Home / Rumah Tangga / Istri Kesayangan Om Duda / Bab 2 : Ciuman Pertama

Share

Bab 2 : Ciuman Pertama

Author: DinDin
last update Last Updated: 2025-03-09 09:04:35

“Selamat datang tuan… .” Sambut pelayan.

Dani membalas dengan anggukan kecil, lalu pelayan membantu membawakan tas, begitu tiba ia mencari sosok isterinya, berjalan menuju kamar dengan banyak pikiran mengenai Shanne.

Knock knock knock

Tidak ada jawaban, Dani kemudian memanggil pelayan di bawah menanyakan tentang Shanne.

“Maaf tuan, sepertinya nona Shanne sedang tidur.”

“Apa dia sudah makan?.” Tanya Dani, ia memandang pintu kamar yang terkunci.

“Belum Tuan, nona hanya makan dua keping biskuit.”

Mendengar penjelasan pelayan, Dani berinisiatif membawakan makanan, dia secara khusus pulang lebih cepat hari ini untuk memastikan keadaan Shanne di rumah.

Para pelayan juga merasa heran, majikannya tidak pernah melakukan hal ini bahkan pada mantan istrinya dahulu. Dani orang sibuk yang menghabiskan banyak waktunya untuk mengurus perusahaan.

Sedangkan di dalam kamar, Shanne sedang bersiap untuk melarikan diri, dengan menggenggam benda tumpul di tangannya ia berniat akan memukul Dani memberi pelajaran agar Dani melepaskan dirinya.

“Setelah aku bebas, aku akan membawa Domenic Si Algojo untuk pria brengsek itu.” Gumam Shanne, setengah tersenyum.

Dani menerobos masuk dengan kunci cadangan, Shanne langsung pura pura tidur di ranjangnya, tubuhnya sengaja terbalut rapat selimut, begitu tangan Om Duda mencoba menyentuh tubuhnya pukulan kuat dari benda tumpul yang ia sembunyikan melayang.

“Arrrgh… sakit! .” Kata Dani meringis kesakitan, pukulan itu mengenai kepalanya.

Belum sempat menghindar Dani sudah mendapatkan pukulan untuk kedua kalinya, membuat pelayan berlari menenangkan Shanne.

“Nona tolong hentikan, benda itu sangat berbahaya!” Pelayan coba melerai.

“Cih!,Kenapa kamu memihak majikan tidak waras seperti dia?!”

Pelayan hanya bisa diam dan mundur beberapa langkah ke belakang, ketika Shanne mengeluarkan pisau buah yang dia ambil diam diam di dapur.

Dani terduduk kesakitan diabaikan oleh Shanne, dia menganggap bahwa Dani pria lemah dan membelakangi dirinya untuk memberi pelajaran juga pada para pelayan, mengancam untuk membuatnya mematuhi perintah Shanne.

Tidak disangka Dani sudah memeluk Shanne dari belakang, mendekapnya sambil mencubit hidung Shanne dengan kuat.

Shanne salah besar, Dani yang dipukul keras olehnya kini tertawa menghadapi ancaman Shanne.

“Gadis nakal, menggemaskan sekali memukuli orang.”

***

Sedangkan di kediaman keluarga Shanne, ibu sambungnya, Dewie kegirangan menghitung tumpukan uang di meja.

"Ini bahkan cukup untuk membeli rumah, mobil, perhiasan baru tiga kali lipat lebih besar, Pa!"

Wanita dengan anting mutiara tersebut seperti orang kesetanan dengan tumpukan uang tersebut, namun pria didepan hanya fokus menghisap cerutu.

"Pa, tidak di sangka Sun Shanne masih hidup,tapi bagaimana bisa?." Kata Dewie.

Pria tersebut mendekat pada tumpukan uang di meja mengambil segenggam menghamburkannya pada wajah sang istri.

"Siapa perduli" Sahutnya.

"Benar juga, apa peduli kita gadis itu hanya sampah" Ucap Dewi, dia tersenyum puas.

Mereka berdua juga bergairah di sana, menghabiskan waktu panas tanpa memikirkan nasib Shanne, gadis cantik yang terjebak pernikahan yang tidak dia inginkan.

Pada awalnya mereka berdua terkejut ketika didatangi pria misterius yang memberikan foto seorang gadis, mereka sama sekali tidak mengenali wajah Shane yang kini sudah tumbuh menjadi wanita 20 tahun.

