Share

Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia
Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia
Author: Sasa Sun

1. Ancaman Sang Kakek

Author: Sasa Sun
last update Last Updated: 2025-02-26 14:57:45

"Kau pikir kau siapa?! Kalau bukan karena kekayaan yang kakek miliki, kau tidak akan jadi sebesar ini, Alfreed! Kau boleh saja menjadi seorang CEO yang hebat, tapi jangan pernah lupa kalau aku adalah owner-nya. Aku yang sesungguhnya pemilik ratusan hotel Scott di seluruh dunia. Namaku yang orang-orang kenal, Scott Ferdinand. Jadi stop mendebatku dengan berbagai macam alasanmu itu! Cukup turuti mauku kalau kau masih ingin menikmati semua yang kumiliki! Jika tidak, aku akan menyerahkan seluruhnya ke panti sosial! Camkan itu!

--------

Bruak!

“Aarrrgh ..., fuck this shit!” Alfreed menendang kursi kebesarannya di kantor saat mengingat kejadian sore tadi. Ancaman sang kakek yang membuat emosinya langsung mendidih.

“Sialan! Si tua bangka itu lagi-lagi mengancamku dengan tuntutannya! Kenapa dia tidak mati saja?! Umurnya terlalu panjang menjadi manusia, bahkan ayahku lebih dulu mati daripada dia! Damn it!”

“Ini tidak adil! Apa hak dia memaksaku menikah dan punya anak? Ini hidupku! Aku yang menentukan aku mau melakukannya atau tidak, bukan urusan dia. Tapi untuk kesekian kalinya dia datang mengancamku. Aaargh!”

“Aku muak! Aku benar-benar muak! Kalau bukan karena dia kakek kandungku, sudah kubunuh si tua bangka itu sejak awal!”

Menghela napas, batin Alfreed dipenuhi amarah. Dia lalu mengambil sebotol wine dari lemari. Kepalanya serasa mau pecah. Sudah dua minggu ini, hampir setiap hari kakeknya datang menanyakan perkara itu. Bahkan mengancam akan mewariskan semua hartanya untuk panti sosial, jika Alfreed tidak menurut. Itu artinya hasil kerja keras Alfreed mengembangkan Scott Corp selama tujuh tahun ini, sia-sia saja.

Sejujurnya bukan Alfreed tidak punya keinginan menikah , tapi sejak tunangannya kepergok selingkuh dengan rekan bisnisnya lima tahun yang lalu, dia jadi tidak lagi memiliki hasrat untuk punya hubungan. Semua wanita dianggapnya sama, pengkhianat, tak cukup dengan satu pria saja. Alhasil , sejak saat itu Alfreed hanya memerlukan wanita sebagai pemuas nafsunya saja.

Namun, alasan itu tidak berlaku untuk kakeknya. Scott Ferdinand tetap pada tuntutannya yakni menginginkan cucu menantu yang kelak akan melahirkan cicit sebagai penerus keturunan Scott.

“Aku tahu pekerjaan yang kulakukan sekarang hanya meneruskan perusahaan kakek. Tapi perlu dia ingat, kalau profit perusahaan ini bisa meningkatkan tiga puluh persen karena aku! Karena aku yang mengendalikannya!”

“Aku yang sudah bekerja keras selama tujuh tahun menjadi CEO di sini. Berkat aku, Scott Corp tidak hanya memiliki hotel tapi juga puluhan resort mewah yang tersebar di mana-mana. Itu artinya aku yang menjadikan si tua bangka itu semakin bertambah kaya!”

Alfreed menghela napas panjang usai mengoceh sendiri. “Paul ...,” teriaknya memanggil asisten pribadinya.

Tak sampai dua menit, orang yang dipanggil muncul di hadapannya. "Ya, Tuan. Apa yang harus saya lakukan untuk anda?”

“Aku sudah muak dengan tuntutan si tua bangka itu. Jika dia ingin menghibahkan seluruh hartanya ke panti sosial, aku sudah tidak peduli. Sekalian aku akan keluar dari keluarga Scott!” Alfreed menenggak wine langsung dari botol. Dia sudah tidak butuh gelas lagi.

“Sekarang aku minta kau siapkan semua kebutuhanku dan tolong pesankan tiket ke Inggris besok. Aku akan pindah ke sana dan memulai hidup yang baru tanpa nama Scott,” perintahnya.

“Dan setelah itu kau bebas, Paul. Kau bisa tetap bekerja di sini atau keluar, kau yang tentukan sendiri.”

