Home / Rumah Tangga / Istri Kesayangan Om Duda / Bab 6 : Perhatian Suami Duda

Share

Bab 6 : Perhatian Suami Duda

Author: DinDin
last update Last Updated: 2025-03-28 16:11:52

Shanne tidak bisa tidur meski hari sudah larut, dia pergi ke lantai bawah untuk mengambil sesuatu untuk dimakan. Ini pertama kalinya Shanne mengendap endap pergi ke dapur di malam hari. Dia mengira semua orang sudah tidur, sehingga dia dengan bebas mengambil cemilan dan sebotol wine.

Saat kembali ke kamar, Shanne sepintas masih mendengar aktivitas di salah satu ruangan. Dia berpikir sejenak tapi tidak menemukan jawaban, dengan cuek dia pergi ke kamar tapi langkah ceroboh membuatnya tersungkur.

Crang

Gelas yang dibawa Shanne pecah, tapi sebotol wine yang ia bawa masih selamat.

“Aw… sakit sekali.” Shanne meringis kesakitan.

Dengan sedikit merangkak Shanne menepi, pantulan gelas jatuh sedikit mengenai lengannya. Lututnya juga terasa mati rasa menghantam lantai.

Suara gaduh membuat Dani di ruang kerjanya langsung berlari memastikan apa yang terjadi, dia menyalakan lampu melihat Shanne terduduk kesakitan.

"Shanne!?, apa yang terjadi?," tanya Dani.

Dani dengan khawatir membopong tubuh hangat Shanne membuatnya duduk di kursi menjaga aman dari serpihan gelas yang berserakan.

"Perlihatkan lenganmu!" Printah Dani.

Shanne tidak mau, dia mengatakan bahwa dia baik baik saja hanya tidak sengaja menjatuhkan gelas saja.

"Aku akan membersihkan kekacauan, maafkan aku," Shanne memohon.

"Jangan pikirkan soal gelas, dia tidak merasakan sakit meskipun tubuhnya remuk." Kata Dani, dia menarik lembut memeriksa lengan Shanne.

"Ada serpihan gelas, tunggu aku akan mengambil kotak obat." Kata Dani.

Shanne yang mendengar hanya tertawa terbahak bahak, Dani terdengar berlebihan mengatakan kotak obat untuk luka yang tidak seberapa.

"Hey, jangan membuatku tertawa tuan aneh!" ledek Shanne.

Dani hanya menghela nafas, dia melepaskan kacamatanya tetap berjalan mengambil kotak obat, beberapa saat juga scurity datang dia melihat kondisi lampu rumah menyala ketika hari sudah sangat larut.

"Nona, ada apa dengan lenganmu?." Tanya scurity penasaran.

"Jangan pura pura khawatir, kamu pernah akan memukulku kenapa sekarang perhatian!?" protes Shanne.

"Itu karena anda mencoba kabur, anda yang lebih dulu memukul saya." Balas scurity dengan nada membela.

Pelayan yang seharusnya beristirahat menjadi terbangun, mereka membersihkan serpihan gelas serta cemilan kesukaan Shanne yang berhamburan.

"Aww.. apa kamu mengoleskan garam pada luka gores ini, perih sekali!" omel Shanne, menarik lengannya.

"Kamu bisa diam tidak, keras kepala sekali!" balas Dani, dia menarik kembali lengan Shanne.

Setelah semua beres, para pelayan diminta istirahat kembali meski mereka enggan karena melihat nona Shanne terluka.

"Apa anda akan baik baik saja tanpa kami?," tanya kepala pelayan.

"Aku a-." Ucapan Shanne di sela. Dani sudah membopong tubuhnya dengan enteng ditangan Dani.

"Kalian jangan khawatir aku akan menjaganya malam ini."

Ucapan itu membuat pelayan dan scurity dibuat berbunga bunga melihat majikannya begitu perhatian dengan seorang wanita.

***

Shanne cemberut dia tidak melawan ataupun meronta, karena lututnya menghantam begitu keras membuat dia mengakui sulit menaiki tangga.

"Turunkan aku, kita sudah sampai!" kata Shanne.

"Ah, kurasa aku lebih suka menggendong orang keras kepala daripada cinderella." Goda Dani, menolak menurunkan tubuh Shanne.

"Dengar!, aku tidak bisa tidur, aku bosan tidak memiliki teman, aku menderita karena jauh dengan sahabatku, kamu brengsek Dani!" Kata Shanne, meluapkan isi hatinya.