Bomo sang ayah bahkan hendak mengusir pria misterius tersebut, tapi ketika menyebutkan sebuah nama perusahaan yang familiar di telinganya Bomo laki laki 50 tahun langsung berubah, ia mempersilahkan orang kepercayaan Dani untuk masuk dan berbincang, yaitu Detektif Louis.

***

Kembali pada Shanne kini ia di ikat di atas ranjang, rencana kaburnya kali ini juga tidak berhasil.

"Kalian keluar... ." Perintah Dani pada para pelayan.

Kini Shanne berhadapan dengan Dani di dalam kamar, setelah pelayan keluar mereka hanya berdua membuat Shanne ketakutan akan dilecehkan oleh pria aneh di depannya.

"Jangan mendekat aku mohon... aku mohon... " Pinta Shanne sambil meronta, "aku akan membayar mu tapi tolong jangan sakiti aku."

Dani sengaja berakting dia seolah akan menjarah tubuh Shanne, dia sengaja membuka satu kancing baju Shanne membuatnya berteriak memohon ampun. Gadis itu ketakutan meski ia terbiasa melihat aktivitas seksual di lingkungan tempat ia tumbuh.

"TIDAK!"

"Kemarilah gadis nakal, aku akan memperlakukannya dengan lembut!" goda Dani.

Wajah Dani mendekat ia hendak mencium bibir merah Cherry Shanne. ia menggelengkan kepala sambil memejamkan mata agar Dani tidak bisa meraihnya.

Tapi bukan bibir Dani yang mendarat melainkan lagi lagi cubitan di hidung.

"Pikiranmu jorok juga," ucapnya.

"Apa maksudmu, aku tidak sedang memikirkan adegan seks!" balas Shanne, wajahnya memerah.

"Kenapa kamu memejamkan mata?, sungguh menunggu aku melumat bibirmu kan?."

Shanne terdiam, memang itu yang dipikirkan dirinya. Dia sering menyaksikan pasangan sejoli yang bercumbu, wanita kebanyakan akan memejamkan matanya, seolah menikmati.

"Kamu harus makan atau aku benar benar akan melakukan "hal" itu." Tunjuk Dani ke arah bibir Shanne.

Terdesak akhirnya ia menurut, Dani telaten menyuapinya sampai selesai. Dani juga mengatakan bahwa nanti malam akan mengajak Shanne menikmati hidangan restoran bintang lima yang ia sewa khusus untuk mereka.

"Aku menolak!" Cletuk Shanne.

"Tapi aku memaksa..." ucap Dani wajahnya kembali mendekat pada wajah Shanne.

"Aaa.. b.baiklah, aku menurut, tolong jauhkan wajahmu tuan aneh..."

"Baiklah.."

Dani dengan wajah senang kemudian berdiri, ia melepas ikatan Shanne tapi juga mengecup bibirnya.

Shanne mematung, tidak ada yang pernah menciumnya selama ini, tapi Dani dengan santai merebut ciuman pertama darinya.

"Istirahatlah, satu jam lagi aku akan menemui mu." Ucap Dani, melangkah pergi.

Benar benar pria aneh yang menjebak pikiran Shanne kemana mana.

Setelah Dani pergi Shanne menghabiskan waktunya di balkon, ia menikmati angin sepoi sepoi di sana sambil terus memikirkan cara untuk kabur. Dia berdoa agar sahabatnya datang membantunya, sampai tidak terasa ia mulai mengantuk dan tertidur.

Beberapa saat kemudian...

"Nona Shanne, bangun, penata rias sudah datang," kata dua pelayan.

Shanne yang masih setengah tersadar belum mencerna apa yang di maksud oleh para pelayan. Ia hanya menyadari langit sudah memasuki waktu sore.

"Whoamm..." Shanne menguap.

"Nona, ayo, semua sudah menunggu." Kata pelayan kembali.

"Menunggu?, maksudnya?," Shanne kebingungan.

Masih dalam bingung tubuhnya di pandu ke sebuah ruangan, di sana terdapat prempuan yang begitu modis, menyambut dengan senyum.

"Dia adalah penata rias, khusus untuk untuk acara dinner nanti malam dengan tuan." Jelas kepala pelayan.

"Hah?, apa semua ini perlu!," Protes Shanne.

