Share

Istri Kedua Tuan Muda Arogan
Istri Kedua Tuan Muda Arogan
Author: Ericka Ghaniya

BAB 1 : Rencana Perjodohan

"Aku gak mau, Ma, Pa! Danila sudah punya Bagas. Gak mungkin Danila tiba-tiba nikahnya sama seorang duda sepertinya. Belum lagi harus meluluhkan hati anaknya. Yang ada malah makan hati. Danila tetap gak mau!" sergah Danila secara tegas menolak pernikahan itu dengan tuan Hugo.

"Danila, cukup! Papa tidak akan mau dengar penolakan lagi darimu. Suka atau tidak, pernikahan kalian akan tetap dilaksanakan minggu depan. Keluarga Hugo sudah begitu baik pada keluarga kita di masa lalu. Kalau bukan karena bantuan dari Waseda Group, perusahaan Papa tidak mungkin bisa sebesar sekarang ini. Kau harusnya berterimakasih untuk itu," cetus sang ayah pada Danila seraya berjalan pergi meninggalkan putri dan istrinya di ruang keluarga itu.

Ibu Danila berjalan mendekati putrinya. Mengelus lembut bahu Danila.

"Sayang, mungkin ini berat untukmu. Menikah karena perjodohan, bukan hal yang mengenakan. Dengan atau pun tanpa cinta, pernikahan itu akan tetap dilangsungkan. Mama pun dulu tidak mencintai Papamu, tapi seiring berjalannya waktu, kami berdua pun jadi seperti sekarang ini. Dan tumbuhlah, kamu. Buah cinta kami, putri kesayangan Mama satu-satunya. Mama harap kamu mengerti Nak," tutur sang ibunda Danila berusaha menasihati anaknya. Lalu ikut pergi mengikuti suaminya. Danila terdiam kaku di tempat itu.

Berdiri sambil mengepalkan kedua tangannya kuat. Dia tidak bisa menerima takdirnya. Menikah dengan seorang lelaki yang dia cintai, adalah impiannya sejak kecil. Mempunyai kisah cinta romansa seperti cerita dongeng. Namun, semua mimpi itu harus ia tutup rapat-rapat.

Sebab sebentar lagi, ia akan menikah dengan Hugo. Seorang tuan muda sekaligus pewaris dari Waseda Group. Perusahaan terbesar Asia yang bergerak di bidang produksi makanan ikan-ikanan. Seperti nugget, sosis, dan makanan yang di kemas lainnya. Semua produknya juga di kirim dan di ekspor ke beberapa negara Eropa. Amerika dan Inggris sudah jadi langganan bagi perusahaan mereka.

Bukankah seharusnya Danila senang? Seperti gadis-gadis lain yang teringin menikah dengan Hugo. Seorang pria tampan dan kaya raya. Bahkan ada begitu banyak wanita yang berusaha mendekati nya. Tapi hingga detik ini, belum ada yang berhasil selain mantan istrinya yang telah tiada.

"Aku harus memahami mereka? Hah! Harusnya mereka yang memahami anaknya. Bagaimana mungkin aku bisa menerima perjodohan ini? Sementara cintaku sudah terpaut pada Bagas," tutur Danila seraya berjalan cepat menuju tangga. Menaiki anak tangga itu untuk sampai ke kamarnya.

Hari ini adalah hari jumat. Dan pernikahan Danila akan di langsungkan pada minggu depan. Tepat di hari rabu, yang tinggal menghitung hari. Danila membanting keras pintu kamarnya, lalu menguncinya rapat-rapat. Tubuhnya di jatuhkan ke atas kasur empuk miliknya.

Danila Maheswari, adalah seorang pelajar SMA dari internasional school Bakti. Saat ini, dia menduduki bangku kelas 12. Yang sebentar lagi akan lulus dari sana. Danila memang akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Tapi keinginannya untuk nikah muda tetap tak dapat di pungkiri.

Ya, Danila sudah mempunyai pacar bernama Bagaskara Adinata. Seorang mahasiswa yang saat ini sedang melanjutkan studi kuliahnya di Universitas Budaya, jurusan Computer Science. Keduanya sudah kenal lama. Sebab Bagas adalah alumni dari tempat sekolahnya Danila. Namun, Bagas lebih dulu lulus dari sana.

"Bagaimana ini? Aku harus bilang apa sama Bagas? Dia pasti kaget kalau aku tiba-tiba menikah di hari rabu depan," gumam Danila cemas seraya menggigit kuku di jari jemarinya.

Danila sontak mencari ponselnya. Dia segera menghubungi Bagas via sambungan telepon di aplikasi chat berwarna hijau.

"Sayang ... hiks," ujar Danila pada Bagas via telepon yang sudah terhubung.

Baru diangkat, tapi Danila sudah tidak bisa menahan rasa sedunya. Dia tak ingin menikah dengan Hugo. Bagaslah, lelaki yang dia cintai.

Bagas tampaknya terkejut kaget, kala mendengar isakan tangis kecil Danila. Sebab itu adalah kelemahan seorang lelaki. Jika sudah mendengar rengekan tangis wanitanya. Dan Bagas tidak siap untuk itu.

"Sayang ... kamu kenapa? Tiba-tiba menangis, cerita padaku, Danila." Suara Bagas terdengar dari ponsel yang saat ini tengah berada digenggaman Danila.

Tangis Danila semakin keras. Tampaknya, dia tak bisa melanjutkan niatnya yang ingin menceritakan semuanya pada Bagas. Tapi, mau tidak mau Danila tetap harus mengatakannya.

"Sayang, rabu depan aku akan menikah. Papaku sudah mempersiapkan semuanya."