Dani terdiam dia tidak berekspresi apapun, menurunkan tubuh Shanne lalu menyelimuti dirinya.

"Aku membencimu Dani!." Teriak Shanne.

Dani melangkah keluar kamar tidak terpancing dengan kalimat yang diucapkan Shanne.

***

Pagi harinya Dani tidak memeriksa kamar Shanne seperti biasa, dia langsung pergi bekerja. Para pelayan yang mengantarkan sarapan ke kamar Shanne begitu dibentak tidak berani lagi membujuk.

Kebetulan Dani melakukan perjalanan bisnis ke luar kota, dia akan pulang setelah tiga hari. Dirumah ia hanya berpesan pada scurity untuk membiarkan Shanne jika dia memang berniat kabur.

Dani ternyata sedikit kesal dengan Shanne semalam, ia tidak melihat kamarnya bukan Karena terburu buru melainkan sengaja.

***

Didalam kamar Shanne merasa sakit kepala, tubuhnya begitu dingin meski AC sudah dimatikan, untuk bangkit ke kamar mandi saja sangat sulit baginya harus perlahan sambil berpegang pada dinding dan benda sekitar yang mampu menyangga.

"Ada apa denganku, apa aku jatuh sakit," gumam Shanne.

Selesai dari kamar mandi dia berusaha mengganti pakaian yang lebih tebal untuk menjaga tubuhnya tidak kedinginan. Dia kemudian berbaring kembali, mencoba istirahat.

***

Tiga hari berlalu, Sun Shanne merasa tubuhnya memburuk, bergerak sedikit saja tubuhnya sangat sakit. Para pelayan mencoba menujuk Shanne untuk membuka pintu, mereka telah memasak banyak hidangan lezat untuk nona mereka namun hanya dibalas degan teriakan agar mereka diam dan pergi.

Kepala pelayan pada akhirnya memberikan diri untuk menelfon tuan Dani, pria super sibuk itu hanya memberi perintah agar membiarkan Shanne tetap berada di kamarnya.

***

Tapi Dani baru pulang dua hari kemudian dari perjalanan bisnis, wajah tampannya tergurat lelah heran hanya disambut satu pelayan yang membantu membawa barang miliknya.

"Dimana kepala pelayan?", tanya Dani, dia duduk melepas kacamatanya.

"Segera saya akan memanggil kepala pelayan Tuan."

Melihat pelayan tersebut menaiki tangga Dani penasaran apa yang dilakukannya kepala pelayan di lantai atas.

Ternyata kepala pelayan dan tiga pelayan lainnya sedang berdiskusi nona Shanne tidak menyahut apapun sejak kemarin malam.

"Apa Nona baik baik saja?, Kepala pelayan bagaimana kalau kita buka paksa saja pintunya?." Kata salah satu pelayan.

Tapi kepala pelayan mengatakan bahwa tuan Dani sudah memberi perintah untuk membiarkan Sun Shanne tetap berada di kamar, karena terakhir kali Shanne mengancam dengan benda untuk memukul.

"Tapi dia tidak menyahut apapun, dia juga tidak makan masakan koki."

Pelayan yang diperintahkan untuk memanggil Kepala Pelayan menyela, para pelayan akhirnya turun bersama meski perasaan mereka sedikit cemas meninggalkan Sun Shanne.

Begitu menghadap tuan mereka, Dani menegur kepala pelayan yang tidak melakukan tugasnya dengan baik setibanya dia pulang dari perjalanan bisnis.

"Apa yang kalian lakukan!?," tanya Dani.

"Maaf tuan, kami semua mengkhawatirkan nona Shanne, setelah tuan berangkat perjalanan bisnis hingga sekarang nona Shanne tidak keluar kamar." Jelas kepala pelayan.

"Bukankah aku sudah mengatakan kalian tidak perlu khawatir soal Shanne biar-," Ucapan Dani berhenti.

Suara sesuatu jatuh menarik perhatian Dani dan para pelayan, raut cemas terlukis di wajah kepala pelayan.

"Tuan, itu berasal dari kamar nona Shanne." Kata kepala pelayan.

"Shanne." Gumam Dani.

Dani kemudian bergegas bersama kepala pelayan menuju kamar Shanne, dengan izin Dani pintu kamar Shanne dibuka dengan kunci cadangan.