Tapi kepala pelayan tidak ingin buang buang waktu dia ingin bekerja dengan baik, membantu penata rias melakukan mahakarya meski tubuh Shanne sulit dikendalikan.

Dua jam kemudian...

"Baiklah selesai!." Ucap penata rias, ia sampai mengelap keningnya yang penuh dengan keringat.

Di tangan penata rias tersebut, Shanne di sulap begitu cantik, meski ia tidak terlalu nyaman dengan semua ini, tapi dalam hati ia memuji keterampilan penata rias tersebut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 3 : Dinner

    Dengan tidak percaya diri Shanne berjalan sendiri setelah kepala pelayan memapah langkahnya separuh jalan. Pakaian merah maroon yang ia kenakan sedikit memiliki ekor, serta sepatu hak tinggi yang ikut melengkapi menambah kesan anggun padanya. Dia mendadak terdiam, melihat area kebun disulap menjadi tempat dinner luar biasa, meja putih dengan hiasan mawar di atasnya menambah rona romansa. Latar tempat juga dihias dengan banyak bunga dan lampu kecil. Dani sengaja mempersiapkan ini atas saran dari orang kepercayaannya, agar bisa merebut hati Shanne. Masih perlu sepuluh langkah lagi untuk membuatnya benar benar hadir dinner malam itu. Tapi Shanne juga mencari celah, bagaimana ia akan kabur malam ini. Melihat Shanne yang terdiam mematung, Dani segera menghampiri menyerahkan tangannya untuk meraih tangan lembut Shanne. "Kamu sangat cantik malam ini,” puji Dani, ia melempar senyum bahagia. Shanne tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkan Dani, dalam otaknya berisi kata lari.

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 4 : Money

    Laki laki dengan tubuh penuh tato sedang merayu gadis muda, ia mengajak gadis itu untuk pergi makan malam bersama, tapi sejurus kemudian gadis itu sudah tertembak oleh satu peluru kemudian jatuh menghantam lantai sebuah pisau juga jatuh dari genggaman gadis muda tersebut. “Ganu!?, apa yang kau lakukan?.” Tanya laki laki bertato kebingungan. “Domenic, kamu sangat polos, gadis itu hendak membunuhmu.” Jelas Ganu. “Kami baru saja akan berciuman, tapi kau… ah sudah lupakan!” Laki laki bertato tersebut bernama Domenic, ia gangster yang ditakuti saat ini, selain kekuatan fisik yang ia miliki, ia juga dianugerahi pesona yang memikat. “Kesepian membuat kamu menjadi bodoh, apa yang akan Shanne katakan jika melihat semua ini,” ucapnya sembari mengantongi pistolnya kembali. “Dia pasti akan memukulku.” Jawab Domenic sedikit mengangguk. Ganu laki laki berwajah adem tersebut adalah tangan kanan Domenic dia memiliki kepribadian lemah lembut tapi tegas, selalu membawa pistol antik yang i

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 5 : Everything

    Lotus, karyawan baru mendapat sanjungan ketika berhasil menjual koleksi Xollo termahal musim ini di hari pertama bekerja oleh rekan kerjanya. Zen Fei sang pemilik yang kebetulan berada di sana kemudian menghampiri karyawan tersebut, dia dengan senyum mengucapkan selamat dan menambah bonus untuknya. Dia juga penasaran siapa yang membeli, namun saat karyawan tersebut menunjukkan atas nama Dani Alves raut wajahnya menjadi heran, itu adalah nama kawan lamanya. Bagaimana dia bisa membeli pakaian perempuan, jelas itu bukan ukuran wanita yang pernah ia temui. *** Beranjak dari Xollo, Shanne kembali memasuki sebuah toko yang menjual kebutuhan wanita mulai dari make up dan perawatan kecantikan, Dani mengajak masuk tapi Shanne sempat menolak, dia tidak terlalu pandai memakai prodak kecantikan, tapi karena teringat ia ingin menguras kantong Dani sebagai pelajaran mendadak bersemangat. "Ini bagian dari hidup seorang wanita, kamu harus membeli sesuatu dari sini," kata Dani. "Baiklah," jaw

    Last Updated : 2025-03-10
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 6 : Perhatian Suami Duda

