajahmu. Kalau tidak, aku akan meminta orang-orangku untuk menguliti wajahmu." Kata Aras dingin penuh ancaman membuat Teresa membeku.

Tapi Teresa sudah meneguhkan hatinya, dia tetap duduk dengan tegas di sofa seberang, seperti tidak terpengaruh dengan ancaman yang Aras ucapkan.

"Aku tidak bisa mencucinya." Tegas Teresa keras kepala.

"Masuklah!"

Atas perintah Aras, di bukalah pintu dari luar dan segerombolan pria sangar masuk ke dalam ruangan dan membentuk dua barisan di dekat Teresa.

Teresa terperangah melihat itu. "Tidak.. maksud ku... ini hanyalah riasan. Apa ini benar-benar perlu?" Gagap Teresa, mencoba membujuk Aras.

Aras mengabaikan ucapan Teresa dan menatap para pengawalnya dengan tatapan penuh arti. Kemudian beberapa pria jangkung dengan agresif meraih Teresa. Salah satu dari mereka mengencangkan tangannya di sekitar leher Teresa sehingga Teresa mengalami kesulitan bernapas.

Sementara pria lain mengambil sebotol penghapus riasan dan menyemprotkannya secara sembarangan ke wajah Teresa, beberapa diantaranya meresap ke matanya dan membuat mata Teresa seperti terbakar. Kemudian pria lain mengambil sikat gigi dan menggosok wajah Teresa dengan kasar. Akhirnya pria terakhir mengambil sebotol air mineral dan menuangkannya ke wajah Teresa. Mereka melakukannya dengan sangat kasar.

"Kita semua adalah orang-orang yang terpelajar. Mengapa kalian bertindak seperti monyet primitif?" Teresa berteriak dengan marah.

Dengan bantuan kasar dari para pria itu wajah asli Teresa perlahan muncul. Saat wajah Teresa mulai terlihat lebih akrab, ekspresi Aras menjadi semakin rumit.

"Teresa Joyle!" Gumam Aras dengan senyum aneh.

Setelah tugas mereka selesai para pria itu akhirnya membebaskan Teresa dan meninggalkan ruangan dengan tertib. Saat itu Teresa tampak seperti tikus yang tenggelam dengan wajah basah kuyup dan pakaian basah yang menetes. Dia terlihat sangat malu.

"Lantas kenapa kalau aku memanglah Teresa? Gigit aku!" Teriak Teresa marah.

Kejengkelan Teresa hanya membuat senyum jahat Aras semakin lebar. Wanita itu dulunya adalah boneka yang jinak, berperilaku baik dan tidak macam-macam. Siapa yang menyangka bahwa dia ternyata adalah cumi bertinta hitam yang licik.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kecil, Tuan Aras!   Kekasih Kecilku 2

    Aras mengabaikan suara penyesalan Teresa, mendorong Teresa dengan kasar ke bawah meja. melepas dasi birunya dan mengikat tangannya ke kaki meja. kemudian mengambil kain lap dan memasukkannya ke dalam mulut Teresa. Yang bisa di lakukan Teresa hanyalah terus menyerang Aras dengan kedua kakinya yang tidak di ikat. Sayangnya semua itu sia-sia. Melihat Teresa tergeletak tak berdaya Aras merasakan kepuasaan sesaat. Dia mengeluarkan ponselnya dan sengaja menghubungi anak laki-lakinya. Teresa yang di bawah dengan rambut berantakan, pakaian sobek dan kaki yang di penuhi memar menatap Aras marah. Jeritanya yang tak terdengar sebenarnya adalah serangkaian kata-kata kotor yang di tunjukkan untuk Aras. Dia mengutuk bahwa Aras akan tertabrak mobil jika di jalan, dia akan di telan tsunami jika pergi ke laut dan mengalami tornado jika naik ke pesawat. "Ayah!" Teresa terdiam mendengar suara anak laki-laki dari ponsel Aras. Aras memandang teresa dengan jijik. Kemejanya menjadi longgar setel

  • Istri Kecil, Tuan Aras!   Kekasih Kecilku

    "Menggigit? Tentu saja, aku tidak sudi menempelkan anggota tubuhku pada sesuatu yang kotor seperti dirimu!" Kata Aras menaikkan alisnya, memandang Teresa arogan. "Teresa, jadi bagaimana kau akan membayar apa yang telah kau lakukan padaku lima tahun lalu?" Tanya Aras lagi sinis. Ingatan lima tahun kembali terbayang pada Teresa, dia menggunakan sedikit obat dan membuat Aras... "A.. aku akan menebusnya!" Teresa mencoba berkilah. "Bagaimana kalau aku membayarmu sepuluh kali lipat dan membuatmu tidur dengan sembarang laki-laki?" Aras mencengkram dagu Teresa. ada kilatan amarah dan kekesalan pada Aras. dia terlihat seperti singa yang haus, dan siap menerkam musuhnya kapan saja. "Apa yang kamu inginkan?" Tanya Teresa waspada. Aras mengabaikannya, tanganya bergerak ke arah leher Teresa dan menarik pakaian nyentrik Teresa dengan sekuat tenaga, hingga terdengar sobekan kain. "Teresa, apa kamu ingat bagaimana kamu memperlakukanku saat itu? Hari ini aku akan membalas dua kali lipat dari ap