Ceklek

Kepala pelayan menyalakan lampu, terlihat dengan jelas Shanne sudah jatuh pingsan di lantai, suara sesuatu yang terjatuh ternyata berasal dari lampu tidur.

"Nona!"

Kepala pelayan langsung menghampiri, dia merapikan rambut Shanne yang menghalangi wajahnya.

Dani mendekat dia melihat lutut Shanne membiru dan memar, sedangkan luka goresan dari gelas tiga hari lalu tampak masih sama.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 7 : Cucu Keluarga Alves

    Dokter memeriksa tubuh Shanne, dia sedikit mengangguk kemudian melihat ke arah Dani. "Dia demam tinggi, tapi yang paling serius adalah dia dehidrasi parah dan itu sangat berbahaya." Jelas Dokter. Dokter memberikan resep obat, menyarankan agar Shanne makan makanan bergizi dan minum air putih lebih banyak. "Jangan khawatir dalam tiga hari dia akan sembuh, untuk luka memar kalian hanya perlu mengompres dengan air es." Imbuh sang dokter. Kemudian kepala pelayan mengantar dokter tersebut sampai depan pintu rumah sambil mengucapkan terimakasih. Dokter paruh baya itu adalah dokter pribadi keluarga Alves, mereka memiliki dokter pribadi sebagai salah satu hal wajib untuk menunjang kesehatan. Di dalam kamar Shanne terbaring sedang dirawat oleh para pelayan yang membantu mengganti pakaian Shanne terlebih dahulu, sedangkan Dani ia sibuk mengatakan pada menejer dan para karyawan di ponsel untuk menunda rencana proyek pembangunan sampai minggu depan dengan alasan kesehatan, padahal ia i

    Last Updated : 2025-03-29
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 8 : Bertemu Ibu Mertua

    Dalam lelap tidur Shanne bertemu almarhum ibunya, dia sangat merindukan sosok itu hingga berlari secepat mungkin sambil terus memanggil. "Ibuu... Ibu...." Dani yang tidur di sebelah Shanne mencoba memeluk gadis yang terus mengigau sesekali mencoba membangunkan dengan lembut. "Shanne, bangunlah... Shanne... Shanne!" "Ibu... " Dani kemudian mengguncang tubuh Shanne sedikit kuat barulah ia sadar bahwa pertemuan dengan ibunya tidak nyata membuat matanya berkaca-kaca. "Tenanglah..," Dani memeluk penuh perhatian. Pelukan Dani hangat, Shanne tidak menyangka sebuah pelukan bisa melepaskan sesuatu yang bersembunyi di hatinya, membuatnya lega. "Minumlah... ini efek demam, seseorang akan mengalami mimpi yang dramatis." Kata Dani. Shanne kemudian minum wajahnya sedikit berpaling dari Dani dan mengucapkan terimakasih. "Ingat! Kali ini aku berterimakasih, tapi bukan berati aku sudah memaafkan mu!" Kata Shanne. Dani menahan tawa, dia hanya memberi kecupan pada Shanne yang malu

    Last Updated : 2025-03-30
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 9 : Jadi Sandra Papa Mertua

    Di kediaman Dani Alves, Sun Shanne dia baru saja keluar dari kamar, pelayan memberi tahu ada tamu untuknya dan menambahkan agar segera menemuinya, wanita berdarah eropa itu bertanya tamu siapa tapi pelayan tidak menjawab. “Anda harus menemuinya sendiri.” Kata pelayan. Dilanda rasa penasaran dia kemudian mengikuti arahan dari pelayan tersebut, dia menduga bahwa tamu yang pelayan maksud mungkin dia adalah anggota keluarga Alves yang lain secara Nyonya Stevia telah menemuinya. Kebetulan Dani tidak ada dirumah dia kembali bekerja di perusahaan juga memberi tahu akan pulang sedikit terlambat. Pelayan menuntun ke paviliun, seperti Nyonya Stevia di sana juga sudah disediakan teh tapi Sun Shanne tidak mendapati sosok siapapun, kemudian melihat sekitar mencari siapa yang dipanggil tamu oleh pelayan, kemudian datang laki laki gondrong dengan jas hitam pekat membawa dua anak buah dari sisinya. Laki laki itu melempar tatapan intimidasi terhadap Sun Shanne, tanpa perkenalan lewat mulut

    Last Updated : 2025-04-01
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 10 : Situasi Rumit