    Shanne tidak bisa tidur meski hari sudah larut, dia pergi ke lantai bawah untuk mengambil sesuatu untuk dimakan. Ini pertama kalinya Shanne mengendap endap pergi ke dapur di malam hari. Dia mengira semua orang sudah tidur, sehingga dia dengan bebas mengambil cemilan dan sebotol wine. Saat kembali ke kamar, Shanne sepintas masih mendengar aktivitas di salah satu ruangan. Dia berpikir sejenak tapi tidak menemukan jawaban, dengan cuek dia pergi ke kamar tapi langkah ceroboh membuatnya tersungkur. Crang Gelas yang dibawa Shanne pecah, tapi sebotol wine yang ia bawa masih selamat. “Aw… sakit sekali.” Shanne meringis kesakitan. Dengan sedikit merangkak Shanne menepi, pantulan gelas jatuh sedikit mengenai lengannya. Lututnya juga terasa mati rasa menghantam lantai. Suara gaduh membuat Dani di ruang kerjanya langsung berlari memastikan apa yang terjadi, dia menyalakan lampu melihat Shanne terduduk kesakitan. "Shanne!?, apa yang terjadi?," tanya Dani. Dani dengan khawatir membop

    Last Updated : 2025-03-28
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 7 : Cucu Keluarga Alves

    Dokter memeriksa tubuh Shanne, dia sedikit mengangguk kemudian melihat ke arah Dani. "Dia demam tinggi, tapi yang paling serius adalah dia dehidrasi parah dan itu sangat berbahaya." Jelas Dokter. Dokter memberikan resep obat, menyarankan agar Shanne makan makanan bergizi dan minum air putih lebih banyak. "Jangan khawatir dalam tiga hari dia akan sembuh, untuk luka memar kalian hanya perlu mengompres dengan air es." Imbuh sang dokter. Kemudian kepala pelayan mengantar dokter tersebut sampai depan pintu rumah sambil mengucapkan terimakasih. Dokter paruh baya itu adalah dokter pribadi keluarga Alves, mereka memiliki dokter pribadi sebagai salah satu hal wajib untuk menunjang kesehatan. Di dalam kamar Shanne terbaring sedang dirawat oleh para pelayan yang membantu mengganti pakaian Shanne terlebih dahulu, sedangkan Dani ia sibuk mengatakan pada menejer dan para karyawan di ponsel untuk menunda rencana proyek pembangunan sampai minggu depan dengan alasan kesehatan, padahal ia i

    Last Updated : 2025-03-29
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 8 : Bertemu Ibu Mertua

    Dalam lelap tidur Shanne bertemu almarhum ibunya, dia sangat merindukan sosok itu hingga berlari secepat mungkin sambil terus memanggil. "Ibuu... Ibu...." Dani yang tidur di sebelah Shanne mencoba memeluk gadis yang terus mengigau sesekali mencoba membangunkan dengan lembut. "Shanne, bangunlah... Shanne... Shanne!" "Ibu... " Dani kemudian mengguncang tubuh Shanne sedikit kuat barulah ia sadar bahwa pertemuan dengan ibunya tidak nyata membuat matanya berkaca-kaca. "Tenanglah..," Dani memeluk penuh perhatian. Pelukan Dani hangat, Shanne tidak menyangka sebuah pelukan bisa melepaskan sesuatu yang bersembunyi di hatinya, membuatnya lega. "Minumlah... ini efek demam, seseorang akan mengalami mimpi yang dramatis." Kata Dani. Shanne kemudian minum wajahnya sedikit berpaling dari Dani dan mengucapkan terimakasih. "Ingat! Kali ini aku berterimakasih, tapi bukan berati aku sudah memaafkan mu!" Kata Shanne. Dani menahan tawa, dia hanya memberi kecupan pada Shanne yang malu

    Last Updated : 2025-03-30
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 9 : Jadi Sandra Papa Mertua

    Di kediaman Dani Alves, Sun Shanne dia baru saja keluar dari kamar, pelayan memberi tahu ada tamu untuknya dan menambahkan agar segera menemuinya, wanita berdarah eropa itu bertanya tamu siapa tapi pelayan tidak menjawab. “Anda harus menemuinya sendiri.” Kata pelayan. Dilanda rasa penasaran dia kemudian mengikuti arahan dari pelayan tersebut, dia menduga bahwa tamu yang pelayan maksud mungkin dia adalah anggota keluarga Alves yang lain secara Nyonya Stevia telah menemuinya. Kebetulan Dani tidak ada dirumah dia kembali bekerja di perusahaan juga memberi tahu akan pulang sedikit terlambat. Pelayan menuntun ke paviliun, seperti Nyonya Stevia di sana juga sudah disediakan teh tapi Sun Shanne tidak mendapati sosok siapapun, kemudian melihat sekitar mencari siapa yang dipanggil tamu oleh pelayan, kemudian datang laki laki gondrong dengan jas hitam pekat membawa dua anak buah dari sisinya. Laki laki itu melempar tatapan intimidasi terhadap Sun Shanne, tanpa perkenalan lewat mulut