Tidak bergerak dari tempatnya, Paul menatap Alfreed terkejut.

“Apa yang kau tunggu? Cepat lakukan perintahku!” tegas Alfreed padanya.

“Ma-maaf, Tuan. Sebelumnya bolehkah saya mengatakan sesuatu?” Paul meminta ijin untuk bicara.

“Apa itu? Katakan ...”

“Menurut saya anda tidak perlu mengambil keputusan sampai sejauh itu, Tuan. Jika anda berkenan, saya punya ide untuk mengatasi masalah anda,” ucap Paul.

“Ide?” Alfreed menatap asistennya serius.

“Pastikan idemu brilian, kalau tidak, aku pecat kau malam ini juga!” Emosi Alfreed sudah kacau, hal kecil pun bisa membuatnya marah.

“B-begini, Tuan. Bagaimana jika Tuan menikah kontrak saja?” Paul mengutarakan idenya.

Alfreed mengerutkan dahi.

'Idenya lumayan, dan aku yakin tidak akan ada perempuan yang menolak menikah denganku. Tapi masalahnya si tua bangka itu bukan orang bodoh. Dia bisa langsung tahu jika itu hanya pernikahan pura-pura.’

Alfreed lalu menggeleng. “Kau kenal siapa kakekku. Sangat mudah baginya mengetahui kalau aku membayar seseorang untuk itu. Dan lagi aku rasa ini bukan jalan keluar, sebab pernikahan tidak cocok untukku.”

“Tapi Tuan, ini hanya pernikahan kontrak. Sama saja seperti anda yang melepas stres dengan perempuan bayaran namun dengan waktu yang sedikit lebih panjang,” terang Paul.

“Mengenai Tuan Ferdinand, kita bisa ciptakan situasi pura-pura tersebut menjadi hal yang wajar tanpa harus ada kepura-puraan.”

“Beri saya waktu tiga hari Tuan, saya pastikan akan menemukan perempuan yang mau menikah dengan Tuan tanpa kepura-puraan. Dan tentunya juga tanpa dia ketahui siapa sesungguhnya Tuan. Jadi tidak akan ada pertimbangan harta, tahta atau apapun yang dia harapkan dari Tuan.”

Sedikit terperangah Alfreed dengan semua kalimat Paul, bahkan dia hampir saja tertawa. Siapa yang tidak mengenal Scoot JR? Memangnya ada? Tapi melihat raut wajah Paul yang serius, Alfreed akan memberikan kesempatan untuk membuktikan itu.

“Oke, buktikan ucapanmu, dan jika ini berhasil, sebagai hadiah aku akan berikan dua apartemen di gedung biru untukmu.”

Paul tersenyum merekah lalu dia meninggalkan ruangan bos besarnya itu.

-------*##*------

Sudah tiga hari sejak ucapan Paul kemarin, tapi dia belum juga kelihatan batang hidungnya di kantor. Alfreed jadi yakin kalau kemarin itu dia hanya omong kosong. Ke lubang semut sekalipun, tidak akan dia temukan perempuan bodoh yang tidak mengenal siapa Alfreed. Artinya pilihan untuk pindah sekaligus keluar dari keluarga Scott adalah satu-satunya jalan agar hidupnya bisa bebas dari ancaman sang kakek.

Melirik Patek Philippe di pergelangan tangannya, sudah hampir tengah malam, Alfreed memutuskan untuk pulang. Dia tekan line telepon yang tersambung ke security gedung kantor.

“Ya, Tuan,” sahut si security.

“Katakan pada Sam, siapkan mobil. Aku akan turun sekarang.”

“Baik, Tuan.”

Menenteng jas, Alfreed tak lupa memasukkan ponselnya ke dalam saku celana lalu melangkah keluar dari ruangan. Dan saat pintu lift terbuka, orang yang dia tunggu muncul.

“Tuan, syukurlah anda ada di sini. Ponsel anda tidak bisa dihubungi, saya sudah menelepon anda berkali-kali.”

Orang itu adalah Paul.

“Ya, aku memang sengaja mematikan ponsel sebab si tua bangka itu terus-terusan meneleponku.” Maksud Alfreed adalah kakeknya.

“Begini, Tuan. Saya sudah berhasil menemukannya. Perempuan tepat yang bisa menjadi calon istri kontrak untuk anda,” terang Paul antusias.

“Ohya, siapa dia?” Walau tidak percaya dengan ucapan asistennya, tapi Alfreed tetap menyahut.

“Ayo, Tuan. Ikut saya. Anda harus melihatnya sendiri.”