    Di pinggir jalan Domenic, pria penuh tato menemui kenalan guna mencari informasi keberadaan Sun Shanne, bersama Ganu juga Renra. "Sun, aku tidak melihatnya melewati jalan ini." Ucap wanita muda tersebut. "Dom, ini kota besar mencari satu orang akan sangat sulit." Imbuh wanita lebih tua di sebelahnya. Pagi tadi mereka baru bergerak bahwa ada sesuatu yang tidak beres mengingat Sun Shanne telah pergi begitu lama, saat Renra mengunjungi apartemennya ia tidak menemui apapun selain ponsel kehabisan daya milik Sun Shanne, ia memberikan ponsel Sun Shanne pada Ganu untuk melacak informasi keberadaan Sun Shanne tapi tidak memiliki apapun sebagai petunjuk. "Bagaimana ini, tidak ada apapun yang mencurigakan." Kata Ganu, dia berbalik dari kursi kerjanya di depan komputer. "Apa mungkin dia memiliki kekasih." Sahut Domenic. Renra mendengus, dia mengarahkan lemparan jeruk ke wajah Domenic. "Aw-," "Lagipula pria seperti apa yang membuat Sun Shanne meninggalkan ponselnya dan kita begit

    Last Updated : 2025-04-02
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 11 : Love Or Honor

    Pelayan masuk menemui Nyonya Stevia sambil membawa pesan bahwa putra kedua Alves sudah tiba dengan detektif Louis. Nyonya Stevia antusias dia bangkit dari duduknya untuk menyambut putra kedua yang kalut dalam hatinya. "Duduklah, kamu bisa membicarakan hal ini," kata Nyonya Stevia. "Katakan padaku sejauh mana Ibu mengetahui siapa Sun Shanne?!." Lontar Dani dengan tegas. Wanita itu tersenyum, dia tidak langsung menjawab melainkan memberikan dokumen berisi perjalanan Sun Shanne selama lima tahun terakhir. "Ibu tahu sejauh tulisan di dokumen ini." Ujar Nyonya Stevia. Dani mengeryitkan dahi, dia membolak balikkan isi dokumen tersebut bahkan tercatat Sun Shanne pernah membunuh seorang laki laki hidung belang lima tahun lalu tapi tidak terjerat hukum pidana, informasi yang didapat sang ibu lebih akurat daripada detektif Loius. "Wanita itu menakutkan, lebih baik lepaskan dia sebelum membuat masalah di keluarga kita." Nasihat Nyonya Stevia, dia memberikan jalan keluar untuk tanda

    Last Updated : 2025-04-03
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 12 : Perjuangan Cinta

    Suasana begitu hening sampai kemudian Tuan Aleksander Alves membuka pembicaraan dengan mengatakan nama Sun Shanne. "Putraku, pertimbangkan baik-baik mengenai Sun Shanne." Kata Nyonya Stevia. "Aku menolak-," Jawab spontan Dani, "aku tidak ingin hidup di atas aturan kalian lagi." "Kalo kamu keras kepala aku juga sama keras kepalanya." Ancam sang Ayah yang mulai menunjukkan wajah kesalnya. "Dimana dia sekarang!" Dani Alves berdiri, dia menetap tajam sang Ayah, "bebaskan dia, dan berhenti berpura-pura!" Sang Kakak angkat bicara, dia mengeluhkan sikap Dani yang tidak sopan serta main tuduh terhadap sang Ayah. "Dani, duduklah!" Printah Nathan, sang Kakak dengan tegas. Saat mereka sedang dalam situasi argumen yang sengit, anjing popo yang ditinggal majikan kecilnya gaduh menggonggong di depan pintu ruang kerja Tuan Aleksandra Alves yang dijaga dua anak buah berkacamata, dimana Sun Shanne di sandra di sana, dibalik ruangan rahasia dinding rak. Penjaga juga merasa kesulitan unt

    Last Updated : 2025-04-04
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 13 : Misi Penyelamatan

