Home / Romansa / Istri Kesayangan Bos Arogan / Menikahlah dengan Suamiku

Share

Istri Kesayangan Bos Arogan
Istri Kesayangan Bos Arogan
Author: Young Lady

Menikahlah dengan Suamiku

Author: Young Lady
last update Last Updated: 2024-05-06 11:28:59

“Apa lagi yang kamu tunggu? Katanya mau buat anak?”

Suara bariton itu membuat Naomi tersentak dari lamunannya. Wanita yang sedang duduk di ujung ranjang itu meremas ujung gaun putih sederhana yang melekat di tubuhnya. Ekspresi gugup bercampur panik tampak jelas di wajahnya pucat.

Naomi tidak menyadari sejak kapan Alister—lelaki yang beberapa jam lalu resmi menjadi suaminya masuk ke kamar ini. Setelah melaksanakan pernikahan sederhana di sebuah gedung di dekat sini, Naomi langsung dibawa ke penthouse ini. Begitu sampai, pelayan langsung memintanya memasuki kamar ini. Ia tidak tahu Alister datang kemari juga karena mereka menumpangi mobil terpisah.

Tetapi, tunggu dulu!

Naomi merasa ada yang aneh dari kalimat yang diucapkan oleh lelaki di hadapannya. Yang Naomi tahu, ia hanya perlu menjadi ibu pengganti dari anak Alister dan Amara—istri pertama Alister.

“Tu-an, apa maksud Anda? Bukankah aku hanya perlu menjadi ibu pengganti?” Naomi memberanikan diri untuk mengangkat kepala dan menatap Alister.

Jawaban Naomi membuat Alister mengernyit samar sebelum kembali memasang ekspresi datar. “Amara belum memberitahumu? Aku ingin prosesnya langsung.”

Naomi terbelalak dengan wajah yang semakin pucat pasi. Ia berusaha menggali ingatannya, mencoba mengingat kapan Amara menjelaskan bagian itu. Namun, sekeras apa pun ia berusaha mengingat hasilnya nihil, ia merasa Amara tidak menjelaskan apa pun.

“Menikahlah dengan suamiku, akan ku bantu pengobatan adikmu sampai tuntas.”

“Rahimku bermasalah. Jika kami tidak segera memberi penerus untuk keluarga suamiku, kami akan kehilangan segalanya. Kumohon.”

Tentu saja awalnya Naomi langsung menolak mentah-mentah tawaran gila itu. Namun, karena kondisi adiknya yang semakin kritis-pasca kecelakaan, sementara uang tabungannya tidak cukup. Akhirnya ia nekat menerima tawaran Amara tanpa pikir panjang.

Kemarin Amara memang memintanya melakukan cek kesehatan lengkap yang biasanya dilakukan oleh wanita yang hendak menikah. Naomi pikir itu hanya salah satu prosedur untuk memastikan dirinya sehat sebelum proses ‘tanam benih' atau apa pun itu namanya, ia tidak terlalu mengerti.

“Tu-an, apa tidak sebaiknya kita membicarakannya dulu? Nyonya Amara tidak membahasnya sampai sejauh ini!” pekik Naomi panik.

Naomi merasa dirinya seakan dijebak oleh kata-kata Amara yang membingungkan. Hingga ia tidak menyadari jika dirinya harus melakukan sesuatu yang tak pernah terpikir olehnya. Naomi hendak mengatakan jika dirinya keberatan, namun keberaniannya menciut hanya karena bertatapan dengan Alister.

“A-ku belum siap!” Setelah mengumpulkan keberanian akhirnya Naomi berhasil mengatakannya.

Alister berdecih sinis sebelum membalikkan tubuhnya dan berkata, “Aku memberimu waktu satu hari. Kalau kamu ingin membatalkannya, kembalikan uangku sekarang juga!”

Tanpa menoleh lagi, Alister langsung melangkah pergi dari kamar itu. Naomi berjingkat kaget ketika Alister membanting pintu. Ia benar-benar belum siap jika harus melakukannya dengan orang yang bahkan baru dirinya temui hari ini.

Kedua tangan Naomi kontan terkepal ketika mengingat sesuatu. Ia merogoh tas selempangnya untuk mencari ponsel. Naomi ingin meminta kejelasan pada Amara. Namun, berulang kali dirinya mencoba menghubungi wanita itu, tetap tidak ada jawaban sama sekali. Di percobaan terakhir, ia malah mendapati nomor tersebut tidak aktif.

