Share

2. Istri Kedua Yang Buta

Di sebuah gedung pernikahan yang mana semua tamu sedang ramai-ramainya berdatangan. Namun, di sebuah ruangan seorang pria yang sudah memasuki kepala tiga itu menampilkan wajah yang menakutkan. Pria itu sangat marah saat mendengar jika istrinya yang akan ia nikahi hari ini, kabur. 

Bahkan seluruh bawahannya, yang bertugas untuk menjaga pernikahan itu. Saat ini sedang terduduk di lantai dengan kepala tertunduk. Saat ini suasana ruangan itu menjadi sangat menyeramkan, bahkan terlihat beberapa pecahan kaca di samping pria itu. 

“Apa yang kalian lakukan, hah! Hanya menjaga satu wanita buta pun kalian tidak bisa," bentak Winarta kepada para bawahannya yang menunduk di depannya.  

Winarta tidak mempermasalahkan, wanita itu kabur. Karena ia tinggal memutuskan kerjasama antara perusahaan sesuai dengan janji yang telah disepakati, dan juga mereka harus membayar hutang yang bernilai ratusan juta itu. Namun, yang menjadi masalah adalah nama baik Winarta akan terkesan buruk oleh semua kolega bisnisnya.  

Walaupun Winarta adalah seorang raja bisnis, yang memiliki perusahaan terbesar se-Asia. Namun, dia tidak ingin nama baiknya hancur hanya karena seorang wanita buta. Karena hal itu juga akan mempengaruhi, Bisnis yang sudah dia rintis bersama Almarhum sang ayah. 

Winarta dengan wajah yang mengerikan mengeluarkan handphonenya dan mengirim pesan kepada Jemi, tangan kanannya sekaligus sahabat Winarta. [Jem, carikan aku wanita!] perintah Winarta dalam pesan yang ia tulis. 

[Oke,] jawab Jemi simpal. Karena itu sudah menjadi hal biasa baginya, jika mencarikan wanita untuk Winarta. Namun, tanpa diketahui Jemi wanita yang akan ia cari saat ini, adalah wanita yang akan dijadikan istri oleh Winarta. 

[Jangan mencari wanita dari club malam dan sejenisnya] Jemi yang berada di kantor, membaca pesan yang dikirimkan oleh Winarta pun mengerutkan keningnya. 

“Tidak biasanya? Biasanya ni bocah selalu memintaku untuk mencari wanita yang bisa di bayar,” gumam Jemi sambil membaca pesan yang dikirim Winarta kepadanya. 

[Kenapa?] Ketik Jemi pada pesan yang dikirim ke Winarta. 

[Akan aku jadikan istri kedua.]

byurrr

Jemi yang belum sempat menelan airnya pun muncrat, saking kagetnya membaca pesan yang Winarta kirimkan. Jemi mengetahui jika sahabatnya yang satu ini akan menikah hari ini. Namun, membaca pesan yang dikirim Winarta tadi membuatnya kaget karena mengira jika Winarta akan menikahi dua wanita sekaligus. 

“Gila… tidak puas dengan dua wanita, dia masih ingin mencari lagi?” gumam Jemi, menggelengkan kepalanya. 

[Lalu aku harus mencari di mana jika bukan di club malam?] ketik Jemi pada pesan yang akan dia kirim ke Winarta. 

[Terserah, satu jam lagi kau harus membawanya ke gedung pernikahanku!] Jemi bisa merasakan jika ada sebuat amarah dalam pesan Winarta, Sehingga membuatnya berpikir apa yang terjadi di sana. Namun, Jemi menepis semua pikiran itu karena Winarta hanya memberikan waktu satu jam saja. 

***

Satu jam sudah berlalu, tapi Jemi tak kunjung terlihat juga, sedangkan para tamu sudah mulai banyak berdatangan. Winarta tidak ingin membuat para tamu semakin curiga karena pengantin yang terlalu lama keluar. Akhirnya, Winata memutuskan untuk turun tangan sendiri mencari pengantin pengganti untuk dirinya. 

“Dasar sahabat tidak bisa diandalkan, hanya mencari wanita saja yang sangat lama,” gerut Winarta saat ia berjalan menuju pintu belakang gedung.

"Awas saja, aku akan memberimu pelajaran," ucapnya kesal karena menunggu lama. 