    Sun Shanne tersadar dari pingsannya dia spontan bangun membuat sang dokter terkejut. "Dimana ini!" Sun Shanne merasa panik. "Tenang Nona, anda aman sekarang." Asisten prempuan dokter tersebut menepuk pundak Sun Shanne. Sun Shanne akhirnya menyadari sepenuhnya bahwa ini adalah kediaman Dani Alves pria yang telah membawanya dalam kesialan. Tanpa basa basi dia melepas semua selang yang terpasang ditubuhnya kemudian mencari keberadaan Dani. "Nona jangan banyak bergerak anda baru saja siuman." Tegur sang dokter yang baru masuk. Gadis 20 tahun itu tidak menggubris perkataan mereka, melewati juga para pelayan yang mencoba menenangkan dirinya. "Persetan kamu Dan! dimana kamu!" Teriak Sun Shanne, dia dalam buta oleh amarahnya. "Nona tenanglah, Nona." Kata kepala pelayan memohon. "Simpan wajah memelas mu, aku tidak segan bertidak kasar pada kalian semua!" Tunjuk Sun Shanne pada para pelayan. Dani yang mendengar kegaduhan mencoba bangkit dari tempat duduknya di kamar. Sun Shann

    Last Updated : 2025-04-05
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 14 : Diminta Bercerai

    Sun Shanne masuk ruang rawat, dia sendirian masuk karena detektif Louis izin untuk mengangkat telfon terlebih dahulu. Ia melihat Dani terbaring di ranjang rumah sakit membuatnya merasa kasihan. "Pria bodoh." Gumam Sun Shanne, dia mendekat mengambil tempat duduk disebelah ranjang. Sun Shanne termenung, tubuhnya bereaksi terhadap Dani saat dia dalam keadaan tidak baik baik saja, dia merasa ucapan detektif Louis mengotak atik pikirannya, bahwa kemarahannya pada Dani kali ini hanya tumpahan rasa khawatirnya bukan kebencian. Tapi mau bagaimanapun mereka hanyalah dua orang asing yang tiba tiba bertemu dan tinggal bersama, Sun Shanne belum menganggap pernikahan diantara mereka.*** Beralih dari Sun Shanne yang termenung, Domenic ia berhasil melayangkan pukulan terakhir pada Frank meski bibirnya juga berdarah oleh pukulan ketua Solo Twins tersebut. Frank terkapar sedangkan anak buah yang melihat sang ketua tumbang mulai ciut, tapi Boby dia dengan rasa takut yang disembunyikan mulai me

    Last Updated : 2025-04-06

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 30 : Cake

    Hari mulai menjelang sore, Sun Shanne terlihat marah-marah berbicara dengan seseorang di ponselnya. Dani terbangun dari sofa setelah tidak sengaja tertidur. Dia mendapati suara Shanne dari salah satu ruangan, berdiri sedikit menguping. Tidak lama Shanne keluar dari ruangan tersebut dan merasa lebih kesal lagi ketika dia mendapati wajah Dani. "Sedang apa?! menguping pembicaraan orang lain itu tidak baik." "Jangan menuduh begitu... aku mencari istriku karena lapar." Balas Dani lembut, kemudian memasang wajah memelas. Shanne memangku kedua tangannya, "Huh.. kamu pikir aku sangat menganggur sampai kamu seenaknya menyuruh." Shanne menyindir tapi ia juga berjalan ke arah dapur yang terletak di lantai bawah. "Yap.. jika dia turun pasti dia memasak." Gumam Dani, sumringah, segera menyusul tubuh Shanne menuruni tangga. Mereka berdua berada di dapur, Shanne tidak mendapati apapun yang bisa ia masak. Karena ia sendiri juga baru saja kembali menempati apartemen tersebut, dia hanya bis

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 29 : Perlahan

    Matahari terik, Renra masih mengendarai mobilnya membawa tubuh Sun Shanne jalan-jalan. "Dani memang malang.." ucap Renra. "Aku sependapat denganmu, dia tidak memiliki catatan kriminal apapun dalam bisnisnya, berbeda dengan Nathan Alves apalagi kedua orang tuanya." Balas Sun Shanne. "Jika dia pria biasa, apa kamu mencintainya?." Tanya Renra. Sun Shanne menoleh ke arah Renra, menaikkan dua bahunya secara bersamaan. "Entahlah..." Tidak di sangka jawaban Sun Shanne membuat Renra putar arah dari jalan yang sedang ia lalui. "Kenapa berubah pikiran?." Tanya Shanne, dia melihat wajah Renra sedikit serius kali ini "Duduk dan nikmati saja perjalanannya..." "Ren, kamu selalu membuatku penasaran?." Balas Sun Shanne, dia meraih ponselnya, "astaga Dani..." gumamnya lirih. Renra menoleh, "dia sudah menghubungimu?" tanya Renra, "Apa yang dia katakan, kemana kita harus menemuinya." "Stop..stop..., aku bilang stop!" teriak Sun Shanne, dia mengarahkan senjata pada kepala Renra, "