    Last Updated : 2025-04-01
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 10 : Situasi Rumit

    Di pinggir jalan Domenic, pria penuh tato menemui kenalan guna mencari informasi keberadaan Sun Shanne, bersama Ganu juga Renra. "Sun, aku tidak melihatnya melewati jalan ini." Ucap wanita muda tersebut. "Dom, ini kota besar mencari satu orang akan sangat sulit." Imbuh wanita lebih tua di sebelahnya. Pagi tadi mereka baru bergerak bahwa ada sesuatu yang tidak beres mengingat Sun Shanne telah pergi begitu lama, saat Renra mengunjungi apartemennya ia tidak menemui apapun selain ponsel kehabisan daya milik Sun Shanne, ia memberikan ponsel Sun Shanne pada Ganu untuk melacak informasi keberadaan Sun Shanne tapi tidak memiliki apapun sebagai petunjuk. "Bagaimana ini, tidak ada apapun yang mencurigakan." Kata Ganu, dia berbalik dari kursi kerjanya di depan komputer. "Apa mungkin dia memiliki kekasih." Sahut Domenic. Renra mendengus, dia mengarahkan lemparan jeruk ke wajah Domenic. "Aw-," "Lagipula pria seperti apa yang membuat Sun Shanne meninggalkan ponselnya dan kita begit

    Last Updated : 2025-04-02

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 30 : Cake

    Hari mulai menjelang sore, Sun Shanne terlihat marah-marah berbicara dengan seseorang di ponselnya. Dani terbangun dari sofa setelah tidak sengaja tertidur. Dia mendapati suara Shanne dari salah satu ruangan, berdiri sedikit menguping. Tidak lama Shanne keluar dari ruangan tersebut dan merasa lebih kesal lagi ketika dia mendapati wajah Dani. "Sedang apa?! menguping pembicaraan orang lain itu tidak baik." "Jangan menuduh begitu... aku mencari istriku karena lapar." Balas Dani lembut, kemudian memasang wajah memelas. Shanne memangku kedua tangannya, "Huh.. kamu pikir aku sangat menganggur sampai kamu seenaknya menyuruh." Shanne menyindir tapi ia juga berjalan ke arah dapur yang terletak di lantai bawah. "Yap.. jika dia turun pasti dia memasak." Gumam Dani, sumringah, segera menyusul tubuh Shanne menuruni tangga. Mereka berdua berada di dapur, Shanne tidak mendapati apapun yang bisa ia masak. Karena ia sendiri juga baru saja kembali menempati apartemen tersebut, dia hanya bis

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 29 : Perlahan

    Matahari terik, Renra masih mengendarai mobilnya membawa tubuh Sun Shanne jalan-jalan. "Dani memang malang.." ucap Renra. "Aku sependapat denganmu, dia tidak memiliki catatan kriminal apapun dalam bisnisnya, berbeda dengan Nathan Alves apalagi kedua orang tuanya." Balas Sun Shanne. "Jika dia pria biasa, apa kamu mencintainya?." Tanya Renra. Sun Shanne menoleh ke arah Renra, menaikkan dua bahunya secara bersamaan. "Entahlah..." Tidak di sangka jawaban Sun Shanne membuat Renra putar arah dari jalan yang sedang ia lalui. "Kenapa berubah pikiran?." Tanya Shanne, dia melihat wajah Renra sedikit serius kali ini "Duduk dan nikmati saja perjalanannya..." "Ren, kamu selalu membuatku penasaran?." Balas Sun Shanne, dia meraih ponselnya, "astaga Dani..." gumamnya lirih. Renra menoleh, "dia sudah menghubungimu?" tanya Renra, "Apa yang dia katakan, kemana kita harus menemuinya." "Stop..stop..., aku bilang stop!" teriak Sun Shanne, dia mengarahkan senjata pada kepala Renra, "