Paul mengambil alih mengemudi mobil Alfreed. Dia membawa bosnya itu ke hotel kecil di sudut kota.

“Perempuan itu ada di hotel ini, Tuan. Tapi sebelum itu saya mohon Tuan mau berganti pakaian dengan ini.” Paul menyerahkan satu kemeja lusuh yang dia keluarkan dari ranselnya.

“Paul! Kau mau menghinaku, ya?!” hardik Alfreed.

“Tidak, Taun. Jangan salah paham dulu. Bukan begitu maksud saya. Ini demi kelancaran rencana kita dan saya jamin seratus persen, perempuan itu tidak akan meminta sepeserpun dari Tuan asalkan Tuan mau berpenampilan sederhana,” jelas Paul.

Menimbang-nimbang sebentar, akhirnya Alfreed menurut. Sudah jelas tujuan pernikahan kontrak ini adalah demi harta dan tahta, jadi tidak ada salahnya dia menurunkan sedikit harga dirinya.

“Kalau sampai rencana bodohmu ini gagal, aku akan menyiksamu, Paul!” ancam Alfred sembari tangannya sibuk berganti pakaian.

Sekarang mereka sudah berada di lobi hotel. Paul meninggalkan Alfreed sebentar, lalu kembali bersama seorang perempuan berkulit eksotis yang matanya terlihat sembab.

“Perkenalkan Luisa, ini Alfreed, sepupuku,” ucap Paul yang tentu membuat Alfreed mendelik sempurna.

‘Sialan! Sejak kapan aku menjadi sepupumu, Paul?!!’ batin Alfreed kesal.

Berbanding terbalik dengan wajah ketat Alfreed, Luisa justru tampak terkejut dengan pria yang dikenalkan Paul.

‘Benarkah pria ini Alfreed yang sama?’

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    45. Menjadi Perawat Tuan Muda Jose

    Jose dan Luisa sudah tiba di rumah sakit Santa Antoinette sekarang. Mereka masuk ke ruang dokter yang biasa menangani sang pemimpin Kartel itu.“Sudah lama aku tidak melihatmu terluka, Tuan Muda,” ucap Dokter Miguel sembari meminta Jose naik ke ranjang periksa. Memang terakhir kali Jose terluka sudah setahun yang lalu saat paha kirinya tertancap belati dengan kedalaman lima belas centi. Dan yang menangani adalah dokter Miguel.Tersenyum tipis, pria bertato itu menurut. Begitu dia sudah duduk di ranjang , ditariknya dokter Miguel mendekat.“Tolong kau lebih-lebih ‘kan saja sakitku ini. Bisa ‘kan?” bisiknya.Ternyata Jose ingin mengajak dokter itu bekerja sama menipu Luisa dan jawaban sang dokter sudah pasti setuju. Mana mungkin dia berani melawan perintah pemimpin El Salvador.Dokter Miguel langsung membuka perban yang membalut luka Jose. Diperiksanya luka awal menyeluruh , kemudian baru mengecek luka yang satunya.“Sudah berapa lama luka ini, Tuan Muda?” tanya sang dokter dengan raut

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    44. Scott Ferdinand

    Scott Ferdinand, pria yang sudah memasuki usia lebih dari setengah abad itu berjalan keluar dari kantor Alfreed dengan langkah tegas. Paul yang melihat ekspresi Tuan besarnya merinding seketika. Tak pernah dia melihat wajah semenakutkan itu dari Kakek Scott sebelumnya. "Booking dua pesawat airline. Aku akan berangkat malam ini juga.”Menganga Paul di tempatnya. Menyewa satu pesawat saja sudah membuatnya heran plus bertanya-tanya, tapi ini dua sekaligus yang tentu bisa memuat ratusan orang di dalamnya."B-baik, Tuan." Membungkukkan badan, Paul menyanggupi. Kendati dalam hati dia sangat menyayangkan betapa bodoh perbuatan tuan besarnya itu. 'Bukankah memakai jet pribadi saja sudah cukup untuk mengunjungi Tuan Alfred?!' begitu pikiran Paul yang polos.Tidak tahu saja dia bahwa sore itu Kakek Scott menghubungi orang-orang yang sampai detik ini masih menyimpan kesetiaan penuh terhadapnya. Scott Ferdinand sesungguhnya adalah mantan pemimpin kelompok yang sama besarnya dengan Kartel El S

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    43. Kakek Scott Mengetahui Kabar Alfreed