“Kenapa jadi seperti ini? Bagaimana caranya aku mendapat uang sebanyak itu?” gumam Naomi putus asa.

Setelah puas merenungi nasibnya yang semakin tak menentu, Naomi pun memberanikan keluar dari kamar tersebut. Hanya terlihat beberapa pelayan dan bodyguard yang berlalu lalang. Sepertinya Alister dan Amara tidak tinggal di sini juga.

Sejak awal, Naomi sudah merasa janggal. Sebab, tidak ada wanita di dunia ini yang rela membagi suaminya dengan wanita lain apa pun alasannya. Namun, ia menepis segala kejanggalan itu karena merasa hanya Amara yang dapat membantunya.

“Anda ingin pergi ke mana, Nyonya?” tanya salah seorang bodyguard yang di depan pintu keluar ketika Naomi mendekat ke sana.

“Em ... Aku ingin mengambil barang-barangku,” jawab Naomi.

“Mari saya antar,” balas sang bodyguard.

Sempat terlintas rencana untuk melarikan diri dalam benak Naomi. Akan tetapi, jika sudah seperti ini mana mungkin dirinya bisa melarikan diri. Ia takut Amara atau Alister malah melakukan sesuatu yang buruk pada adiknya jika dirinya macam-macam.

Naomi kembali ke kontrakannya untuk mengambil pakaian dan barang penting lainnya. Ia tidak bisa berlama-lama di sana karena bodyguard Alister menunggunya tepat di depan pintu dan itu membuatnya tak nyaman. Dirinya merasa menjadi tersangka yang di perlu diawasi sampai sebegitunya.

Setelah itu, Naomi memilih kembali ke rumah sakit untuk menemui sang adik. Ia menghabiskan sisa hari itu di sana, berharap adiknya segera sadar. Namun, hingga malam tiba pun belum ada tanda-tanda Attar akan membuka mata. Padahal dokter mengatakan jika kondisi adiknya sudah stabil.

“Aku ingin menemani adikku,” tolak Naomi ketika bodyguard Alister menyusulnya ke ruang perawatan Attar dan memintanya pulang.

“Tidak bisa, Nyonya. Tuan Alister meminta Nyonya kembali ke penthousenya. Nyonya bisa menghubungi Tuan Alister jika keberatan,” jawab bodyguard itu.

Dengus samar lolos dari bibir Naomi. Ia tidak memiliki nomor kontak Alister. Meskipun bisa saja meminta pada bodyguard lelaki itu, tetapi ia enggan melakukannya. Akhirnya, Naomi pun memilih mengikuti instruksi sang bodyguard.

Naomi bersyukur karena tidak mendapati keberadaan Alister ketika kembali ke penthouse lelaki itu. Sebenarnya Naomi masih was-was jika tiba-tiba Alister datang dan memaksa melanjutkan apa yang hampir terjadi tadi siang. Ia sampai tidak bisa tidur dan baru bisa terlelap ketika matahari nyaris terbit lagi.

Akibatnya, penampilan Naomi tampak semakin memprihatinkan karena dalam dua hari terakhir waktu tidur dan pola makannya berantakan. Karena harus berangkat kerja pagi-pagi sekali, ia terpaksa bangun dan bergegas mempersiapkan diri.

“Huh, aku pasti bisa melewati semuanya,” gumam Naomi menyemangati dirinya sendiri.

Riasan tipis yang Naomi aplikasikan di wajahnya dapat sedikit menyembunyikan lingkar hitam di matanya. Setelah yakin jika penampilannya tidak terlalu buruk, Naomi langsung keluar kamar. Pelayan sudah menyiapkan sarapan untuknya, namun karena tak berselera makan sama sekali, ia memilih melewatkan sarapan.

Naomi kembali diantar oleh anak buah Alister yang kemarin mengantarnya ke kontrakan dan ke rumah sakit. Meskipun merasa terkekang, ia tidak protes sama sekali karena dengan begini dirinya dapat menghemat ongkos. Beberapa partner kerja Naomi sudah berlalu lalang ketika wanita itu datang.