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 28 : Tawaran Menarik

    "Sebagai gantinya aku akan bekerjasama dengan kalian." Kata kata itu keluar dari mulut Nyonya Stevia ketika Sun Shanne sudah melewati tubuhnya agak jauh. Tidak di sangka ucapan itu membuat gadis yang menanggapinya dengan malas tersenyum, "baiklah kalau begitu... selamat datang di The Rude." Balas Sun Shanne, dia masuk ke mobil milik Detektif Louis, membuat keduanya bingung. "Apa itu artinya dia setuju untuk membantu anda, maksudku Dani?, apa Nyonya yakin?." Kata Detektif Louis, dia masih meragukan Shanne. "Entah, tapi gadis itu baru saja menyambut kita." Nyonya Stevia menjawab kemudian menyusul memasuki mobil tersebut. Namun ketika Detektif belum meraih pintu mobil, Sun Shanne sudah menginjak gas lebih dulu. "What!.. apa maksudnya?!" Detektif Louis bingung juga pasrah, dia mematung untuk sesaat. Meraih ponselnya menelfon layanan taksi online untuk kembali ke kantor. *** Di dalam mobil Sun Shanne tidak mengatakan apapun, dia berencana membawa Nyonya Stevia ke Bar milik The

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 27 : Permohonan Nyonya Stevia

    Sun Shanne telah memutuskan untuk kembali ke apartemen miliknya dengan lingkungan yang lebih tenang, meninggalkan kawasan The Rude. Di dalam apartemen miliknya yang tetap terjaga bersih nan rapi karena Domenic selalu menyuruh seseorang membersihkannya selama tak berpenghuni. Sun Shanne duduk di tepi ranjang, memegang keningnya yang tidak pusing, ada sesuatu yang melintas dalam pikirannya bagaimana keadaanmu Dani. "Semoga kamu baik-baik saja..." Gumam lirih Sun Shanne, terlepas dari Dani yang menimbulkan masalah tapi dia pria yang baik, hanya saja malang karena terlahir dari keluarga Alves. Ponselnya bergetar dia melihat sebuah pesan dari nomor yang tidak ia kenali, sambil merebahkan tubuhnya dia membaca isi pesan tersebut, yang ternyata dari sekertaris pribadi Nyonya Stevia. Dia mengabaikan, tidak ingin ikut campur apapun dari keluarga Alves, terlebih tragedi di masa lalu tidak bisa dimaafkan. Sun Shanne memilih untuk mandi, menyegarkan tubuh dan pikirannya daripada menanggapi

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 26 : Menyadari Akan Sesuatu

    Dalam perjalanan di mobil, Shanne bersandar pada jok mobil dengan napas terengah engah. Domenic menginjak rem mobil memberi kode agar Ganu menggantikannya menyetir. Darah segar mulai keluar dari lubang hidung Shanne, pandangan juga berlahan kabur meski ia masih samar mendengar arahan dari Domenic untuk membuka mulut. Ini adalah efek samping racun yang ia gunakan untuk melumpuhkan para bawahan Aleksander Alves. "Shanne, kamu harus mempertahankan kesadaran mu!"Kata Renta sibuk merobek baju untuk membungkus pergelangan tangan kanannya yang terluka. Situasi chaos ini tidak diketahui oleh Aleksander Alves, sehingga mereka mulai tidak meremehkan The Rude. Mereka menganggap mereka telah menjadi ancaman. Shanne pada akhirnya jatuh pingsan, kepalanya jatuh pada dada bidang Domenic. *** Shanne merasakan sesuatu menyentuh pipinya dengan lembut, pikirannya telah sadar ia kemudian memacu tubuhnya membuka mata meski rasanya berat. "Lihat, Sun dia mulai bangun!" Suara itu terasa meny