    “Siapa? Kenapa tidak kau angkat?”Melihat Paul yang hampir menjatuhkan ponselnya lalu menatap layar dengan raut khawatir, membuat Selena jadi ingin tahu.“Maaf, Selena, aku harus pergi sekarang.” Baru selangkah Paul berjalan, wanita itu memanggil.“Tunggu, Paul. Kau mau meninggalkan aku lagi?” Menoleh Paul padanya. “Lagi?”‘Apa-apaan dia ini? Memangnya kami kembali bersama?’ Heran Paul dengan pertanyaan Selena.“Iya ... Ini kedua kalinya kau meninggalkan aku.” Kembali berkaca-kaca mata Selena. Kalau urusan menangis, dia memang jagonya.“Aku harus buru-buru, Selena. Tidak ada waktu lagi. Sudah, ya.” Dibandingkan dengan air mata Selena, bayangan wajah kakek Scott jauh lebih membuat Paul khawatir.Bergegas dia meninggalkan wanita itu bersama tiga orang pengawal lainnya. Mereka langsung menuju pesawat yang saat itu juga membawa keempatnya pulang ke Washington DC.Dan disini ‘lah Paul sekarang, berkutat di kantor dengan pengurusan kompensasi yang akan dia transfer ‘kan langsung ke keluarg

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    42. Cinta Pertama Paul

    Paul menoleh kanan dan kiri, wajahnya panik. Tapi setelah memastikan kekhawatirannya tidak terbukti, dia baru kembali menatap wanita yang memanggilnya tadi.“Mau apa kau datang ke sini?”Wajar Paul panik sebab dia mengira wanita itu datang bersama komplotannya.“Paul ... Kasar sekali kau ini. Baru juga kita bertemu setelah sekian lama.” Ternyata wanita itu adalah Selena, adik tiri Luisa.“Tidak usah banyak basa-basi Selena, aku yakin kau pasti sudah tahu semuanya.” Mengingat bahwa mantan pacarnya itulah yang dulu hendak menjual Luisa, Paul tak mungkin bersikap baik terhadapnya.Tersenyum wanita licik itu. “Ya, aku tahu. Dan aku tak menyangka kalau gadis sialan itu sangat beruntung bisa menjadi pacar bosmu.”‘Pacar? Oh, jadi dia pikir Nona Luisa pacaran dengan Tuan Alfreed,’ batin Paul.“Tapi jangan harap kalian bisa mengambil dia dari Tuan Muda Jose. Itu tidak mungkin,” lanjut Selena.“Bukan urusanmu.” Malas melanjutkan obrolan dengan Selena, Paul melanjutkan langkahnya meninggalkan

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    41. Luisa Tertipu

    Keadaan sudah berbalik sekarang. Yang semula benci, menjadi khawatir. Begitu lah Luisa, terlalu mudah percaya dengan apa yang dilihat oleh matanya. Namun hal itu pula yang menjadi kunci Jose untuk kembali menarik simpati wanita itu.“Asal kau janji tidak meninggalkanku. Aku baru mau.”Tak kunjung mendapat jawaban, Jose melempar senyuman getir pada Luisa.“Aku sudah tahu jawabanmu, Lu. Kau memang tidak peduli padaku.” Berbalik dia membelakangi Luisa.Sesungguhnya memainkan peran bodoh seperti ini, bukan tipe Jose sama sekali. Tapi setelah dia pikir-pikir, patut dicoba juga agar dia bisa kembali merebut hati Luisa.Teramat pahamnya Jose dengan kelembutan hati Lulu kecilnya itu, membuatnya sanggup melakukan hal konyol. Jose ingin Luisa menyerahkan dirinya secara ikhlas tanpa tekanan. “Aku sudah janji akan merawatmu hingga sembuh. Apa lagi yang kau mau? Katakan, aku akan melakukannya. Tapi kita harus ke rumah sakit lebih dulu.” Luisa tak mau menambah janjinya lagi. “Aku tahu kau menjanj

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    40. Lengan Kanan Jose Diamputasi?

