Home / Rumah Tangga / Istri Kedua Yang Buta / 2. Istri Kedua Yang Buta

Share

2. Istri Kedua Yang Buta

Author: Listya
last update Last Updated: 2023-02-14 18:24:43

Di sebuah gedung pernikahan yang mana semua tamu sedang ramai-ramainya berdatangan. Namun, di sebuah ruangan seorang pria yang sudah memasuki kepala tiga itu menampilkan wajah yang menakutkan. Pria itu sangat marah saat mendengar jika istrinya yang akan ia nikahi hari ini, kabur. 

Bahkan seluruh bawahannya, yang bertugas untuk menjaga pernikahan itu. Saat ini sedang terduduk di lantai dengan kepala tertunduk. Saat ini suasana ruangan itu menjadi sangat menyeramkan, bahkan terlihat beberapa pecahan kaca di samping pria itu. 

“Apa yang kalian lakukan, hah! Hanya menjaga satu wanita buta pun kalian tidak bisa," bentak Winarta kepada para bawahannya yang menunduk di depannya.  

Winarta tidak mempermasalahkan, wanita itu kabur. Karena ia tinggal memutuskan kerjasama antara perusahaan sesuai dengan janji yang telah disepakati, dan juga mereka harus membayar hutang yang bernilai ratusan juta itu. Namun, yang menjadi masalah adalah nama baik Winarta akan terkesan buruk oleh semua kolega bisnisnya.  

Walaupun Winarta adalah seorang raja bisnis, yang memiliki perusahaan terbesar se-Asia. Namun, dia tidak ingin nama baiknya hancur hanya karena seorang wanita buta. Karena hal itu juga akan mempengaruhi, Bisnis yang sudah dia rintis bersama Almarhum sang ayah. 

Winarta dengan wajah yang mengerikan mengeluarkan handphonenya dan mengirim pesan kepada Jemi, tangan kanannya sekaligus sahabat Winarta. [Jem, carikan aku wanita!] perintah Winarta dalam pesan yang ia tulis. 

[Oke,] jawab Jemi simpal. Karena itu sudah menjadi hal biasa baginya, jika mencarikan wanita untuk Winarta. Namun, tanpa diketahui Jemi wanita yang akan ia cari saat ini, adalah wanita yang akan dijadikan istri oleh Winarta. 

[Jangan mencari wanita dari club malam dan sejenisnya] Jemi yang berada di kantor, membaca pesan yang dikirimkan oleh Winarta pun mengerutkan keningnya. 

“Tidak biasanya? Biasanya ni bocah selalu memintaku untuk mencari wanita yang bisa di bayar,” gumam Jemi sambil membaca pesan yang dikirim Winarta kepadanya. 

[Kenapa?] Ketik Jemi pada pesan yang dikirim ke Winarta. 

[Akan aku jadikan istri kedua.]

byurrr

Jemi yang belum sempat menelan airnya pun muncrat, saking kagetnya membaca pesan yang Winarta kirimkan. Jemi mengetahui jika sahabatnya yang satu ini akan menikah hari ini. Namun, membaca pesan yang dikirim Winarta tadi membuatnya kaget karena mengira jika Winarta akan menikahi dua wanita sekaligus. 

“Gila… tidak puas dengan dua wanita, dia masih ingin mencari lagi?” gumam Jemi, menggelengkan kepalanya. 

[Lalu aku harus mencari di mana jika bukan di club malam?] ketik Jemi pada pesan yang akan dia kirim ke Winarta. 

[Terserah, satu jam lagi kau harus membawanya ke gedung pernikahanku!] Jemi bisa merasakan jika ada sebuat amarah dalam pesan Winarta, Sehingga membuatnya berpikir apa yang terjadi di sana. Namun, Jemi menepis semua pikiran itu karena Winarta hanya memberikan waktu satu jam saja. 

***

Satu jam sudah berlalu, tapi Jemi tak kunjung terlihat juga, sedangkan para tamu sudah mulai banyak berdatangan. Winarta tidak ingin membuat para tamu semakin curiga karena pengantin yang terlalu lama keluar. Akhirnya, Winata memutuskan untuk turun tangan sendiri mencari pengantin pengganti untuk dirinya. 