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 28 : Tawaran Menarik

    "Sebagai gantinya aku akan bekerjasama dengan kalian." Kata kata itu keluar dari mulut Nyonya Stevia ketika Sun Shanne sudah melewati tubuhnya agak jauh. Tidak di sangka ucapan itu membuat gadis yang menanggapinya dengan malas tersenyum, "baiklah kalau begitu... selamat datang di The Rude." Balas Sun Shanne, dia masuk ke mobil milik Detektif Louis, membuat keduanya bingung. "Apa itu artinya dia setuju untuk membantu anda, maksudku Dani?, apa Nyonya yakin?." Kata Detektif Louis, dia masih meragukan Shanne. "Entah, tapi gadis itu baru saja menyambut kita." Nyonya Stevia menjawab kemudian menyusul memasuki mobil tersebut. Namun ketika Detektif belum meraih pintu mobil, Sun Shanne sudah menginjak gas lebih dulu. "What!.. apa maksudnya?!" Detektif Louis bingung juga pasrah, dia mematung untuk sesaat. Meraih ponselnya menelfon layanan taksi online untuk kembali ke kantor. *** Di dalam mobil Sun Shanne tidak mengatakan apapun, dia berencana membawa Nyonya Stevia ke Bar milik The

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 27 : Permohonan Nyonya Stevia

    Sun Shanne telah memutuskan untuk kembali ke apartemen miliknya dengan lingkungan yang lebih tenang, meninggalkan kawasan The Rude. Di dalam apartemen miliknya yang tetap terjaga bersih nan rapi karena Domenic selalu menyuruh seseorang membersihkannya selama tak berpenghuni. Sun Shanne duduk di tepi ranjang, memegang keningnya yang tidak pusing, ada sesuatu yang melintas dalam pikirannya bagaimana keadaanmu Dani. "Semoga kamu baik-baik saja..." Gumam lirih Sun Shanne, terlepas dari Dani yang menimbulkan masalah tapi dia pria yang baik, hanya saja malang karena terlahir dari keluarga Alves. Ponselnya bergetar dia melihat sebuah pesan dari nomor yang tidak ia kenali, sambil merebahkan tubuhnya dia membaca isi pesan tersebut, yang ternyata dari sekertaris pribadi Nyonya Stevia. Dia mengabaikan, tidak ingin ikut campur apapun dari keluarga Alves, terlebih tragedi di masa lalu tidak bisa dimaafkan. Sun Shanne memilih untuk mandi, menyegarkan tubuh dan pikirannya daripada menanggapi

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 26 : Menyadari Akan Sesuatu

    Dalam perjalanan di mobil, Shanne bersandar pada jok mobil dengan napas terengah engah. Domenic menginjak rem mobil memberi kode agar Ganu menggantikannya menyetir. Darah segar mulai keluar dari lubang hidung Shanne, pandangan juga berlahan kabur meski ia masih samar mendengar arahan dari Domenic untuk membuka mulut. Ini adalah efek samping racun yang ia gunakan untuk melumpuhkan para bawahan Aleksander Alves. "Shanne, kamu harus mempertahankan kesadaran mu!"Kata Renta sibuk merobek baju untuk membungkus pergelangan tangan kanannya yang terluka. Situasi chaos ini tidak diketahui oleh Aleksander Alves, sehingga mereka mulai tidak meremehkan The Rude. Mereka menganggap mereka telah menjadi ancaman. Shanne pada akhirnya jatuh pingsan, kepalanya jatuh pada dada bidang Domenic. *** Shanne merasakan sesuatu menyentuh pipinya dengan lembut, pikirannya telah sadar ia kemudian memacu tubuhnya membuka mata meski rasanya berat. "Lihat, Sun dia mulai bangun!" Suara itu terasa meny

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 25 : Gun

    Sun Shanne tiba di persimpangan jalan, tinggal beberapa langkah lagi memasuki kawasan Panti Asuhan. Begitu masuk gerbang disuguhkan pemandangan warna bunga yang beradu berjajar rapi dari pot yang dilukis sedemikian rupa dengan indah, menangkap paling pertama senyum Shanne. Dengan langkah pelan Shanne berjalan masuk gedung mengintip ruangan luas tertata nan bersih di sela banyak tawa anak anak riuh, dia tidak mengeluarkan suara masih menikmati melihat mereka berkegiatan. Salah satu anak menyadari hadirnya Sun Shanne, dia langsung berlari membuat teman teman dan pengasuh bingung. Setelah mereka mengikuti arah bocah tersebut, senyum mereka mekar mendapati wanita muda yang dipeluk bocah laki laki tersebut adalah Sun Shanne. "Kakak Sun!" Anak anak lain mulai berlari menghampirinya langsung memeluk penuh perasaan rindu. Sasa dan Maria, sang pengasuh haru melihat pemandangan tersebut, mereka lega Sun Shanne baik baik saja setelah terselip kabar bahwa ia menghilang. Sungguh kehadiran