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 25 : Gun

    Sun Shanne tiba di persimpangan jalan, tinggal beberapa langkah lagi memasuki kawasan Panti Asuhan. Begitu masuk gerbang disuguhkan pemandangan warna bunga yang beradu berjajar rapi dari pot yang dilukis sedemikian rupa dengan indah, menangkap paling pertama senyum Shanne. Dengan langkah pelan Shanne berjalan masuk gedung mengintip ruangan luas tertata nan bersih di sela banyak tawa anak anak riuh, dia tidak mengeluarkan suara masih menikmati melihat mereka berkegiatan. Salah satu anak menyadari hadirnya Sun Shanne, dia langsung berlari membuat teman teman dan pengasuh bingung. Setelah mereka mengikuti arah bocah tersebut, senyum mereka mekar mendapati wanita muda yang dipeluk bocah laki laki tersebut adalah Sun Shanne. "Kakak Sun!" Anak anak lain mulai berlari menghampirinya langsung memeluk penuh perasaan rindu. Sasa dan Maria, sang pengasuh haru melihat pemandangan tersebut, mereka lega Sun Shanne baik baik saja setelah terselip kabar bahwa ia menghilang. Sungguh kehadiran

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 24 : Lentera

    Keesokan harinya...Dalam kamar Sun Shanne terbangun, menggeser kakinya untuk mengapung dibibir ranjang. Tubuhnya masih terasa sedikit berat ia lalu mengingat telah makan malam bersama dan bersulang bersama Renra. Dengan langkah malas setelah sepuluh menit duduk, ia akhirnya berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Shanne bangun paling terlambat, semuanya sudah berkumpul untuk sarapan pagi. Tapi Shanne dengan wajah kusut turun dari lift, matanya mencari cari sosok sang duda sebelum ia mengambil posisi duduk di meja makan. Domenic datang tepat di belakang Shanne, dia menepuk pundak sahabatnya dengan lembut," kamu pasti mencari Dani, dia sudah pergi pagi buta." Rasa penasaran Sun akhirnya terjawab membuatnya merasa lega, tidak heran sosok Dani yang sibuk sudah pasti dia pulang lebih dulu. Tapi, yang tidak di ketahui oleh dirinya Dani berada di tangan Domenic sepenuhnya, dia di suatu tempat yang tidak akan pernah Sun sadari, di sembunyikan sebagai sandra untuk Alaxsander

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 23 : Makan Malam Bersama The Rude

    Renra mencubit Ganu, "kamu mau mengatai aku seekor lembu kan!" Ganu mengelak, dia menurunkan tubuh Renra lalu menggelengkan kepala, "tidak, maksudku... lemah lembut." "Huh, alasan." Timpa Renra. Dani duduk sambil membandingkan pertemuan pertama kali dengan sosok Renra dengan yang kali ini ia lihat, dimana sosok itu seperti tidak memiliki hati nurani juga bermata bengis, tapi disini Dani melihat dia seperti gadis yang bermanja pada sang kakak. Sedangkan Ganu, pria berkacamata itu menarik rasa penasaran Dani, ini pertama kalinya bertemu. Ganu menoleh kemudian terkejut dengan sosok yang duduk bersebrangan dengan Domenic. Sedangkan Sun Shanne yang masih memperhatikan hujan tidak merespon Ganu yang terkejut. "Apa ini sungguhan?." Kata Ganu, dia melempar tatapan kepada Shanne yang cuek. "Bukannya aku sudah memberi tahumu?dia bahkan baru saja bertaruh di kursi Pion." Sahut Renra. "Aku pikir kau bercanda." Ganu terkejut, " Aw... lihat.. aku seharian belum makan apapun." imbuh Gan

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 22 : Suatu Ketika

    "Katakan padaku, di mana pria pemilik jam tangan ini?" Tanya Sun Shanne, dia mengelap air mata gadis bernama Sofia dengan ujung jarinya. Sofia gadis kecil berusia 9 tahun itu menggelengkan kepala, dia tidak tahu kemana Vlad dan kawan kawan membawanya. "Kalo begitu pergilah pulang, dan jangan pernah melakukan hal ini lagi, atau aku tidak pernah lagi mau menemui mu!" Ancam Shanne. Sofia mengangguk, dia tampak seperti gadis kecil penurut, "Vlad mengatakan jika aku punya hadiah mewah, Kak Sun akan kembali." tutur Sofia dengan nada penuh penyesalan. "Baiklah, aku maafkan, lain kali jangan terperdaya ucapan orang lain" Tatap Shanne menegaskan. Gadis itu mengangguk pelan, dia langsung berlari menuju arah pulang, meninggalkan Sun Shanne sendirian.*** Beberapa detik kemudian ponselnya berbunyi memberi sebuah pesan dari Renra. Dia menanyakan keberadaan Dani pada Shanne untuk memastikan orang yang duduk di meja para kupu kupu bukan Dani Alves. Seharusnya pria seperti Dani tidak ak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status