“Dasar sahabat tidak bisa diandalkan, hanya mencari wanita saja yang sangat lama,” gerut Winarta saat ia berjalan menuju pintu belakang gedung.

"Awas saja, aku akan memberimu pelajaran," ucapnya kesal karena menunggu lama. 

Winarta berjalan keluar dari gedung pernikahan itu, melalui pintu belakang. Di belakang gedung pernikahan, anak buah Winarta sudah menyiapkan sebuah mobil sport yang hanya ada dua buah di dunia ini. Jefri menyuruh anak buahnya itu turun karena dirinya akan menyetir mobil itu sendiri.

Tak lupa Winarta menyerahkan urusan para tamu kepada kepala pelayan yang sedari kecil menjaganya. Winarta pun melajukan mobilnya keluar dari gedung pernikahannya dan melewati sebuah jembatan yang berada tidak jauh dari tempat pernikahannya. Jembatan itu terlihat sangat besar. Namun, saat berada tepat di tengah jembatan Winarta melihat seorang wanita yang sedang menangis dengan menggunakan gaun pengantin. 

Melihat kondisi wanita itu yang sangat berantakan, membuat Winarta berpikir jika wanita itu habis kabur dari pernikahannya karena habis diperk*sa. Karena rambut yang berantakan dan gaun pengantin yang sudah sobek bagian atasnya sehingga membuat belahan dada wanita terlihat jelas. Siapa yang tidak akan berpikir negatif melihat penampilan seorang wanita yang sangat berantakan di pinggir jembatan.

“Sepertinya aku bisa membuat kesepakatan dengan wanita itu,” gumam Winarta tersenyum miring, “Wanita itu juga tidak bisa terikat denganku jika aku melakukan hal itu dengannya karena dia sudah bukan perawan.” 

Tanpa diketahui Winarta, wanita itu adalah calon pengantinnya yang kabur. Karena selama ini Winarta memang tidak pernah melihat bagaimana wajah dari pengantinnya. Alasannya menikah lagi hanyalah untuk kesenangan semata, Winarta tidak ingin menyentuh istrinya yang memiliki dua wajah itu. Bahkan sejak awal pernikahan mereka, Winarta tidak pernah menyentuh Siska. Pernikahannya terjadi karena Siska yang menggunakan seribu cara untuk bisa menjadi istrinya, bahkan ia sampai mengikuti setiap Winarta memiliki urusan keluar negeri.

Winarta bisa saja membunuh Siska ataupun memberi  pelajaran karena Winarta yang memiliki latar belakang seorang mafia. Namun, melihat Siska adalah anak dari sahabat papanya, membuat Winarta diam dan berakhir dengan menikahi Siska. Entah Siska menyerah atau hanya menginginkan hartanya, Siska tetap tidak bisa mengambil hati Winarta.

Winarta turun dari mobilnya, dengan gagah Winarta berjalan ke arah Desti. Saat sampai di samping Desti, Winarta sempat terpana akan kecantikan yang dimiliki Desti. Namun, cepat-cepat Winarta menggerak-gerakkan kepalanya dan menepis pikirannya. Ia tidak ingin memiliki perasaan kepada perempuan yang sudah tidak suci lagi.  

Bagi Winarta, Wanita yang tidak suci hanyalah Wanita kotor yang akan menjadi bencana bagi dirinya sendiri. Mereka hanya akan menginginkan harta miliknya saja. Bahkan Siska pun sudah tidak suci saat mereka menikah dan itu adalah salah satu alasan Winarta tidak ingin mencintai Siska.

“Nona, aku ingin membuat kesepakatan denganmu,” ucap Winarta yang langsung pada intinya. 

Desti dengan matanya yang sembab, menoleh ke arah sumber suara. Desti pun menghapus sisa air eyes, walaupun begitu air eyes masih tetap mengalir keluar dari sudut matanya. membuat Desti yang harus menghapusnya berkali-kali. 

Winarta memutar bola mata malas. Melihat tingkah Desti membuat Winarta lagi-lagi berpikiran negatif, Winarta berpikir jika Desti awalnya menangis hanya untuk menarik perhatian orang-orang disekitarnya dan itu membuat Winarta semakin muak dengan Desti. 

