Share

Tidur Berjalan?

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2025-12-16 09:20:20

Kian segera bangun dari posisi berbaringnya, begitu juga dengan Arthur.

Menatap pada Arthur yang diam dengan tatapan begitu tenang, Kian menurunkan pandangannya, baru sadar jika dialah yang ada di ranjang.

Dia membuka selimut yang membungkus tubuhnya, pakaiannya masih utuh, membuat Kian langsung mengembuskan napas lega dengan tangan kanan mengelus dada.

Sedangkan Arthur masih menatap datar, mengamati kepanikan yang Kian alami dengan segala tingkah aneh gadis di depannya ini.

Setelah memastikan semua pakaiannya masih melekat di tubuhnya, Kian kembali menatap pada Arthur yang sejak tadi diam.

Kelopak mata Kian menyipit saat bertanya, “Semalam aku tidur di sofa, kenapa sekarang di ranjang?”

“Kamu pikir aku tahu?”

Balasan bernada datar itu membuat Kian tak percaya begitu saja. Mengangkat telunjuk di hadapan muka Arthur, Kian lantas berucap, “Jangan-jangan, kamu yang memindahkanku ke ranjang? Iya ‘kan?”

Arthur menipiskan senyum. Sambil menyibak selimut yang menutupi kakinya, Arthur beruc
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Kilat Presdir Tampan    Nasib Sama

    Arthur terkesiap menyadari mata Kian terbuka dan kini menatap curiga padanya, dia sampai menegakkan tubuhnya dengan cepat, kedua kakinya secara tak sengaja mundur ke belakang membentur kaki meja yang membuat Arthur limbung dan hampir terjatuh.Kian sangat terkejut melihat Arthur terhuyung ke belakang, dia sampai bangun ingin menolong, tapi untungnya Arthur bisa menyeimbangkan tubuh dan tidak sampai jatuh.Syok karena hampir jatuh, Arthur menatap kesal ke Kian sambil berkata, “Kenapa tiba-tiba kamu membuka mata? Mengejutkan.”Kian melongo karena disalahkan, dia berdiri sambil menekuk kedua tangan di pinggang, dengan sedikit mengangkat dagu untuk mengimbangi tinggi wajah Arthur, Kian lalu balik bertanya, “Kamu sendiri ngapain? Kenapa menatapku begitu? Kamu mau berbuat mesum, ya? Ngaku.”Arthur terperangah mendengar tuduhan Kian sampai bibirnya tersenyum tak percaya. Dia mencoba tenang meski masih begitu panik, Arthur lantas berkata, “Siapa yang mau berbuat mesum? Aku hanya ingin ….”Art

  • Istri Kilat Presdir Tampan    Fakta Hanya Kontrak

    Dengan paksaan Kian, akhirnya Arthur mau berbaring di sofa. Tangannya meremas tepian sofa ketika Kian membuka kemejanya.Melirik ke wajah Kian, Arthur melihat gadis ini begitu serius memperhatikan lukanya.“Ada bercak darah, sepertinya aku tadi terlalu kuat menekannya,” ucap Kian.Kian mengangkat pandangannya ke wajah Arthur, tatapannya begitu menyesal karena tak sengaja menekan luka pria ini.Kedua pipi Arthur tiba-tiba memanas, untuk menutupi kepanikan yang tidak diketahui penyebabnya ini, Arthur segera berkata, “Sudah tidak apa-apa, biar aku obati nanti.” Saat tangan Arthur hendak menutup kemejanya kembali, Kian dengan cepat mencegahnya.“Kalau lukanya berdarah lagi seperti ini, apa kamu bisa membersihkannya lalu mengobati dan menutupnya lagi sendirian? Sudah, biar aku bantu obati,” paksa Kian.Arthur tiba-tiba meneguk ludah kasar, bahkan pandangannya langsung terarah ke tempat lain.Kotak obat sudah ada di atas meja, Kian lebih dulu melepas perban yang menutup luka Arthur, sebelu