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 24 : Lentera

    Keesokan harinya...Dalam kamar Sun Shanne terbangun, menggeser kakinya untuk mengapung dibibir ranjang. Tubuhnya masih terasa sedikit berat ia lalu mengingat telah makan malam bersama dan bersulang bersama Renra. Dengan langkah malas setelah sepuluh menit duduk, ia akhirnya berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Shanne bangun paling terlambat, semuanya sudah berkumpul untuk sarapan pagi. Tapi Shanne dengan wajah kusut turun dari lift, matanya mencari cari sosok sang duda sebelum ia mengambil posisi duduk di meja makan. Domenic datang tepat di belakang Shanne, dia menepuk pundak sahabatnya dengan lembut," kamu pasti mencari Dani, dia sudah pergi pagi buta." Rasa penasaran Sun akhirnya terjawab membuatnya merasa lega, tidak heran sosok Dani yang sibuk sudah pasti dia pulang lebih dulu. Tapi, yang tidak di ketahui oleh dirinya Dani berada di tangan Domenic sepenuhnya, dia di suatu tempat yang tidak akan pernah Sun sadari, di sembunyikan sebagai sandra untuk Alaxsander

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 23 : Makan Malam Bersama The Rude

    Renra mencubit Ganu, "kamu mau mengatai aku seekor lembu kan!" Ganu mengelak, dia menurunkan tubuh Renra lalu menggelengkan kepala, "tidak, maksudku... lemah lembut." "Huh, alasan." Timpa Renra. Dani duduk sambil membandingkan pertemuan pertama kali dengan sosok Renra dengan yang kali ini ia lihat, dimana sosok itu seperti tidak memiliki hati nurani juga bermata bengis, tapi disini Dani melihat dia seperti gadis yang bermanja pada sang kakak. Sedangkan Ganu, pria berkacamata itu menarik rasa penasaran Dani, ini pertama kalinya bertemu. Ganu menoleh kemudian terkejut dengan sosok yang duduk bersebrangan dengan Domenic. Sedangkan Sun Shanne yang masih memperhatikan hujan tidak merespon Ganu yang terkejut. "Apa ini sungguhan?." Kata Ganu, dia melempar tatapan kepada Shanne yang cuek. "Bukannya aku sudah memberi tahumu?dia bahkan baru saja bertaruh di kursi Pion." Sahut Renra. "Aku pikir kau bercanda." Ganu terkejut, " Aw... lihat.. aku seharian belum makan apapun." imbuh Gan

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 22 : Suatu Ketika

    "Katakan padaku, di mana pria pemilik jam tangan ini?" Tanya Sun Shanne, dia mengelap air mata gadis bernama Sofia dengan ujung jarinya. Sofia gadis kecil berusia 9 tahun itu menggelengkan kepala, dia tidak tahu kemana Vlad dan kawan kawan membawanya. "Kalo begitu pergilah pulang, dan jangan pernah melakukan hal ini lagi, atau aku tidak pernah lagi mau menemui mu!" Ancam Shanne. Sofia mengangguk, dia tampak seperti gadis kecil penurut, "Vlad mengatakan jika aku punya hadiah mewah, Kak Sun akan kembali." tutur Sofia dengan nada penuh penyesalan. "Baiklah, aku maafkan, lain kali jangan terperdaya ucapan orang lain" Tatap Shanne menegaskan. Gadis itu mengangguk pelan, dia langsung berlari menuju arah pulang, meninggalkan Sun Shanne sendirian.*** Beberapa detik kemudian ponselnya berbunyi memberi sebuah pesan dari Renra. Dia menanyakan keberadaan Dani pada Shanne untuk memastikan orang yang duduk di meja para kupu kupu bukan Dani Alves. Seharusnya pria seperti Dani tidak ak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status