Sudah berkali-kali Winarta bertemu dengan orang-orang yang bertingkah seperti Desti. Hal itu membuat Winarta menyamakan Desti dengan wanita lainnya dan Winarta pun mulai membuka suara dengan nada yang melengking. “Bisakah kau tidak membuat drama di depanku!” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kedua Yang Buta    36. Istri Kedua Yang Buta

    Waktu terus berlalu, dan kini sudah hari kelima Desti berada di rumah sakit. Sesuai dengan apa yang dikatakan Dimas hari itu, Desti bisa pulang dalam waktu satu minggu jika kondisinya selalu berjalan membaik. Hari itu adalah besok jadi hari ini, hari terakhir Desti di rumah sakit. “Sayang, aku akan ke ruang kerja dulu, apa kau menginginkan sesuatu sebelum aku pergi?” ucap Winarta yang berharap jika Desti bisa sedikit saja bersikap manja kepadanya. “Aku tidak menginginkan apa pun, aku akan tidur,” ucap Desti. Mendengar jawaban Desti membuat wajah Winarta cemberut, dan berkata, “Baiklah ….” “Sayang … aku pinjam Jona dan Nita dulu, ya. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan,” ucap Winarta. “Iya … tapi nanti saat kau kembali bawakan aku es krim,” ucap Desti dengan memeluk guling. Mendengar itu membuat Winarta tersenyum dan berkata, “Baiklah, Sayang ….”Winarta berjalan ke ruangan kerjanya yang mana ruangan yang berada di samping kamar Desti itu menjadi ruang kerja Winarta selama Desti

  • Istri Kedua Yang Buta    35. Istri Kedua Yang Buta

    “Ada apa denganmu? Seperti kalah perang saja,” ucap Dimas dengan sebelah alisnya yang naik. Nico berjalan ke arah Winarta dan melihat layar laptop Winarta. “Astaga … untuk apa kau sampai meretas keamanan sistem negara?” Mendengar itu membuat Dimas yang bermain handphone kaget. "Ta, yang bener aja, lo pakek laptop gue buat meretas keamanan negara. Bisa abis gua, Ta." Bhuggg"Diam, sialan," umpat Winarta seraya melempar bantal yang ada di sofanya ke arah Dimas. “Untuk apa kau meretas keamanan negara?” tanya Nico, memperhatikan isi dari laptop Winarta, dan kembali berkata, “apa kau meretas keamanan negara hanya untuk mencari pelaku yang menaruh ular di ruangan Desti?” Mendengar jika masalah keselamatan istrinya yang dianggap sepele oleh Nico membuat Winarta menatap tajam ke arah Nico. Yang mana membuat Nico tidak melanjutkan perkataannya. “Di dunia ini keselamatan istriku yang utama!” ucap Winarta dengan tegas. “Okey … oke, tapi kenapa kau sampai harus meretas keamanan negara? Kej

  • Istri Kedua Yang Buta    34. Istri Kedua Yang Buta

    Dimas yang merasa bersalah melihat Nita yang menangis seperti itu pun mengejar Nita. Tak lama setelah mereka keluar, Zirah pun datang dengan membawa nampan yang berisi makanan, dengan pakaian yang menggoda Zirah pun berkata, “Tuan, ini makanan untuk nyonya.”Winarta tidak menjawab, tetapi melihat ke arah Jona yang sedang duduk di sofa. Jona yang mengerti arti tatapan itu pun segera bangun dan mengambil nampan itu dari tangan Zirah. Mendapat perlakuan seperti itu membuat Zirah kesal. Melihat wajah kesal Zirah membuat Jona senang dan hal itu membuat Jona teringat hal yang Zirah katakan saat ia akan memasuki ruangan Desti. Jona menaruh nampan itu di nakas samping tempat tidur Desti dan kembali duduk di sofa diikuti dengan Zirah. Sampai 4 jam mereka duduk di sana tanpa melakukan apa pun dan tak lama kemudian datanglah Dimas, Nita dan Nico memasuki ruangan Desti. Saat Nita duduk di samping Jona, Jona pun berkata, “Hebat kau Nit, keluar bawa satu cowok dan masuk bawa dua, Good girls.” Jon