  • Istri Kilat Presdir Tampan    Gara-gara Kartu

    Arthur benar-benar terkejut melihat Kian yang duduk begitu dekat dengannya, sambil menatap dengan binar yang membuatnya tak mengerti.Sesenang ini, Kian ditawari pekerjaan? Apa benar, sesulit ini mencari pekerjaan?“Tapi, apa boleh begitu? Apa ini termasuk nepotisme?” Kian bertanya sambil mengedip-ngedipkan kelopak matanya beberapa kali.Menyadari jarak mereka yang begitu dekat, kepala Arthur sedikit mundur, bahkan tanpa sadar dia meneguk ludah kasar menyadari gadis di depannya ini sangat … menggemaskan.Melihat Arthur masih diam tak menjawab pertanyaannya, masih dengan jarak begitu dekat dengan Arthur, Kian kembali bertanya untuk memastikan. “Apa ini tidak masalah? Bagaimana kalau ada yang tahu aku masuk atas rekomendasimu?” Sejenak, Arthur merasakan oksigen di sekitarnya menghilang, membuatnya sesak napas karena tak ada udara yang bisa dihirupnya untuk mengisi stok di paru-parunya.Mengarahkan telunjuk ke lengan Kian, Arthur mendorong pelan agar Kian sedikit memberi jarak di antara

  • Istri Kilat Presdir Tampan    Akhirnya, Makan Juga

    Wajah Arthur menegang mendengar pertanyaan Kian, sekali lagi gadis ini mampu menciptakan kepanikan untuknya.Meski Arthur sangat terkejut, tapi dia tetap menunjukkan ketenangan di ekspresi wajahnya.“Bukan tidak pernah, tapi jarang. Majikanku tidak pernah membiarkanku makan di pinggir jalan seperti ini,” kilah Arthur.Kian menaikkan satu sudut alisnya mendengar penjelasan Arthur, dia mengedikkan kedua bahu. Memercayai saja apa yang Arthur katakan.Beberapa saat kemudian, pesanan Kian disajikan di atas meja. Udang dan ikan bakar menjadi pilihannya.“Ayo makan,” ajak Kian.Arthur masih bergeming menatap makanan di depannya, dia menoleh ke sekitar, melihat beberapa pengunjung mengupas udang tanpa memakai sarung tangan.Kian menyadari kalau Arthur belum menyentuh makanan sama sekali. Dia menoleh pada suaminya ini, memperhatikan Arthur yang malah menatap ke arah orang lain.Menyadari apa yang sedang Arthur pandang, Kian berdiri dari duduknya, lantas meninggalkan meja menuju ke tempat penju

  • Istri Kilat Presdir Tampan    Tak Sesuai Ekspektasi

    Arthur masih menunggu Kian di dalam mobil yang diparkirkan di bahu jalan, setelah mobilnya selesai dicuci. Beberapa kali, Arthur menatap ke arah Kian bekerja, ekspresi wajahnya masih begitu datar tak terdeskripsikan.Tepat pukul delapan malam. Kian keluar dari tempat cuci dengan langkah kecil menghampiri Arthur, begitu sampai di sisi mobil, Kian langsung masuk ke dalamnya.“Maaf lama, seharusnya tadi kamu bisa pulang dulu buat istirahat,” kata Kian setelah sabuk pengaman terpasang menyilang di depan dada.Namun, Arthur tak membalas ucapan Kian. Dia segera melajukan mobil meninggalkan tempat itu.Menatap pada Arthur yang hanya diam, Kian melipat bibir dan segera mengalihkan tatapannya ke arah depan.Suasana kabin mobil begitu hening, sampai Kian kembali berkata, “Kamu mau makan apa? Sesuai janjiku, aku akan mentraktirmu. Kamu boleh menentukan tempatnya.”Setelah mendengar ucapan Kian, Arthur menoleh sekilas ke gadis ini. Tanpa membalas perkataan Kian, Arthur membanting stir ke kiri lal

  • Istri Kilat Presdir Tampan    Tidak Senang

    Saat menjelang sore.Terdengar suara ketukan sebelum pintu terbuka. Kendrick melangkahkan kaki masuk ke dalam ruang kerja Arthur, lalu dia meletakkan tumpukan berkas saat sampai di depan meja kerja Arthur.“Hari ini aku pulang lebih awal. Berkas ini biarkan tetap di sini.”Kendrick langsung menatap tak percaya mendengar ucapan Arthur, dia sampai menengok ke arloji yang melingkar di pergelangan tangan. Waktu menunjukkan pukul empat sore, apa benar Arthur akan pulang sekarang?“Anda tidak akan lembur? Apa Anda ada acara di luar?” tanya Kendrick memastikan.Gerakan tangan Arthur terhenti saat sedang membubuhkan tandatangan di atas berkas, mengalihkan tatapannya ke Kendrick, Arthur lantas membalas, “Apa aku perlu melapor padamu?”Kendrick segera melipat bibir mendengar ucapan Arthur, apalagi tatapan atasannya ini sedikit aneh.“Tidak, Tuan.” Kendrick menggeleng pelan.Arthur kembali fokus ke berkas di meja, menyadari kalau Kendrick masih berdiri di depan mejanya, Arthur kembali mengangkat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status