    Melangkah keluar dari rumah sakit menuju mobil, air mata Luisa tak henti menetes. Dia kuatkan dirinya untuk tegar menghadapi kenyataan ini, padahal sesungguhnya dia sangat sedih. Bagaimana mungkin ada seorang istri yang tega meninggalkan suaminya yg sedang dalam keadaan kritis?Tapi ini ‘lah kenyataannya. Demi mendapatkan kesempatan hidup untuk Alfreed yang hanya fifty-fifty, Luisa nekat menggadaikan dirinya sebagai pertukaran.‘Kumohon, cepat ‘lah sadar ... Kau harus sembuh! Kau benar-benar harus sembuh! Jangan sia-siakan pengorbananku.’ Masih menetes air mata Luisa sekalipun dia sudah berada di dalam mobil yang langsung dikemudikan oleh Andres.“Jangan sampai Tuan Muda melihat wajahmu yang basah.” Andres menyodorkan tissue yang ada di mobil pada Luisa.Tak menjawab tapi wanita itu menariknya beberapa. Dia keringkan pipinya yang terasa dingin karena air mata.“Tuan Muda tidak pernah punya kekasih dan dia juga tidak pernah menuruti perkataan siapapun kecuali Tuan Besar. Kau satu sat

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    39. Ancaman Jose

    "Dokter, bagaimana keadaannya?" Menggeleng, dokter itu membuka maskernya. "Meskipun pelurunya sudah berhasil dikeluarkan, tapi kondisi pasien saat ini ....” Dokter kembali menggeleng. “Dokter! Katakan dengan benar, dokter!” Segala kemungkinan terburuk sudah memenuhi kepala Luisa. Tanpa sadar dia meremas kemeja putih sang dokter. “Dia masih kritis. Terlalu banyak darah yang keluar dengan jeda waktu yang lumayan lama. Tapi sungguh keajaiban dia masih bernyawa sampai saat ini,” lanjut dokter itu. Tak sanggup Luisa mendengar kenyataan itu. Kedua kakinya seketika terasa lemas hingga dia terduduk di lantai. Entah ini kabar baik atau buruk, yang pasti matanya sudah panas ingin menumpahkan buliran-buliran yang sejak tadi sudah mulai berproduksi di bawa kornea matanya. Satu sisi Luisa senang Alfred berhasil selamat, tapi sisi lain keselamatannya itu belum benar-benar bisa dipastikan. 'Jangan menakutiku, Alfreed ... Kau harus sadar dan sehat kembali. Kumohon ....” "Nona,

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    38. Alfreed Meninggal?

    Jose tersenyum. Licik adalah hal yang pasti dia pelajari sejak menjadi Tuan Muda Chavez, penerus Santiago Chavez sang pendiri kartel El Salvador. Jadi tak mungkin dia luput menerapkan hal itu untuk Luisa.“Aku butuh jaminan atas janji yang kau tukarkan untuk nyawa si bangsat itu.”“Kau tidak percaya padaku?” Alis Luisa bertaut. Mana berani dia berbohong terang-terangan pada Jose, itu sama saja buhuh diri.“Setelah aku mengantarnya dan memastikan dia baik-baik saja, aku pasti akan kembali padamu, Jose. Sungguh!” lanjut Luisa dengan raut penuh keyakinan. Nyawa Alfreed adalah yang utama baginya sekarang.Jose menggeleng. “Aku tetep butuh jaminan.” ‘Persetan dengan nyawa si biadab itu, aku tidak peduli. Yang aku tahu kau harus jadi milikku, Lu. Jangan salahkan aku bersikap seperti ini sebab kau yang sudah lebih dulu mengingkari janji kita! Kau berani menikahinya padahal dulu kau bilang mau menikah denganku!’ Jose merapatkan rahangnya setiap kali ingat dengan Alfreed, si perusak kisah cin

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    37. Menyelamatkan Alfreed Memohon Pada Jose

    Rupanya Luisa kembali ke Mansion Acapulco. Tidak mungkin dia akan membiarkan Alfreed mati begitu saja. Tidak!Kalaupun harus mati, dia nekat untuk ikut mati bersamanya.Luisa sadar kalau kedatangan Alfreed menjemputnya adalah taruhan nyawa. Maka dari itu tidak akan dia sia-siakan nyawa suaminya melayang tanpa ada pengorbanan apapun darinya."Stop!" teriak Luisa dengan air mata makin banyak berjatuhan."Stop menyakitinya, kalian sangat tidak punya hati nurani!" Luisa memeluk tubuh Alfreed yang tak sadarkan diri di lantai. Makin histeris tangisnya saat seluruh tubuh Alfreed dirantai dengan sebuah besi besar yang entah berapa kilo terikat bersama tubuh pria itu. Sepertinya mereka hendak membuang Alfreed ke laut, memberinya beban berat agar pria itu tak bisa keluar ke permukaan dan menjadi santapan hewan laut dalam. "Andres ... Kumohon, kau yang memegang kendali, bukan? Tolong, selamatkan dia." Memohon, Luisa memandang Andres yang merupakan tangan kanan Jose. Tapi pria itu bak patung

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status