Winarta berjalan keluar dari gedung pernikahan itu, melalui pintu belakang. Di belakang gedung pernikahan, anak buah Winarta sudah menyiapkan sebuah mobil sport yang hanya ada dua buah di dunia ini. Jefri menyuruh anak buahnya itu turun karena dirinya akan menyetir mobil itu sendiri.

Tak lupa Winarta menyerahkan urusan para tamu kepada kepala pelayan yang sedari kecil menjaganya. Winarta pun melajukan mobilnya keluar dari gedung pernikahannya dan melewati sebuah jembatan yang berada tidak jauh dari tempat pernikahannya. Jembatan itu terlihat sangat besar. Namun, saat berada tepat di tengah jembatan Winarta melihat seorang wanita yang sedang menangis dengan menggunakan gaun pengantin. 

Melihat kondisi wanita itu yang sangat berantakan, membuat Winarta berpikir jika wanita itu habis kabur dari pernikahannya karena habis diperk*sa. Karena rambut yang berantakan dan gaun pengantin yang sudah sobek bagian atasnya sehingga membuat belahan dada wanita terlihat jelas. Siapa yang tidak akan berpikir negatif melihat penampilan seorang wanita yang sangat berantakan di pinggir jembatan.

“Sepertinya aku bisa membuat kesepakatan dengan wanita itu,” gumam Winarta tersenyum miring, “Wanita itu juga tidak bisa terikat denganku jika aku melakukan hal itu dengannya karena dia sudah bukan perawan.” 

Tanpa diketahui Winarta, wanita itu adalah calon pengantinnya yang kabur. Karena selama ini Winarta memang tidak pernah melihat bagaimana wajah dari pengantinnya. Alasannya menikah lagi hanyalah untuk kesenangan semata, Winarta tidak ingin menyentuh istrinya yang memiliki dua wajah itu. Bahkan sejak awal pernikahan mereka, Winarta tidak pernah menyentuh Siska. Pernikahannya terjadi karena Siska yang menggunakan seribu cara untuk bisa menjadi istrinya, bahkan ia sampai mengikuti setiap Winarta memiliki urusan keluar negeri.

Winarta bisa saja membunuh Siska ataupun memberi  pelajaran karena Winarta yang memiliki latar belakang seorang mafia. Namun, melihat Siska adalah anak dari sahabat papanya, membuat Winarta diam dan berakhir dengan menikahi Siska. Entah Siska menyerah atau hanya menginginkan hartanya, Siska tetap tidak bisa mengambil hati Winarta.

Winarta turun dari mobilnya, dengan gagah Winarta berjalan ke arah Desti. Saat sampai di samping Desti, Winarta sempat terpana akan kecantikan yang dimiliki Desti. Namun, cepat-cepat Winarta menggerak-gerakkan kepalanya dan menepis pikirannya. Ia tidak ingin memiliki perasaan kepada perempuan yang sudah tidak suci lagi.  

Bagi Winarta, Wanita yang tidak suci hanyalah Wanita kotor yang akan menjadi bencana bagi dirinya sendiri. Mereka hanya akan menginginkan harta miliknya saja. Bahkan Siska pun sudah tidak suci saat mereka menikah dan itu adalah salah satu alasan Winarta tidak ingin mencintai Siska.

“Nona, aku ingin membuat kesepakatan denganmu,” ucap Winarta yang langsung pada intinya. 

Desti dengan matanya yang sembab, menoleh ke arah sumber suara. Desti pun menghapus sisa air eyes, walaupun begitu air eyes masih tetap mengalir keluar dari sudut matanya. membuat Desti yang harus menghapusnya berkali-kali. 

Winarta memutar bola mata malas. Melihat tingkah Desti membuat Winarta lagi-lagi berpikiran negatif, Winarta berpikir jika Desti awalnya menangis hanya untuk menarik perhatian orang-orang disekitarnya dan itu membuat Winarta semakin muak dengan Desti. 

Sudah berkali-kali Winarta bertemu dengan orang-orang yang bertingkah seperti Desti. Hal itu membuat Winarta menyamakan Desti dengan wanita lainnya dan Winarta pun mulai membuka suara dengan nada yang melengking. “Bisakah kau tidak membuat drama di depanku!” 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status