"Apa?! Kamu ... mau menikah? Dengan siapa? Bukankah sebelumnya aku sudah pernah melamarmu? Bagaimana bisa kamu justru menikah dengan lelaki lain, Danila?" decak Bagas, suaranya di terdengar sedikit emosi. Danila mengerjapkan kedua matanya. Ia sudah menduganya, jawaban Bagas akan begitu.

Kedengarannya Bagas tidak terima atas keputusan dari papanya Danila. Ya, sebab Bagas sudah pernah datang ke kediaman rumah Danila seraya membawa kedua orang tuanya untuk melamar Danila. Bahkan lamarannya pun di terima baik oleh keluarga ini. Tapi ternyata, kedua orang tua Danila tetap akan menikahkan putri mereka dengan Hugo.

"Aku tahu kedengarannya tidak masuk akal. Tapi Papa dan Mamaku tetap akan menikahiku dengan Hugo." Danila berkata jujur.

"Hugo? Hugo Bimantara?"

"I-iya, itu dia. CEO sekaligus pewaris Waseda Group."

"..."

Bagas tiba-tiba diam tanpa suara. Setelah Danila mengatakan tentang Hugo tadi. Mungkin ia terkejut tidak menyangka. Saingannya adalah bukan orang sembarang. Bahkan untuk bersaing dengan Hugo, Bagas bukan tandingannya. Sedangkan Bagas hanya dari keluarga berlatar belakang biasa saja. Tapi keluarga Bagas juga tergolong orang mampu dan cukup.

Hanya saja, tidak sebanding dengan seorang Hugo Bimantara.

"Sayang? Kamu masih di sana, kan?"

"Iya. Aku di sini, Danila"

"Terus kita harus bagaimana? Hubungan kita akan bagaimana, Bagas?"

"Jujur ... aku tidak rela, kamu menikah dengan pria itu. Tapi kedua orang tuamu ternyata malah menolak lamaran dariku, dan menerima pria lain untuk jadi menantu mereka."

"B-bukan begitu, Sayang. Kedua orang tuaku sebenarnya juga mau menerimamu. Tapi keluarga kami sudah membuat perjanjian perjodohan antara aku dengan Hugo. Maafkan aku, Bagas. Aku juga enggan menikah dengannya. Kumohon, lakukanlah sesuatu untukku! Aku hanya mau kamu yang akan jadi Suamiku, Sayang."

"K-kamu serius? Aku tidak sekaya Hugo. Menikah dengannya, hidupmu akan bahagia, Danila. Tapi jika menerimaku, aku juga akan berusaha untuk membuatmu bahagia hidup bersamaku."

"Apa rencanamu selanjutnya?"

Sepertinya, Bagas dan Danila merencanakan sesuatu. Tapi apakah rencana itu? Hanya mereka berdua yang tahu.

Di sisi lain, Hugo bersama dengan putranya yang bernama Haga. Sedang berada di ruang keluarga. Sore ini, Hugo pulang lebih awal dari perusahaan. Karena hari ini adalah hari kelahirannya Haga. Tanggal 15 Januari 2019.

Sebuah kue tart cokelat tengah dihiasi lilin angka tiga tahun. Ya, Haga sekarang sudah berusia tiga tahun. Hari kelahirannya bersamaan dengan hari kematian ibunya, Sania.

"Ayah, apa permintaanmu kali ini?" tanya Haga si balita genius itu.

Haga dikabarkan memiliki IQ diatas 120, di usianya yang bahkan masih dua tahun. Sebab dia sudah lancar berbahasa Inggris dan pandai berhitung serta menggambar. Kini, IQ dan EQ Haga bertambah seiring berjalannya waktu, di usianya yang sudah menginjak ke tiga tahun.

"Yang berulang tahun itu kau, bayi kecil. Kenapa harus Ayah yang membuat permohonan?" Hugo membalas perkataan putranya sembari mengusap pucuk kepala kecilnya.

"Siapa tahu, Ayah punya keinginan untuk bisa bertemu dengan Ibu lagi. Ayah rindu pada Ibu, kan?"

Mendengar putranya berkata begitu, Hugo seketika terdiam. Bohong kalau ia tidak rindu pada Sania. Dia adalah wanita satu-satunya yang dia cintai selama ini. Karena Sania, Hugo bisa sembuh dari traumanya. Namun, wanita itu harus pergi memeluk Sang Tuhan. Hugo kembali merasakan kehilangan untuk yang kedua kalinya.

Sebab kedua orang tua Hugo telah meninggal saat dia berusia 15 tahun. Hugo tumbuh dan di besarkan bersama sang kakek. Pendiri dari Waseda Group. Keduanya tinggal terpisah, sejak Hugo menikah dengan Sania. Sang Kakek berada di kota S, sementara Hugo ada di kota J.

Kedua orang tua Hugo meninggal akibat sebuah kecelakaan yang tragis pada saat lalu. Keduanya mengalami perdarahan di bagian otak yang cukup dalam. Dan tidak bisa di selamatkan. Hanya Hugo sendiri yang selamat. Namun, ia menjadi trauma akan kecelakaan itu.

Tapi setelah bertemu dengan Sania, seorang adik tingkat di universitas tempatnya menimba ilmu. Hugo berubah, menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya. Sifat dingin dan tertutupnya berubah hangat. Setelah kehadiran wanita yang bernama Sania itu.

Keduanya melanjutkan hubungan mereka sampai ke jenjang pernikahan. Tapi naasnya, Sania meninggal setelah melahirkan Haga ke dunia ini. Beberapa detik setelah Haga keluar dari rahimnya, Sania mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit harapan. Hugo terpuruk untuk yang kedua kalinya. Dan sikap dinginnya, kini kembali lagi.

Namun, akankah Hugo bisa kembali hangat seperti sebelumnya?

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status