  • Istri Kecil, Tuan Aras!   Perangkap

    Pusat Medis Zenith... Aras pergi ke ruang pemeriksaan. Ketika dia masuk salah satu petugas rumah sakit langsung menyambut dan memberikan laporan. "Tuan Aras, data pasien sudah di masukan ke dalam system kita dua puluh menit lalu. Kami telah melakukan sesuai perintah Anda dan meletakkan alat pengintai. Tapi, wanita itu tampak sangat berbeda dari foto yang anda berikan kepada kami." Lapornya sedikit ragu pada Aras. Petugas itu langsung memutar video dari kamera pengintai. Mata Aras terpaku pada monitor. Wanita yang muncul di monitor berpakaian ala model punk muncul di layar. Aras mengerutkan keningnya dan memperhatikan wanita berambut gimbal bibir di olesi lipstik merah tua dan ceruk mata seperti kucing. Aras meringis geli. "Perbesar!" Teriak Aras. Wajah Teresa di perbesar di layar dan menghasilkan gambar berdefinisi tinggi yang jelas menampakkan wajah Teresa. Dia masih terlihat sama... Aras menyipitkan matanya, meskipun Teresa berdandan nyeleneh, tapi tetap saja dia tidak bisa me

  • Istri Kecil, Tuan Aras!   Rencana Aras 1

    Setengah jam berlalu.. Mobil yang di tumpangi Aras dan Stefani berhenti di dekat pintu masuk Pemakaman Golden hils. Lewat kaca, Stefani membaca tiga kalimat yang terpampang besar, Pemakaman Golden Hils. Seketika wajahnya memucat. Satu-satunya alasan dia pulang adalah, untuk mengunjungi neneknya yang sakit. Hanya karena nenek. "Apa nenek ada di sini?" Tanya Stefani terengah-engah. "Teresa yang ada di sini." Ujar Aras acuh tak acuh. "Teresa? Teresa di makamkan di sini?" Stefani menghela napas lega, untung bukan neneknya. "Apa ini Remembrance Day? Atau All Saints Day? Kenapa kita di sini?' (Remembrance Day atau All Saints Day adalah hari untuk berkunjung ke makam keluarga, tentara dan orang-orang suci di negara eropa.) "Aaaa... kamu masih memiliki perasaan untuk Teresa, aku tahu itu! Maksudku, apa lagi yang bisa menjelaskan kelahiran Archie kalau bukan itu?" Teriak Stefani kegirangan. Aras sudah mengambil langkah panjang masuk kedalam pemakaman. Mendengar kalimat Stefani di

  • Istri Kecil, Tuan Aras!   Pertemuan pertama?

    "Permisi."Aras berbicara ketika Teresa sedang memanggil taksi. suaranya yang berat dan lembut, seolah-olah bisa meledakkan hati Teresa.Teresa agak panik kemudian menggeret kopernya menyingkir, karena sadar mereka bertiga ternyata menghalangi jalan Aras. Mereka berdiri di depan sebuah mobil Rolls Royce dengan logo Emily milik pria itu. "Kau pasti dalam kesulitan sehingga harus membalut diri mu seperti itu. Tapi kenapa kau memaksa anak-anak mu untuk memakai kacamata hitam? Bukankah itu akan membahayakan mereka? Apa kau tidak khawatir mereka akan jatuh karena tersandung?" Sinis wanita yang bersama Aras.Teresa merasa mual. 'Aku tidak harus berpakaian seperti ini, kalau tidak untuk menghindari kotoran seperti kalian.' umpat Teresa dalam hati.Namun, kata-kata itu justru membuat Alice marah. Dalam kamusnya Maminya selalu benar.Siapapun yang berbicara buruk tentang Maminya, akan mengubah Alice dari seorang anak malaikat menjadi iblis kecil.Bruk!Alice langsung menabrakan dirinya ke wan

  • Istri Kecil, Tuan Aras!   Tiga Bayi

    satu tahun kemudian...Teresa sudah melahirkan tiga bayi lucu di rumah sewaannya. Dia terpana melihat bayi-bayi imutnya di tempat tidurnya, dua laki-laki dan satu perempuan. Satu tahun ke belakang, pencarian akan dirinya tidak pernah di hentikan.Pria bergengsi tinggi dan bermartabat seperti Aras Yohan tidak akan pernah melepaskan dendamnya setelah di permainkan untuk pertama kali dalam hidupnya. Apalagi yang melakukannya adalah Teresa orang yang selama in begitu patuh padanya.Bisa di pastikan, jika Teresa di tangkap olehnya itu akan menjadi akhir dari segalanya. Teresa ragu balas dendam pria itu akan berakhir bahkan jika ia melemparkan Teresa ke laut dan memberinya makan pada hiu-hiu kelaparan.Apalagi sekarang dia memiliki tiga bayi yang harus dia jaga dan mustahil baginya untuk bersembunyi.Teresa berpikir untuk waktu yang lama dan berubah pikiran. Dia bersedia untuk menahan rasa sakit karena berpisah dengan salah satu cintanya agar bisa menjalani sisa hidupnya dengan damai. "M

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status