“Aku dengar bos baru kita akan datang hari ini. Aku tidak sabar ingin melihatnya, katanya dia masih muda dan tampan,” celetuk salah seorang pelayan yang merupakan partner kerja Naomi.

“Tapi, aku dengar dia juga sangat perfeksionis. Lebih baik kita cepat-cepat merapikan semuanya sebelum dia datang,” balas pelayan yang berada di sampingnya.

Naomi yang sedang mengelap meja menghentikan kegiatannya sejenak. Rupanya ini yang membuat para partner kerjanya bergosip sedari tadi. Dua hari tidak masuk kerja membuatnya ketinggalan banyak informasi. Untung saja ia datang lebih awal hari ini. Jika tidak, mungkin dirinya akan terkena masalah.

Tiba-tiba manajer restoran memanggil semuanya untuk berkumpul. Semuanya spontan menghentikan kegiatan masing-masing dan bergegas mendekat ke arah sang manajer. Naomi menjadi orang terakhir yang menyusul ke sana karena mencuci tangannya dulu.

“Pagi semuanya. Saya ingin memperkenalkan pemilik baru restoran kita, Tuan Alister Hardikusuma,” tutur sang manajer lantang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Menerima Takdir

    “Kakak yakin ingin pindah ke sini?” tanya Attar sembari menatap bangunan menjulang di hadapannya. “Iya. Kurasa sekarang sudah waktunya,” jawab Naomi yang spontan turut melirik rumah megah di depannya. Sejak terakhir kali menginjakkan kaki di sini, Naomi belum pernah datang lagi. Baru kali ini dirinya memberanikan diri untuk kembali datang. Setelah berbulan-bulan memilih mengasingkan diri dan berpikir tak akan pernah kembali sampai kapan pun. “Kuharap ini keputusan terbaik. Katakan kalau dia menyakitimu. Aku tidak akan segan-segan memukul wajahnya. Lagi. Atau Kakak bisa melakukan itu sendiri,” balas Attar sembari berkelakar. Naomi berdecak pelan. Niatnya datang kemari bukan untuk mencari masalah. Namun, untuk menyelesaikan salah satu masalah besar yang dihadapinya. Lebih tepatnya berdamai dengan hatinya setelah sekian lama dibuat bingung dengan keputusannya sendiri.Naomi ingat Attar bercerita kalau pemuda itu pernah memukul Alister. Itu terjadi setelah Alister menjelaskan kenapa d

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Mengubur Dendam

    “Ibu tirimu mengatakan ayahmu sakit sejak seminggu lalu. Dia berusaha menghubungimu dan adikmu, tapi tidak bisa,” ucap Alister yang sedang menyetir. Naomi spontan merogoh tasnya dan mengambil ponselnya. Ia mencari nomor telepon ibu tirinya yang sengaja dirinya blokir sejak lama. Ibu tirinya itu pernah menghubunginya di awal-awal ayahnya masuk penjara. Tentunya ingin meminta tolong agar Naomi membantu mengeluarkan sang ayah dari penjara. Oleh karena itu, Naomi memilih memblokir kontak ibu tirinya. Sebab, bagaimana pun caranya, Naomi tak mungkin membantu membebaskan ayahnya. Attar pun melakukan hal yang sama. Bukannya ingin memutuskan hubungan, mereka hanya muak dengan gangguan itu. Mendengar ayahnya sakit membuat kekhawatiran Naomi pada sang ayah mencuat tanpa bisa dicegah. Walaupun ia juga tidak tahu sakit apa yang ayahnya derita. Barusan, Naomi juga sudah menghubungi adiknya mengatakan tentang kondisi ayah mereka. “Kamu tenang dulu. Ayahmu pasti baik-baik saja,” tutur Alister sem

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Mengunjungi Suami

    Naomi menyadari jika Alister berada di restoran yang dipenuhi hidangan mewah. Apa pun yang lelaki itu inginkan pasti ada di sana. Akan tetapi, tiba-tiba saja dirinya terdorong untuk membuat dan mengantarkan makanan pada lelaki itu. Sekarang Naomi sudah dalam perjalanan menuju ke salah satu restoran Alister, di mana lelaki itu berada. Ia pun datang tanpa mengatakan apa pun pada Alister. Mereka hanya sempat bertukar pesan sebelumnya hingga Naomi mengetahui di mana lelaki itu berada. Naomi pun tidak tahu suaminya itu sudah makan atau belum. Atau mungkin saja sudah berpindah ke restoran lain. Sebab, biasanya pun sering seperti itu. Ia melakukan ini sebagai bentuk terima kasihnya atas tutor bisnis dadakan yang lelaki itu lakukan belakangan ini. “Tuan Alister ada di ruangannya?” tanya Naomi pada salah seorang karyawan Alister yang sedang membuang sampah di luar restoran. “Eh, Nyonya? Tuan ada di ruangannya. Mau saya antar?” tawar sang pelayan dengan senyum ramah. Naomi langsung menggel