  • Istri Kedua Yang Buta    33. Istri Kedua Yang Buta

    “Kakiku seperti digigit,” ucap Desti yang terdengar rintihan kesakitan di sela-sela ucapannya.Mendengar itu Winarta pun langsung menyingkap selimut Desti, alangkah kagetnya Winarta saat melihat kaki Desti yang dililit dan digigit ular. Winarta tanpa menunggu lama pun langsung mengambil ular itu dan membuangnya melalui jendela, dengan sigap Winarta menyobek selimut Desti dan mengikatnya di kaki Desti yang di gigit ular. Setelahnya Winarta langsung memencet tombol yang mana akan langsung terhubung ke Dimas. Winarta memeluk Desti dan membenamkan kepalanya di dada Winarta. “Sayang, tahan ya … sebentar lagi DImas datang,” ucap Winarta dengan suara yang gemetar. Tak lama kemudian Dimas datang dengan membawa peralatannya dan berkata, “Ada apa?” “Perlukah kau bertanya? Tidaknya kain itu bisa menjelaskannya!” ucap Winarta dengan suara yang tertahan. Dimas yag melihat kain yang terlilit di kaki Desti pun langsung mengeluarkan peralatannya sampai beberapa waktu kemudian Dimas selesai. Namu

  • Istri Kedua Yang Buta    32. Istri Kedua Yang Buta

    Melihat wanita itu, membuat Winarta memasang wajah garang dengan alis yang mengerut. Dimas yang melihat ekspresi itu pun segera berbicara, "Wou … Wou … tenang dulu, tenang … dia itu suster yang akan menjaga istrimu selama dia sakit." "Kenapa kau memilih wanita menjijikan seperti ini?" Tatapan mengerikan itu berganti kepada Dimas dan membuatnya panik. "Astaga Zirah kenapa menggunakan pakaian seperti itu sih! Sekarang aku jadi harus menghadapi siang 'kan!" umpat Dimas dalam hati. "Maaf Tuan, apa yang salah dengan saya?" ucap Zirah dengan berjalan mendekat dan nada menggoda.“Menjauh dariku!!!” bentak Winarta membuat langkah Zirah terhenti. “Winarta! Kenapa kau mesti membentaknya! Dia hanya meminta maaf,” bentak Desti, bahkan Desti sampai mengerutkan keningnya. Winarta yang mendengar itu pun terdiam seketika. Mengingat kondisi Desti yang sedang sakit membuatnya tidak ingin memperburuk keadaan Desti. Winarta menatap ke arah Dimas tajam.“Sayang–”“Sus, nama Anda siapa?” tanya Desti

  • Istri Kedua Yang Buta    31. Istri Kedua Yang Buta

    Desti mendengar itu pun tersentak dan perlahan melihat ke arah wanita paruh baya yang mengaku adalah ibunya. “Apa itu artinya aku sudah meninggal?” “Tidak, Sayang … Rohmu masih bisa masuk ke dalam tubuhmu. Itu semua tergantung dengan keinginanmu, Di sana ada suamimu yang sedang menunggumu. Apa kau tidak ingin kembali?” Wanita paruh baya itu memegang tangan Desti dan menumpuknya dengan tangannya. “Jika aku kembali, bagaimana denganmu, Bu … bukankah kau mengatakan kau ibuku? Akankah kau kembali bersamaku juga?” tanya Desti dengan matanya yang mulai berkaca-kaca. Wanita itu tersenyum dan perlahan mengusap pelan kepala Desti dan berkata, “Aku tidak bisa lagi kembali ke dunia, Nak. Namun, aku akan selalu ada di sisimu dalam bentuk roh. “ Air mata Desti pun meluncur ke luar dari matanya. “Kenapa kau menangis, Nak?” “Aku ingin selalu bersamamu, Bu … tetapi aku juga ingin bersama suamiku. Jujur seiring berjalannya waktu, aku semakin mencintainya, rasa sayang itu mulai muncul, seiring be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status