Share

Bab 2

Cengkeramannya semakin kencang di rambut Annabelle. Pria itu mengerang beriringan dengan gerakan tubuh yang semakin intens. Sesekali Samuel meracau dan mengumpat—seolah tak bisa menahan nikmatnya penyatuan mereka.

Annabelle tak memperdulikan hal itu, hasratnya kini sama-sama terbakar saat Samuel mencium lehernya dengan penuh gairah.

Untuk pertama kalinya Annabelle begitu hanyut oleh sentuhan pria yang harus dilayani. Bahkan, saat pertama kali Samuel mengecup bibirnya ketika mereka tiba di penginapan dua puluh menit lalu, Annabelle benar-benar bergetar oleh permainan bibir Samuel.

Memang, Annabelle bukan wanita yang menyukai pria yang mengonsumsi alkohol. Namun, entah mengapa aroma anggur yang berpadu dengan lumatan lembut bibir Samuel membuat Annabelle benar-benar seperti orang mabuk.

Kepalanya terasa melayang saat Samuel menyentuh lehernya ketika memperdalam pagutan bibir mereka. Awalnya Annabelle berpikir Samuel akan langsung melakukan permainan ranjang tanpa foreplay, seperti para pria yang selama ini selalu dilayani.

Namun, ketika Samuel memperlakukan Annabelle penuh pemujaan, mengecup setiap inci kulit dengan gerakan lembut dan sensual, hal itu berhasil membuat darah Annabelle berdesir. Kini saat Samuel memacu tubuhnya di atas tubuh Annabelle, wanita itu menyentuh bahu kokoh Samuel.

Annabelle menyentuh kulit hangat Samuel yang mendayu-dayu dengan irama primitif. Merasakan otot liat yang tampak tak ingin mengakhiri permainan mereka.

Seolah penasaran ingin melihat ekspresi wajah Samuel saat berkali-kali mengerang menyebut namanya, Annabelle memaksa diri untuk membuka mata, hal yang tak pernah dia lakukan sebelumnya.

Dia sedikit terkejut saat menyadari pupil mata hitam Samuel begitu lembut menatapnya. Annabelle harus mengontrol debaran jantungnya ketika Samuel tersenyum melihat dia membuka mata.

Gerakan pria itu berhenti sesaat, dia menunduk dan mendaratkan kecupan di pipi Annabelle sambil berbisik serak, "Kirain nggak akan buka mata sampe beres."

Mendapati dirinya diperlakukan dengan lembut, mau tak mau Annabelle melingkarkan kedua tangan di leher Samuel. Janggut kasar Samuel menggesek rahang Annabelle yang berkulit sensitif.

"Sakit nggak?" tanya Samuel, mengatur nafas yang terengah-engah saat mencium telinga Annabelle.

Embusan napas hangat Samuel membuat Annabelle mengeratkan pelukannya di leher pria itu. Annabelle tahu maksud Samuel menanyakan hal tersebut, mungkin karena miliknya yang terlalu ….

"Nggak." Pipi Annabelle terasa panas setelah mengatakan itu, perutnya sedikit tegang ketika Samuel kembali bergerak dengan irama lembut.

Lenguhan dan erangan kepuasan memenuhi isi kamar saat mereka mencapai puncak kenikmatan bersama-sama. Samuel berguling ke samping Annabelle dan menarik pinggang ramping wanita itu ke dalam pelukan.

Annabelle bisa merasakan jelas napas Samuel yang terengah-engah di belakang kepalanya. Tak berbeda dengan pria itu, napas Annabelle pun tersengal-sengal. Bahkan dia tak berdaya untuk menarik selimut di ujung ranjang, berniat ingin menutupi tubuh polosnya.

Menyadari kaki Annabelle bergerak dan berupaya turun dari ranjang, Samuel melonggarkan pelukannya di pinggang Annabelle—meski sebenarnya dia masih ingin mengecup punggung wanita itu.

"Beneran mau pulang?" tanya Samuel ketika melihat Annabelle memungut pakaiannya yang berserakan di atas karpet.

Annabelle hanya mengangguk sambil memasang pengait bra di belakang punggungnya. Lalu meloloskan kaos merah muda dari atas kepala. Dia tak menyadari bagaimana Samuel tak berkedip menatapnya.

Gerakan feminim yang tak asing dilihat Samuel, tetapi apa yang kini dilakukan Annabelle berhasil membuat Samuel tak ingin mengalihkan perhatian dari memandangnya.

"Kenapa buru-buru amat, sih?" Samuel memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, lalu menyambar kaos hitam dan boxer yang disodorkan Annabelle. "Nginep aja, ya? Pasti dibayar per—"

"Nggak bisa," tukas Annabelle buru-buru.

Dia menyambar handuk putih yang tersedia di atas meja, berdampingan dengan satu botol air mineral dan kotak tisu, juga asbak keramik berbentuk kura-kura. Annabelle melilitkan handuk di pinggangnya sambil berderap ke kamar mandi.

Annabelle membasuh bagian bawah tubuhnya yang terasa lengket—menghilangkan jejak-jejak pria yang baru saja membawanya terbang menggapai kenikmatan.

Tiba-tiba pintu kamar mandi dari PVC berwarna krem itu terbuka, Annabelle otomatis mendongak dan mendapati Samuel berdiri di ambang pintu.

"Kamu masih KB?" tanya Samuel sambil mengencangkan ikat pinggang.

"Hah?" Annabelle terkejut hingga tak menyadari sabun sirih cair yang dituangkan di telapak tangannya meluber terlalu banyak. "Apaan maksudnya?"

"Kalau nggak KB, kalau itu jadi, biarin aja," kata Samuel sambil tertawa kecil dan berbalik.

Dengan pintu kamar mandi yang kini terbuka lebar, Annabelle bisa melihat Samuel menyambar jaket kulit dan topinya di atas tempat tidur. Dia masih belum menyadari apa maksud ucapan pria itu.

Annabelle terburu-buru membersihkan diri, lalu keluar kamar mandi dan segera meraih jeans yang diletakkan di atas tempat tidur. Ketika Annabelle menyadari banyaknya uang seratus ribuan tergeletak di atas selimut, dia langsung melirik Samuel yang tengah duduk dan menikmati sebatang rokok.

"Itu buat aku, Om?" tanya Annabelle sambil mengenakan celana, lalu menyambar jaket jeans pudar dan terburu-buru memakainya.

"Kenapa? Kurang, ya?" Suara Samuel tenang.

"Engga, bukan." Annabelle meraih lembaran uang itu, lalu mengambil beberapa lembar dan memberikan sisanya pada Samuel. "Ini kelebihan, aku kan cuma sejam nemeninnya."

Samuel melirik tangan Annabelle, sedikit tak senang saat berpikir Annabelle pantas mendapatkan lebih dari harga yang sudah mereka tetapkan.

"Besok kita ketemu lagi," kata Samuel tanpa mempedulikan tangan Annabelle yang melayang di udara. Dia meraih kunci motor di atas meja, lalu melangkah menuju pintu. "Udah mau jam dua, buruan pake sepatutnya. Katanya tadi nggak bisa lama-lama."

"Mau nganterin?" Suara Annabelle tampak ragu. "Aku bisa pake angkot, kok."

Sambil membuka pintu dan melangkah keluar, Samuel mendengkus jengkel. Apa wanita itu sekali lagi ingin menolak niat baiknya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status