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Hadiah Timbal Balik

    Naomi tahu Alister adalah perayu ulung. Lelaki itu berpengalaman melakukan negosiasi dengan puluhan, bahkan ratusan orang selama ini. Jelas saja, Alister memiliki banyak cara untuk membuat orang yang tadinya enggan menjadi setuju. Seperti itu juga yang dirasakan oleh Naomi. Tadinya, wanita itu bersikeras menolak keinginan Alister untuk mengelola restoran baru lelaki itu. Namun, dalam waktu singkat, Alister berhasil mengubah keputusannya. Naomi baru menyadari itu setelah dirinya memutuskan sesuatu yang berbanding terbalik dengan keinginan hatinya. Akhirnya, Naomi benar-benar mengelola restoran tersebut seperti yang lelaki itu inginkan. Setelah di pikir-pikir lagi, tawaran Alister tidak membuatnya rugi sama sekali. Malahan, dirinya bisa mendapat banyak ilmu dan pengalaman baru yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. “Bagian mana lagi yang belum kamu pahami?” tanya Alister membuyarkan lamunan Naomi. Naomi tersentak pelan dan langsung menunjuk satu bagian yang belum dirinya mengerti

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Kamu Tinggal Membuktikannya

    “Kenapa Tuan mengajakku ke sini lagi?” tanya Naomi sembari menatap restoran mewah yang beberapa hari lalu ia kunjungi bersama Alister beberapa hari lalu. Bedanya, sekarang restoran tersebut telah beroperasi. Meskipun grand openingnya baru beberapa hari lalu, restoran ini sudah cukup ramai. Pengunjungnya pun terlihat berkelas dan bukan orang sembarangan. Naomi masih mengamati semuanya dari balik dinding kaca transparan yang mengelilingi restoran ini. Nama besar yang sudah Alister miliki membuat lelaki itu tak perlu terlalu mengeluarkan biaya untuk promosi. Bahkan, sepertinya tanpa promosi pun restoran ini tetap dapat beroperasi dengan baik. Bahkan, lelaki itu juga berhasil membuat restoran yang nyaris bangkrut kembali berjalan sebagaimana mestinya. Alkanna. Itulah nama restoran mewah ini. Alister mengatakan jika nama tersebut diambil dari gabungan namanya, nama putranya, dan Naomi. Alister, Ariana, dan Naomi. Entah itu benar atau tidak. Naomi pun tidak mempercayainya. Bahkan, masih

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Kamu Benar-Benar Menginginkannya?

    “Kamu pasti menerobos masuk tanpa izin!” tuduh Raga dengan sorot sinis. Dari semua sepupu Alister, hanya Raga yang berani menantang dan mengganggu Alister secara terang-terangan. Sedangkan sisanya tidak ada yang berani mendebat lelaki itu sama sekali. Bahkan, mereka cenderung menjauhi Alister jika tidak ada keperluan mendesak. Mereka akan berubah menjadi penjilat ulung jika membutuhkan bantuan Alister. Meskipun walau sudah berusaha keras, terkadang Alister mengabaikan permintaan mereka. Hanya Raga yang tak pernah melakukan itu karena merasa bisa mengatasi masalahnya sendiri. Sejak kecil mereka seolah bermusuhan dan bersaing untuk menjadi yang terbaik. Mungkin, lebih tepatnya hanya Raga yang melakukan itu. Sedangkan Alister tidak peduli dengan siapa pun, kecuali yang dianggapnya penting. Dan bersaing dengan Raga bukan salah satunya. “Jangan berisik! Istri dan anakku sedang tidur! Apa yang kamu inginkan? Pergi! Kami tidak menerima tamu!” Alister kembali melontarkan pengusiran pada R

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status